Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

ANAK BARU MENIKAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. MUSPI EDWIN MAULANA

2. MUHAMMAD SUKRON HADI

3. FITRIANINGSIH

4. NURASIAH JAMIL

5. M.ARIF RAHMAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah s.w.t, karena hanya dengan

rahmat serta ijin-nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawantan

keluarga dengan judul “asuhan keperawatan keluarga dengan anak baru menikah”.

Penulis menyadari bahwa tugas mata kuliah keperawantan keluarga masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena, itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun

senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Semoga tugas mata kuliah  ini dapat berguna khususnya bagi mahasiswa prodi

s1 alih jenjang stikes hamzar lombok timur.

Lombok timur, 25 april 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................... 4
A. Pengertian Keluarga............................................................................................ 4
1. Struktur Keluarga......................................................................................... 4
2. Fungsi Keluarga .......................................................................................... 5
3. Tugas Keluarga............................................................................................ 6
4. Tipe-Tipe Keluarga...................................................................................... 6
5. Tahap Perkembangan Keluarga .................................................................. 7
B. Konsep Dan Askep Keluarga Baru Mmenikah...................................................11
1. Definisi keluarga baru menikah................................................................... 11
2. Karakteristik keluarga baru menikah..........................................................13
3. Tugas perkembangan keluarga baru mneikah ...........................................15
4. Peran informal dan formal keluarga baru menikah
5. Tugas kesehatan keluarga
6. Masalah-masalah pada keluarga baru menikah
7. Peran dan fungsi perawat
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................22

iii
A. Pengkajian ..........................................................................................................22
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................................................23
C. Perencanaan Dan Implementasi .........................................................................23
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................31
A. Kesimpulan ........................................................................................................31
B. Saran ...................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................33

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan ikatan/persekutuan
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah hidup sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (friedman 1998).
Dari dua pengertian diatas kita ketahui pasangan suami istri yang baru menikah
yang belum mempunyai anak juga termasuk keluarga (keluarga baru menikah).banyak
yang perlu kita ketahui dan kita kaji pada keluarga baru menikah. Keluarga baru
menikah perlu diberi asuhan keperawatan karena banyak masalah yang muncul pada
keluarga.
Pernikahan adalah hubungan yang sangat unik walaupun tidak ada aturan yang
menjamin pernikahan yang sukses. Beberapa pedoman bermanfaat untuk membangun
pernikahan yang bahagia adalah pertama, mereka harus memastikan emosi mereka
berdasarkan daripada ketertarikan fisik atau seksual. Kedua, pasangan harus menggali
motifasi keinginan untuk menikah. Ketiga, mereka harus berfokus pada pengembangan
komunikasi yang jelas. Keempat, mereka harus memahami pola prilaku dan kebiasaan
yang menggangu yang tidak mungkin berubah setelah menikah. Terakhir, mereka harus
menetapkan kompatibilitas dalam keyakinan dan nilai yang penting.
Pertumbuhan dalam pernikahan memanjang lebih dari beberapa tahun.
Keberhasilan pemecahan masalah yang dihadapi yang terjadi dalam perkawinan
menimbulkan saling pengertian pada masing-masing pasangan pernikahan.
Hubungan pernikahan mencakup tahapan yang berbeda. Tahap permulaan mulai
saat pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan untuk berfungsi sebagai
pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditujukan pada aktivitas menanti kelahiran anak
dan mengasuh anak. Peranan orang tua harus dipahami dan dipraktikan.

1
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via
praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu
paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga dansebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota.keluarga cenderung
dalam pembuatran keputusan dan dan prose terapeutik padasetiap tahap sehat dan sakit
pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan paraanggota sebuah keluarga
baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumahtangga, atau jika mereka hidup secra
terpisah, mereka tetap menganggap rumahtangga tersebut sebagai rumag tangga
mereka.
Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah
dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu apa-apa saja tugas
dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga sering
terjadi pertengkaran di antara mereka. Oleh sebab itu, kelompok membuat makalah
tentang askep tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian keluarga?
2. Apa saja struktur keluarga?
3. Apa saja fungsi keluarga?
4. Apa saja tugas keluarga?
5. Apa saja tipe-tipe keluarga?
6. Apa saja tahap-tahap perkembangan keluarga?
7. Apa pengertian keluarga baru menikah?
8. Bagaimana karakteristik keluarga baru menikah?
9. Apa saja tugas-tugas perkembangan keluarga baru menikah?
10. Apa saja peran formal dan informal keluarga baru menikah?

