Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TENTANG HERBAL ANTI GANGGUAN BERSIHAN JALAN NAPAS, GANGGUAN


MOBILITAS FISIK ( STROKE ), DAN GANGGUAN POLA NAFAS ( ASMA )

Disusun oleh:

Boby ( PO.62.20.1.18.046)

Lasminda Nora ( PO.62.20.1.18.059)

M.Rizky Pratama ( PO.62.20.1.18.060 )

Semuliano ( PO.62.20.1.18.073 )

Trisno ( PO.62.20.1.18.077 )

Wahyudi ( PO.62.20.1.18.078 )

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Makalah Tentang Herbal Anti Gangguan Bersihan Jalan Napas, Gangguan Mobilitas Fisik
( Stroke ), Dan Gangguan Pola Nafas ( Asma )”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komplementer.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah
memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kami menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.

Palangka Raya 21Januari 2020

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

1. Herbal anti gangguan bersihan jalan nafas

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang terutama mengenai
saluran pernapasan bagian atas maupun bawah secara simultan atau berurutan. Gambaran
patofisiologinya meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa, kongesti vaskuler,
bertambahnya sekresi mukus, dan perubahan struktur danfungsi siliare (Nelson, 2012).
Sedangkan menurut (WHO, 2008) Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang
parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor
pejamu.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan salah satu penyebab kematian tersering
pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan akut ini menyebabkan empat
dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya,
sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi. Insiden menurut kelompok umur Balita
diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per
anak/tahun di negara maju. Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3
kali per tahun (WHO, 2013).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut kebanyakan disebabkan oleh virus mikoplasma,
kecuali epiglotis akut. Organisme streptokokus dan difteri merupakan agen bakteri utama
yang mampu menyebabkan penyakit faring 4 primer. Walupun ada banyak hal yang tumpang
tindih beberapa organisme lebih mungkin menimbulkan sindrom pernapasan tertentu
daripada yang lain dan agen tertentu mempunyai kecenderugan lebih besar dari pada yang
lain untuk menimbulkan penyakit yang lebih berat (Nelson, 2012). Adapun masalah-masalah
yang sering dialami oleh anak yang menderita ISPA yaitu ketidakefektifan bersihan jalan
napas, hipertermi ,perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, cemas, dan kurangnya
pemenuhan informasi (Muttaqin, 2008). Dari masalah-masalah yang sudah disebutkan diatas
maka masalah utama yang muncul yaitu masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas,
masalah ini diangkat karena ketidakmampuan pasien untuk mengatasi sumbatan pada jalan
napas yang dialami. Bersihan jalan napas itu merupakan hal yang penting karena jalan napas
merupakan jalan utama untuk melakukan proses sirkulasi udara dalam tubuh sehingga dalam
mempertahankan kelangsungan metabolisme sel diperlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Apabila bersihan jalan napas tidak dipertahankan maka pasien akan mengalami sumbatan
pada jalan napas sehingga terjadi ketidakefektifan bersihan jalan napas (Somantri, 2007).

3
2. Herbal anti gangguan mobilitas fisik (stroke)
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dapat
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah diotak dan ini
biasanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Gejala ini berlangsung cepat
berkembang dalam 24 jam atau lebih yang dapat menyebabkan kematian yang disebabkan
karena gangguan peredaran darah otak non-traumatik (Rizaldy, 2010). Stroke merupakan
masalah yang serius didunia karena dapat menyebabkan kecacatan fisik dalam jangka waktu
yang cukup lama dan kematian secara tiba-tiba (Pugh, Mathiesen & Meighan, 2009) .
Menurut data World Health Organization (WHO, 2016) bahwa stroke merupakan
penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum dari cacat. Sekitar 15 juta
orang menderita stroke yang pertama kali setiap tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau
sekitar 6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke
merupakan masalah besar di negaranegara berpenghasilan rendah daripada di negara
berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematianakibat stroke terjadi di negara-negara
berpenghasilan rendah Presentase kematian dini karna stroke naik menjadi 94% pada orang
dibawah usia 70 tahun.
Faktor risiko penyebab stroke antara lain seperti hipertensi (penyakit darah tinggi),
kolesterol, aterosklerosis, gangguan jantung, penyakit kencing manis (diabetes) (Irianto,
2014). Hipertensi menjadi penyebab yang paling sering terjadi pada pasien stroke. Hipertensi
dapat menyebabkan perubahan patologis baik dalam pembuluh darah kecil maupun besar,
salah satunya arteri basilaris ke otak. Pembuluh verifer dapat menjadi sklerosis, berkelok ,
lemah, luminanya sempit sehingga aliran darah ke otak menjadi berkurang. Jika kerusakan
berlanjut dapat menyebabkan pembuluh besar menjadi perdarahan, yang menyebabkan infark
jaringan (Black, Hawks 2014). Masalah keperawatan yang sering terjadi pada pasien stroke
adalah perubahan perfusi jaringan otak, hambatan mobilitas fisik, resiko gangguan integritas
kulit, kerusakan komunikasi verbal, resiko ketidakseimbangan nutrisi (muttaqin, 2008).
Salah satu masalah keperawatan yang perlu penanganan lebih lanjut yaitu hambatan
mobilitas fisik, karena pasien stroke akan merasa kehilangan kekuatan 4 pada salah satu
anggota gerak. Pada penderita stroke atau lumpuh separuh badan, biasanya penderita akan
mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas karena keterbatasan ruang gerak. Menurut
WHO (2016) Dari 33 juta penderita stroke di dunia, lebih dari 12 juta yang tersisa dengan
cacat.Untuk mencegah hal tersebut maka perawat harus memberikan asuhan keperawatan
secara menyeluruh. Tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat kepada pasien stroke dengan
hambatan mobilitas fisik diantaranya adalah dengan latihan mobilisasi, tirah baring setiap 2
jam sekali tindakan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya kekakuan pada otot,
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga maupun pasien tentang tujuan
peningkatan mobilitas fisik.

