Disusun :
SEMESTER 2 REGULER
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemeriksaan Laboratorium Spesimen” dengan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang prosedur pemeriksaan spesimen bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ns. Eni Kusyawati, M.Si.Med selaku dosen
mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
A. Simpulan............................................................................................................................................................23
B. Saran..................................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
4. Bagaimana cara pengambilan spesimen feces untuk pemeriksaan laboratorium?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Suatu tindakan memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena klien
untuk mendapat spesimen darah. Fungsi pembuluh vena adalah Menyalurkan
darah dari seluruh tubuh menuju jantung. Jenis pembuluh vene yaitu vena cava,
vena pulmonalis, vena superfisialis, dan vena dalam Berikut adalah lokasi
pengambilan darah vena. Tujuan pengambilan darah vena untuk mendapatkan
sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan
pemeriksaan, untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,
needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita, untuk
petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy).
6
b. Prosedur pengambilan darah vena
3. Kapas (secukupnya)
5. 1 buah pengalas
6. 1 buah tourniquet
7. 1 buah spuit (sesuaikan ukuran spuit dengan dengan jumlah darah yang
akan diambil)
8. Plester (secukupnya)
7
Prosedur pelaksanaan :
3. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk di kursi
4. Cuci tangan
11. Masukkan jarum suntik dengan arah 15-30 derajat dengan perlahan
14. Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
18. Berikan label pada wadah spesimen ( nama klien, tanggal, jenis
pemeriksaan, nama ruangan)
8
20. Rapikan alat dank klien
9
Alat dan Bahan :
2. Kapas
3. Alkohol 70%
5. Plester
6. Tabung vakum
Prosedur pelaksanaan :
2. Cuci tangan
10
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang
lagi.
10. Dengan hati-hati buka tutup jarum, masukkan ke dalam holder dan
sekrupkan
12. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika
memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan
ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
13. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
11
2) Pengambilan sampel darah arteri
a. Pengertian
2. Heparin
3. Yodium-povidin
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
12
8. Pengalas
9. Handuk kecil
14. Bengkok
Prosedur pelaksanaan :
15. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
18. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian
kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
19. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45° sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
20. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah
tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
22. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
23. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
14
24. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
26. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang
digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
28. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah
(untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan
waktu yang lama)
1. Pengertian sputum
Sputum atau dahak adalah pemeriksaan dahak untuk mendeteksi adanya bakteri
penyebab infeksi saluran pernafasan, terutama infeksi paru – paru. Dahak merupakan
cairan yang diproduksi oleh sakuran pernafasan, dan dikeluarkan dari saluran pernafasan
saat batuk. Kultur dahak dapat dilakukan kepada klien yang mengalami penyakit
pneumonia, abses, paru,atau tuburkulosis dengan gejala seperti batuk, nyeri otot, demam,
mengigil, lemas, nyeri dada dan sesak nafas.
15
2. Prosedur pengambilan specimen sputum
Waktu pengambilan sptum ditentukaan berdasarkan tujuan pemeriksaan.
Berdasarkan waktu pengumpulan sputum, sampel sputum dibagi menjadi 2, yaitu
sampel sputum pagi hari dan smpel sputum sewaktu. Waktu pengumpulan sputum yang
baik adalah pagi hari dengan volume sputum yang terkumpul skitar 3- 5 ml pada setiap
wadah sempel sputum.
Alat dan bahan :
1. Wadah specimen steril dengan penutup
2. Sarung tangan bersih
3. Disinfektan
4. Tissue
5. Lebel
6. Plastic specimen
7. Obat kumur
8. Slip permintaan labolatorium
9. Bengkok
Prosedur pelaksanaan :
1. Mengcapkan salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Menjaga privasi klien
4. Atur posisi klien semi fowler (duduk disisi tempat ditur)
16
5. Cuci tangan
6. Memakai sarung tangan bersih
7. Letakan bengkok didekat klien
8. Meminta klien agar tidak menyentuh bagian dalam tempat penampung spetum
9. Lakukan tekinik nafas dalam dan batuk efektif sekuat mungkin agar spetum
kluar dari trakea , bukan tengorok
10. Meminta klien untuk mengeluarkan spetum dalam penampung spesiemen.
Lakukan berkali – kali sampai spetum 2-10 cc.
11. Tutup penampung spesimen
12. Bersihkan penampung specimen jika terdapat spetum yang berada diluar
penampung berikan ciran desinfektan
13. Bersihkan mulut klien menggunakan tissue kemudian buang tissue kedalam
bengkok
14. Beri label pada wadah dan kirim dengan segara ke labolatorium beserta formulir
pemeriksaan
15. Simpan penampung klien dalam plastic spesimen
16. Rapikan alat dan klien
17. Lepas sarung tangan kemudian cuci tangan
1. Pengertian urine
Urine merupakan sisa material yang dieksresikan oleh ginjal dan ditampung
dalam saluran kemih hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi
dalam bentuk cairan. Ekskresi urine yang disaring dari ginjal menuju urter selanjutny
disimpan didalam kandung kemih dan kemudian dibuang.
