Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

KEPERAWATAKELUARGA
KONSEP TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini di ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Makalah ini berisi tentang “Konsep Tahapan Perkembangan Keluarga”.


Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


makalah ini, untuk itu kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis dalam
memperbaiki penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
setiap usaha kita, Amin.

Pekanbaru, September 2021

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 4
1.5 Terminologi ................................................................................................................. 5
1.6 Identifikasi Masalah ................................................................................................... 5
1.7 Analisa Masalah .......................................................................................................... 8
1.8 Mind Map .................................................................................................................... 9
1.9 Learning Objective ................................................................................................... 10

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................

2.1 Definisi Keluarga ............................................................................................. 11


2.2 Fungsi Keluarga ............................................................................................... 11
2.3 Tipe Keluarga ................................................................................................... 13
2.4 Tahapan Perkembangan Keluarga.................................................................... 14
2.5 Tugas Perkembangan Keluarga........................................................................ 22
2.6 Hambatan pada Perkembangan Keluarga ........................................................ 23
2.7 Masalah yang terjadi pada tahapan perkembangan keluarga ........................... 23
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan keluarga .............. 29
2.9 Intervensi penatalaksanaan tahapan perkembangan keluarga ........................... 30

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 36


3.2 Saran ........................................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka
yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban
dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun
perkawinan (Stuart,2014).
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan upaya yang umum,meningkatkan perkembangan fisik
mental,emosional dan social dari tiap anggota keluarga (Harnilawati, 2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010).
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan. Perawat dapat memenuhi kebutuhan
individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga
yang sehat dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga.

1
2

Di Indonesia angka pernikahan usia muda sangat tinggi dan mendapat


perhatian dari pemerintah. Kondisi yang seperti ini sangat memperihatinkan,
karena memicu terjadinya angka perceraian. Perkawinan dini di Indonesia tercatat
sangat banyak, yakni 34,5% dari total perkawinan di seluruh Indonesia yang
berjumlah antara 2-2.5 juta pasangan setiap tahunnya, (www.Kpai.go.id di unduh
pada 6 Juli 2012). Pada tahun 2009 presentase pernikahan usia muda mencapai
41,33 % dan mengalami kenaikan sebesar 50% pada tahun 2010 (Riskesdas
2010).
Presentase pernikahan tinggi tidak terjadi pada area perkotaan saja. Di Jawa
tengah tahun 2008 mencatat 37,11 % presentase pernikahan muda dikalangan
masyarakat desa. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan angka kejadian pernikahan
usia muda mencapai 50,08% (BKKBN. 2009). Maka dari hal tersebut diatas
penulis mengambil asuhan keperawatan keluarga dengan kasus berganning
family/ keluarga dengan pasangan baru. Keluarga dengan pasangan baru/
Berganning family adalah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, dan meninggalkan
keluarganya masingmasing serta mempersiapkan keluarga yang baru. Pasangan
baru menikah adalah tahap awal pembentukan keluarga, jadi dibutuhkan adaptasi
yang baik. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari, belajar hidup
bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Mereka
merupakan anggota dari 3 keluarga yaitu keluarga suami, istri dan membentuk
keluarga sendiri. Masing-masing mengahadapi perpisahan dengan keluarga orang
tuanya. Mereka mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok
sosial pasangan.
Pada tahap keluarga dengan pasangan baru mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dipenuhi. Tugas perkembangan tersebut adalah membina
hubungan intim yang saling memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina
hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harmonis dan keluarga berencana. Selain mempunyai tugas, keluarga juga
mempunyai fungsi supaya keluarga menjadi sejahtera. Fungsi keluarga yang harus
dipenuhi meliputi fungsi afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan, ekonomi,
biologis, psikologis dan fungsi pendidikan. Maka dari hal tersebut peran perawat
3