4
3. Herbal anti gangguan pola nafas (asma)
Asma merupakan penyakit yang mempunyai manifestasi sangat bervariasi. Ada yang
mungkin bebas dari serangan jangka waktu yang lama ada juga yang mengalami gejala secara
terus – menerus. Pola gejala antar pasien juga berbeda, ada yang mengalami batuk secara
terus menerus pada waktu malam hari, dan ada juga yang mengalami rasa sesak di dada dan
bersin – bersin pada siang ataupun malam hari. Pada penyakit asma, terjadi inflamasi pada
saluran nafas, yang disebut bronkospasme. Bronkospasme terjadi akibat meningkatnya
responsitivitas otot polos bronkus terhadap adanya rangsangan dari luar, yang disebut alergen.
Alergen yang terhirup masuk kedalam sistem pernafasan akan merangsang otot – otot di
sekeliling saluran pernafasan. Sehingga, menyebabkan penyempitan saluran pernafasan yang
terjadi akibat pengerutan dan tertutupnya saluran nafas karena dahak yang diproduksi secara
berlebihan. Pada waktu yang sama, dahak yang berlebihan tidak bisa dikeluarkan melalui
batuk dan akan mengakibatkan kebersihan jalan nafas penderita menjadi tidak efektif
(Masriadi, 2016).
Asma merupakan jenis penyakit kronis yang bersifat tidak menular. Menurut World
Health Organization (WHO) penyakit asma merupakan penyakit kronis yang terjadi pada
saluran udara dari paru – paru yang meradang kemudian menyempit. WHO menyebutkan
bahwa penduduk bumi pada tahun 2016 yang mencapai 7,3 Miliyar diantaranya 235 juta
orang yang menderita asma (National Center for Health Statistics, 2016). Angka kejadian
asma di Indonesia melalui sistem Informasi Surveilans PTM berdasarkan jenis kelamin
sebanyak 18.784, dengan jumlah penderita terbanyak adalah perempuan sebanyak 10.353.
Sedangkan jumlah penderita asma berdasarkan kelompok usia 35 – 59 tahun sebanyak 7.694
(KEMENKES RI, 2017).
Salah satu penyebab asma adalah rangsangan alergen seperti serbuk bunga, debu,
polusi, dll. Bila seseorang tersebut menghirup alergen, terjadilah fase sensitisasi, anti bodi IgE
akan meningkat. Hal ini dapat menimbulkan efek yaitu edema lokal pada dinding bronkiolus
kecil, sekresi mukus yang kental pada lumen bronkiolus, dan spasme otot polos pada
bronkiolus, sehingga menyebabkan inflamasi pada saluran pernafasan. Pada pasien dengan
asma kekambuhan seringkali terjadi adalah dengan adanya batuk atau pilek, serta adanya
sesak nafas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gangguan bersihan jalan nafas
2. Apa itu gangguan mobilitas fisik (stroke)
3. Apa itu gangguan pola nafas (asma)

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu bersih jalan nafas
2. Untuk mengetahui apa itu mobilisasi fisikt stroke
3. Untuk mengetahui apa itu pola nafas (asma)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Bersih Jalan Nafas

A. Pengertian gangguan bersih jalan nafas


Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke
dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida)
sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Peristiwa menghirupkan udara ini disebut inspirasi
dan menghembuskannya disebut ekspirasi (Syaifudin, 2006). Respirasi eksternal adalah
proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan (Molenaar, 2014). 2.1.2 Anatomi
Pernafasan Pernafasan secara harfiah berarti menghirup

