PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA PENDERITA
ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
Di Ruang Asoka RSUD Dr.Harjono Ponorogo
Oleh :
NUR CHASANAH
NIM 16612903
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA PENDERITA
ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
PROPOSAL
Diajukan kepada Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu
kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Riset Keperawatan
Oleh :
NUR CHASANAH
NIM 16612903
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Commented [A1]: tambahkan kata proposal
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
penyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.
Nur Chasanah
NIM.16612903
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing II
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Proposal di
Progam Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Tim Penguji
Tanda Tangan
Ketua : .....................
Anggota : 1. ......................
2. ......................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
v
NIDN. 0715127903
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan Commented [A2]: proposal. cek kembali satu2
judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa Penderita Asma Bronkial dengan
Ilmiah ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
1. Allah Swt yang telah memberikan Rahmat, Hidayah, serta Ridho-Nya yang
2. Kedua orang tua saya yang telah melahirkan saya ke dunia dan membesarkanku
pamrih. Terimakasih atas kesabaran bapak dan ibu yang selalu mendoakan
penulis.
4. Hery Ernawati, S.Kep, Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, saran, kritik, waktu, tenaga, dan keyakinan, serta
vi
selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga penulis dapat menyusun
kemudahan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan studi kasus ini dengan baik.
Muhammadiyah Ponorogo.
kepada penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu atas bantuan
vii
Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Peneliti,
Nur Chasanah
NIM. 16612903
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.9 Komplikasi ........................................................................... 22
2.1.10 Pengobatan Asma Bronkial ................................................ 23
2.1.11 Pathway Asma Bronkial ..................................................... 25
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan asma Bronkial................................. 27
2.2.1 Pengkajian ............................................................................ 27
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................... 36
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................. 37
2.2.4 Implementasi ........................................................................ 40
2.2.5 Evaluasi ................................................................................ 40
2.3 konsep ketidakefektifan bersihan jalan nafas ................................ 40
2.3.1 Definisi ................................................................................. 40
2.3.2 Tujuan ................................................................................... 41
2.3.3 Batasan Karakteristik ............................................................ 41
2.3.4 Kriteria Hasil ........................................................................ 42
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................
3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 43
3.2 Teknik Penulisan ............................................................................ 44
3.3 Waktu dan Tempat.......................................................................... 44
3.4 Alur Kerja (Frame Work) ............................................................... 45
3.5 Etika Penelitian ............................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................. 50
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Derajat Asma.................................................................................... 12
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Inform consent ............................................................................. 50 Commented [A3]: cek kembali semua istilah asing cetak
miring
Lampiran 2. Penjelasan untuk mengikuti penelitian ........................................ 51
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang
umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat
fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu
aktivitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat
kanak dan kemudian menghilang selama 20-30 tahun, sisanya memang belum
pernah mengidap asma sebelumnya. Penyakit ini mungkin dipicu oleh alergen baru,
seperti bahan-bahan yang mengiritasi karena anda mempunyai pekerjaan baru atau
hewan peliharaan baru. Beberapa obat, seperti penghalang beta dan aspirin, dapat
memicu asma. Selain itu, infeksi dada dan stress juga dapat menginduksi
munculnya asma pada orang dewasa. gejala asma semakin memburuk pada 4 dari
10 wanita mulai hari ke-7 hingga ke-10 menjelang menstruasi (Barbara Rowlands,
2011).
1
2
saat ini jumlah pasien asma di dunia mencapai 334 juta orang. Diperkirakan
angka ini akan terus mengalami peningkatan sebanyak 400 juta orang pada
tahun 2025 dan terdapat 250 ribu kematian akibat asma termasuk anak-anak
(NHCS) tahun 2016 prevalensi asma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras
berturut-turut adalah 7,4% pada dewasa, 8,6% pada anak-anak, 6,3% pada laki-
laki, 9,0% pada perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan 9,9% ras kulit hitam.
sebagian sebanyak 35%, hanya 10% yang menggunakan inhalasi steroid untuk
68%.