17
Pengambilan sempel urine steril dilakukan menggunakan peralatan steril. Ada
dua cara pengumpulan sempel urine steril yang lazim yaitu kateterisasi atau
pungsi suprapubis. Pengumpulan sempel dengan kateter dilakukan dengan cara
menampung langsung urine yang keluar dari kateter ke dalam wadah sampel
steril, sedangkan pungsi suprapubis hanya dilakukan oleh dokter. Tujuannya
adalah untuk mengkaji adanya infeksi atau kepekaan mikroorganisme terhadap
beberapa jenis obat
18
5. Kapas alkohol
6. Bengkok
1. Mengucapkan salam
2. Menutup tirai / menjaga privasi klien
3. Menjelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan
4. Bantu dokter untuk melakaukan suprapubis, dengan cara :
a. Siapkan spuit steril 10 ml dan kapas alkohol
b. Minta klien untuk minum air putih minimal 500 ml dan tunggu hingga
klien merasa ingin berkemih
c. Setelah dorongan untuk berkemih terasa, anjurkan klien untuk
menahannya . segera lapor padadokter agar pungsi segera dilakukan
d. Membantu klien untuk membuka pakian pada area yang akan menjalani
pungsi, pastikan tirai atau pintu sudah tertutup agar privasi klien terjaga
e. Tampung urine hasil pungsi kedalam wadah sampel steril minimal 10
ml, kemudian tutup kembali wadah tersebut
19
f. Bantu klien untuk merapikan pakaian dan kembali keposisi awal
g. Rapikan peralatan dan letakan kembali ke tempat semula
h. Beri label pada wadah sampel dan segera kirim ke labolatorium bersama
formulir pemeriksaan
i. Mengucapkan terimakasih kepada klien karena telah bersedia untuk
meakukan pengambilan urine streil
B. Posedur pengmbilan urine porsi tengah
Pengambilan urine porsi tengah dilakukan dengan meminta klien
menmpung urine secara langsung kedalam wadah yang telah disediakan.
Alat dan bahan :
1. Botol bersih tertutup
2. Formulir pemeriksaan labolatorium
3. Kertas lebel
4. Bengkok
5. Sarung tangan
Prosedur pengambilan urine porsi tengah :
1. Mengucapkan salam kepada klien
2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan
3. Minta klien / keluarga klien untuk menampung urine kedalam wadah
yang telah disediakan ketika berkemih dengan cara :
a. Basuh area genital setelah berkemih
b. Buang urine yang pertama kluar, kemudian tampung urine
selanjutnya langsung kedalam wadah sampel yang telah disediakan
4. Bantu klien tirah baring mengumpulkan sampel urine dengan cara :
a. Siapkan alat
b. Bersihkan area genital sebelum meminta klien berkemih
c. Buang urine yang pertama kluar, kemudian tampung urine
selanjutnya langsung kedalam wadah sampel yang telah disediakan
5. Bantu klien merapikan pakaiannya da kembali ke posisi yang nyaman
6. Rapikan peralatan dan letakan ketempat semula
7. Ucapkan terimakasih kepada klien karena sudah bersedia untuk
pengambilan urine porsi setengah
20
C. Pengambilan crtinine clearance (cct)
Dilakukan dengan cara mengumpulkan urine atau darah sebagai bahan
pemeriksaan untuk mengetauhi fungsi glomerulus.
Alat dan bahan :
1. Dua botol yang masing – masing diberi lebel No.1 dan No.2
2. Wadah sempel darah satu buah
3. Spuit dan jarum steril
4. Kapas alkohol
5. Sarung tangan
6. Bengkok
prosedur Pengambilan crtinine clearance (cct)
1. Mengucapkan salam kepada klien
2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan
3. Beri klien diet UTC selama tiga hari berturut – turut
4. Mulai klien untuk puasa mulai pukul 24.00 hingga pagi hari keempat
5. Anjurkan klien agar tidak berkemih sebelum pengumpulan sampel
dilakukan
6. Lakukan pengumpulan sampel pukul 4.30 pagi. Minta klienuntuk
minum air putih sekitar700 cc dan menghabiskannya dalam waktu 30
menit
7. Pukul 5.00, minta klien untuk berkemih hingga kandung kemih
kosong, kemudian buang urine tersebut
8. Antara pukul 5.00 – 6.00 minta klien untuk berkemih kembali dan
menampung urine dalam wadah botol No.1
9. Lakukan pengumpulan sampel darah perifer dan memasukan sampel
kedalam wadah yang telah disediakan
10. Pukul 6.00- 7.00, kembali anjurkan klien untuk berkemih kembali dan
menampung urine kedalam wadah botol No.2
11. Kaji tinggi dan berat badan klien, kemudian sertakan hasil pengkajian
pada formulir pemeriksaan labolatorium
12. Kirim sempel urine dan darah ke labolatorium beserta formulir
pemerksaan
21
D. Pengambilan Spesimen Feces
1. Pengertian Feces
Tinja atau feses atau kotoran adalah produk buangan saluran pencernaan yang
dikeluarkan melalui anus atau kloaka. sisa pencernaan dari zat-zat yang tidak lagi
berguna bagi tubuh, seperti partikel makanan yang tidak tercerna, bakteri, dan
garam. Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi antara sekali
setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, dkk. (2009). Prosedur Klinik Keperawatan Kebutuahan Dasar Manusia. Jakarta
Timur: CV. Trans Info Media. ( Diunduh 21 Maret 2022)
Potter& Perry (2000).buku suku ketrampilan dan dasar prosedur dasar. Edisi 3. Jakarta: BGC
(Diakses 21 Maret 2022)
24
25