WHO mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai jumlah total pengetahuan,


keterampilan, dan praktek-praktek yang mendasari pengalaman masyarakat yang
Berdasarkan pada teori-teori yang mempunyai alat budaya adat budaya yang berbeda , baik
dijelaskan atau tidak. Digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan
diagnose, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
B. Anatomy Saluran Pernafasan
Anatomi Saluran Pernapasan Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi
oleh membran mukosa bersilia. Ketika masuk rongga hidung, udara disaring, dihangatkan,
dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang
terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia, dan ber sel goblet. Permukaan epitel dilapisi
oleh lapisan mucus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang
kasar disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel
yang halus akan terjerat dalam lapisan mucus. Gerakan silia mendorong lapisan mucus ke
posterior didalam rongga hidung, dan ke superior di dalam system pernapasan bagian bawah
menuju faring. Dari sini partikel halus akan tertelan atau dibatukkan keluar. Lapisan mucus
memberikan air untuk kelembaban, dan banyaknya jaringan pembuluh darah dibawahnya
akan menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedemikian
rupa sehingga udara yang mencapai faring hamper bebas debu, bersuhu mendekati suhu
tubuh, dan kelembabannya mencapai 100 persen. Saluran pernapasan atau tractus
respiratorius adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan
tempat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran pernapasan terdiri
dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.
C. Proses Pernapasan

6
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi, serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi
dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersama dengan itu, otot-otot tulang rusukpun
berkontraksi. Akibat berkontraksi kedua otot tersebut rongga dada mengembang sehingga
tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat manusia mengeluarkan napas,
otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan
tekanan udara keluar, jadi udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang
bertekanan lebih kecil.
Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, pernapasan dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk
terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar. Pengembangan rongga dada
membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru mengembang. Pada saat
paru-paru mengembang tekanan udara diluar lebih besar daripada didalam paru-paru,
akibatnya udara masuk. Sebaliknya saat otot antar tulang rusuk berelaksasi tulang rusuk
turun, akibatnya volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan didalamnya membesar
pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena gerakan diafragma, jika otot diafragma berkonstruksi
rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk kedalam
paru-paru, saat otot diafragma relaksasi diafragma kembali kekeadaan semula, rongga
dada menyempit mendorong paru-paru mengempis, sehingga udara dari paru- paru akan
keluar
D. Volume Dan Kapasitas
Paru Ada empat volume paru utama dan 4 kapasiti paru utama yang merupakan
penjumlahan 2 atau lebih volume paru adalah sebagai berikut:
1. Volume tidal (VT) yaitu jumlah udara yang masuk ke dalam dan ke luar dari paru pada
pernapasan biasa. Pada orang normal dengan berat badan 70 kg dalam keadaan
istirahat biasanya mempunyai VT sebesar 500 ml.
2. Volume cadangan inspirasi (VCI)yaitu jumlah udara yang masih dapat masuk ke
dalam paru pada saat inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa. Pada orang dewasa
dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 3 liter.
3. Volume cadangan ekspirasi (VCE) yaitu jumlah udara yang dikeluarkan secara aktif
dari dalam paru setelah ekspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan berat 70 kg
besarnya sekitar 1,5 liter
. 4. Volume residu (VR) yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi
maksimal. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya 1 liter

7
Konsep gangguan mobilitas fisik (stroke)
A. Definisi
Menurut Sari dan Retno (2014), stroke adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai
darah ke bagian otak. Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi serebral lokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau
mengarah ke kematian. Menurut Meifi (dalam Nengsi Olga Kumal a Sari, 2012), stroke
dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, diantaranya adalah defisit motorik berupa
hemiparesis Pasien stroke mengalami hemiparesis, yang berupa gangguan fungsi otak
sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak.

B. Etiologi dan Faktor Resiko


Menurut Siti, Tarwoto, Wartonah. (2014) adapun berbagai penyebab dari stroke yaitu

1) Trombosis
Penggumpalan (thrombus) mulai terjadi dari adanya kerusakan pada bagian garis
endotelial dari pembuluh darah. Aterosklerosis merupakan penyebab utama karena zat
lemak tertumpuk dan membentuk 8 otak pada dinding pembuluh darah. Plak ini terus
membesar dan menyebabkan penyempitan (stenosis) pada arteri. Stenosis menghambat
aliran darah yang biasanya lancar pada arteri. Darah akan berputar-putar dibagian
permukaan yang terdapat plak, menyebabkan penggumpalan yang akan melekat pada
plak tersebut. Akhirya rongga pembuluh darah menjadi tersumbat. Trombus bisa terjadi
di semua bagian sepanjang arteri karotid atau pada cabang-cabangnya. Bagian yang biasa
terjadi penyumbatan adalah pada bagian yang mengarah pada percabangan dari karotid
utama ke bagian dalam dan luar dari arteri karotid. Bagian endotelium dari pembuluh
darah kecil dipengaruhi sebagian besar oleh kondisi hipertensi, yang menyebabkan
penebalan dari dinding pembuluh darah dan penyempitan. Infark lakunar juga sering
terjadi pada penderita diabetes melitus.
2) Embolisme
Sumbatan pada arteri serebral yang disebabkan oleh embolus menyebabkan stroke
embolik. Embolus terbentuk di bagian luar otak, kemudian terlepas dan mengalir melalui
sirkulasi serebral sampai embolus tersebut melekat pada pembuluh darah dan menyumbat
arteri. Embolus yang paling sering terjadi adalah plak. Trombus dapat terlepas dari arteri
karotis bagian dalam pada bagian luka plak dan bergerak ke dalam sirkulasi serebral.
Kejadian fibralasi atrial kronik dapat berhubungan 9 dengan tingginya kejadian stroke
embolik, yaitu darah terkumpul didalam atrium yang kosong. Gumpalan darah yang

