Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PRAKTIK KERJA KLINIK (PKK III)

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR (BBLK)

Oleh;

 NAMA : RAHMA NINGSIH


 NIM : E.20.05.061
 KELAS : ANALIS B TK.2

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwata’ala yang telah


memberikan nikmat kepada penulis berupa kesehatan,kesempatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini.Praktek kerja lapangan ini sudah penulis
laksanakan dengan baik di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK). Laporan
Kerja Lapangan ini merupakan tugas yang merupakan keharusan untuk diselesaikan oleh setiap
mahasiswa jurusan DIII Analis Kesehatan di Stikes Panrita Husada Bulukumba

Terimakasih penulis ucapkan kepada pihak Balai Besar Laboratorium Kesehatan


Makassar (BBLK). yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan PKK III dan kepada
Dosen Pembimbing Ibu A. Harmawati Novriani, S.ST Yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
Susunan Laporan PKK ini dibuat dengan sebaik-baiknya namun tentu masih banyak
kesalahan, Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.

Bulukumba , Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii

Daftar isi……………………………………………………………………………….iii

Bab 1 Pendahuluan……….……………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1


1.2 Tujuan…………………………………………………………………………...1
1.3 Mamfaat…………………………………………………………………………1

Bab 2 Pembahasan………………………………………………………….………….2

2.1 Instalasi Spesimen………………………………………………………………2

A.Sampling………………………………………………………………………..2

B.Sampel Urine……………………………………………………………………3

C.Sampel Sputum…………………………………………………………………3

2.2 Instalasi Patologi Klinik…………………………………………………………4

A.Hematologi……………………………………………………………………...4

1. Pemeriksaan Darah Rutin……………………………………………………4

2. Pemeriksaan LED……………………………………..……………………..6

B.Urinalisa……………………………………………………...………………….7

1.Kimia Urine…………………………………………………………………..7

2. Sedimen Urine………………………………………………...……………..8

C.Kimia Klinik……………………………………………………….……………9

2.3 Instalasi Imunoserologi………………………………………………………….11

1.Pemeriksaan widal…………………………………………………………….11

2. pemeriksaan Narkoba…………………………………………………………12

3.Anti HIV………………………………………………………………………13

2.4 Instalasi Mikrobiologi…………………………………………………………….13

1. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)…………………………………..13

2. Pewarnaan BTA dan pembuatan sedimen……………………………………14

iii
2.5 Instalasi Media dan Reagensia…………………………………………………..15

Bab 3 Penutup………………………………………………………………………...17

A.Kesimpulan…………………………………………………………………….17

B.Saran……………………………………………………………………………17

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….18

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah ajang bagi mahasiswa/i sarana
pelatihan mental, sikap, penerapan ilmu, dan pembentukan awal lulusan yang kompeten
pada bidangnya masing-masing. PKL merupakan implementasi secara sistematis dan
sinkron antara program pendidikan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian
tertentu. Dengan mengikuti praktik kerja lapangan diharapkan dapat menambah
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja sebenarnya.

Dengan praktik kerja lapangan diharapkan dapat memberikan kontribusi kompetensi


kepada mahasiswa mulai dari pemahaman prosedur kerja, melakukan sampling
melakukan pemeriksaan sampai dengan melaksanakan administrasi laboratorium
kesehatan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

Pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dihasilkan selama dua minggu ini tidak
sebatas pada praktik kerja laboratorium saja tetapi praktik pengenalan linkungan kerja
yang sesungguhnya termasuk pengaplikasian disiplin kerja dan menambah wawasan bagi
mahasiswa yang sangat diharapkan. Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran
yang terjadi tidak sebatas di dalam kelas saja, Namun proses pembelajaran juga dapat
berlangsung diluar kelas misalnya dengan mengadakan praktik kerja lapangan di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah unutk memenuhi syarat tugas praktek kerja
lapangan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK)

1.3 Mamfaat

Dengan adanya praktik kerja klinik ini diharapkan memperoleh manfaat diantaranya:
a. Memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i
b. Menambah pengalaman mahasiswa/i

