Oleh;
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii
Daftar isi……………………………………………………………………………….iii
Bab 1 Pendahuluan……….……………………………………………………………1
Bab 2 Pembahasan………………………………………………………….………….2
A.Sampling………………………………………………………………………..2
B.Sampel Urine……………………………………………………………………3
C.Sampel Sputum…………………………………………………………………3
A.Hematologi……………………………………………………………………...4
2. Pemeriksaan LED……………………………………..……………………..6
B.Urinalisa……………………………………………………...………………….7
1.Kimia Urine…………………………………………………………………..7
2. Sedimen Urine………………………………………………...……………..8
C.Kimia Klinik……………………………………………………….……………9
1.Pemeriksaan widal…………………………………………………………….11
2. pemeriksaan Narkoba…………………………………………………………12
3.Anti HIV………………………………………………………………………13
iii
2.5 Instalasi Media dan Reagensia…………………………………………………..15
Bab 3 Penutup………………………………………………………………………...17
A.Kesimpulan…………………………………………………………………….17
B.Saran……………………………………………………………………………17
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah ajang bagi mahasiswa/i sarana
pelatihan mental, sikap, penerapan ilmu, dan pembentukan awal lulusan yang kompeten
pada bidangnya masing-masing. PKL merupakan implementasi secara sistematis dan
sinkron antara program pendidikan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian
tertentu. Dengan mengikuti praktik kerja lapangan diharapkan dapat menambah
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja sebenarnya.
Pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dihasilkan selama dua minggu ini tidak
sebatas pada praktik kerja laboratorium saja tetapi praktik pengenalan linkungan kerja
yang sesungguhnya termasuk pengaplikasian disiplin kerja dan menambah wawasan bagi
mahasiswa yang sangat diharapkan. Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran
yang terjadi tidak sebatas di dalam kelas saja, Namun proses pembelajaran juga dapat
berlangsung diluar kelas misalnya dengan mengadakan praktik kerja lapangan di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah unutk memenuhi syarat tugas praktek kerja
lapangan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK)
1.3 Mamfaat
Dengan adanya praktik kerja klinik ini diharapkan memperoleh manfaat diantaranya:
a. Memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i
b. Menambah pengalaman mahasiswa/i
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan :
Plaster,
Tabung EDTA,
Jarum Vakum,
Kapas Kering
Prosedur pengambilan
Identifikasi Pasien
Siapkan Alat dan Bahan
Arahkan pasien dan lakukan Palpasi
Lakukan desinfeksi pada daerah vena menggunakan kapas alcohol swab secara
melingkar (dari dalam keluar),tunggu hingga mengering.
Menusuk bagian vena mediana cubiti dengan posisi jarum menghadap ke atas
2
Masukkan tabung ke dalam holder dan mendorongnya menggunakan ibu jari
sehingga jarum bagian posterior tertancap oleh tabung,maka darah akan
mengalir masuk kedalam tabung.
Lepas tourniquet dan letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera tarik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira kira 15 menit. Jangan
menarik jarum sebelum tourniquet dibuka
b.Sampel Urine
1. Tujuan
Prosedur kerja ini dibuat sebagai pedoman laboratorium dalam melaksanakan
pengambilan sampel sputum.
2. Prinsip
Untuk mengidentifikasi bakteri, virus atau jamur penyebab infeksi yang
dicurigai dan uji kepekaan terhadap antibiotik.
3.Bahan
Bahan :
Pot urine
4.Prosedur pengambilan sampel
Identifikasi pasien
Berikan pot urine ke pasien
Sampel diantarkan ke instalasi yang sesuai permintaan pemeriksaan
Edukasi pasien Prosedur Pengambilan Urine Yang Benar
c.Sampel Sputum
1. Tujuan
Prosedur kerja ini dibuat sebagai pedoman laboratorium dalam melaksanakan
pengambilan sampel sputum.
2. Prinsip
Untuk mengidentifikasi bakteri, virus atau jamur penyebab infeksi yang
dicurigai dan uji kepekaan terhadap antibiotik
3. Bahan
Pot Sputum
4.Prosedur Pengambilan
Identifikasi pasien
Berikan pot urine ke pasien
Edukasi pasien prosedur pengambilan sputum yang benar
Sampel dimasukkan ke dalam coolbox
Sampel diantarkan ke instalasi mikrobiologi
3
2.2 Instalasi Patologi Klinik
Patologi Klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran klinik yang ikut
mempelajari masalah diagnostik dan terapi, Ikut meneliti wujud dan
perjalanan penyakit pada seorang penderita atau bahan berasal dari seorang
penderita. Instalasi Patologi Klinik dapat terbagi menjadi 3 bagian. yaitu
Hematologi, Urinalisa dan Kimia Klinik.
a. Hematologi
4
Cummulative Pulse Height Detection Method (HCT)
Yang diukur adalah tinggi Pulse RBC di mana perhitungan jumlah dan
ukuran sel dengan cara mengukur perubahan tahanan listrik yang
diakibatkan oleh sel sewaktu melalui celah (Aperture). Yang sempit
kemudian dideteksi oleh sensor alat.