sangat berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui asuhan


keperawatan keluarga pasangan baru menikah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah Definisi Keluarga ?
b. Apakah Fungsi Keluarga ?
c. Apa Saja Tipe Keluarga ?
d. Bagaimana Tahapan Perkembangan Keluarga ?
e. Apa saja Tugas Perkembangan Keluarga ?
f. Apa saja Hambatan pada Perkembangan Keluarga ?
g. Apa saja Masalah yang terjadi pada tahapan perkembangan keluarga ?
h. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan
keluarga?
i. Bagaimana Intervensi penatalaksanaan tahapan perkembangan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan umum
Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang tahap
tahap perkembangan keluarga
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa/i diharapkan :
1) Mampu memahami Definisi keluarga
2) Mampu memahami Fungsi Keluarga
3) Mampu memahami Tipe keluarga
4) Mampu memahami Tahap-tahap perkembangan keluarga
5) Mampu memahami Tugas perkembangan keluarga
6) Mampu memahami Hambatan pada perkembangan keluarga
7) Mampu memahami Solusi mengenai permasalahan kesehatan tiap
tahapan
8) Mampu memahami masalah yang terjadi pada tahapan perkembangan
keluarga
4

9) Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan


keluarga
10) Mampu memahami Intervensi penatalaksanaan tahapan
perkembangan keluarga

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan
pembelajaran tentang tahap tahap perkembangan keluarga

b. Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan
untukmenunjang proses pembelajaran.

SKENARIO 1

Ada Apa dengan Keluargaku !! .....

Ners muda melakukan pengkajian ke beberapa keluarga. Pertama Ners muda


mengkaji keluarga pasangan baru menikah keluarga Bpk. Budi yang baru
menikah 1 bulan. Keluarga Bpk Budi sering bertengkar dengan istri karena
banyak hal hal yang tidak sesuai dan tidak sepaham dengan istrinya. Kedua
ners muda mengkaji keluarga childbearing Bpk Andre yang baru mempunyai
anak berusia 1 minggu awalnya Bpk Andre senang mempunyai anak tetapi dia
merasa istrinya hanya memperhatikan dan mengurus anak saja. Ketiga ners
muda mengkaji keluarga anak usia pra sekolah,usia sekolah dan remaja.
Keluarga Bpk Aswin mempunyai 3 orang anak dan banyak masalah pada anak
usia pra sekolah, usia sekolah dan remaja setiap anak memiliki masalah yang
berbeda namun untuk An J (5th) dan An K (8th) memiliki kesamaan masalah
adalah sulit makan dan suka jajan, An M (14th) suka membangkang dan
membantah orang tua. Keempat ners muda mengkaji keluarga Bpk Amin yang
mempunyai anak usiadewasa 2 orang tapi masih belum menikah. Kelima ners
5

muda mengkaji keluarga Bpk Doni yang sudah memasuki usia lansia (60th).
Dari semua keluarga yang dikaji oleh ners muda semua mengalami
permasalahan dalam keluarga. Ners muda harus memahami tentang tahap
tahap perkembangan keluarga, masalah masalah tiap tahapan perkembangan
keluarga dan apa saja tugas perkembangan keluarga tersebut sehingga ners
muda bisa memberikan memberikan Asuhan keperawatan yang tepat untuk
sesuai tumbuh kembang keluarga yang dijumpai saat membina keluarga
dimasyarakat. Setiap tahap tumbuh kembang keluarga ners muda berusaha
membedakan bagaimana pemilihan intervensi yang tepat sesuai dengan
masalah yang dihadapi tiap tahapan tumbuh kembang keluarga.

1.5 Terminologi
a. Childbearing
b. Tahapan Perkembangan Keluarga
c. Intervensi
d. Tugas perkembangan keluarga
e. Keluarga
f. Anak usia pra sekolah, Anak usia sekolah, Anak usia remaja, Usia
dewasa, Usia Lansia

1.6 Identifikasi Masalah


a. Childbearing adalah tahap perkembangan keluarga yang dimulai ketika
kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan.
b. Tahapan perkembangan keluarga adalah tantangan emosional dan
intelektual yang harus dihadapi oleh sebuah keluarga.
c. Intervensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan
d. Tugas Perkembangan Keluarga

a. Menurut Friedman (1998) yaitu :


Tahap I : Keluarga pemula
o Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
6

o Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.


o Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).

Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak


o Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
o Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dankebutuhan anggota keluarga.
o Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
o Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkanperan-peran orangtua dan kakek-nenek.

Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah


o Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
o Mensosialisasikan anak.
o Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhananak-anak yang lain.
o Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).

Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah


o Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
o Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
o Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
o Meningkatkan komunikasi terbuka

Tahap V : Keluarga dengan anak remaja


7

o Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika


remajamenjadi dewasa dan semakin mandiri
o Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
o Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa


muda.
o Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
o Mempertahankan keintiman pasangan
o Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masatua
o Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
o Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.


o Mempertahankan kesehatan
o Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dananak-anak
o Meningkatkan keakraban pasangan

Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.


o Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
o Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
o Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
o Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
o Melakukan “ Life Review”

1. Keluarga adalah dua atau lebih individu yg bergabung karena hubungan


darah,hubungan perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
2. Pengertian :
8

 Usia pra sekolah : anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada
periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan
psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Anak
mulaimengembangkan rasa ingin tahunya, dan mampu
berkomunikasi dengan lebih baik.
 Usia sekolah : Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang
berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12
tahun (Santrock, 2008)
 Usia remaja : Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.
 Usia dewasa : menurut kemenkes Masa Dewasa Awal: 26–35
Tahun, Masa Dewasa Akhir: 36–45 Tahun;
 Usia lansia : Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud
dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas.

1.7 Analisa Masalah


1) Apa Saja Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah keluarga ?
Jawab :
 Kegagalan peran
 Pembekalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
 Keluarga selaput kosong
 Ketiadaan seorang dan pasangan karena hal yang tidak
diinginkan
 Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan. Malapetaka
dalam keluarga mungkin mencangkup penyakit mental,
emosional.
9

2) Apa Saja Tahapan perkembangan keluarga ?


Jawab :
 Tahap pasangan menikah dan belum memiliki anak (beginning
family)
 Tahap kelahiran anak pertama (child bearing family)
 Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)
 Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)
 Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
 Keluarga dengan anak dewasa (launching center families)
 Keluarga usia pertengahan (middle age families)
 Keluarga usia lanjut

3) Bagaimana Asuhan keperawatan keluarga ?


Jawab : Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi

1.8 Mind Mapping

Ners Muda melakukan


pengkajian lima keluarga

Keluarga baru Keluarga Keluarga dg anak Keluarga anak Keluarga dg


menikah Childbearing prasekolah,sekola dewasa Lansia
h, remaja

Masalah keluarga :
Masalah keluarga : -Prasekolah dan
Masalah keluarga : Masalah
Sering beramntam, sekolah tidak suka Masalah
Suami merasa keperawatan :
tidak sepaham makan namun suka keperawatan :
kurang Perawatan
jajan. Belum menikah
diperhatikan kesehatan lansia
-Remaja : suka
membangkak

Konsep Tahapan
Perkembangan Keluarga
10

1.9 Learning Objective


a. Definisi Keluarga
b. Fungsi Keluarga
c. Tipe Keluarga
d. Tahapan Perkembangan Keluarga
e. Tugas Perkembangan Keluarga
f. Hambatan pada Perkembangan Keluarga
g. Masalah yang terjadi pada tahapan perkembangan keluarga
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan perkembangan keluarga
i. Intervensi penatalaksanaan tahapan perkembangan keluarga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masingmasing
yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen 1998).

Pakar konseling keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar


perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (
Sayekti 1994)

Menurut UU No. 10 tahin 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya

Menurut Depkes RI, dikutip oleh Effendy, 1998 : 32 Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (KURANG, 2008).

2.2 Fungsi Keluarga

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al.,
2013) :

a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,
sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

11
12

b. Fungsi Sosial Budaya


Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh
anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa
yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan
anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi
tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota
keluarganya.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan
umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan
kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis.
Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :
13

a. Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan,


memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan
rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas
keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,
meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber
penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam

2.3 Tipe Keluarga

Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam beberapa tipe
yaitu:

a. Keluarga inti (nucear family). Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi,
dan sebagainya.
c. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
d. Keluarga duda-janda.(singel family). Adalah keluarga yang terjadi krena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( composite). Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga . (Freidman, 2010)
g.
14

2.4 Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu

yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan

keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers Friedman,(1998) dikutip oleh

Murwani Arita ( 2007). meskipun setiap keluarga melalui tahapan

perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti

pola yang sama.

Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar

dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Pada makalah ini akan diuraikan

perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller Friedman, (1998)

Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki

(suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

Karena masih banyak kita temui keluarga baru yang tinggal dengan

orang tua, maka yang dimaksud dengan meninggalkan keluarga di

sini bukanlah secara fisik. Namun secara psikologis, keluarga

tersebut sudah memiliki pasanganbaru.

Dua orang yang membentuk keluarga perlu mempersiapkan

kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian

peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing belajar hidup bersama-

sama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya,

misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi. Dan sebagainya.

Adapun tugas tahap perkembangan keluarga pasangan baru yaitu :


15

a. Membina hubungan intim yangmemuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompoksosial

c. Mendiskusikan rencanaanak

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga,

yaitu keluarga suami, istri serta keluarga sendiri. Masing-masing

pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan

mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok

sosial pasangan masing- masing. Hal lain yang perlu diputuskan

pada tahap ini adalah kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan

anak dan jumlah anak yangdiharapkan.

Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama

berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan

oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan

yang penting.

Tahap perkembangan Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran

Anak Pertama) :

a. Persiapan menjadi orangtua.

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi,

hubungan seksual, dankegiatan.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan denganpasangan.


16

Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam

keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya

untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran

bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua

pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat keluarga adalah

mengkaji peran orang tua, bagaimana orang tua berinteraksi dan

merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu

memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat

sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat

tercapai.

Tahap III. Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5

tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.

Tahap perkembangan keluarga dengan anak prasekolah, yaitu

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal , privasi dan rasaaman.

b. Membantu anak untukbersosialisasi.

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan

anak yang lain juga harusterpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di

luar keluarga (keluarga lain dan lingkungansekitar).

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap


palingrepot).
17

f. Pembagian tanggung jawab anggotakeluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembanganak).

Kehidupan keluarga pada tahap ini sibuk dan anak sangat

tergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur

waktunya sedemikian rupa sehingga kebutuhan anak, suami, istri,

dan pekerjaan (purna waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang

tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan

perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan

langgeng denga cara menguatkan hubungan kerja sama antar suami

istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi

perkembangan individual anak khususnya kemandirian anak agar

tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.

Tahap IV. Keluarga dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam

tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya

keluarga mencapai jumlah naggota keluarga maksimal, sehinga

keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing

anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua

yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu

keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan

(lihat tabel4).

Tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah, yaitu

a. Membantu soisalisasi anak, tetangga, sekolah, danlingkungan

b. Mempertahankan keintimanpasangan
18

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggotakeluarga

Pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak,

memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas

di sekolah maupun luar sekolah.

Tahap V. Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun

dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat

anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah

melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, pada tahap ini keluarga

memilki tugas perkembangan yang dapat dilihat pada (tabel 5).

Tahap perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja, yaitu

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dewasadan

meningkatkan otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalamkeluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindari perdebatan, kecurigaan danpermusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang


keluarga
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua
19

melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung

jawab (mempunyai otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan

dengan peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik antara

orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk

melakukan aktivitasnya sementara orang tua mempunyai hak untuk

mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu

menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan

dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap

harmonis.

Tahap VI. Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terkhir meninggalkan

rumah dan berakhir pada saat terkhir meninggalkan rumah.

Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau

jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersam

orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi

kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk

hidupsendiri.

Tahap perkembangan. Keluarga dengan Anak Dewasa, yaitu

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluargabesar

b. Mempertahankan keintimanpasangan

c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki


masatua

d. Membantu anak untuk mandrir dimasyarakat

e. Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumahtangga


20

Keluarga mempersipkan anaknya yang tertua untuk

membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terkahir

untuk lebih mandiri. Pada

saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang

dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang

tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa

„kosong‟ karena anak-anak sudah tidak tinggal serumah lagi. Untuk

mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas kerja,

meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara

hubungan dengan anak.

Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu

pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan

sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan

perasaan gagal sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut

keluarga perlu melakukan tugas-tugasperkembangan.

Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan,yaitu

a. Mempertahankankesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakrabanpasangan

Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan


21

berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai

aktivitas, pola hidup yang sehat, diet seimbang, olah raga rutin,

menikmati hidup dan pekerjaan, dan sebagainya. Pasangan juga

mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga

anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar

generasi (anak dan cucu) sehingga pasangan dapat merasakan

kebahagian sebagai kakek-nenek. Hubungan antar pasangan perlu

semakin dieratkan dengan memperhatikan ketergantungan dan

kemandirian masing-masing pasangan.

Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut

Tahap terkhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah

satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal

sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun

merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai

stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor

tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai

hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta perasaan menurunnya

produktivitas dan fungsi kesehatan. Dengan memenuhi tugas-tugas

perkembangan pada fase ini diharapkan orang tua mampu

beradaptasi menghadapi stressortersebut.

Tahap perkembangan keluarga usia lanjut, yaitu

a. Mempertahankan suasana rumah yangmenyenangkan.

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,


22

kekuatan fisik, danpendapatan.

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan salingmerawat.

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosialmasyarakat.

e. Melakukan ‘livereview’.

Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan

merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Lanjut usia

umumnya, lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada

tinggal bersama anaknya. Wanita yang tinggal dengan pasangannya

memperlihatkan adaptasi yang lebih

positif dalam memasuki masa tuanya dibandingkan wanita yang

tinggal dengan sebayanya. Orang tua juga perlu melakukan „life

review‟ dengan mengenang pengalaman hidup dan keberhasilan di

masa lalu. Hal ini berguna agar orang tua merasakan bahwa

hidupnya berkualitas dan berarti.

2.5 Tugas Perkembangan Keluarga


a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti, kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga aharus dipenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar )
e. Pembagian waktu utk individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
23

2.6 Hambatan Pada Perkembangan Keluarga


a. Pendidikan keluarga yang rendah
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga seperti keuangan, sarana dan
prasarana
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. Sosial budaya yang menunjang
e. Orangtua yang merasa bahwa dia benar
f. Merasa teman yang terbaik daripada keluarga
g. Pengaruh dari gadget

2.7 Masalah Yang Terjadi Pada Tahapan Perkembangan Keluarga

1. Tahap pasangan menikah dan belum memiliki anak (beginning family)

Pada tahap ini, pria dan wanita akan saling melakukan penyesuaian atas sifat
dari masing-masing individu yang baru menjalin pernikahan. Tugas
perkembangan pada fase ini adalah:

Membina hubungan intim dan memuaskan

Mendiskusikan visi dan misi keluarga, termasuk rencana memiliki anak atau
menundanya

Menjalin hubungan baik dengan masing-masing keluarga dari suami maupun


istri.

2. Tahap kelahiran anak pertama (child bearing family)

Tahap ini terjadi ketika pasangan suami-istri tengah menantikan kelahiran


anak pertamanya. Tahap perkembangan keluarga ini akan berlangsung hingga
anak kemudian lahir dan berusia hingga 30 bulan.

Tugas perkembangan pada fase ini adalah:

Mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua

Melakukan adaptasi menyusul peran sebagai orangtua baru


24

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)

Tahap perkembangan keluarga ini dimulai saat anak berusia 2,5 tahun hingga
5 tahun. Di fase ini, beberapa keluarga juga mulai memiliki anak kedua
sehingga orangtua harus membagi fokus antara menyiapkan keperluan anak
sekolah dengan kebutuhan anak kedua yang masih bayi.

Pada fase ini, tugas Anda sebagai orangtua adalah:

Memastikan rasa aman setiap anggota keluarga

Membantu anak untuk bersosialisasi

Beradaptasi dengan bayi baru lahir sambil memenuhi kebutuhan anak lain

Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam keluarga maupun


dengan masyarakat

Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.