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Instalasi Spesimen


a.Sampling

1.Pengambilan Darah Vena menggunakan Vakum


 Pengertian Pembuluh Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah
miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga
lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih
mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri.
 Tujuan
Untuk pemeriksaan hematologi, immuno-serologi, kimia darah, dan pemeriksaan
lainnya.
 Prinsip
Darah vena diambil secara asektif dengan melakukan penusukan pada pembuluh
darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik
torak / piston sampai volume darah yang dibutuhkan.
 Alat dan Bahan
Alat :
• Tourniquet
• Holder

Bahan :

 Kapas Alkohol 70%,

 Plaster,

 Tabung EDTA,

 Jarum Vakum,

 Kapas Kering

 Prosedur pengambilan
 Identifikasi Pasien
 Siapkan Alat dan Bahan
 Arahkan pasien dan lakukan Palpasi
 Lakukan desinfeksi pada daerah vena menggunakan kapas alcohol swab secara
melingkar (dari dalam keluar),tunggu hingga mengering.
 Menusuk bagian vena mediana cubiti dengan posisi jarum menghadap ke atas

2
 Masukkan tabung ke dalam holder dan mendorongnya menggunakan ibu jari
sehingga jarum bagian posterior tertancap oleh tabung,maka darah akan
mengalir masuk kedalam tabung.
 Lepas tourniquet dan letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera tarik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira kira 15 menit. Jangan
menarik jarum sebelum tourniquet dibuka
b.Sampel Urine
1. Tujuan
Prosedur kerja ini dibuat sebagai pedoman laboratorium dalam melaksanakan
pengambilan sampel sputum.
2. Prinsip
Untuk mengidentifikasi bakteri, virus atau jamur penyebab infeksi yang
dicurigai dan uji kepekaan terhadap antibiotik.
3.Bahan
Bahan :
Pot urine
4.Prosedur pengambilan sampel
 Identifikasi pasien
 Berikan pot urine ke pasien
 Sampel diantarkan ke instalasi yang sesuai permintaan pemeriksaan
 Edukasi pasien Prosedur Pengambilan Urine Yang Benar
c.Sampel Sputum
1. Tujuan
Prosedur kerja ini dibuat sebagai pedoman laboratorium dalam melaksanakan
pengambilan sampel sputum.
2. Prinsip
Untuk mengidentifikasi bakteri, virus atau jamur penyebab infeksi yang
dicurigai dan uji kepekaan terhadap antibiotik
3. Bahan
Pot Sputum
4.Prosedur Pengambilan
 Identifikasi pasien
 Berikan pot urine ke pasien
 Edukasi pasien prosedur pengambilan sputum yang benar
 Sampel dimasukkan ke dalam coolbox
 Sampel diantarkan ke instalasi mikrobiologi

3
2.2 Instalasi Patologi Klinik
Patologi Klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran klinik yang ikut
mempelajari masalah diagnostik dan terapi, Ikut meneliti wujud dan
perjalanan penyakit pada seorang penderita atau bahan berasal dari seorang
penderita. Instalasi Patologi Klinik dapat terbagi menjadi 3 bagian. yaitu
Hematologi, Urinalisa dan Kimia Klinik.
a. Hematologi

Hematologi merupakan salah satu studi kesehatan khusus mempelajari mengenai


darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang
kedokteran Hematologi termasuk Anemia,Gangguan pembekuan darah, Penyakit
infeksi, Hemofilia, dan Leukimia.
 PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
1. Pemeriksaan Darah Rutin
Parameter yang diperiksa dalam pemeriksaan darah rutin diantaranya:
 WBC(White Blood cell)
 RBC(Red blood cell)
 HGB(Hemoglobin)
 HCT(Hematokrit)
 MCH(Mean Corpuscular Hemoglobin)
 MCV(Mean Corpuscular Volume)
 MCHC(Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration)
 PLT(Platelet)
Hitung Jenis Leukosit
 Neutrofil
 Limfosit
 Monosit
 Eusinofil
 Basofil
a. Prinsip
 Metode Hydrodinamic Fowsing (RBC dan PLT)
Sel darah yang telah dialiri aliran listrik akan melewati suatu celah
(aperture) dengan satu arah. Perubahan yang terjadi akan dihitung
sebagai suatu pullse (hambatan). Pullse yang dihasilkan akan
berbanding proporsional dengan volume dan jumlah sel darah yang
dihitung.
 Fluorescene Flow Cyrometry
Flow Cyrometry menggunakan laser semikonduktor untuk menghitung
dan mengklasifikasikan sel dengan menembakkan cahaya dengan
panjang gelombang 633 mm sel yang melalui Flow Cell.
 Sodium Lauryl Sulfate (SLS Hemoglobin)
Metode SLS Hemoglobin menggunakan Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Untuk mengukur konsentrasi Hemoglobin di mana terdapat reaksi
hemolitik antara SLS membran RBC sehingga RBC pecah dan terbentuk
perubahan struktur globin 3 dimensi oleh SLS dan reaksi oksidasi besi.