2
11. Apa saja tugas kesehatan keluarga?
12. Apa saja masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga baru menkah?
13. Apa saja masalah dan konflik yang biasa timbul pada keluarga baru menikah?
14. Bagaina peran dan fungsi perawat?
15. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah?

C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah
diharapkan masalah-masalah yang muncul dapat teratasi dan tidak terjadi lagi
masalah yang sama pada keluarga dan keluarga mamapu mengatasi masalah
kesehatan yang dialami secara mandiri.
2. Tujuan khusus
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Melakukan tindakan perawatan, kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga
yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau keluarga yang
membutuhkan bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misal, puskesmas,
posyandu, atau sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian keluarga
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta : kula dan warga ”kulawarga” yang
berarti ”anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (departemen kesehatan ri : 1988).
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (harmoko, 2012).
Menurut sutanto (2012) yang dikutip dari bailon dan maglaya (1997) keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Menurut departemen kesehatan ri, 1998. Keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut who (1969) dalam iqbal mubarak (2010), keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan.
1. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
dari istri.

4
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari
suami.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri
2. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain (suprajitno, 2004)
a. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi :
1) Sandang, pangan dan papan
2) Hubungan seksual suami istri
3) Reproduksi atau pengembangan keturunan
b. Fungsi ekonomi
Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya (istri
dan anaknya)
c. Fungsi pendidikan
Keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator sosial budaya bagi
anak).
d. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan lingkungan
keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi
yang akan datang.
e. Fungsi perlindungan
Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan, ancaman
atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik,psikologis) para
anggotanya.
f. Fungsi rekreasi
Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan, keceriaan,
kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
g. Fungsi agama (religius)
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka
memiliki pedoman hidup yang benar

5
3. Tugas keluarga
Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
Kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan Yang ada

4. Tipe keluarga
Tipe keluarga (harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut
a. Nuclear family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/
keduanya dapat  bekerja di laur rumah.  
b. Extended family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstitud nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
d. Middle age/ aging couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.

6
f. Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
h. Commuter married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.  
j. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan  bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi
o. Cohibing couple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
5. Tahap perkembangan keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem


keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
disepanjang waktu. Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas
perawat pada setiap tahapan perkembangan.
a. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).

7
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian
peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Peran utama perawat adalah mengkaji
peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat
perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai. Tugas
perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual Dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
Terpenuhi.

8
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
Masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Pada tahap ini anak perlu
berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi
dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga.
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
Kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Merupakan tahap
paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk
bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.tugas
perkembangan
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
Perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

9
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orangtua. Tugas perkembangan
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak
dan perasaan gagal sebagai orang tua. Fokus mempertahankan kesehatan pada
pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan
lain sebagainya. Tugas perkembangan
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal. Tugas perkembangan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
Pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga
pada tahap ini.

10
B. Konsep dan asuhan keperawatan keluarga baru menikah
1. Definisi keluarga baru menikah
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang belum mempunyai  anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim.
Perkawinan dari sepasang insane menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah ataup rokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan
menikah saat ini berlangsung lebih lambat. Misalnya menurut data sensus amerika
serikat tahun 1985, 75 persen pria dan 57 persen wanita amerika serikat masih belum
menikah pada usia 20 tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55
persen dari 36 persen masing masing dalam tahun 1970.
Keluarga baru menikah adalah ketika masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk kelurga melalui perkawinan yang sah, dan meninggalkan
keluarganya masing-masing serta mempersiapkan keluarga yang baru atau dengan
kata lain keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang belum mempunyai anak
(baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru
yang intim.
2. Karakteristik Keluarga Baru Menikah
a. Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan.
b. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sendiri-sendiri.
d. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota).
3. Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;
a. Mempersiapkan keluarga yang baru