4. Keluarga dengan anak sekolah (families with children)

Tahap keluarga ini bisa dibilang sebagai tahap perkembangan dengan aktivitas
paling sibuk. Saat ini, anak tertua akan berusia 6-12 tahun dengan aktivitas
yang padat, begitu pula orangtua yang harus bekerja atau beraktivitas dengan
agendanya sendiri.

Tugas orangtua pada fase ini mirip dengan tahap keempat, misalnya
membantu anak beradaptasi dengan lingkungan dan menjaga keintiman
dengan pasangan. Sedangkan tugas tambahan lainnya adalah menyiapkan
kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat.

5. Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Remaja di sini adalah anak yang berusia mulai dari 13 tahun hingga 19-20
tahun. Tahap perkembangan keluarga ini bisa lebih singkat jika anak pertama
yang beranjak remaja memutuskan hidup terpisah dengan orangtua, misalnya
mengenyam pendidikan di luar kota.

Selain bertugas menjaga keharmonisan keluarga, tahap perkembangan


keluarga ini juga menantang orangtua untuk membangun komunikasi yang
baik dengan anak. Orangtua wajib memberi kebebasan pada anak, namun juga
memberi tanggung jawab sesuai usia dan kemampuan anak.
25

6. Keluarga dengan anak dewasa (launching center families)

Tahap perkembangan keluarga ini dimulai saat anak pertama memutuskan


keluar dari rumah orangtua. Oleh karena itu, orangtua bertugas membantu
anak untuk mandiri sambil menata kembali peran mereka di dalam rumah
tangga dengan anggota keluarga yang masih ada.

7. Keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahap keluarga ini memasuki masa-masa akhir ketika anak terakhir telah
meninggalkan rumah atau orangtua menjelang waktu pensiun. Pada fase ini,
tugas utama Anda adalah menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, diet
seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, sambil tetap menjaga
keharmonisan dengan pasangan.

8. Keluarga usia lanjut

Terakhir, tahap perkembangan keluarga akan masuk kategori usia lanjut saat
suami-istri telah pensiun hingga salah satunya meninggal dunia. Di saat inilah
suami-isteri bertugas untuk saling merawat dan mempertahankan hubungan
baik dengan anak dan sosial masyarakat.

Ketika tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi, cari tahu mengenai


tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi serta kendala mengapa
tugas tersebut belum terpenuhi.

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Siklus kehidupan setiap keluarga


mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu yang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga mengalami
tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :

a.Tahap I : Keluarga Pasangan Baru Keluarga pasangan baru keluarga pemula


perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru
dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang
intim.

Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain : 1) Membina hubungan intim
dan kepuasan bersama 2) Menetapkan tujuan bersama

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok social 4)


Merencanakan anak (KB) 5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan
mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.
26

Masalah kesehatan yang muncul pada tahap ini adalah : 1) Penyesuaian


seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB, penyakit kelamin baik
sebelum/sesudah menikah 2) Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan,
hukum ada

t Peran perawat pada tahap ini adalah : 1) Membantu setiap keluarga agar
saling memahami satu sama lainb. Tahap II : Keluarga dengan Menanti
Kelahiran (Child Bearing) Keluarga dengan menanti kelahiran dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan (2,5 tahun).

Tugas perkembangan pada masa ini adalah :

1) Persiapan menjadi orang tua 2) Membagi peran dan tanggung jawab 3)


Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan

4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing5) Memfasilitasi role learning


anggota keluarga

6) Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita 7) Mengadakan


kebiasaan keagamaan secara rutin

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,imunisasi, konseling


perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik
secara dini

2) Inaksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak Peran


perawat pada tahap ini yaitu : mengkaji peran orangtua, bagaimana kedua
orangtua berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana
respon bayi. c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah Keluarga
dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama berusia dua
setengah tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal,


privasi, dan rasa aman 2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi 4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di
dalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot) 6)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga7) Kegiatan dan waktu untuk
stimulasi tumbuh dan kembang anak.
27

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu :

1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan


dan kecelakaan lainnya. Peran perawat pada tahap ini yaitu: membantu
membentuk gaya hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional dan sosial yang optimal.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia 6
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun,awal
dari masa remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan


semangat belajar

2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan 3)


Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

4) Menyediakan aktifitas untuk anak 5) Menyesuaikan pada aktifitas


komunitas dengan mengikutsertakan anak.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu: 1) Kecelakaan dan injuri
pada anak

2) Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun

3) Bunuh diri 4) HIV-AIDS

Peran perawat pda tahap ini adalah: diskusi keselamatan anak dengan
orangtua, melakukan screening atau pemeriksaan diri melalui riwayat
kesehatan dan pemeriksaan diri. f. Tahap V : Keluarga dengan Anak Usia
Remaja Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap ini
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah : 1) Memberikan
kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang
sudah bertambah dan meningkat otonominya 2) Mempertahankan hubungan
yang intim dengan keluarga 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:


28

1) Pada remaja: kecelakaan, perkelahian, penggunaan obat-obatan/NAPZA,


alkohol, merokok, pergaulan bebas, kehamilan tidak dikehendaki. 2) Terdapat
beda persepsi antara orangtua dan anak remaja 3) Perhatian pada gaya hidup
keluarga yang sehat Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan
konseling dan pendidikan tentang seks education, memberikan persepsi
remaja tentang seks education, uji kehamilan, AIDS dan aborsi. g. Tahap VI :
Keluarga dengan Pelepasan Anak Usia Dewasa Muda Keluarga yang melepas
anak usia dewasa muda yang ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah
orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung
pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapandan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Membantu orang tua suami atau


istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak 5)


Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

6) Berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-


anaknya.

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu: 1) Masalah komunikasi anak
dengan orangtua (jarak), perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis;
diabetes, hipertensi, kolestrol dll.

Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan strategi promosi kesehatan
dan gaya hidup sehat.

g. Tahap VII : Keluarga dengan Orangtua Usia Pertengahan

Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan


rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Mempertahankan kesehatan
29

2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat
sosial dan waktu santai

3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua

4) Keakraban dengan pasangan

5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga

6) Persiapan masa tua atau pension dengan meningkatkan keakraban


pasangan. Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:

1) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan teman


sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri

Peran perawat pada tahap ini yaitu: kebutuhan promosi kesehatan,


pemeriksaan berkala. h. Tahap VIII : Keluarga dengan Masa Lanjut Usia

Keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal. Tugas
perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,


dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life
review6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
(Harmoko, 2012)

Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu:

1) Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik

2) Sumber-sumber financial yan tidak memadai 3) Isolasi sosial

4) Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia menunjukan


adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia.

Peran perawat pada tahap ini yaitu:

memfasilitasi perawatan kesehatan bagi lansia.

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tahapan Perkembangan Keluarga

a. Cara orang tua mendidik


30

b. Relasi antar anggota keluarga


c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi ortu
e. Perhatian ortu
f. Latar belakang budaya

2.9 Intervensi Penatalaksanaan Tahapan Perkembangan Keluarga

a. Ketidakmampuan koping keluarga

Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi
kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien. Diagnosis ini dapat terjadi karena adanya;

1) Hubungan keluarga ambivalen (kurang menyenangkan)


2) Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat.
3) Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks
4) Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan
Gejala dan tanda yang ditimbulkan adalah :

1) Merasa diabaikan
2) Merasa tertekan
3) Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga
4) Tidak toleran
5) Mengabaikan anggota keluarga
6) Agresi
7) Agitasi
8) Perilaku menolak
9) Perilaku bermusuhan
10) Ketergantungan anggota keluarga meningkat

b. Penurunan Koping Keluarga

Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan


motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan
31

klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya. Penyebab masalah


ini muncul adalah;

1) Disorganisasi keluarga
2) Perubahan peran keluarga
3) Kurangnya saling mendukung
4) Orang terdekat kurang terpapar informasi
5) Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga
Gejala dan tanda yang ditimbulkan :

1) Mengeluh tentang respons orang terdekat pada masalah Kesehatan


2) Orang terdekat menarik diri dari klien
3) Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien.
4) Bantuan dari orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
5) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

c. Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan


untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. Masalah ini
dapat disebabkan oleh :

1) Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan


2) Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3) Konflik pengambilan keputusan
4) Kesulitas ekonomi
5) Konflik keluarga/banyak tuntutan
Gejala dan tanda yang ditimbulkan :

1) Tidak memahami masalah kesehatan yang diderita


2) Kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
3) Penyakit anggota keluarga semakin memberat
4) Keluarga gagal mengurangi faktor risiko

d. Gangguan proses keluarga


32

Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga yang dapat disebabkan adanya :

1) Perubahan status kesehatan anggota keluarga


2) Perubahan finansial keluarga
3) Krisis perkembangan
4) Perubahan peran keluarga
5) Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga
Gejala dan tanda yang ditimbulkan :

1) Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa


2) Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik/emosional/spiritual
anggota keluarga
3) Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara tepat

e. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

Kesulitan dalam melakukan peran pemberi asuhan dalam keluarga. Keadaan ini
dapat disebabkan adanya:

1) Beratnya/kronisnya penyakit penerima asuhan


2) Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan reaksi
3) Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
4) Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
5) Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan
Gejala dan tanda
1) Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit
2) Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
3) Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.
4) Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

f. Pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien
secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan yang dialami
klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga klien.
33

Diagnosis ini termasuk dalam jenis positif (potensial), dapat diangkat jika
keluarga menyatakan:

1) Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup


sehat
2) Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan kesehatan
3) Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua

g. Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
ditingkatkan.
Diagnosis ini dapat ditegakan, bila;

1) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua


2) Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota
keluarga
3) Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga

h. Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota


keluarga dan dapat ditingkatkan.
Diagnosis ini dapat ditegakan jika ditemukan gejala dan tanda;
1) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika keluarga
2) Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan psikologis anggota keluarga
3) Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan
pertumbuhan anggota keluarga
4) Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan
5) Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga
6) Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua

i. Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, anggota


keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang
optimal. Diagnosis ini dapat ditegakan jika ditemukan tanda:
34

1) Bounding attachment optimal


2) Perilaku positif menjadi orang tua
3) Saling berinteraksi dalam merawat bayi
4) Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi.

j. Risiko Gangguan Perlengketan

Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang terdekat
dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asuh. Keadaan
ini dapat terjadi dengan faktor risiko:

1) Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua


2) Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
3) Penghalang fisik (mis. inkubator, baby warmer)
4) Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
5) Perawatan dalam ruang isolasi
6) Prematuritas
7) Konflik hubungan antara orang tua dan anak
8) Perilaku bayi tidak terkoordinasi

k. Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan


termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks norma dan
harapan. Diagnosis ini dapat diangkat jika ditemukan faktor risiko:

1) Kekerasan dalam rumah tangga


2) Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
3) Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan
4) Ketidak berdayaan maternal
5) Distres psikologis
6) Ketidaknyamanan selama persalinan
35

7) Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau


8) Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
9) Ketidakamanan lingkungan untuk bayi
36

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi: perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.

3.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui
pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan
guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu
dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang
peduli terhadap kesehatan keluarga.
37

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung


Seto.
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Friedman, E. T., Bowden, V., & Jones, E.. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Hasanah, Uswatun. Mulyati, Teori Keluarga: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta, 2013
KURANG, D. M. G. (2008). Asuhan keperawatan keluarga.

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing


Ratnasari, N.Y., (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Activities Daily
Living (ADL) Lansia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Keluarga (Di
Wilayah RW V Giriwono Kecamatan Wonogiri). PhD Thesis. Surakarta:
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ratnasari. (2011). Pengukuran Tingkat Kemandirian Dalam ADL Digunakan
Suatu Skala “Rating Scale” yang Didasarkan Pada Ketrampilan Fungsi
Biologis. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta VBN
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2010). Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta Transinfo Medika
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Sumber Bakri, Maria. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
Baru
Wirdhana et al. 2013. Buku Pegangan Kader BKR Tentang Delapan Fungsi
Keluarga. Jakarta: BKBN

Anda mungkin juga menyukai