4
 Cummulative Pulse Height Detection Method (HCT)
Yang diukur adalah tinggi Pulse RBC di mana perhitungan jumlah dan
ukuran sel dengan cara mengukur perubahan tahanan listrik yang
diakibatkan oleh sel sewaktu melalui celah (Aperture). Yang sempit
kemudian dideteksi oleh sensor alat.
 Indeks RBC (MCV, MCH, dan MCHC)
Perhitungan dari jumlah RBC, RCT dan HGB alat secara otomatis akan
menentukan jumlah dari MCV, MCH dan MCHC.
b. Alat dan bahan
Alat :
 Sysmex XN-1000
 Komputer
 Printer
Bahan :
 Cellpack DCL
 Sulfalyser
 WNR fluorocell
 XN check
 Cellpack DCL
 WDF Flourocell
 WNR lysercell
 Cell clean
 WDF lysercell
 RET Flourocell
c. Cara Kerja
 Keluarkan kontrol dari dalam kulkas, biarkan selama 10-15 menit sampai
mencapai suhu ruangan.
 Pastikan alat dalam kondisi ready (lampu menyala)
 Pastikan keadaan reagen
 Lakukan pemeriksaan kontrol dengan cara tekan "mode change button"
untuk mengganti mode menjadi manual, tunggu alat ready
 Klik QC analysis kemudian pilih QC filler tekan OK
 letakan material QC pada tube holder kemudian tekan tombol start
 Analisa hasil QC, klik "Accept"
 Lakukan pemeriksaan sampel
a.Input data-data pasien pada menu "regist"
b.Masukkan sampel pada rak sampel lalu tekan start
 Hasil akan keluar dalam bentuk print out data

5
d.Hasil
Tanggal : 2 Agustus 2022
ID :001

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal


WBC 11,63 g/dl 4.000-10.000
RBC 5.07 Mm/jam L:4,5-5,5. P:4-4,9
Hemoglobin 13.2 mm³ L:14,0-16,P:12,0-14,0
Hematocrit 40,4 % L:40-47,P:38-42
MCH 79,7 Pg 26-32
MCHC 32,7 FL 80-94
Trombosit 404 / mm³ 150.000-400.000
Neutrophil 51,9 % 55-65
Limfosit 37,4 % 23-35
Monosit 6,6 % 3-6
Eusinofil 3.8 % 2-4
Basophil 0.3 % 0-1

2. Pemeriksaan LED
a. Metode : Westergren
b. Prinsip:
Laju Endap Darah (LED), Mengukur kecepatan pengendapan sel darah
merah di dalam plasma. Satu-satunya adalah mm/jam. Cara pemeriksaan
yang dianjurkan Internasional Commite For Standarisation On Hematology
(ICSH) adalah westergren.
c.Alat:
 Tabung reaksi
 Pencatat waktu
 Clinipette 20 ul
 Rak tabung
 Standart westergen
 Spoit 3 ml
 Pipet westergen
d. Reagen
 EDTA 10%
 NaCl 0,85-0,90%
e. Bahan : darah Vena
f. Cara kerja
 Isi tabung reaksi dengan 20 ul EDTA 10%
 Tambahkan darah 2 ml
 Campur sampai homogen
 Masukkan 0,25 ml NaCl ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan darah EDTA satu kali pipet westergen, campur sampai
homogen

6
 Pasang pada standar westergen, biarkan selama 1 jam
 Catat hasil
g. Hasil:
Tanggal : 2 Agustus 2022
ID : 001
LED : 35 mm/jam
b. Urinalisa