sistem Informasi Surveilans PTM menurut jenis kelamin adalah 18.748, dengan
dengan penyakit asma menurut kelompok umur paling banyak pada kelompok
umur 35-59 tahun sebesar 7.694 (KEMENKES RI, 2017). Sedangkan menurut
Provinsi Jawa Timur sebanyak 1.250, kasus asma paling banyak di Provinsi
Jawa Tengah, yaitu 2.998 (KEMENKES RI, 2017). Menurut Riskesdas tahun
2018 angka kejadian Asma di Indonesia sebanyak 2,4 % dan di Jawa Timur
sebanyak 2,5%. Data pasien penderita Asma di ruang Asoka RSUD Dr. Harjono
2
2
3
Ponorogo pada tahun 2017 sebanyak 27 orang, sedangkan jumlah pasien asma
sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan-serangan sesak nafas
yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir
selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat
setelah menderita suatu infeksi virus, olahraga atau selalu terpapar oleh allergen
maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya
gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan nafas
yang berbunyi (wheezing, mengi, atau bengek), batuk dan sesak nafas. Kadang-
terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang
dirasakan oleh penderita (Hetti R.A, 2009). Penyakit asma dapat menimbulkan
masalah pada jalan nafas dan mengganggu aktivitas sehari-hari, seseorang akan
nafas, frekuensi nafas cepat, mudah lelah dan sulit untuk bernafas. Penderita
asma bronkial akan mengalami batuk dan mengi, kesulitan menarik nafas yang
menyebabkan dada seperti tertekan, serta nafas yang berbunyi. Sehingga pada
ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (Resti, 2014). Selain itu akan berdampak
suara nafas tambahan mengi pada saat bernafas. Dahak yang timbul pada jalan
3
4
nafas apabila tidak segera dikeluarkan juga akan menimbulkan komplikasi yang
Oleh karena itu, bagi penderita asma bronkial harus hati-hati terhadap faktor
pemicu yang bisa menyebabkan asma. Olahraga juga bisa memicu timbulnya
melakukan aktivitas secara normal. Karena asma bisa terjadi secara tiba-tiba,
terutama bagi penderita asma pada orang dewasa hanya boleh melakukan
pekerjaan berat, asap-asap polutan, asap rokok, bulu binatang dan debu yang
jalan nafas menurut Nugroho (2011) yaitu dengan batuk efektif yang
merupakan satu upaya untuk mengeluarkan dahak dan menjaga paru-paru agar
tetap bersih. Batuk efektif dapat diberikan pada pasien dengan cara diberikan
posisi senyaman mungkin pada pasien, agar pengeluaran dahak dapat encer.
Batuk efektif yang baik dan benar dapat mempercepat pengeluaran dahak pada
4
5
secara maksimal dengan teknik yang benar (Yunus, 2009). Menurut hasil
penelitian Agung (2011) Latihan batuk efektif dalam pengeluaran dahak untuk
bersihan jalan nafas terdapat pengaruh yang signifikan atau bermakna sebelum
dan sesudah perlakuan batuk efektif pada pasien. Tindakan inilah yang
nafas.
5
6
1. Bagi Institusi
2. Bagi Peneliti
bronkial.
1. Bagi Perawat
bronkial.
6
7
2. Bagi Pasien
3. Bagi Keluarga
baik.
Diharapkan study kasus ini dapat dikaji lagi dengan melakukan asuhan
7
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak napas, dada
terasa berat, dan batuk-batuk terutama menjelang dini hari (Hetti R A, 2009: 35).
Asma bronkial adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran
yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas
dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya
bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat fluktuatif
(hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktivitas tetapi
dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan
disebabkan oleh reaksi hiperesponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils,
whezzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi
secara episodik berulang (Brunner and Suddarth, 2011). Asma bronkial adalah
suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
8
9
2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini, etiologi asma belum diketahui dengan pasti. Namun suatu
hal yang sering kali terjadi pada semua penderita asma adalah fenomena
imunologi maupun non imunologi. Karena sifat tersebut, maka serangan asma
mudah terjadi akibat berbagai rangsang baik fisik, metabolisme, kimia, allergen,
infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering menimbulkan asma perlu
2008: 45) :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur, dan tepung sari rerumputan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
9
10
Merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh allergen ( misalnya bulu
binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain). Alergen yang
(air borne) dan alergen yang muncul secara musiman (seasonal). Pasien
Serangan asma idiopatik atau nonalergik dapat menjadi lebih berat dan
dan emfisema. Pada beberapa pasien, asma jenis ini dapat berkembang
menjadi asma campuran. Bentuk asma ini dimulai pada saat dewasa (> 35
tahun).
10
11
11
11
C. Asma Campuran (mixed asthma)
dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau nonalergik.
