Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

Nama Anggota Kelompok :


1. Lusiana (A12019057)
2. Mahirda Nisfa Qothrunnada (A12019058)
3. Mayliana Putriningsih (A12019059)
4. Muhtadi Nur Muhammadi (A12019060)
5. Nanda Prastika Alviyanti (A12019061)
6. Neneng Setyowati (A12019062)
7. Nikmatun Aula (A12019063)
8. Niko Septiawan (A12019064)

KELAS B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi maka manusia harus dituntut untuk berkembang
dengan kemajuan teknologi saat ini.seseorang atau individu itu sendiri harus mampu
mengikuti perkembangan tersebut dengan kemampuan dan support system dalam
beradaptasi. Karena akan banyaknya timbul stressor yang berasal dari lingkungan luar
maupun dalam lingkup individu itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya stressor yang
dihadapi individu dalam masyarakat, seperti tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang
semakin kompleks, berdampak pada tingkat stress individu. Kondisi tersebut beresiko tinggi
menyebabkan gangguan fisik dan jiwa, sehingga dapat diprediksi angka kesakitan semakin
meningkat khususnya gangguan jiwa.Disinilah konsep – konsep keperawatan jiwa akan
disampaikan khususnya pada konsep modal sosial.
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam lingkungan atau
stresor yang mengakibatkan seseorang individu menciptakan perubahan yang adaptif baik
secara mandiri maupun bantuan perawat. Model konseptual keperawatan jiwa merupakan
upaya yang dilakukan baik oleh perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan
keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stresor yang
dialaminya (Videbeck, 2008 : 54).
Sedangkan model sosial itu sendiri adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut
dapat berakibat terhadap individu dan pengalaman individu dalam hidupnya. Menurut Szass
& Caplan dalam Stuart & Laraia (2005), budaya dapat berguna dalam mengartikan gangguan
jiwa, terapi dan memastikan masa depan pasien.
Masalah Ganguan jiwa pada individu bisa terjadi karena kehidupan sosial individu
tersebut di dalam masyarakat. Ganguan jiwa yang disebabkan faktor lingkungan sosial ini
seperti isolasi sosial. Dimana tindakan isolasi sosial ini akan membuat individu tersebut akan
menimbulkan masalah ganguan jiwa yang lebih kompleks yaitu halusinasi yang akan terjadi
oleh individu tersebut terhadap lingkungannya, keluarga, orang lain , bahkan dirinya sendiri.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, kami tertarik untuk membahas model konseptual
keperawatan jiwa secara lebih mendalam khususnya tentang model sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud model konseptual ?
2. Apa yang dimaksud model konseptual dalam keperawatan ?
3. Apa yang dimaksud model Supportive Therapy (Wermon, Rockland) ?
4. Apa yang dimaksud model Medikal (Meyer, Kraeplin) ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengetahui tentang model konseptual keperawatan jiwa dan aplikasi
penggunaan model konsep keperwatan jiwa.
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan model konseptual keperawatan jiwa
b. Mengidentifikasi model konseptual dalam keperawatan
c. Menjelaskan model Supportive Therapy (Wermon, Rockland)
d. Menjelaskan model Medikal (Meyer, Kraeplin)
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Model Konseptual Keperawatan Jiwa


1. Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang
fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan
diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek,
benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang
berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsepadalah rangkaian konstruksi yang
sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,
mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok,
situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual
memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang
dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Christensen &
Kenny, 2009, hal. 29).
2. Model Konseptual Dalam Keperawatan
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999,
dalam Hidayati, 2009).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena
ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang
utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber
awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan
merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit
yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya
atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004,
dalam Nurrachmah, 2010).
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain
termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema
konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada
sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer (Marriner-Tomey ,
2004, dalam Nurrachmah, 2010).

B. Supportive Therapy (Wermon, Rockland)


Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah : faktor biopsikososial dan respo
maladaptive saat ini.
a. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti : sering sakit maag, migraine, batuk-
batuk.
b. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah
c. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak
disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya.

Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut
muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat
ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif, individu diupayakan
mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang
dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya. Perawat harus membantu individu dalam
melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan
coping klien yang adaptif.

C. Model Medikal (Meyer, Kraeplin)


Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks
meliputi: Aspek fisik, Genetic, Lingkungan, dan faktor social. Contohnya Penyimpangan
perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia
dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . Sehingga
fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologik dan teknik interpersonal.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan
mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi
yang digunakan (therapy, repport effects, diagnose illness, therapeutic approuch).
Kekurangan :
- Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan pada diagnosa itu

Kelebihan :

- Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah


- Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik tidak
menyalahkan perilaku kliennya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model konseptual keperawatan jiwa dibagi menjadi dua yaitu model konseptual dan
model konseptual dalam keperawatan. Model konseptual merupakan kerangka kerja
konseptual,system atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
keterlibatan individu,kelompok,situasi,atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
perkembangannya dan sedangkan Model Konseptual Dalam Keperawatan merupakan suatu
cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya
ada empat konsep dan memiliki lima tujuan. Dan Adapun model Supportive Therapy
( Wermon, Rockland) dan Model Medikal (Meyer, Kraeplin) .Dalam model Supportive
Therapy ( Wermon,Rockland) ada tiga aspek yang terdiri dari aspek biologisnya menjadi
masalah seperti : sering skit maag,migraine,batuk-batuk, Aspek psikologisnya mengalami
banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu,
pemarah, Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak
disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagaian. Dan sedangkan
Model Medikal (Meyer, Kraeplin) konsep gangguan jiwa yang cenderung muncul akibat
multifactor yang kompleks meliputi : Aspek fisik, Genetic, Lingkungan, dan factor social.

B. SARAN
Sebaiknya perawat dalam menyelesaikan masalah keperawatan jiwa dengan model
perilaku yang harus diperhatikan terfokus pada bagaimana hubungan stimulus dan respon
individu sehingga perawat bisa mencegah terjadinya kecemasan yang mengakibatkan
gangguan jiwa pada individu
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, sundeen. 1998. Buku saku Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta ; EGC


Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama
Suliswati, Dkk. 2004. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa.Jakarta : EGC
Anna, budi. 2004. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dalami E, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV. Trans
Info Media. Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B.A dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Kusumawati, F dan Hartono Y. 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: SalembaMedika.
Maramis, W F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 8.Airlangga University Press:
Surabaya. Sunardi, dkk. 2005. Psikiatri : Konsep Dasar Dan Gangguan-Gangguan. Bandung:
Rafika Aditama
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama
Widodo, Arif. 2004. Terapi Modalitas Keperawatan Mental Psikiatri.

Anda mungkin juga menyukai