Urinalisa adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sampel


urine di laboratorium.pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi atau
mendiagnosis penyakit serta memantau kondisi kesehatan dan fungsi
ginjal.urinalisa juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan.
 PEMERIKSAAN URINE LENGKAP
1. Kimia Urine
Parameter yang diperiksa dalam kimia urine diantaranya:
 Blood
 Bilirubin
 Urobilinogen
 Keton
 Protein
 Nitrit
 Glukosa
 P.H
 Spesifik gravity
 Leukosit
 Vitamin C
a. Metode : Uji carik celup
b. Prinsip:
Urine analyzer mengevaluasi carik celup dengan cara refieetance
photometri menggunakan light - emiting pada panjang gelombang dan waktu
pengukuran yang dibuat secara tepat untuk reaksi kimia dan perubahan
warna dari bantuan pemeriksaan yang diamati.
c. Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Urine analyzer (uriscan optima pins)
d. Bahan
 Urine sewaktu
 Strip uriscan
 Tissue
 Bahan qualty control
e. Prosedur Kerja

 On kan alat dan tunggu sampai siap digunakan


 Lakukan pembacaan kontrol
 Masukkan sampel urine ke dalam tabung reaksi sebanyak kurang lebih 12
 ml (3/4 tabung)

7
 Ambil satu strip urine dan celup ke dalam sampel (semua parameternya
harus basah)
 Tiriskan strip di atas meja strip
 Letakkan strip di atas meja strip
 Alat akan melakukan analisa
 Hasil berupa print out akan keluar secara otomatis
f. Hasil

Parameter Control Control Hasil Nilai


Normal Abnormal Rujukan
BLD - neg +++250 RBC/uL -negatif -negatif
BIL - neg +++3,0 mg/dl -negatif -negatif
URO +-norm ++++12,0 mg/dl +-norm 0.2-1
KET - neg +10 mg/dl -negatif -negatif
PRO - neg +++300 mg/dl -negatif -negatif
NIT - neg +pos -negatif -negatif
GLU - neg ++500 mg/dl -negatif -negatif
P.H 6.0 6.5 6.0 5,0-7,0
S.G 1.015 1.025 1.025 1.005-1.050
LEU - neg ++75 WBC/ul -negatif -negatif
VIT.C - neg -negatif +10 mg/dl -negatif

2. Pemeriksaan Sedimen Urine


 Unsur-unsur yang ada dalam sedimen urine diantaranya:
 Leuko
 Bakteri
 Benang lendir
 Sel ragi
 Trichomonas Vaginalis
 Silinder sit
 Eritrosit
 Sel epitel
 Silinder:
- Granula kasar
- Granula halus
- Granula leukosit
- Granula eritrosit
 Kristal-Kristal:
- Calsium Oxalat
- Asam Urat/Uric Acid
- Triple Phospat
- Hipuric Acid
- Amorf Urat

8
a. Metode : Mikroskopis
b. Alat :
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Mikroskop
 Objek glass
 Centrifuge
c. Bahan : Urine Sewaktu
d. Prinsip:
Berat jenis unsur-unsur organik dan anorganik dalam urine lebih
besar dari pada berat jenis urine. Sehingga dengan di centrifuge zat-zat
tersebut akan mengendap.
e. Cara kerja
 Urine yang sudah diperiksa kimianya di centrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 2500 Rpm (untuk mendapat endapan)
 Supernatannya dibuang
 Endapannya di homogen kan diambil satu tetes ini letakkan di objek
glass yang bersih.
 Periksa di mikroskop dengan lensa objektif 10 x lalu lensa objektif 40 x
f. hasil

c. Kimia Klinik
Parameter yang diperiksa di kimia klinik diantaranya:
1. Fungsi Metabolisme Karbohidrat:
 GDP (Gula Darah Puasa)/BSN (Blood Sugar Nucter)
 GDS (Gula Darah Sewaktu)/ Glucose Random
 Gula Darah 2 jam PP (Post Prandial)
 TTGO (Test Toleransi Glucose Oral)
 HbA1c (Hemoglobin A1c)
2. Fungsi Lemak/Profil Lipid
 Cholesterol
 HDL (High Density Lipoprotein)
 LDL (Low Density Lipoprotein)
 Trigliserida