8
sangat kecil terbentuk dalam atrium kiri dan bergerak menuju jantung dan masuk
kedalam sirkulasi cerebral. Pompa mekanik jantung buatan memiliki permukaan yang
lebih kasar dibandingkan otot jantung yang normal dan dapat menyebabkan peningkatan
risiko terjadinya pengumpalan. Endokarditis yang disebabkan oleh bakteri maupun
nonbakteri dapat menjadi sumber terjadinya emboli. Sumber-sumber penyebab emboli
lainnya adalah tumor, lemak, bakteri, dan udara.
Emboli bisa terjadi pada seluruh bagian pembuluh darah serebral. Kejadian emboli
pada serebral meningkat bersamaan dengan2) Embolisme Sumbatan pada arteri serebral
yang disebabkan oleh embolus menyebabkan stroke embolik. Embolus terbentuk di
bagian luar otak, kemudian terlepas dan mengalir melalui sirkulasi serebral sampai
embolus tersebut melekat pada pembuluh darah dan menyumbat arteri. Embolus yang
paling sering terjadi adalah plak. Trombus dapat terlepas dari arteri karotis bagian dalam
pada bagian luka plak dan bergerak ke dalam sirkulasi serebral. Kejadian fibralasi atrial
kronik dapat berhubungan 9 dengan tingginya kejadian stroke embolik, yaitu darah
terkumpul didalam atrium yang kosong. Gumpalan darah yang sangat kecil terbentuk
dalam atrium kiri dan bergerak menuju jantung dan masuk kedalam sirkulasi cerebral.
Pompa mekanik jantung buatan memiliki permukaan yang lebih kasar dibandingkan otot
jantung yang normal dan dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya pengumpalan.
Endokarditis yang disebabkan oleh bakteri maupun nonbakteri dapat menjadi sumber
terjadinya emboli. Sumber-sumber penyebab emboli lainnya adalah tumor, lemak,
bakteri, dan udara. Emboli bisa terjadi pada seluruh bagian pembuluh darah serebral.
Kejadian emboli pada serebral meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia.
3) Perdarahan (Hemoragik)
Perdarahan intraserebral paling banyak disebabkan oleh adanya ruptur arteri osklerotik
dan hipertensi pembuluh darah, yang bisa menyebabkan perdarahan ke dalam jaringan
otak. Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat dari penyakit hipertensi dan
umumnya terjadinya setelah usia 50 tahun. Akibat lain dari perdarahan adalah aneurisme
(pembengkakan pada pembuluh darah). Stroke yang disebabkan oleh perdarahan sering
kali menyebabkan spasme pembuluh darah serebral dan iskemik pada serebral karena
darah yang berada diluar pembuluh darah membuat iritasi pada jarinngan. Stroke
hemoragik biasanya menyebabkan terjadinya kehilangan fungsi yang paling banyak dan
penyembuhannya paling lambat dibandingkan dengan tipe stroke.
4) Penyebab lain
Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi, menurunkan aliran darah ke arah
otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang menyempit. Spasme yang berudrasi pendek
tidak selamanya menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Kondisi hiperkoagulasi
adalah kondisi terjadi penggumpalan yang berlebihan pada pembuluh darah yang bisa
terjadi pada kondisi kekurangan protein C dan protein S, serta gangguan aliran gumpalan

9
darah yang dapat menyebabkan terjadinya stroke trombosis dan stroke iskemik. Tekanan
pada pembuluh darah serebral bisa disebabkan oleh tumor, gumpalan darah yang besar,
pembengkakan pada jaringan otak, perlukaan pada otak, atau gangguan lain. Namun,
penyebabpenyebab tersebut jarang terjadi pada kejadian stroke.
5) Faktor Risiko
Kejadian stroke dan kemtian karena stroke secara perlahan menurun dinegara-negara
maju dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagai akiba dari adanya peningkatan dalam hal
mengenali dan mengobati faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang bisa dimodifikasi
dapat 11 diturunkan atau dihilangkan melalui perubahan gaya hidup, pengontrolan tekanan
darah, hiperlipidemia, merokok, konsumsi alkohol berlebih, penggunaan kokain, dan
kegemukan. Kejadian stroke jarang terjadi pada wanita usia produktif atau usia
mengandung. Adapun faktor risiko yang tidak bisa dimod
C. Patofisiologi penyakit stroke