11
b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan
masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga, keluarga
sendiri dan orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula
adalah:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru, sumber- sumber dari
dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup
bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas keberhasilan
dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling
menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih kb.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.
Perawat perawat dalam keluarga berencana
4. Peran informal dan formal keluarga baru menikah
a. Peran formal :
 Laki-laki sebagai suami (kepala keluarga)
 Perempuan sebagai istri
b. Peran informal :
 Laki-laki sebagai ketua kegiatan di masyarakat
 Perempuan sebagai anggota organisasi di masyarakat
5. Tugas kesehatan keluarga
Tugas kesehatan keluarga yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

12
b. Membuat keputusan tindakan keehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
6. Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga menikah/pemula
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,
kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum
maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan
konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi.
Dan biasanya juga terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua
pasangan baru menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru,
dengan peran dan fungsi yang berbeda. Masalah keperawatan kesehatan keluarga :
a. Komunikasi keluarga  disfungsional
b. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi orangtua,
konflik peran orangtua.
c. Perubahan penampilan peran.
d. Gangguan citra tubuh.
e. Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial
peningkatan koping keluarga.
f. Risiko terhadap tindak kekerasan.
g. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
h. Gangguan tumbuh kembang.
i. Risiko penularan penyakit.
Masalah-masalah kesehatan
Masalah utama adalah penyusuain seksual dan peran perkawinan,
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, dan komunitas. Konseling semakin
perlu diberikan sebelum perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan
masalah-masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang
tidak direncanakan, dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah
perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghangatkan
pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai kehidupan dengan
dasar uang mantap.

13
Konsep-konsep perkawinan tradisional sedang ditantang oleh hubungan
cinta, perkawinan berdasarkan hukum adat, dan perkawinan homo seks. Orang yang
memasuki perkawinan tanpa pernikahan memerlukan banyak konseling dari petugas
perawatan kesehata nuntu kmendapatkan bantuan. Dalam hal ini, perawat keluarga
terperangkap diantara dua “keluarga,’’ keluarga orientasi dan keluarga perkawinan.
Dalam situasi semacam itu, para professional kesehatan keluarga tidak perlu
membuat penilaian-penilaian yang bermanfaat tapi mencoba membantu setiap
kelompok dari dua kelompok tersebut agar saling memahami satu sama lain
( wiiliam dan leaman, 1973).
Keluarga berencana, karena keluarga berencana merupakan tanggung
jawab utama dari perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu
dibahas lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan
kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara: morbiditas dan
mortalias ibu dan anak; menelantarkan anak; sehat sakit orang tua; masalah-masalah
perkembangan anak, termasuk intelegensia dan kemampuan belajar; dan perselisihan
dalam perkawinan.
Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat
keputusan tentang penentuan tempat dan waktu perkawinan, kehamilan pertama,
jarak kelahiran, dan jumlah keluarga. Meskipun orang mempunyai hak untuk
membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin mempunyai anak,
terlepas dari petimbangan kesehatan keluarga.
Kesehatan fisik ibu dan anak merupakan masalah utama yang
didokumentasikan dalam penelitian kebidanan dan perinatal. Jarak kelahiran antara 2
dan 4 tahun dan usia ibu 20 tahun merupakan faktor-faktor yang menguntungkan
dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Jumlah keluarga yang
optimal, jarak dan waktu kelahiran mengurangi mortalitas bayi (cohndanleiberman,
1974).
Angka kelahiran berencana semakin meningkat, karena banyak wanita dan
pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi.
Perbedaan antara kelompok miskin dan kaya dalam menggunakan alat
kontrasepsi yang efektif berhubungan dengan eksabilitas pelayanan (manisoff, 1977)
dan ketidak tahuan tentang kehamilan kontrasepsi dikalangan remaja (weatherley dan