9
3. Fungsi Ginjal/Kidney Function:
 Urea/ureum
 BUN (Blood urea nitrogen)
 Creatinin
 Asam urat/uric acid
4. Fungsi Hati/Liver Function:
 SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic)
 SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase)
 Alkali-Phospat(ALP)
 Bilirubin Total
 Bilirubin Direct
 Bilirubin Indirect
 Total Protein
 Albumin
 Globulin
 Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT)
5. Electrolyte Panel:
- Natrium (Na)
- Kalium (K)
- Clorida (Cl)
- Calcium (Ca)
- Magnesium (Mg)
- Litium (Li)
6. Fungsi Enzim Jantung:
- CK-NaC (Creatinin kinase N.activated)
- CKMB (Creatinin kinase muscle and braind)
- LDH (Lactat Dehidrogenase)

Pemeriksaan Dengan Alat Thermo Scientific Indiko


a. Metode : Fotometrik
b. Prinsip kerja :
Cahaya polikromatis akan diubah menjadi cahaya monokromatis
oleh monokromator kemudian akan diterjemahkan berupa data pada
display alat atau berupa print out data.
c. Alat
- Thermo Scientific Indiko
- Rak sampel
- Cup sampel
- Mikropipet 500 ul
- Tip biru
d. Bahan
- Reagen Thermo scientific
- Sampel (serum/plasma)
e. Cara kerja
- Lakukan pembacaan kontrol pada alat
- Persiapan sampel
1. Urutkan sampel sesuai kode lab terkecil
2. Lakukan penomoran sampel dan cup sampel sesuai urutan
kode lab
10
3. Tempatkan cup sampel pada rak sampel
4. Dipipetkan sampel pada cup sampel sebanyak 500 ul
5. Input data pasien berdasarkan LHUS
- Running sampel
Klik GW - 1. Sampel - klik new - input ID pasien ( confirm) - pilih
no.rak sampel - pilih posisi sampel - pilih parameter sampel - save -
klik f1 - masukkan sampel - klik start.
f. Hasil
Nama pasien : Ny.H
Umur/jk : 77 Tahun/Perempuan
Parameter Satuan Range Hasil
Calsium Mg/dL 8,2-10,4 9,4

2.3 INSTALASI IMUNOSEROLOGI


 Pemeriksaan widal
a. Metode : Aglutinasi
b. Prinsip
Pemeriksaan Uji Serologis Widal Slide Test dengan
menggunakan sampel serum dengan prinsip reaksi aglutinasi secara
imunologis antara antibody dalam serum dengan suspensi bakteri
sebagai antigen yang homolog. Pemeriksaan Widal adalah
pemeriksaan serologis untuk mendeteksi adanya Antibodi terhadap
bakteri salmonella typhi, sp, dan paratiphy dalam tubuh penderita.
c. Alat dan Bahan
Alat:
- Slide Tes Widal
- Rotator
- Pipet Tetes
- Sentrifuge
- Rak Penyimpanan Sampel
- Applicator Stick
- Mikropipet
Bahan:
- Spesimen serum pasien
- Suspensi antigen salomenlla enterica serotype typhi O (Somatik)
dan H (flagellar)
- Suspensi antigen Salmonella enterica serotype paratayphi AH
dan BH
d. Prosedur Kerja
 Persiapkan enam buah slide tes Widal dan buat lingkaran pada
masing-masing slide.
 Kemudian beri label lingkaran slide“H”, “O”, “A”, “B”, kontrol
negatif(-) dan kontrol positif (+).
 Teteskan satu tetes serum undilusi 40 ul pada empat lingkaran pertama
dengan menggunakan pipet pastur steril. Satu tetes serum kontrol positif (+)
dan serum kontrol negatif (-) diteteskan pada masing-masing lingkaran
kelima dan keenam.

