ASMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. FITRIANINGSIH
2. NURASIAH JAMIL
3. MUHAMMAD SUKRON HADI
4. MUSPI EDWIN MAULANA
Sasaran : Pasien
Tempat : Gedung Graha PPNI
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2021
Waktu : 30 menit
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. MEDIA
1. Power point
2. Leaflet asma
KEGIATAN
No Tahap KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. Pendahuluan 1. Membuka 1. Moderator 1. Peserta
( 5 menit) kegiatan dengan memberi salam diharapkan
mengucapkan menjawab salam
salam.
2. Memperkenalka 2. Moderator 2. Mendengarkan
n diri memperkenalkan dan
diri dan teman memperhatika
kelompoknya
3. Menjelaskan 3. Moderator 3. Mendengarkan
tujuan dari menjelaskan tujuan dan
penyuluha dari penyuluhan memperhatika
4. Menyebutkan 4. Moderator 4. Mendengarkan
materi yang menyebutkan dan
akan diberikan materi yang akan memperhatika
diberikan.
5. Mengkaji 5. Moderator 5. Klien diharapkan
pengetahuan mengkaji Bertanya dan
pasien pengetahuan klien menjawab
mengenai mengenai asma pertanyaan yang
penyakit asma. (secara lisan) diajukan.
2. Penyampaian 1. Menjelaskan 1. Moderator 1. peserta
materi materi tentang : menjelaskan materi diharapkan untuk
(20 menit) pengertian tentang : memperhatikan
asma pengertian asma dan menyimak
penyebab penyebab asma agar peserta
asma tanda dan gejala paham tentang
tanda dan asma materi yang
gejala asma cara penularan disampaikan.
3. Evaluasi Hasil
Klien dapat :
1. Menjelaskan pengertian asma
2. Menjelaskan penyebab asma
3. Menjelaskan tanda dan gejala asma
4. Menjelaskan cara penularan
5. Menjelaskan cara perawatan asma di rumah sebelum di bawa ke rumah sakit
6. Menjelaskan kapan anak harus di bawa ke rumah sakit
7. Menjelaskan cara pencegahan asma di rumah
VIII. MATERI
MATERI PENYULUHAN
ASMA
A. DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana
trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu, dan
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan dispnea, batuk
dan mengi (Brunner & Suddarth, 2001).
Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik pada jalan nafas yang mana
peradangan ini menyebabkan perubahan derajat obstruksi pada jalan nafas dan
menyebabkan kekambuhan (Lewis, 2000)
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana
trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma adalah suatu
penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American
Thoracic Society ).
B. ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asthma bronkial.
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma
bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
b. Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
c. Stress.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan
emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
d. Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
e. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan
serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai aktifitas tersebut.
D. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit
asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita
mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerja sama dengan dokter atau
perawat yang merawatnya.
Penatalaksanaan dapat dibagi atas penatalaksanaan umum dan khusus.
Penatalaksanaan umum meliputi tindakan pendidikan pada penderita serta usaha-usaha
menghindari faktor pencetus dan hal lain yang dapat memperberat perjalanan penyakit;
sedangkan penatalaksanaan khusus adalah pemberian obat-obatan, terapi inhalasi dan
tindakan lain.
Penatalaksanaan umum
1. Pendidikan terhadap penderita dan keluarga penderita; keluarga perlu mendapat
penjelasan tentang penyakit serta faktor-faktor pencetus dan yang memperburuk
keadaan, sehingga mereka berperan aktif dalam usaha pencegahan. Juga penjelasan
tentang cara pemakaian obat, sehingga pemakaiannya tepat dan benar.
2. Menghindari faktor pencetus yang bersifat iritasi, seperti debu, gas dan zat kimia.
3. Menghindari perubahan suhu yang tiba-tiba.
4. Menghindari kelelahan fisik yang berlebihan terutama pada pendrita exercise-induced
asthma (asma yang disebabkan oleh aktivitas atau latihan).
5. Menghindari atau mengurangi stres dan menstabilkan emosi.
6. Menghindari zat-zat alergen pada penderita asma ekstrinsik seperti bulu binatang,
tepung sari, makanan tertentu dan lainnya.
7. Menghindari infeksi, karena infeksi terutama di saluran napas bagian atas sering
menjadi pencetus asma.
8. Makanan yang cukup dan bergizi agar daya tahan meningkat; obat-obatan sering
menimbulkan mual-mual dan menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
9. Cairan yang cukup, agar dapat mengencerkan reak atau dahak sehingga mudah
dikeluarkan.
Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius.
FKUI. Jakarta.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8.
Jakarta : EGC. 2001.