Indeks RBC (MCV, MCH, dan MCHC)
Perhitungan dari jumlah RBC, RCT dan HGB alat secara otomatis akan
menentukan jumlah dari MCV, MCH dan MCHC.
b. Alat dan bahan
Alat :
Sysmex XN-1000
Komputer
Printer
Bahan :
Cellpack DCL
Sulfalyser
WNR fluorocell
XN check
Cellpack DCL
WDF Flourocell
WNR lysercell
Cell clean
WDF lysercell
RET Flourocell
c. Cara Kerja
Keluarkan kontrol dari dalam kulkas, biarkan selama 10-15 menit sampai
mencapai suhu ruangan.
Pastikan alat dalam kondisi ready (lampu menyala)
Pastikan keadaan reagen
Lakukan pemeriksaan kontrol dengan cara tekan "mode change button"
untuk mengganti mode menjadi manual, tunggu alat ready
Klik QC analysis kemudian pilih QC filler tekan OK
letakan material QC pada tube holder kemudian tekan tombol start
Analisa hasil QC, klik "Accept"
Lakukan pemeriksaan sampel
a.Input data-data pasien pada menu "regist"
b.Masukkan sampel pada rak sampel lalu tekan start
Hasil akan keluar dalam bentuk print out data
5
d.Hasil
Tanggal : 2 Agustus 2022
ID :001
2. Pemeriksaan LED
a. Metode : Westergren
b. Prinsip:
Laju Endap Darah (LED), Mengukur kecepatan pengendapan sel darah
merah di dalam plasma. Satu-satunya adalah mm/jam. Cara pemeriksaan
yang dianjurkan Internasional Commite For Standarisation On Hematology
(ICSH) adalah westergren.
c.Alat:
Tabung reaksi
Pencatat waktu
Clinipette 20 ul
Rak tabung
Standart westergen
Spoit 3 ml
Pipet westergen
d. Reagen
EDTA 10%
NaCl 0,85-0,90%
e. Bahan : darah Vena
f. Cara kerja
Isi tabung reaksi dengan 20 ul EDTA 10%
Tambahkan darah 2 ml
Campur sampai homogen
Masukkan 0,25 ml NaCl ke dalam tabung reaksi
Tambahkan darah EDTA satu kali pipet westergen, campur sampai
homogen
6
Pasang pada standar westergen, biarkan selama 1 jam
Catat hasil
g. Hasil:
Tanggal : 2 Agustus 2022
ID : 001
LED : 35 mm/jam
b. Urinalisa
7
Ambil satu strip urine dan celup ke dalam sampel (semua parameternya
harus basah)
Tiriskan strip di atas meja strip
Letakkan strip di atas meja strip
Alat akan melakukan analisa
Hasil berupa print out akan keluar secara otomatis
f. Hasil
8
a. Metode : Mikroskopis
b. Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung
Mikroskop
Objek glass
Centrifuge
c. Bahan : Urine Sewaktu
d. Prinsip:
Berat jenis unsur-unsur organik dan anorganik dalam urine lebih
besar dari pada berat jenis urine. Sehingga dengan di centrifuge zat-zat
tersebut akan mengendap.
e. Cara kerja
Urine yang sudah diperiksa kimianya di centrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 2500 Rpm (untuk mendapat endapan)
Supernatannya dibuang
Endapannya di homogen kan diambil satu tetes ini letakkan di objek
glass yang bersih.
Periksa di mikroskop dengan lensa objektif 10 x lalu lensa objektif 40 x
f. hasil
c. Kimia Klinik
Parameter yang diperiksa di kimia klinik diantaranya:
1. Fungsi Metabolisme Karbohidrat:
GDP (Gula Darah Puasa)/BSN (Blood Sugar Nucter)
GDS (Gula Darah Sewaktu)/ Glucose Random
Gula Darah 2 jam PP (Post Prandial)
TTGO (Test Toleransi Glucose Oral)
HbA1c (Hemoglobin A1c)
2. Fungsi Lemak/Profil Lipid
Cholesterol
HDL (High Density Lipoprotein)
LDL (Low Density Lipoprotein)
Trigliserida
9
3. Fungsi Ginjal/Kidney Function:
Urea/ureum
BUN (Blood urea nitrogen)
Creatinin
Asam urat/uric acid
4. Fungsi Hati/Liver Function:
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic)
SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase)
Alkali-Phospat(ALP)
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
Total Protein
Albumin
Globulin
Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT)
5. Electrolyte Panel:
- Natrium (Na)
- Kalium (K)
- Clorida (Cl)
- Calcium (Ca)
- Magnesium (Mg)
- Litium (Li)
6. Fungsi Enzim Jantung:
- CK-NaC (Creatinin kinase N.activated)
- CKMB (Creatinin kinase muscle and braind)
- LDH (Lactat Dehidrogenase)
11
Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype
typhi (flagellar) pada lingkaran pertama, satu tetes anigen O
Salmonella enterica serotype typhi (somatik) ditambahkan pada
lingkaran kedua.
Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype typhi (flagellar)
pada lingkaran kelima dan keenam.
Dengan menggunakan separate applicator stick, serum dan antigen dicampur
bersama-sama secara rata dan disebarkan sampai mengisi keseluruh
permukaan lingkaran.
Kemudian rotator selama dua menit.
Lakukan observasi untuk melihat ada tidaknya aglutinsai makroskopis.
Jika dengan pencampuran 20 ul serum dan satu tetes antigen terjadi
aglutinasi maka titernya adalah 1:80. Kemudian dilakukan pengenceran
dengan pencampuran 10 ul serum dan satu tetes antigen, jika terjadi
aglutinasi maka titernya adalah 1:160.
Lakukan pengenceran sampai tidak terjadi aglutinasi lagi.
terakhir dipakai sebagai titer.
e. Intrepretasi Hasil:
Terjadinya aglutinasi menandakan tes Widal positif dan jika reaksi positiff
diobservasi dalam 20 ul sampel tes, hal ini mengindikasikan adanya level klinis
yang signifikan dari respon antibodi pada serum pasien. Tidak terjadinya
aglutinasi menandakan hasil tes Widal negatif dan mengindikasikan tidak adanya
level klinis yang signifikan dari respon antibodi.
Narkoba
a. Metode: Imunokromatografi
b. Prinsip:
Strip Test adalah metode immunoassay dengan prinsip
pemeriksaan yaitu reaksi antigen dan antibody secara kompetisi yang
mungkin ada dalam spesimen urine dan bersaing melawan konjugat
obat untuk mengikat situs pada antibody.
c. Alat dan Bahan : Strip test, pot sampel urine, sampel urine.
d. Cara kerja:
- Disiapkan sampel alat dan bahan
- Dicelupkan strip test ke dalam sampel urine, dengan memperhatikan batas
maksimum strip test.
- Diamkan strip test 10 – 15 detik
- Strip test ditiriskan kemudian dibaca sesuai interpretasi hasil
- Dilakukan pembacaan hasil kurang dari 10 menit
e. Intrepretasi Hasil
- Hasil positif (+) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 1 garis
merah pada zona control
- Hasil positif (-) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 2 garis
merah pada zona kontrol dan zona test.
- Hasil invalid apabila terbentuk garis merah hanya pada zona test atau tidak
terbentuk warna sama sekali.
12
Anti HIV
a. Metode : Imunokromatografi
b. Prinsip:
Spesimen yang diteteskan pada ruang membran bereaksi
dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A (ab) yang
terdapat dalam bantalan spesimen.selanjutnya akan bergerak secara
kromatografi dan bereaksi dengan antigen HIV recombinan yang
terdapat pada garis test.jika spesimen mengandung antibodi HIV
maka akan timbul garis merah.
c. Alat dan bahan:
- Rapid test anti hiv
- Reagen anti HIV
- Sampel serum
d. Cara kerja:
- Pipet sampel serum sebanyak 10 uL
- Masukkan sampel yang telah dipipet ke lubang sampel diatas strip
- Teteskan reagen anti HIV sebanyak 2 tetes
- Biarkan hingga 15 menit
- Lakukan pembacaan hasil dan pelaporan
e. Interpretasi hasil:
- Hasil positif (+) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 2 garis
merah pada zona control dan test
- Hasil positif (-) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 1 garis
merah pada zona kontrol
- Hasil invalid apabila terbentuk garis merah hanya pada zona test atau tidak
terbentuk warna sama sekali.
f. Interpretasi hasil
- Klik”now result”
- Laporkan
Pewarnaan BTA dan pembuatan sedimen
a. Metode : ZN (Zheil Nelsen)
b. Prinsip : Bakteri tahan asam (BTA) mempunyai dinding sel
dengan pori-pori yang sangat rapat dan sulit ditembus.