11
 Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype
typhi (flagellar) pada lingkaran pertama, satu tetes anigen O
 Salmonella enterica serotype typhi (somatik) ditambahkan pada
lingkaran kedua.
 Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype typhi (flagellar)
pada lingkaran kelima dan keenam.
 Dengan menggunakan separate applicator stick, serum dan antigen dicampur
bersama-sama secara rata dan disebarkan sampai mengisi keseluruh
permukaan lingkaran.
 Kemudian rotator selama dua menit.
 Lakukan observasi untuk melihat ada tidaknya aglutinsai makroskopis.
 Jika dengan pencampuran 20 ul serum dan satu tetes antigen terjadi
aglutinasi maka titernya adalah 1:80. Kemudian dilakukan pengenceran
dengan pencampuran 10 ul serum dan satu tetes antigen, jika terjadi
aglutinasi maka titernya adalah 1:160.
 Lakukan pengenceran sampai tidak terjadi aglutinasi lagi.
 terakhir dipakai sebagai titer.
e. Intrepretasi Hasil:
Terjadinya aglutinasi menandakan tes Widal positif dan jika reaksi positiff
diobservasi dalam 20 ul sampel tes, hal ini mengindikasikan adanya level klinis
yang signifikan dari respon antibodi pada serum pasien. Tidak terjadinya
aglutinasi menandakan hasil tes Widal negatif dan mengindikasikan tidak adanya
level klinis yang signifikan dari respon antibodi.
 Narkoba
a. Metode: Imunokromatografi
b. Prinsip:
Strip Test adalah metode immunoassay dengan prinsip
pemeriksaan yaitu reaksi antigen dan antibody secara kompetisi yang
mungkin ada dalam spesimen urine dan bersaing melawan konjugat
obat untuk mengikat situs pada antibody.
c. Alat dan Bahan : Strip test, pot sampel urine, sampel urine.
d. Cara kerja:
- Disiapkan sampel alat dan bahan
- Dicelupkan strip test ke dalam sampel urine, dengan memperhatikan batas
maksimum strip test.
- Diamkan strip test 10 – 15 detik
- Strip test ditiriskan kemudian dibaca sesuai interpretasi hasil
- Dilakukan pembacaan hasil kurang dari 10 menit
e. Intrepretasi Hasil
- Hasil positif (+) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 1 garis
merah pada zona control
- Hasil positif (-) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 2 garis
merah pada zona kontrol dan zona test.
- Hasil invalid apabila terbentuk garis merah hanya pada zona test atau tidak
terbentuk warna sama sekali.

12
 Anti HIV
a. Metode : Imunokromatografi
b. Prinsip:
Spesimen yang diteteskan pada ruang membran bereaksi
dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A (ab) yang
terdapat dalam bantalan spesimen.selanjutnya akan bergerak secara
kromatografi dan bereaksi dengan antigen HIV recombinan yang
terdapat pada garis test.jika spesimen mengandung antibodi HIV
maka akan timbul garis merah.
c. Alat dan bahan:
- Rapid test anti hiv
- Reagen anti HIV
- Sampel serum
d. Cara kerja:
- Pipet sampel serum sebanyak 10 uL
- Masukkan sampel yang telah dipipet ke lubang sampel diatas strip
- Teteskan reagen anti HIV sebanyak 2 tetes
- Biarkan hingga 15 menit
- Lakukan pembacaan hasil dan pelaporan
e. Interpretasi hasil:
- Hasil positif (+) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 2 garis
merah pada zona control dan test
- Hasil positif (-) ditandai jika setelah strip test dicelupkan dan terdapat 1 garis
merah pada zona kontrol
- Hasil invalid apabila terbentuk garis merah hanya pada zona test atau tidak
terbentuk warna sama sekali.