4 tahun, 5-11 tahun dan > 12 tahun – dewasa. letak perbedaannya adalah
(Masriadi, 2016) :
1. kategori umur 0-4 tahun, fungsi paru tidak menjadi parameter gangguan.
Hal ini karena pada anak-anak di bawah 4 tahun masih sulit untuk
setahun
11
12
11
11
4. Mengi tidak ada atau mengi ringan (arus puncak respirasi) kurang
dari 80%.
12
13
Keterangan : jika terdapat skor 4 atau lebih, maka pasien diperkirakan mengalami
asma berat. Selanjutnya pasien harus diobservasi untuk menentukan ada tidaknya
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain : mengi / wheezing, sesak
nafas, dada terasa tertekan atau sesak, batuk produktif, pilek, nyeri dada, takikardi,
retraksi otot dada, nafas cuping hidung, takipnea, kelelahan, lemah, anoreksia,
2.1.5 Patofisiologi
imunoglubulin E (IgE). IgE selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel
mast, kemudian sel mast tersensitasi. Sel mast tersensitasi akan mengalami
mukus dan kontraksi otot polos bronkiolus. Hal ini akan menyebabkan proliferasi
akibat terjadinya sumbatan dan daya konsulidasi pada jalan nafas sehingga proses
peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan hiperventilasi,
yang akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik dan penurunan CO2 dalam
13
14
11
11
ini dapat menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam
konsentrasi O2 dalam alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi, dan akan
A. Faktor Predisposisi :
1. Allergen
Allergen adalah zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan dapat
3. Tekanan jiwa
14
15
11
11
asma terutama pada orang yang agak labil kepribadiannya. Hal ini lebih
bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebih. Lari cepat
induced asma) terjadi setelah olahraga atau aktifitas fisik yang cukup
5. Obat-obatan
Beberapa klien dengan asma bronkial sensitive atau alergi terhadap obat
6. Polusi udara
Klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik atau
7. Lingkungan kerja
B. Faktor predisposisi
1. Genetik
15
16
11
11
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
2.1.7 Penatalaksanaan
manifestasi klinis dari penyakit untuk waktu yang lama, meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
Penanganan asma :
dan oral.
inhalasi.
16
17
11
11
e. Inhibitor sel mast, contoh obat : natrium kromalin , diberikan melalui inhalasi
batuk efektif untuk meningkatkan bersihan jalan nafas, perkusi dan postural
drainage dilakukan hanya pada pasien dengan produksi sputum yang banyak.
a. Jangan panik dan tenangkan diri anda dan penderita diri asma tersebut sampai
benar-benar rileks.
b. Bawa penderita ke tempat yang nyaman dengan udara yang bersih serta
sirkulasinya baik. Hindari penderita dari allergen yang mungkin memicu asma.
f. Jika serangan asma berhenti dalam 5-10 menit, sarankan agar penderita untuk
g. Hubungi dokter jika serangan asma tersebut adalah serangan yang pertama kali
dialami.
h. Jika inhaler tidak berfungsi dan serangan asma tidak berhenti dalam 5-10 menit,
17
18
11
11
Penatalaksanaan medis :
(Allupent).
IV 5-6 mg/ kg BB
18
19
11
11
a. Pemeriksaan sputum
kristal eosinopil
plug.
b. Pemeriksaan darah
1. Analisa gas darah pada umunya normal akan tetapi dapat pula
serangan.
19
20
11
11
Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Radiologi
berikut :
akan bertambah
pada paru
20
21
11
11
c. Elektrokardiografi
d. Spirometri
21
22
11
11
e. Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis
b. Disodium Cromolyn
c. Ketotifen
d. Tranilast
22
23
11
11
2.1.9 Komplikasi
(Sunarti, 2011).
2.1.10 Pengobatan
Pengobatan asma dilakukan dengan dua cara. Pertama, terapi non obat yang
dapat dilakukan dengan cara menghindari pemicu atau terapi dengan nafas
menjadi 2 , yaitu untuk penggunaan jangka panjang dan obat asma untuk
aksi panjang dan metil xantin (teofiln) untuk mengatasi gejala asma pada
malam hari (gejala natural , treolin dan nedokronil sebagai anti inflamasi ,
23
24
11
11
bronkolidator (salbutamol, terbula, dan ipratropium). Pengobatan jangka
panjang dan pendek dapat digunakan obat obat sitematik. Pada dasarnya
rutin atau pengontrolan asma dan pengobatan saat serangan sebagai pelega
nafas.
a. Pengobatan rutin
Obat jenis ini harus digunakan setiap hari untuk mencegah kambuhnya asma
Obat jenis ini harus sering digunakan bila timbul tanda tanda serangan ,
seperti batuk , sesak , rasa berat di dada , atau penurunan fungsi paru.