Menurut Sari dan Retno (2014), yaitu otak kita sangat sensitif terhadap kondisi penurunan
atau hilangnya suplai darah. Hipoksia dapat menyebabkan iskemik serebral karena tidak
seperti jaringan pada bagian tubuh lain, misalnya otot, otak tidak bisa menggunakan
metabolisme anaerobik jika terjadi kekurangan oksigen dan glukosa. Jika aliran darah tidak
diperbaiki, terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada jaringan otak atau infark
dalam hitungan menit. Luasnya infark bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang
tersumbat dan kekuatan sirkulasi kolateral ke area yang disuplai. Iskemik dengan cepat bisa
menganggu metabolisme. Kematian sel dan perubahan yang permanen dapat terjadi dalam
waktu 3-10 menit. Aliran draah dapat terganggu oleh masalah perfusi lokal, seperti pada
stroke atau gangguan perfusi secara umum, misalnya pada hipotensi atau henti jantung.
Dalam waktu yang singkat, klien yang sudah kehilangan kompensasi autoregulasi akan
mengalami manifestasi dari gangguan neurologis. 12 Penurunan perfusi serebral biasanya
disebabkan oleh sumbatan di arteri serebral atau perdarahan intraserebral.
Sumbatan yang terjadi mengakibatkan iskemik pada jaringan otak yang mendapatkan
suplai dari arteri yang terganggu dan karena adanya pembengkakan di jaringan
sekelilingnya. Sel-sel dibagian tengah atau utama pada lokasi stroke akan mati dengan
segera setelah kejadian stroke. Hal ini dikenal dengan istilah cedera sel-sel saraf primer.
Hemiparesis dan menurunnya kekuatan otot pula yang menyebabkan gerakan pasien
lambat. Penderita stroke mengalami kesulitan berjalan karena gangguan pada kekuatan
otot, keseimbangan dan koordinasi gerak, sehingga kesulitan dalam melakukan aktivitas
seharihari. Latihan gerak mempercepat penyembuhan pasien stroke, karena akan
mempengaruhi sensasi gerak diotak (menurut Irdawati Pada pasien stroke mengalami
hambatan mobilisasi yang disebabkan karena adanya gangguan pada neuromuskular.
Menurut teori pada pasien stroke secara klinis gejala yang sering muncul adalah
hemiparesis, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya mekanisme reflek

10
postural normal, seperti mengontrol siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk
keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerak fungsional pada ektermitas.

Konsep gangguan pola nafas (asma)


A. Pengertian gangguam pola napas (asma)
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan
bronki berespon secara hiperaktif erhadap stimulasi tertentu (Brunner & Suddarth, 2013).
Asma dapat terjadi pada semua umur namun sering dijumpai pada awal kehidupan. Sekitar
setengah dari seluruh kasus diawali sebelum berumur 10 tahun dan sepertiga bagian lainnya
terjadi sebelum umur 40 tahun. Pada usia anak anak, terdapat perbandingan 2:1 untuk laki-
laki dibandingkan wanita, namun perbandingan ini menjadi sama pada umur 30 tahun.
Angka ini dapat berbeda antara satu kota dengan kota yang lainnya walaupun dalam negara
yang sama. Di Indonesia prevalensi asma berkisar antara 5 – 7 % (Bateman et al., 2008).
Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan
napas, dan jalan napas yang hiper- responsif atau spasme otot polos bronkial. Asma terjadi
karena interaksi kompleks di antara sel-sel dan mediator inflamasi di jalan nafas dan
pengaturan saraf otonom dari jalan nafas (Betz & Linda A. Sowden,2009).
Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan suatu keaadaan dimana individu mengalami
ancaman yang nyata atau potensial berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif (Carpenito & Moyet, 2013). Pengertian lain juga menyebutkan bahwa bersihan jalan
napas tidak efektif merupakan ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (Tim Pokja PPNI, 2016). 8 Jadi bersihan
jalan nafas tidak efeketif pada asma merupakan suatu masalah keperawatan yang ditandai
dengan ketidakmampuan batuk secara efektif atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten pada pasien yang mengalami peradangan parenkim
paru.
B. Penyebab
a. Penyebab Asma
1) Genetik
Faktor genetik yang di turunkan di sini adalah bakat alerginya. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya memiliki keluarga dekat yang juga memiliki riwayat penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena penyakit asma
apabila terkena faktor pencetus. Banyak penelitian yang mengemukakan bahwa region
kromosom berkontribusi terhadap alergi, responsifitas persarafan, peningkatan eosinophil
dan peningkatan IgE