2.4 INSTALASI MIKROBIOLOGI


 Pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekuler)
a. Metode : PCR (Polymerase Chain Reaction)
b. Prinsip : Pemeriksaan xpert MTB/RIF merupakan metode deteksi
molekuler berbasis nasted real-time PCR untuk
diagnosis tuberculosis.
c. Alat
- Pipet steril
- Alat gene xpert MTB/RIF
- BSC (Bio Safety Cabinet)
d. Bahan
- Buffer 8 ml
- Sputum/dahak
- Alkohol 96%
- Catridge
e. Prosedur :
1. Di desinfeksi meja kerja
2. Dibuka segel buffer dan pot sampel yang berisi sampel sputum/dahak
3. Dicampur buffer dengan sampel dengan perbandingan 2:1 (2 ml buffer dan 1
ml sampel)
4. Dihomogenkan sebanyak 20 kali,lalu diinkubasi selama 10 menit pada suhu
ruang
13
5. Disiapkan catridge dan diberi identitas pada sisi kanan ataupun kiri.
6. Dipipet sampel yang telah dicampur tadi dengan buffer menggunakan pipet
steril kedalam catridge sebanyak 2 ml/sampai tanda batas dipipet lalu ditutup
kembali.
7. Diproses sampel dengan alat gene xpert MTB/RIF
- Klik “create tes”dan pindai barcode yang ada di catridge
- Masukkan patient ID berupa No Nik pasien
- Masukkan sampel ID berupa No sampel-nama pasienumur
- Klik”start tes”
- Masukkan password
- Tunggu hingga lampu hijau dan berkedip lalu masukkan sampel
- Gene xpert akan memproses sampel selama kurang lebih 2 jam

f. Interpretasi hasil
- Klik”now result”
- Laporkan
 Pewarnaan BTA dan pembuatan sedimen
a. Metode : ZN (Zheil Nelsen)
b. Prinsip : Bakteri tahan asam (BTA) mempunyai dinding sel
dengan pori-pori yang sangat rapat dan sulit ditembus.
c. Alat :
1. Preparat bersih dari lemak
2. Lidi,tusuk gigi dan tusuk sate
3. Spirtus
4. Preparat ukuran 2 x 3 cm(cetakan)
5. Rak pewarnaan
6. Pensil
7. Rak pengering
8. Mikroskop
9. BSC(Bio Safety Cabinet)
d. Bahan:
1. Sputum/dahak
2. Carbol fuchsin 1%
3. Asam alkohol 3%
4. Methylen blue 0,1%
5. Oil emercy
e. Prosedur
1) Pembuatan sediaan BTA
a) Disiapkan kaca preparat yang bersih dari lemak dan diletakkan diatas
cetakan 2 x 3 cm
b) Diambil sampel sputum dengan menggunakan tusuk sate kurang lebih 1 ml
c) Diratakan sampel pada objek glass sesuai dengan cetakan 2 x 3 cm
d) Didiamkan hingga setengah kering dan diulir menggunakan tusuk gigi
untuk mempermudah pada saat pembacaan.
e) Disimpan padaa rak pengering

14
2). Pewarnaan BTA
1. Diambil sediaan kemudian difiksasi diatas api bunsen sebanyak 3 kali
2. Diteteskan carbol fuchsin 1% hingga menutupi semua sampel
3. Dipanaskan sediaan dengan sulut api hingga keluar uap dan didiamkan hingga 10
menit
4. Dibilas sediaan secara perlahan dengan air mengalir
5. Dibuang sisa air pada sediaan
6. Diteteskan asam alkohol 3% pada seluruh permukaan sediaan dan biarkan hingga
3 menit Lalu bilas dengan air mengalir
7. Dilakukan dekolorisasi ulang 1 kali bila masih tampak warna merah
8. Diteteskan methilen blue hingga menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 3
menit dan bilas dengan air mengalir Keringkan sediaan pada rak pengering
9. Dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 x dan menggunakan oil
emercy

f.Interpretasi Hasil

Apa yang dilihat Apa yang didapatkan


Tidak ditemukan BTA BTA negatif
minimal dalam 100 lapang
pandang
1-9 BTA dalam 100 lapang Tuliskan jumlah BTA yang
pandang ditemukan per 100 lapang
pandang
10-99 BTA dalam 100 1+
lapang pandang
1-10 BTA dalam 1 lapang 2+
pandang minimal periksa
50 lapang pandang
Lebih dari 10 BTA dalam 1 3+
lapang pandang

2.5 INSTALASI MEDIA DAN REAGENSIA


 Prosedur pembuatan media PCA
a. Ditimbang 4,5 gr media
b. Dilarutkan dengan aquades sebanyak 200 ml
c. Dihomogenkan
d. Dimasukkan kedalam erlenmeyer dan di tutup dengan aluminium
foil dan karet gelang
e. Disterilissi dalam autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit
 Prosedur pembuatan media TBX
a. Ditimbang 4,77 gr media
b. Dilarutkan dengan aquades sebanyak 150 ml
c. Dihomogenkan
d. Dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditutup dengan aluminium
foil dan diikat dengan karet gelang
e. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit

15
 Prosedur pembuatan NaCl 9,5 %
a. Ditimbang NaCl sebanyak 3,6 gr
b. Dilarutkan dengan aquades sebanyak 400 ml
c. Dihomogenkan
d. Dimasukkan kedalam botol sebanyak 30 botol masing-msing
berisi 10 ml
e. kemudian sisanya dimasukkan lagi kedalam botol sebanyak 22
botol masing-masing berisi 4,5 ml
f. disterilisasi dalam autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit
 Prosedur pembuatan Mac Concey Agar
a. Ditimbang 10,3 gram media
b. Dilarutkan dengan 200 ml aquades dan diaduk
c. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d. Ditutup dengan aluminium foil dan kertas
e. Disterilisasi pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit
f. Dikeluarkan dan didinginkan dengan direndam pada air hingga
suhu 60 derajat celcius Lalu dituang kedalam plate
 Prosedur pembuatan blood agar
a. Ditimbang 12 gram media
b. Dilarutkan dengan 300 ml aquades dan diaduk
c. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
d. Ditutup dengan aluminium foil dan kertas
e. Disterilisasi pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit
f. Dikeluarkan dan didinginkan hingga mencapi suhu 40-50 derajat
celcius
g. Ditambahkan darah domba (kadar darah 5% dari volume media)
h. Dihomogenkan dalam erlenmeyer
i. Dituang ke masing-masing plate (diusahakan tdk ada gelembung)
 Prosedur pembuatan media LSB (Lauril Sulfat Blood)
a. Ditimbang 53,4 gram media
b. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 2 liter
c. Ditambahankan air sebanyak 500 ml terlebih dahulu
d. Panaskan diatas hot plate sampai mendidih dan larut lalu
ditambahkan sisa air = 1000 ml
e. Dihomogenkan, isa langsung atau dengan menggunakan batang
pengaduk
f. Medianya cair atau tidak membeku
g. Siapkan tabung sebanyak 150 tabung reaksi dan diisi dengan
tabung durham/ampule
h. Dimasukkan 10 ml kedalam tabung
i. Tabung ditutup namun tdk boleh terlalu rapat
j. Dikumpulkan tabung dan diberi identitas
K. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 121 derajat celcius
selama 15 menit

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Praktik Kimia Klinik III merupakan bentuk implementasi secara sistematis


dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu.
Dalam praktik kerja klinik ini mahasiswa analis kesehatan bertugas untuk
melakukan Pemeriksaan laboratorium diantaranya melakukan tindakan dan prosedur
pemeriksan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dengan tujuan untuk
menentukan berapa kadar yang terkandung dalam sampel .
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk beberapa tujuan seperti: untuk
mendeteksi seberapa banyak kadar/nilai yang terkandung pada sampel, menentukan
resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau perkembangan pengobatan dan
lain-lain.
Melihat beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium yang disebutkan tadi, maka
pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan sedini mungkin untuk mencegah beberapa
penyakit yang dapat disebabkan oleh air yang tidak layak komsumsi,virus yang
gampang menyebar,dan bakteri E.coli yang terdapat didalam sampel air. Seperti slogan
yang sudah cukup dikenal masyarakat “Lebih baik menncegah daripada mengobati”.

B. Saran

1. Diharapkan hubungan kerja sama antara pihak Balai Besar Laboratorium Kesehatan
(BBLK) Makassar dengan pihak STIKES Panrita Husada Bulukumba tetap terjalin
untuk tahun-tahun berikutnya.
2. Diharapkan PKK selanjutnya dapat dilaksanakan lebih lama untuk lebih
memperdalam wawasan para mahasiswa STIKES Panrita Husada Bulukumba

17
DAFTAR PUSTAKA

https://bblkmakassar.com/profile/
http://www.halodoc.com/kesehatan/hematologi
https://www.alodokter.com/cek-informasi-seputar-tes-urinalisis-di-sini

18

Anda mungkin juga menyukai