Pengobatan jenis ini dapat mencegah timbulnya serangan asma yang berat.
oksidan dan anti radang , vitamin E yang kita konsumsi sebagai anti oksida
24
25
2.1.11 Pathway
Faktor pencetus :
Alergen, Stres , Antigen yang Mengeluarkan Edema mukosa,
Cuaca, aktivitas terikat Ige pada mediator: Permiabilitas sekresi produktid,
yang berlebih, permukaan sel histmine, platelet, kapiler meningkat kontraksi otot
lingkungan kerja, mast atau basofil bradikinin polos meningkat
obat-obatan.
Konsentrasi O2
Spasme otot polos dalam darah
menurun
sekresi kelenjar
bronkus
hiperkapnie Gelisah ansietas
Penyempitan / hipoksemia
obstruksi
proksimal dari
bronkus pada
tahap ekspirasi
dan inspirasi
25
25
26
11
11
1. Mukus
berlebih Tekanan partial Gangguan Suplai darah dan
2. Batuk oksigen dialveoli pertukaran gas O2 ke jantung
3. Wheezing menurun berkurang
4. sesak nafas
Suplai O2
Kejaringan Perfusi jaringan
Penurunan cardiac
menurun perifer
output
Intoleransi
Retensi O2 Asidosis aktivitas
Nafsu makan respiratorik
menurun Ketidakefektifan
pola nafas
26
27
proses keperawatan yang siklis dan dinamis, berpusat pada klien, berfokus
2.2.1 Pengkajian
pengumpulan data yang akurat dan lengkap (Konzier, Berman, & Synder,
2011).
1. Identitas klien
a. Usia : asma bronkial dapat menyerang segala usia, tetapi lebih sering
dijumpai pada usia dini. Separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun
b. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan di usia dini sebesar 2:1 yang
(Somantri, 2009)
27
28
11
11
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa timbul pada pasien yang mengalami asma
(Somantri, 2009)
Riwayat penyakit sekarang yang biasa timbul pada pasien asma bronkial
jarang menimpa non perokok. Pengobatan saat ini, alergi dan tempat
tinggal.
28
29
11
11
Anamnesis harus mencakup hal-hal :
(Somantri, 2009).
e. Riwayat Psikososial
2008).
c. Pola komunikasi
29
30
11
11
d. Pola interaksi
a. Pola Nutrisi
b. Eleminasi
buang air besar, kebiasaan menahan buang air kecil dan buang air
c. Istirahat
berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat
30
31
11
1
e. Aktivitas
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pada pasien asma yaitu compos mentis, terlihat pucat,
Simetris, tidak ada nyeri tekan, warna rambut hitam atau putih, tidak
d. Pemeriksaan telinga
Simestris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada serumen atau
tidak.
31
32
11
11
e. Pemeriksaan mata
f. Pemeriksaan Hidung
ada nyeri tekan, pada pasien asma biasanya terdapat cuping hidung.
Mukosa bibir lembab, pada penderita asma biasanya tidak ada nyeri
h. Pemeriksaan leher
Simetris, ada pembesaran vena jugularis atau tidak, ada nyeri tekan
Ketiak tumbuh rambut atau tidak, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
payudara simetris.
j. Pemeriksaan thoraks
1. Pemeriksaan Paru
a. Inspeksi
32
33
11
11
b. Palpasi
c. Perkusi
Mayer, 2012)
d. Auskultasi
2. Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi :
atau membuncit atau datar saja, tepi perut menonjol atau tidak,
33
34
33
11
2. Auskultasi 11
1
Mendengar suara peristaltik usus, normal berkisar 5-35 kali per
operasi).