11
2) Kondisi Geografis
Kondisi geografis di suatu tempat yang berakibat pada perubahan suhu akibat cuaca
maupun iklim yang begitu ekstrim dapat memperburuk kondisi tubuh penderita asma.
Udara dingin dan kering merupakan iritan yang sangat poten bagi penderita asma. Iritan
yang sangat poten seperti : cuaca yang panas dan lembab, sangat dingin, perubahan suhu,
kelembapan dan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba , angin kencang dan
badai.Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Wulan Purnama Sari (Purnama Sari,
2013) yang di lakukan di kabupaten Karangasem kecamatan Selat, di dapatkan bahwa
wilayah Kecamatan Selat memiliki ketinggian 544 meter dari permukaan
3) Alergen
Asma yang saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi kronik di dalam saluran
pernapasan memang tidak bisa lepas dari pengaruh alergen. Alergen sifatnya subjektif
tergantung dengan tingkat kepekaan dari masing – masing penderita asma. Seperti contoh
hipersensitivitas paru pada penderita Asma. Alergen biasanya berasal dari debu rumah,
bulu dari bnatang peliharaan dan makanan (Kepmenkes RI, 2009)
4) Aktivias Fisik
Melakukan olahraga dan mengangkat benda yang berat dapat menjadi faktor pencetus
bagi penderita asma. Hal ini di karenakan penderita asma tidak mampu 10 mentolerir rasa
lelah yang di rasakan.Bila tubuh lelah akibat aktivitas fisik yang dilakukan, maka tubuh
akan mengkompensasi dengan bernafas lebih cepat, dengan tujuan memperoleh oksigen
yang lebih banyak untuk kepentingan metabolisme. Selain itu, gejala asma akibat
aktivitas fisik juga akan semakin parah dengan adanya tambahan iritan dari faktor risiko
asma lainnya, seperti udara dingin.
5) Polusi Udara
Satu batang rokok yang dibakar akan menghasilkan kira-kira 5000 mg gas (92%) dan
bahanbahan partikel padat (8%) yang berupa droplet aerosol cair dan partikel tar padat
submikroskopik. Asap rokok mengandung ribuan komponen kimia, termasuk 1.015
spesies reaktif dalam fase gas, khususnya oksida nitrogen
b. Penyebab gangguan pola napas (asma)
1) Spasme jalan napas
2) Hipersekresi jalan napas 11
3) Disfungsi neuromuscular
4) Benda asing dalam jalan napas
5) Adanya jalan napas buatan

12
6) Sekresi yang tertahan
7) Hyperplasia dinding jalan napas
8) Proses infeksi dan respon alergi 9). Efek agen farmakologis

BAB III
JURNAL-JURNAL YANG TERKAIT OBAT HERBAL
1. Jurnal Herbal anti gangguan bersihan jalan nafas
 Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.Ii.No.1.April 2014. 47. Pengaruh Fisioterapi
Dada Terhadap. Bersihan Jalan Nafas 
 Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019. Studi Kasus
Pemenuhan Bersihan Jalan Nafas Pada. Pasien Tb Paru

2. Herbal anti gangguan mobilitas fisik (stroke)


 Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1. Januari 2019. 60. Diah Mutiarasari,
Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention
 Jornal Idea Nursing ISSN : 2087-2879 Vol. VI No. 2 2015
 Jurnal Bahan Alam Indonesia, 5(1):293-97

3. Herbal anti gangguan pola nafas (asma)


 Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 9-18
 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 2, No. 3 | Oktober 2015
 Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, November 2012, hlm

13
BAB IV
FUNGSI-FUNGSI HERBAL TERHADAP PENYAKIT

1. Fungsi obat herbal untuk gangguan bersihan jalan napas


a. Minum air hangat
Obat sesak nafas yang pertama adalah air hangat. Minum air hangat dapat
mengencerkan dahak yang terbentuk di dada. Lebih mudah untuk menyingkirkan
lendir dengan cara ini, sehingga memberikan sedikit kelegaan
b. Teh jahe
Jahe adalah ramuan ajaib yang berkhasiat sebagai antiperadangan. Sekresi lendir
berhenti dengan adanya polifenol dalam jahe. Jahe bisa didapat dalam bentuk teh.
c. Kunyit
Kunyit berkhasiat mengatasi gejala dada sesak seperti batuk dan nyeri. Kurkumin,
senyawa aktif dalam kunyit berkhasiat sebagai obat sakit dada atau dada sesak.
Cukup tambahkan sejumput bubuk kunyit ke dalam segelas air hangat dan kumur
beberapa kali dalam sehari.
d. Kopi hitam
Batuk dan sesak adalah dua masalah yang diakibatkan dari dada sesak. Satu atau
dua cangkir kopi hitam sehari berkhasiat melegakan masalah pernapasan. Namun,
Anda harus minum secukupnya, karena minum kopi hitam berlebih dapat berdampak
buruk seperti tekanan darah tinggi dan denyut jantung.