c. Alat :
1. Preparat bersih dari lemak
2. Lidi,tusuk gigi dan tusuk sate
3. Spirtus
4. Preparat ukuran 2 x 3 cm(cetakan)
5. Rak pewarnaan
6. Pensil
7. Rak pengering
8. Mikroskop
9. BSC(Bio Safety Cabinet)
d. Bahan:
1. Sputum/dahak
2. Carbol fuchsin 1%
3. Asam alkohol 3%
4. Methylen blue 0,1%
5. Oil emercy
e. Prosedur
1) Pembuatan sediaan BTA
a) Disiapkan kaca preparat yang bersih dari lemak dan diletakkan diatas
cetakan 2 x 3 cm
b) Diambil sampel sputum dengan menggunakan tusuk sate kurang lebih 1 ml
c) Diratakan sampel pada objek glass sesuai dengan cetakan 2 x 3 cm
d) Didiamkan hingga setengah kering dan diulir menggunakan tusuk gigi
untuk mempermudah pada saat pembacaan.
e) Disimpan padaa rak pengering
14
2). Pewarnaan BTA
1. Diambil sediaan kemudian difiksasi diatas api bunsen sebanyak 3 kali
2. Diteteskan carbol fuchsin 1% hingga menutupi semua sampel
3. Dipanaskan sediaan dengan sulut api hingga keluar uap dan didiamkan hingga 10
menit
4. Dibilas sediaan secara perlahan dengan air mengalir
5. Dibuang sisa air pada sediaan
6. Diteteskan asam alkohol 3% pada seluruh permukaan sediaan dan biarkan hingga
3 menit Lalu bilas dengan air mengalir
7. Dilakukan dekolorisasi ulang 1 kali bila masih tampak warna merah
8. Diteteskan methilen blue hingga menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 3
menit dan bilas dengan air mengalir Keringkan sediaan pada rak pengering
9. Dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 x dan menggunakan oil
emercy
f.Interpretasi Hasil
15
Prosedur pembuatan NaCl 9,5 %
a. Ditimbang NaCl sebanyak 3,6 gr
b. Dilarutkan dengan aquades sebanyak 400 ml
c. Dihomogenkan
d. Dimasukkan kedalam botol sebanyak 30 botol masing-msing
berisi 10 ml
e. kemudian sisanya dimasukkan lagi kedalam botol sebanyak 22
botol masing-masing berisi 4,5 ml
f. disterilisasi dalam autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit
Prosedur pembuatan Mac Concey Agar
a. Ditimbang 10,3 gram media
b. Dilarutkan dengan 200 ml aquades dan diaduk
c. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d. Ditutup dengan aluminium foil dan kertas
e. Disterilisasi pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit
f. Dikeluarkan dan didinginkan dengan direndam pada air hingga
suhu 60 derajat celcius Lalu dituang kedalam plate
Prosedur pembuatan blood agar
a. Ditimbang 12 gram media
b. Dilarutkan dengan 300 ml aquades dan diaduk
c. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d. Ditutup dengan aluminium foil dan kertas
e. Disterilisasi pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit
f. Dikeluarkan dan didinginkan hingga mencapi suhu 40-50 derajat
celcius
g. Ditambahkan darah domba (kadar darah 5% dari volume media)
h. Dihomogenkan dalam erlenmeyer
i. Dituang ke masing-masing plate (diusahakan tdk ada gelembung)
Prosedur pembuatan media LSB (Lauril Sulfat Blood)
a. Ditimbang 53,4 gram media
b. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 2 liter
c. Ditambahankan air sebanyak 500 ml terlebih dahulu
d. Panaskan diatas hot plate sampai mendidih dan larut lalu
ditambahkan sisa air = 1000 ml
e. Dihomogenkan, isa langsung atau dengan menggunakan batang
pengaduk
f. Medianya cair atau tidak membeku
g. Siapkan tabung sebanyak 150 tabung reaksi dan diisi dengan
tabung durham/ampule
h. Dimasukkan 10 ml kedalam tabung
i. Tabung ditutup namun tdk boleh terlalu rapat
j. Dikumpulkan tabung dan diberi identitas
K. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Diharapkan hubungan kerja sama antara pihak Balai Besar Laboratorium Kesehatan
(BBLK) Makassar dengan pihak STIKES Panrita Husada Bulukumba tetap terjalin
untuk tahun-tahun berikutnya.
2. Diharapkan PKK selanjutnya dapat dilaksanakan lebih lama untuk lebih
memperdalam wawasan para mahasiswa STIKES Panrita Husada Bulukumba
17
DAFTAR PUSTAKA
https://bblkmakassar.com/profile/
http://www.halodoc.com/kesehatan/hematologi
https://www.alodokter.com/cek-informasi-seputar-tes-urinalisis-di-sini
18