3. Palpasi
dengan telapak tangan dan jari kanan dimulai dari kuadran kanan
34
35
11
11
1. Malnutrisi
4. Perkusi
l. Pemeriksaan integumen
Adanya nyeri tekan atau tidak, struktur kulit halus, warna kulit sawo
m. Pemeriksaan ekstermitas
2. Nyeri
3. Pergerakan
4. Odema, fraktur.
(Bintari, R, 2017)
35
36
11
11
2.2.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase ini,
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien asma menurut NANDA 2015
berlebihan,
dinding dada
36
37
memebersihkan sekresi atau obstruksi dari 2. Respiratory status : airway 1. Pastikan kebutuhan oral /
1. Tidak ada batuk suara nafas yang bersih, tidak ada 3. Minta klien nafas dalam
2. Suara nafas tambahan sianosis dan dispnea (mampu sebelum suction dilakukan
4. Perubahan irama nafas bernafas dengan mudah, tidak ada menggunakan nasal
37
38
11
11
7. Batuk yang tidak efektif irama nafas, frekuensi pernafasan Airway managemen
8. Gelisah dalam rentang normal, tidak ada 6. Buka jalan nafas, gunakan
6. Mokus dalam jumlah berlebihan 11. Gunakan alat yang steril setiap
38
39
11
11
Obstruksi jalan nafas : 13. Lakukan fisioterapi dada jika
3. Materi asing dalam jalan nafas 15. Atur intake untuk cairan
Fisiologis :
2. Asma
5. Infeksi
6. Disfungsia neuromuskular
39
40
2.2.4 Implementasi
masalah. Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan yang
2.2.5 Evaluasi
menilai sejauh mana masalah dapat di atasi. Disamping itu, perawat juga
ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat
2.3.1 Definisi
mengeluarkan sekret dari jalan nafas. Tanda dan gejala minor yang mungkin
40
41
11
11
2.3.2 Tujuan
d. Dispnea
g. Gelisah
A. Lingkungan :
Spasme jalan nafas, Mokus dalam jumlah berlebihan, Eksudat dalam jalan
alveoli, materi asing dalam jalan nafas, Adanya jalan nafas buatan, sekresi
41
42
11
11
C. Fisiologis
Jalan nafas alergik, Asma, Penyakit paru obstruktif kronik, Hiperplasi dinding
a. Mendemonstrasikan batuk efektif suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
42
BAB 3
3.1 Metode
Meskipun jumlah subjek yang cenderung sedikit namun variabel yang diteliti
sangat luas. Oleh karena itu sangat penting mengetahui semua variable yang
Penelitian studi kasus harus bergantung pada keadaan kasus namun harus
Menurut Kadji (2016), studi kasus pada intinya adalah meneliti kehidupan
satu atau beberapa komunitas, organisasi atau perorangan yang dijadikan unit
Studi kasus ini peniliti mengambil judul Asuhan Keperawatan pada Pasien
43
44
43
44
44
11
11
3.2 Teknik Penulisan
daripada kesimpulan. Fenomena ini disajikan tanpa manipulasi dan tidak mencoba
menganalisis penyebab masalah terjadi, oleh karena itu tidak memerlukan hipotesis
1. Lokasi
2. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit dan selama
minimal 3 hari klien sudah keluar dari rumah sakit intervensi juga dapat
44
43
44
45
11
11
3.4 Alur Kerja (Frame Work)
Lokasi
Partisipant
Metode
Pengambilan data
Hasil
Gambar 3.1 : kerangka kerja (Frame Work) Asuhan Keperawatan pada pasien
44
43
44
46
11
11
3.5 Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku utnuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
yang meliputi :
peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada
44
43
44
47
11
11
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
44
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC.
Nusantara.
GINA (Global Initiative For Asthma). 2011. Pocket Guide For Asthma
Kekambuhan Asma Bronkial di Ruang Poli Paru RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
PONOROGO.
Hasdianah & Suprapto, I.S. 2016. Patologi dan Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Alfabeta.
Media.
44
43
48
44
49
11
11
Direktoral Jenderal Penyakit Tidak Menular. Diakses pada tanggal 23 oktober 2018
dari http://www.pusdatin.kemenkes.go.id/resource/downloads/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-informasi_Profil-Kesehatan-indonesia-2017.pdf.
Nugroho, T & Putri T.B (Eds). 2016. Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.
Pribadi, Aziz. 2011. Serangan Asma Berat Pada Asma Bronkhial. Jakarta : PPDS
44
43
44
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipant)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
keperawatan yang akan dilakukan oleh Nur Chasanah dalam Studi Kasus Asuhan
Harjono Ponorogo
keperawatan ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama pemberian asuhan
Saksi
Ponorogo, November 2018
Yang memberi Persetujuan
............................ ..................................................
Nur Chasanah
44
50
43
44
PENJELASAN UNTUK
1. Kami adalah mahasiswa yang berasal dari institusi / jurusan / program studi
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
yang diberikan.
44
43
5144
52
11
11
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
PENELITI
44
43
44