DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Alfian Konadi, S.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini di ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Kritis
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................20
3.2 Saran.......................................................................................................................... 20
3.3 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
b. Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan untuk
menunjang proses pembelajaran.
SKENARIO
Hasil Laboratorium
Kimia Darah
HT 24 36 - 46 % Rendah
4
Urine
Elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi CVP
a. Indikasi CVP
2) Operasi jantung,
4) Pasien yang mendapatkan obt vasoaktif per drip (tetesan) dan obat
inotropik
5) Trauma mayor
10) Sebagai jalam masuk vena bila semua tempat Iv lainnya telah
lemah
4) Tromboplebitis
5) Microshock
6) Disritmia jantung
7) Pembedahan leher
a. Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
7
b. Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
a. Pneumothorax
b. Infeksi
Infeksi dapat terjadi didalam kateter atau disekitar sisi pemasangan dan
didiagnosis serta dikuatkan oleh kultur darah. Penggantian kateter dan
selang yang sering, sesuai dengan kebijakan rumah sakit merupakan
tindakan pencegahan primer.
c. Thrombosis
d. Emboli Udara
Emboli udara terjadi sebagai akibat masuknya udara pada sistem dan
berjalan ke ventrikel kanan melalui vena kava. Penurunan curah
jantung mungkin merupakan indikator awal dari masalah ini. Jika
8
b. Volume darah yaitu sekitar dua pertiga dari volume darah berada di
sistem vena. Penurunan volume darah pada berbagai keadaan atau
dehidrasi maka tekanan vena sentral dapat menurun. Gravitasi yaitu
apabila seseorang berdiri maka aliran vena lebih banyak didistribusikan
ke vena ekstremitas bawah sehingga tekanan vena sentral akan menurun
sedangkan pada posisi berbaring akan terjadi hal sebaliknya.
c. Tonus vena verifer yaitu vena kontriksi yang terjadi pada saat olah raga,
stress, perdarahan, syok dan gagal jantung akan meningkatkan tekanan
vena sentral. Sebaliknya pada suhu yang panas terjadi venodilatasi dan
tekanan vena sentral akan menurun. 5. Pompa otot skeletal yaitu pada saat
olah raga otot akan memompa vena di ekstremitas dan akan mendorong
aliran balik ke jantung, hal ini akan meningkatkan tekanan vena sentral
dan volume sekuncup saat olah raga, sebaliknya bila seseorang berdiri dan
9
diam maka tidak ada pompa ke vena dan aliran balik ke jantung berkurang
mengakibatkan curah jantung berkurang.
b. Secara invasif
a. Cara merangkai
b. Transduser
Cara merangkai:
Cara Pengukuran :
6) Bereskan alat-alat
Hinds dan Watson (1996) yang dikutip oleh Jevon P, Ewens B &
Pooni JS (2009), mengidentifikasi masalah-masalah pada pemantauan
tekanan vena sentral, yang berkaitan dengan alat & tehnik pengukuran
CVP, yakni:
a. Sebelum Pemasnagan
b. Saat pemasangan
1. Pengkajian
a. Primary survey
1) Airway
2) Breathing
14
3) Circulation
4) Dissability
5) Exprosure
6) Foley catheter
b. Secondary survey
1) Sign/Symptom
2) Allergy
3) Medication
15
2. Analisa Data
No Data Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
16
4. Perencanaan Keperawatan
secret atau
secret berlebih
di jalan nafas
8.Kapasitas
vital paru, yaitu
volume udara
yang dapat
dikeluarkan
semaksimal
mungkin stelah
melakukan
inspirasi
semaksimal
mungkin juga,
yang besarnya
lebih kurang
3.500 ml
9.Kelelahan
dan kecemasan
dapat
mempengaru
10.Mencegah
pasien
kekurangan
oksigen yang
lebih parah
11.Terapi
oksigen dapat
meningkatkan
ventilasi dan
asupan
oksigenhi jalan
nafas
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agu, L. A., & Eka, T. (2018). Pemantau Hemodinamik dari Invasif menuju
Tidak Invasif Hemodynamic Monitor from invasive to non invasive. (6), 128–137.
Dewi, N. H., Suryati, E., Mulyanasari, F., & Yupartini, L. (2021). Pengembangan
Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Berbasis SDKI,
SLKI, dan SIKI. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 554–565.