Disusun oleh :
NAMA
: HENKY ANDYKA S
NIM
: 201301101
2
DENGAN INDIKASI PANGGUL SEMPIT
I.
PENGERTIAN
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam rahim.
II.
Kekurangan
Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
spontan
SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim)
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah
rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
3
Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan
Kekurangan :
Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
b.
2.
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sayatan memanjang ( longitudinal )
2. Sayatan melintang ( Transversal )
3. Sayatan huruf T ( T insicion )
III.
INDIKASI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal
( Dystasia )
Fetal distress
Plasenta previa
Kalainan letak
Hydrocephalus
Panggul sempit
Problema plasenta
IV.
KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
1.
2.
3.
5
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Reproduksi
No
1.
Uterus
Waktu
Segera
TFU
Konsistensi After pain
setelah Pertengahan simpisis
Terjadi
lahir
dan umbilikus
Lembut
lahir
12 jam setelah 1 cm di atas pusat
lahir
3.
4.
setelah 2 hari
Turun 1 cm/hari
Berkurang
Kontraksi
Lochea
Komposisi
Jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahap
a. Rubra (merah) : 1-3 hari.
b. Serosa (pink kecoklatan)
c. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu tidak
menyusui akan kembali ke siklus normal.
Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi pada bulan
ke-3 atau lebih.
Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin
tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan.
Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur
internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak
hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal
dengan ovulasi.
Perineum
Episiotomi
Penyembuhan dalam 2 minggu.
Laserasi
7
TK I
Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus menstruasi.
Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun
sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada
minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler
-
Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada
awal post partum terjadi bradikardi.
Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 500 cc, sesaria : 600 800 cc.
Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa
kembali setelah 3 minggu post partum.
f. Sistem Gastrointestinal
-
8
-
g. Sistem Urinaria
-
Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.
h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
j. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
VI. PANGGUL SEMPIT
Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan
panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
1. Kesempitan pintu atas panggul
2. kesempitan bidang bawah panggul
3. kesempitan pintu bawah panggul
4. kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Kesempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau
kalau diameter transversa kurang dari 12 cm
Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang 9 cm dan kadangkadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari
10cm dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran
ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa sempit.
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai
berikut :
9
1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
a. Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil
b. Panggul picak
belakang
d. Panggul corong
e. Panggul belah
: symphyse terbuk
Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus atau
gangguan peredaran darah
Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung
Perut yang menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul
sempit
Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran
bayi pukul rata.
10
2.
Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :
a. Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter
bitemporalis yang lebih kecil dari diameter biparietalis dapat melalui
conjugata vera yang sempit itu.
Asynclitismus sering juga terjadi, yang diterapkan dengan knopfloch
mechanismus (mekanisme lobang kancing)
b. Pada oang sempit kepala anak mengadakan hyperflexi supaya ukuranukuran kepala belakang yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya
c. Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belang
(positio occypitalis directa) pada pintu atas panggul.
-
Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha
mengatasi rintangan yang ditimbulkan oleh panggul sempit
Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul
sempit dapat terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja
membahayakan ibu tapi juga dapat menyebabkan kematian anak didalam
rahim.
Kadang-kadang karena infeksi dapat terjadi tympania uteri atau physometra.
11
Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri didaerah
symphyse dan tidak dapat mengangkat tungkainya.
-
Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf
didalam rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N.
Peroneus.
3.
Bentuk panggul
His
12
Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan
sebelum persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu
ukuran ukuran tersebut sering menjadi dasar untuk meramalkan jalannya
persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir
dengan selamat per vaginam kalau CV kurang dari 8 cm.
Sebaliknya kalau CV 8 cm atau lebih persalinan pervaginam dapat
diharapkan berlangsung selamat.
Karena itu kalau CV < 8 cm dilakukan SC primer ( panggul demikuan
disebut panggul sempit absolut )
Sebaliknya pada CV antara 8,5-10 cm hasil persalinan tergantung pada
banyak faktor :
1. Riwayat persalinan yang lampau
2. besarnya presentasi dan posisi anak
3. pecahnya ketuban sebelum waktunya memburuknya prognosa
4. his
5. lancarnya pembukaan
6. infeksi intra partum
7. bentuk panggul dan derajat kesempitan
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan
CV antara 8 - 10cm (sering disebut panggul sempit relatip) maka pada
panggul sedemikian dilakukan persalinan percobaan.
Persalinan percobaan
Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam
pada wanita wanita dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan
dilakukan hanya pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak
sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya.
Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir
setelah kita mendapatkan keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung
per vaginam atau setelah anak lahir per vaginam.
13
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara
spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu
dalam keadaan baik.
Kita menghentikan presalianan percobaan kalau:
1. pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya
-
Forcepe gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan
atas indikasi tersebut dalam golongan 2 (dua) maka pada persalinan berikutnya
tidak ada gunanya dilakukan persalinan percobaan lagi
Dalam istilah inggris ada 2 macam persalinan percobaan :
1. Trial of labor : serupa dengan persalinan percobaan yang diterngkan diatas
2. test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor karena
test of labor mulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya.
Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun
sampai H III maka test of labor dikatakan berhasil.
Sekarang test of labor jarang dilakukan lagi karena:
1. Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan
panggul sempit
2. kematian anak terlalu tinggo dengan percobaan tersebut
kesempitan bidang tengah panggul
bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae
ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4 dan
ke 5
Ukuran yang terpenting dari bidang ini adalah :
1. Diameter transversa ( diameter antar spina )
10 cm
11 cm
14
3. diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan
sacral 4 dan 5
5 cm
Prognosa
Kesempitan bidang
Terapi
Kalau persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka
baiknya dipergunakan ekstraktor vacum, karena ekstraksi dengan forceps
memperkecil ruangan jalan lahir.
Kesempitan pintu bawah panggul:
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum sebagai
dasar bersamaan
Ukuran ukuran yang penting ialah :
1. Diameter transversa (diameter antar tuberum )
11 cm
7 cm
15
pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis
ischii 8 atau kurang
kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis meruncing maka
besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu
bawah panggul.
Menurut thomas dustacia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar tuberum
dan diameter sagitalis posterior < 15 cm ( normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm )
Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga sempit.
Kesempitan pintu bawah panggul dapat menyebabkan gangguan putaran paksi.
Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita melakukan SC bisanya
dapat diselesaikan dengan forcepe dan dengan episiotomy yang cukup luas.
VII.
Pengkajian
1.
Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau
stasis vaskuler ( peningkatan resiko pembentukan thrombus )
2.
integritas ego
perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple seperti
financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat,
peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis
3.
Makanan / cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan
puasa
pra
operasi
Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/ batuk, merokok
5.
Keamanan
Riwayat
malignan/ reaksi anestesi
keluarga,
tentang
hipertermia
16
VIII.
Pathways
IX.
Proritas Keperawatan
Mencegah komplikasi
17
X. Diagnosa Keperawatan
XI.
Intervensi
DP
Tujuan
Ansietas b.d Ansietas
Intervensi
berkurang -
pengalaman
diberikan
setelah
pembedahan perawatan
dan
Rasional
-
dengan
diri
pada
supaya
tidak dapat -
pasien
menumbuhkan
pasien
rasa
tenang,
tidak
cemas
merasa nyaman
diperkirakan Tidak
menunjukkan
serta
Yakinkan
bahwa
membicarakan
pembedahan
pembedahan
merupakan
kepercayaan
pada perawat.
jalan
ditempuh
menyelamatkan
untuk
dilakukan
pembedahan
Resti infeksi
yang
sama
b.d
destruksi
pertahanan
Nutrisi
adekuat
tidak
terjadi
adekuat
yang
akan
menghasilkan
terhadap
Infeksi
daua
bakteri
Berikan
untuk
kriteria hasil :
penkes
tubuh
yang optimal
menjaga adanya
18
-
kebersihan
Menunjukkan
Nyeri
b.d
flatus
kondisi
serta
luka,
partisipasi dari
tanda-tanda
pasien,
maka
kesembuhan
kategori infeksi
luka
luka
dapat
lebih
mudah
terwujud
akut
normal
insisi, -
mobilitas
memiliki
demam
lakukan
pengkajian
managemen
nyeri
yang berbeda
setelah perawatan 1x 24
nyeri
akibat
monitoring keadaan -
nyeri
berkurang
sudah
luka
post operasi
insisi
nyeri / mengatakan
nyeri
luka
post Antisipasi
nyeri
akibat
luka
operasi
-
post operasi
ajarkan
mobilitas -
yang
Mobilitas
dapat
memungkinkan
merangsang
peristaltik usus
sehingga
mempercepat
Resti
flatus
perubahan
nutrisi
b.d
peningkatan
Memberi
kebutuhan
kesempatan
tubuh untuk
untuk
penyembuh
mengobservasi
an
penyimpangan
19
luka,penuru
Mendemontrasikan berat
nan
badan
masukan
selama perawatan
dan
(sekunder
tiap
mempengaruhi
stabil
kaji
atau
status
secara
nutrisi
continue
hari,
dari
norma/
dasar
pasien
perhatikan tingkat
pilihan
mual,
energi,
intervensi
muntah
kulit,
kondisi,
kuku, -
rambut,
rongga Trasnsisi
mulut
pemberian
makan
tekankan pentingnya
lebih disukai
trasnsisi
pada -
oral
oral
dengan
tepat
perlu
bantuan untuk
menghadapi
masalah
beri
waktu
mengunyah,
kelelahan,
menelan,
beri
sosialisasi
dan
bantuan
makan
sesuai
dengan
indikasi
anoreksia,
kelemahan otot
20
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L. J, 2001, Diagnosa keperawatan, Jakarta : EGC
Doengoes,
E,
2000,
Rencana
Askep
pedoman
untuk
perencanaan
dan