2. Fungsi obat herbal untuk gangguan mobilitas fisik (stroke)


a. Bawang putih
Sebuah penelitian yang mengungkap, konsumsi bawang putih sangat bermanfaat
dalam melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat mencegah terjadinya stroke
iskemik.
b. Ginseng
Ginseng bisa dibilang sebagai obat herbal yang banyak manfaat untuk mengatasi
penyakit, termasuk stroke. Terdapat penelitian yang menemukan bahwa manfaat
ginseng sangat baik dalam membantu meningkatkan memori pada
penderita demensia ringan akibat stroke
c. Pisang
Pisang ini rupanya bukan merupakan buah langka atau buah yang sulit untuk di
temukan. Karena, di Indonesia buah pisang ini mudah sekali untuk di temui dan di
dapatkan. Selain buah pisang ini sering di manfaatkan sebagai buah pencuci mulut,
14
khasiat buah pisang ini juga sudah tidak lagi di ragukan, karena pisang ini tergolong
dalam buah tropis yang diperkaya akan kadungan kalium, sehingga buah pisang ini
bisa dimanfaatkan untuk obat alami stroke. Selain pisang ini berkhasiat untuk
mencegah penyakit stroke, pisang juga mampu membantu menyembuhkan kondisi
pengidap stroke. Seperti yang di tunjukkan dari hasil penelitian, bahwa dengan
memakan 3 buah pisang matang dalam sehari dapat memberikan asupan kalium yang
cukup untuk melorotkan kemungkinan terjadinya penggumpalan darah dalam otak
sebesar 21%.
d. Kulit Manggis
Apakah Anda sudah tahu, bahwa kulit manggis yang selama ini sering di jadikan
sebagai sampah oleh masyarakat, rupanya mengandung manfaat yang begitu banyak
untuk kesehatan tubuh manusia. Nah, salah satunya ialah kulit manggis ini berkhasiat
untuk dijadikan sebagai pencegah sekaligus obat alami untuk menyembuhkan stroke.
e. Jahe
Jahe juga bisa mencegah stroke dengan menurunkan tingkat kolesterol jahat dan
membantu sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Jahe juga bisa
mengencerkan darah yang bisa mencegah penyumbatan pada pembuluh darah.
f. Kunyit
Curcumin dalam kunyit membantu mencegah pembentukan pembekuan darah.
Kunyit juga memiliki zat anti-peradangan yang kuat.

3. Fungsi obat herbal untuk gangguan pola nafas (asma)


a. Jahe Merah
Tingginya kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam jahe, membuat tumbuhan
dari kelas zingiberace ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tidak hanya
digunakan untuk melegakan tenggorokan, atau pun menghangatkan badan dan
mengatasi masuk angin, jahe merah juga memiliki khasiat membantu mengatasi
penyakit asma.
b. Buah Cermai
Pada umumnya jenis buah buahan yang satu ini hanya di konsumsi biasa saja. Di
samping hal tersebut ternyata buah cermai ini memiliki manfaat dan juga khasiat baik
untuk kesehatan serta juga bisa mengatasi berbagai jenis penyakit
c. Bunga Kenanga Kering
Bunga kenanga ini ternyata juga memiliki manfaat dan juga khasiat untuk
kesehtan tubuh serta juga bisa mengatasi penyakit, salah satunya yaitu dapat
mengatasi penyakit asma secara alami tanpa menimbulkan efek samping yang
berbahaya.
d. Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih ini di ketahui memiliki manfaat dan juga khasiat dapat
menghangatkankan tubuh. Selain itu minyak kayu utih juga sangat bagus sekali bagi
kesehatan tubuh manusia. Minyak kayu putih terutama yang masih murni, bisa kita
15
manfaatkan sebagai obat alami penyakit sesak napas yang di akibatkan oleh gejala
penyakit asma. Minyak kayu putih ini juga sudah di teliti, dan menunjukan bahwa di
dalamnya memiliki kandungan eucallyptol yang bermanfaat dapat memecah lendir.
Dengan demikian minyak kayu putih ini sangat ampuh untuk mengatasi masalah
sesak napas.
e. Bawang Putih
Bawang putih ini pada umumnya di manfaatkan sebagai salah satu bumbu
penyedap masakan. Selain itu bawang putih ternyata juga memiliki manfaat dan juga
khasiat dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Salah satu manfaat dan khasiat
bawang putih yaitu dapat megatasi penyakit asma. Tetapi ada sebaian orang yang
merasa takut dan juga cemas dengan bahaya bawang putih ini jika di konsumsi
mentah.
f. Kunyit
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman rimpang yang di ketahui memiliki
banyak sekali manfaat dan juga khasiat untuk kesehatan tubuh. Biasanya kunyit ini
sering sekali di manfaatkan sebagai salah satu bahan untuk membuat jamu tradisional.
Kunyit ini juga bisa anda andalkan untuk di jadikan sebagai obat alami penyakit asma
secara alami tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