14
cartoof, 1988). Faktor-faktor agama sosiopolitik menjadi penengah untuk
mengurangi hak-hak untuk melakukan aborsi secara legal maka perjuangan
mempertahankan pelayanan saat ini agar tetap tersedia merupakan masalah yang
sedang berkembang. Pendanaan masyarakat daripemerintah untuk keluarga
berencana, dan pelayanan.
Akan tetapi, memaksakan keluarga berencana pada keluarga bukanlah
sesuatu yang etis, karean hal tersebut menghancurkan inisiatif, integritas, dan
kompetensi. Gadis-gadis remaja yang menginginkan bayi perlu mngonsultasikan
kesiapan fisik dan emosi untuk menjadi orang tuan dan perlindungan yang realistis
terhadap kehamilan bersama-sama dengan supervise kesehatan yang baik. Tapi
hanya sedikit saja yang dilakukan untuk mengimbangi tekanan-tekanan masyarakat
terhadap seks dan perkawinan dengan pendidikan kontrasepsi yang realistis.
Masalah dan konflik yang biasa timbul
a. Bahaya fisik
1) Penyakit
Pada keluarga baru menikah penyakit yang mungkin timbul adalah
penyakit menular seksual.
b. Bahaya psikologis
1) Percekcokan dalam rumah tangga
Pada keluarga baru menikah butuh waktu untuk penyesuaian diri, dan
sering menimbulkan percekcokan atau perbedaan pendapat.
2) Gangguan penyesuaian dengan anggota keluarga pasangan.
c. Bahaya peran seksual
Ketidak mampuan keluarga (suami/istri) memenuhi kebutuhan sek pada
kelurga yang baru dibina.
d. Bahaya dalam konsep diri
Selalu ingin tampil cantik di hadapan pasangan.
e. Bahaya hubungan keluarga
Gangguan penyesuain keuangan.
f. Kondisi yang menyumbang terhadap kesulitan dalam penyesuaian
perkawinan
1) Persiapan yang terbatas untuk perkawinan

15
Walaupun dalam kenyataan sekarang penyesuaian seksual lebih
mudah, ketimbang pada masa dulu. Karena banyak informasi tentang seks yang
tersedia baik dirumah, disekolah, di universitas dan di perguruan tinggi, dan
ditempat-tempat lain, kebanyakan pasangan suami istri juga menerima sedikit
persiapan dibidang ketrampilan domestik, mengasuh anak, dan manajemen
uang.
2) Peran dalam perkawinan
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria
dan wanita, dan konsep yang berbeda tentang peran ini yang menganut kelas
sosial dan kelompok religius yang berbeda penyesuaian dalam perkawinan sulit
sekarang daripada di masa ketika peran masih begitu ketet dianut.
3) Kawin muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai oarangtua sebelum oarang muda
menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat
mereka  tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang
dipunyai teman-teman yang tidak kawin atau oarang-oarang yang telah mandiri
sebelum kawin. Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi
penyesuaian perkawinan.
4) Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan
sedikit/tanpa pengaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak
realistis tentang makna perkawinan berkenaan pekerjaan, deperesi, pemberian
uang, atau perubahan pola hidup.
5) Perkawinan campuran
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para
saudara dari piahak istri dan sebaliknya, jauh lebih sulit dalam perkawinan
antar agama daripada bila keduanya berasal dari latar belakang budaya yang
sama.
6) Pacaran yang dipersingkat
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang atau ketimbang
masa dulu, dan karena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk

16
memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka
melangsungkan perkawinan
7) Konsep perkawinan yang romantis
Banyak orang dewasa mempunyai konsep perkawinan yang romantis
yang berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan
dan hasil perkawinan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan
penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab perkawinan.
8) Kurangnya identitas
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga, teman, dan rekannya
memperlakukannya sebagai ”suami jane”atau apabila wanita merasa bahwa
kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai ”ibu rumah tangga”,
walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja kehilangan
identitas diri sebagai individu yang sangant dijunjung dan dinilai tinggi
sebelum perkawinan.
7. Peran dan fungsi perawat
a. Pengenal kesehatan (konseling kesehatan, kb, pelayanan antenatal dan konseling
persalinan).
b. Perawat dapat membantu keluarga dalam mengenal penyimpangan dari keadaan
normal dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar
akan akibatnya dalam perkembangan anggota keluarga.
c. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang memiliki masalah
kesehatan adalah salah satu tugas dari keluarga. Namun demikian perawat harus
mampu memberikan kesempatan dan contoh bagi keluarga untuk
mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas kesehatannya.
e. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga.

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
ANAK BARU MENIKAH

A. Proses keperawatan keluarga


Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep
tertentu, teori atau falsafah. Proses keperawatan keluarga  juga membagi lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah
keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
 Data umum : nama suami dan istri, alamat dan telepon, pekerjaan suami dan istri,
pendidikan suami dan istri, usia, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi.
 Tahap perkembangan keluarga baru menikah,Tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi, riwayat kesehatan keluarga baru menikah, riwayat kesehatan
keluarga sebelumnya.
 Data lingkungan
Karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitasnya, mubilitas geografi
keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, sistem
pendukung keluarga.
 Struktur keluarga
Struktur peran, nilai atau norma keluarga, pola komunikasi kelaurga, struktur
kekuatan keluarga,
 Fungsi keluarga
Fungsi ekonomi, fungsi mendapatkan status sosial, fungsi pendidikan, fungsi
sosialisasi, fungsi pemenuhan kesehatan, fungsi religius, fungsi rekreasi, fungsi
reproduksi, fungsi afeksi.
 Stress dan koping keluarga

18
Stressor jangka pendek dan panjang, pemeriksaan kesehatan, harapan keluarga,
Pengkajian fokus
 Kapan pertemuan pasangan?
 Bagaimana hubungan sebelum menikah?
 Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?
 Adakah halangan terhadap perkawinan mereka?
 Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan?
 Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi
keluarga dari kedua orang tua?
 Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawianan?
 Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
 Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungannya dengan
orang tua setelah perkawinan?
 Bagaimana rencana mempunyai anak?
 Bagaimana rencana penggunaan kb?
 Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
 Bagaimana rutinitas (secara individual : suami dan istri) setelah perkawinan?
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan stress pada
keluarga
b. Kesiapan meningkatkan komunikasi berhubungan dengan ketidakmampuan
bagaimana membina komunikasi pada keluarga baru menikah
c. Resiko ketidakefektifan hubungan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga baru menikah terkait adanya resiko ketidakefektifan dalam hubungan
d. Hambatan pemeliharaan rumah berhubungan dengan perawatan rumah sehat’

19
3. Perencanaan dan implementasi
No Diagnosa Noc Nic
1. Gangguan proses keluarga Koping keluarga Peningkatan
Definisi : perubahan dalam Definisi : kapasitas koping
hubungan dan atau fungsi keluarga untuk Definisi : fasilitasi
keluarga. mengelola stress yang usaha kognitif dan
membebani perilaku untuk
Batasan karakteristik : kemampuan keluarga. mengelola stressor
 Penurunan ketersediaan Indikator : yang dirasakan,
dukungan emosi  Menetapkan perubahan atau
 Perubahan dalam fleksibilitas peran ancaman yang
kepuasan terhadap (dari skala 1 mengganggu dalam
keluarga ditingkatkan ke skala rangka memenuhi
 Perubahan dalam 4) kebutuhan hidup
partisipasi di dalam  Menghadapi masalah dan peran.
pembuatan keputusan keluarga (dari skala 1 Aktivitas :
 Perubahan dalam ditingkatkan ke skala  Bantu pasien
perilaku meredakan 4) dalam
stress  Melibatkan anggota mengidentifikasi
 Perubahan dalam pola keluarga dalam tujuan jangka
hubungan pengambilan pendek dan
 Perubahan dalam pola keputusan (dari skala jangka panjang
komunikasi 1 ditingkatkan ke yang tepat

 Tidak efektif dalam skala 4)  Bantu pasien


menyelesaikan tugas  Mengungkapkan dalam memeriksa
perasaan dan emosi sumber sumber
Faktor yang berhubungan : secara terbuka yang tersedia
 Gangguan finansial diantara anggota untuk memenuhi
keluarga keluarga (dari skala 1 tujuan-tujuannya
 Pergeseran kekuatan ditingkatkan ke skala  Bantu pasien
anggota keluarga 4) untuk