16
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Herbal anti gangguan bersihan jalan nafas
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang terutama mengenai
saluran pernapasan bagian atas maupun bawah secara simultan atau berurutan.
Gambaran patofisiologinya meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa,
kongesti vaskuler, bertambahnya sekresi mukus, dan perubahan struktur danfungsi
siliare (Nelson, 2012). Sedangkan menurut (WHO, 2008) Infeksi Saluran Pernapasan
Akut adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang
dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa
gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung
pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
b. Herbal anti gangguan mobilitas fisik (stroke)
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak
dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah
diotak dan ini biasanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Gejala ini
berlangsung cepat berkembang dalam 24 jam atau lebih yang dapat menyebabkan
kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak non-traumatik
(Rizaldy, 2010). Stroke merupakan masalah yang serius didunia karena dapat
menyebabkan kecacatan fisik dalam jangka waktu yang cukup lama dan kematian
secara tiba-tiba (Pugh, Mathiesen & Meighan, 2009)
c. Herbal anti gangguan pola nafas (asma)
Asma merupakan penyakit yang mempunyai manifestasi sangat bervariasi. Ada
yang mungkin bebas dari serangan jangka waktu yang lama ada juga yang
mengalami gejala secara terus – menerus. Pola gejala antar pasien juga berbeda, ada
yang mengalami batuk secara terus menerus pada waktu malam hari, dan ada juga
yang mengalami rasa sesak di dada dan bersin – bersin pada siang ataupun malam
hari. Pada penyakit asma, terjadi inflamasi pada saluran nafas, yang disebut
bronkospasme. Bronkospasme terjadi akibat meningkatnya responsitivitas otot polos
bronkus terhadap adanya rangsangan dari luar, yang disebut alergen. Alergen yang
terhirup masuk kedalam sistem pernafasan akan merangsang otot–otot di sekeliling
saluran pernafasan. Sehingga, menyebabkan penyempitan saluran pernafasan yang

17
terjadi akibat pengerutan dan tertutupnya saluran nafas karena dahak yang diproduksi
secara berlebihan. Pada waktu yang sama, dahak yang berlebihan tidak bisa
dikeluarkan melalui batuk dan akan mengakibatkan kebersihan jalan nafas penderita
menjadi tidak efektif (Masriadi, 2016).

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih
baik pada makalah kami selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Bentang Pustaka.
Yogyakarta.
Hadibroto, I dan Alam, S. 2005. Asma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tjay, T.H. & Raharja, K. 2002. Obat- obatan penting. Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Imron, A., 1993. Respirasi. Dalam buku Monograf Fisiologi manusia, suwono (ed). Pusat
Antar Universitas UGM. Yogvakarta. 5. Price, S.A., Wilson, L.M. 1995. Fisiologi proses-
proses penyakit. Arty, N dan Nagiga. 2009. Penyakit Anak Sehari-hari. PT Elex Media.
Komputindo: Jakarta
Dalimartha, S, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I, Jakarta : Trubus Agriwidya
Hembing Wijayakusuma. 2000. Ensiklopedia milenium : Tumbuhan Berkhasiat Obat
Indonesia, Jakarta : Gema Insani
Hibana S. Rahman, 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI
Press
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasit Obat. Jakarta : Rineka Cipta
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Situasi Diare di Indonesia, Jakarta : Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan Volume 2 Triwulan 2 Black, J. M., & Hawks, J. M. (2014).
Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta:
Salemba Medika.
Batticaca, Fransisca. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Chaidir, R., & Zuardi, I. M. (2014). Pengaruh Latihan Range Of Motion pada Ekstremitas
Atas dengan Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragi Di Ruang
Rawat Stroke RSSN Bukittinggi Tahun 2012. Jurnal ‘ AFIYAH. vol. 1, no. 1, Januari,
2014.Padang: UniversitasAndalas.
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba Medika.

19
Fitria, C. N., &Maimurohman, H. 2012. Keefektifan Range Of Motion (ROM)
TerhadapKekuatanOtotEkstremitaspadaPasien Stroke. JurnalAkper PKU Muhammadiyah.
Surakarta :Akper PKU Muhammadiyah Surakarta.

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ACYBGNRB5aPG4l0ZkjkO60ZM8b9HSNhcmg
%3A1579584685072&ei=rYwmXsiNBJf2rQHxzLSgCg&q=tinjaun+pustaka+bersihan+jala
n+nafas+dengan+pengobatan+herbal&oq=tinjaun+fustaka+bersih+jalan+nafas+dengan+pen
gobatan+&gs_l=psy-
ab.1.1.33i10i160l2.65915.70668..80182...0.2..0.375.3039.0j12j4j1......0....1..gws-
wiz.......0i71j35i304i39j33i10i21j33i160.KFzl5RmHQDs
https://www.google.com/search?
q=julnal+obat+herbal+bersih+jalan+nafas&oq=julnal+obat+herbal+bersih+jalan+nafas&aqs
=chrome..69i57.12978j1j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2125/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH
%20LENGKAP.pdf
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/download/12337/9621

20

Anda mungkin juga menyukai