20
 Pergeseran peran  Menyusun prioritas menyelesaikan
keluarga keluarga (dari skala 1 masalah dengan
 Perubahan interaksi ditingkatkan ke skala cara yang
dengan komunitas 4) konstruktif
 Perubahan status social  Menyusun jadwal  Gunakan
keluarga rutinitas dan kegiatan pendekatan yang
keluarga (dari skala 1 tenang dan
ditingkatkan ke skala memberikan
4) jaminan
 Berbagi tanggung  Bantu pasien
jawab untuk tugas- dalam
tugas keluarga (dari mengembangkan
skala 1 ditingkatkan penilaian terkait
ke skala 4) dengan kejadian
 Menjaga yang lebih efektif
keseimbangan  Cari jalan untuk
keuangan (dari skala memahami
1 ditingkatkan ke perspektif pasien
skala 4) terhadap situasi
 Memperoleh bantuan yang penuh stress
untuk keluarga (dari  Tidak
skala 1 ditingkatkan mendukung
ke skala 4) pembuatan
 Menggunakan keputusan saat
system dukungan pasien berada
keluarga yang pada situasi stress
tersedia (dari skala 1 yang berat
ditingkatkan ke skala  Dukung
4) kesabaran dalam
mengembangkan
suatu hubungan

21
2. Kesiapan meningkatkan Komunikasi Mendengar aktif
komunikasi Definisi : pola Definisi ; penerimaan, Definisi :
pertukaran informasi dan interpretasi, ekspresi menghadirkan dan
gagasan dengan orang lain lisan, tertulis dan pesan mendekatkan diri
yang dapat diperkuat. non-verbal. kepada klien dalam
Batasan karakteristik : Indikator : merespon pesan
 Mengekspresikan minat  Menggunakan verbal dan non
meningkatkan bahasa lisan verbal (klien)
komunikasi  Menggunakan Aktifitas – aktifitas :
bahasa tertulis  Tunjukkan
 Menggunakan foto ketertarikan
dan gambar kepada klien
 Mengenali pesan  Sadari tempo
yang diterima suara, volume,
 Pertukaran pesan kecepatan,
yang akurat terhadap maupun tekanan
orang lain suara
 Berespon segera
sehingga
menunjukkan
pemahaman
terhadap pesan
yang diterima
 Hindari
penghalang
dalam mendengar
aktif
 Gunakan teknik
diam/mendengark
an dalam rangka
mendorong klien
untuk

22
mengekspresikan
perasaan, pikiran
dan
kekhawatiran.
3. Resiko ketidakefektifan Risiko hubungan Peningkatan
hubungan tidak efektif koping
Definisi :Rentan untuk Definisi :Kapasitas Definisi : Fasilitasi
mengalami suatu pola sebuah keluarga untuk usaha kognitif
ketidakmampuan untuk memnuhi kebutuhan dalam perilaku
menciptakan suatu hubungan anggotanya selama untuk mengelola
mutual untuk saling masa perkembangan. stressor yang
memenuhi kebutuhan.  Bersosialisasi dengan dirasakan,
Factor resiko : anggota keluarga perubahan, atau
 Keterampilan komunikasi baru Dari skala 2 ancamanyang
tidak efektif ditingkatkan ke skala menganggu dalam
 Harapan tidak realistis 4 rangka memenuhi
 Anggota keluarga kebutuhan hidup
bisa saling dan peran.
mendukung Dari  Bantu pasien
skala 3 ditingkatkan dalam
ke skala 5 menghadapi
 Anggota keluarga tujuan jangka
bisa mengungkapkan pendek dan
komitmen dikeluarga tujuan jangka
Dari skla 3 panjang yang
ditingkatkan ke skla tepat
4  Gunakan
 Anggota keluraga pendekatan yang
bisa mengungkapkan tenang dan
kesetiaan kepada memberikan
keluarga jaminan
 Anggota keluarga  Evaluasi

23
bisa melakukan kemampuan
peran yang pasien dalam
diharapkan membuat
keputusan
 Dukung
kemampuan
mengatasi situasi
secara berangsur-
angsur
 Dukung
kesabaran dalam
mengenbangkan
suatu hubungan
 Dukung
kemampuan
dalam
penerimaan
terhadap
keterbatasan
orang lain
 Kenali latar
belakang budaya
atau spiritual

4. Hambatan pemeliharaan Perawatan diri : Bantuan sumber


rumah (00098) instrumental aktivitas keuangan atau
Definisi : ketidakmampuan sehari-hari (iadl) (0306) pendapatan (7380)
secara mandiri Definisi : tindakan
mempertahankan lingkungan seseorang untuk Definisi : membantu
yang meningkatkan menunjukan kebutuhan individu atau
pertumbuhan yang aman. aktivitas untuk bisa keluarga untuk
Batasan karakteristik : berguna di rumah atau mengaman kan dan

24
 Krisis finansial di komunitas secara mengelola keuangan
 Tanggung jawab mandiri, dengan atau dalam memenuhi
keluarga berlebihan tanpa alat bantu. kebutuhan
Indikator : perawatan
Factor yang berhubungan :  mengolah uang Dari kesehatan.
 Gangguan fungsi kognitif skala 2 di tingkatkan Aktivitas-aktivitas :
 Kondisi yang ke skala 4  Tentukan
mempengaruhi  melakukan pekerjaan penggunaan
kemampuan rumah tangga Dari system perawatan
memeliharaan rumah skala 2 di tingkatkan kesehatan oleh
(missal, penyakit cedera) ke skala 4 pasien saat ini
 Kurang pengetahuan  belanja bahan dan dampak
tantang pemeliharaan makanan dari skala 2 keuangan dari
rumah di tingkatkan ke penggunaan nya.

 Kurang system skala 4  Bantu pasien


pendukung  belanja perlengkapan untuk

 Ketidaktepatan rumah tangga dari mengindentifikasi

perencanaan keluarga skala 2 di tingkatkan kebutuhan


ke skala 4 keuangan
 melakuakn perbaikan termasuk analisis
rumah tangga dari asset dan
skala 2 di tingkatkan kewajiban
ke skala 4  Tentukan biaya
hidup sehari-hari
pasien.
 Prioritaskan
kebutuhan hidup
sehari-hari pasien
dan bantu pasien
untuk
mengembangkan
rencana dalam

25
memenuhi
kebutuhan
tersebut.
 Rancang rencana
perawatan untuk
mendorong
pasien/keluarga
mengakses
tingkat perawatan
yang tepat
dengan cara yang
paling hemat
biaya.
 Informasikan
pasien akan
sumber yang
tersedia dan
bantu dalam
mengakses
sumber-sumber
tersebut
(misalnya,
program bantuan
obat-obatan,
program bantuan
daerah)

26
BAB IV

PENUTUP

A. kesimpulan

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
belum mempunyai  anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
ke hubungan baru yang intim.
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru,
keluarga yang menikah ataup rokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini
berlangsung lebih lambat.
Tahap-tugas perkembangan keluarga yaitu membangun perkawinan yang
saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, keluarga
berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
Masalah utama adalah penyusuain seksual dan peran perkawinan, penyuluhan
dan konseling keluarga berencana, dan komunitas. Konseling semakin perlu diberikan
sebelum perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah
seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan,
dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan.
Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep
tertentu, teori atau falsafah. Proses keperawatan keluarga  juga membagi lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah
keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

27
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali kritik yang
membangun bagi makalah ini, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi di
kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, marilyn m. 2010. Keperawatan keluarga: riset, teori, dan praktik (edisi 5).
Jakarta : EGC.
Friedman, marilyn m. 2010. Keperawatan keluarga: teori dan praktik (edisi 3). Jakarta :
EGC.
Mubarak, wahid iqbal, dkk. 2010. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi
buku 2. Jakarta: salemba medika.

Harmoko. (2012 ). Asuhan keperawatan keluarga. Yogjakarta: pustaka pelajar.

Susanto, t. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga:aplikasi teori pada praktik asuhan
keperawatan keluarga. Jakarta: trans info media.
Suprajitno, (2004). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : egc

29

Anda mungkin juga menyukai