Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“PENGAMBILAN DARAH DARI VENA DAN BLOOD GAS


ARTERI (BGA)”
Guna Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Dosen Pengampu :
Ns. Roby Rahmadi Akbar, M.Kep

Disusun Oleh :

Findhi Bella Silvia 030420263


Rina Ika Winata 030420267
Ryan Gunawan 030420268
Siti Afiroh Zaharani 030420270
Wiwi Wulandari Hasan 030420271
Hikmah Fitria 030420272

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

TAHUN 2021/2022

Jl. Raya Industri Pasir Gombong, Jababeka Cikarang - Bekasi 17530. Telepon.
02189111110. E-mail: Email.info@medikasuherman.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pengambilan

Darah Dari Vena dan Analisis Gas Darah (AGD)”.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada dosen kami yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cikarang, 31 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengambilan Darah Vena...................................................................................3
2.1.1 Definisi.........................................................................................................3
2.1.2 Tujuan..........................................................................................................3
2.1.3 Manfaat.......................................................................................................3
2.1.4 Prosedur Pengambilan Darah dari Vena.......................................................4
2.2 Blood Gas Arteri (BGA)..................................................................................13
2.2.1 Definisi.......................................................................................................13
2.2.2 Tujuan........................................................................................................13
2.2.3 Manfaat......................................................................................................14
2.2.4 Daerah Pengambilan Darah Arteri..............................................................14
2.2.5 Prosedur Kerja............................................................................................15
2.2.6 Interpretasi Analisa Gas Darah...................................................................17
BAB III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan......................................................................................................19
3. 2 Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah

phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek

laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu: melalui

tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan

arteri atau nadi. Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian

yaitu plasma darahdan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu

trombosit, leukosit dan eritrosit.

Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan

pemeriksaan laboratorium yang baik. Pengumpulan atau pengambilan

sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin

ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana proses pengambilan darah dari vena dan Blood Gas

Arteri dalam masing-masing prosedurnya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi

syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah

3. Untuk petunjuk prosedur pengambilan darah melalui vena

1
4. Untuk menjelaskan pengertian Blood Gas Analyzer (BGA)

5. Untuk mengetahui cara kerja Blood Gas Analyzer (BGA)

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Blood Gas

Analyzer (BGA)

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Darah Vena

2.1.1 Definisi
Pengambilan darah vena merupakan sebuah metode

pengambilan darah dengan melakukan penusukan pada area

pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit (suntikan) yang

biasanya diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna

(vena supervisiallain) yang cukup besar untuk mendapatkan sampel

darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau

vacutainer.

2.1.2 Tujuan
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan

memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

2. Untuk sebagai petunjuk prosedur pengambilan darah

melalui vena

3. Untuk mengetahui suatu penyakit, jumlah sel dan yang

lainnya.

2.1.3 Manfaat

Pengambilan darah dari vena untuk upaya mengeluarkan

komponen darah yang bermasalah, komponen darah sendiri terdiri

dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),

Trombosit dan plasma darah. Serta untuk mengetahui suatu

3
penyakit didalam tubuh dengan pemeriksaan lanjutan dengan darah

diteliti dalam laboratorium.

2.1.4 Prosedur Pengambilan Darah dari Vena

Dalam pengambilan darah dari vena terdapat daerah yang

paling sering dilakukan prosedur ini yaitu lipatan sikut bagian

dalam. Proses pengambilan darah dari vena juga terdapat beberapa

hal yang harus diperhatikan sebelum dilaksanakannya prosedur

dalam pengambilan darah dari vena ini, seperti :

2.1.3.1 Lokasi yang tidak diperkenankan diambil darah

1. Lengan pada sisi mastectomy

2. Daerah edema

3. Hematoma

4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

5. Daerah bekas luka

6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokkan

vascular

7. Daerah intra-vena lines

8. Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan

hemolisis (Permenkes RI, 2013).

2.1.3.2 Prosedur Kerja

1. Pengambilan Pengambilan spesimen darah vena dengan

syring (alat suntik)

4
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik

(syring) merupakan cara yang masih sering dilakukan di

berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayana

kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston

sederhana on sederhana yang terdiri dari sebuah yang

terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan

jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering digunakan

biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Pengambilan

darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia

lanjut dilakukan dan pasien dengan vena yang tidak dapat

diandalkan (rapuh atau kecil).

A. Tahap Pre-interaksi :

1. Menyiapkan diri

2. Memastikan 6 benar

3. Mencuci tangan

4. Menyiapkan alat, seperti :

1) Handscoon steril

2) Swab alkohol

3) Kapas (secukupnya)

4) Satu buah bantal kecil sebagai sebagai

penopang

5) Pengalas

6) Torniquet

5
7) spuit (sesuaikan ukuran (sesuaikan ukuran

spuit dengan jumlah darah akan diambil)

8) Plester (secukupnya)

9) Kontainer

10) kertas label (seperlunya)

11) berkas form permintaan pemeriksaan

laboratarium

12) wadah spesimen spesimen dan tutupnya

13) plastik spesimen

B. Tahap Orientasi

1) Memberi salam

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

4) Menanyakan ketersediaan pasien

5) Memperhatikan prinsip 6 benar

C. Tahap Kerja

1) Jaga privasi privasi klien

2) Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan

dilakukan

3) Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau

posisi duduk di kursi

4) Cuci tangan

5) Handscoon

6) Pasang pengalas di bawah tangan klien

6
7) Pilih lokasi yang akan dilakukan pengambilan

(biasanya di fossa antecubital)

8) Pasang tourniquet 5-10 cm di atas vena yang

dipilih

9) Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas

alkohol arah sirkuler dari dalam keluar (± 5 cm).

biarkan kulit mongering

10) Tempatkan jari telunjuk tangan non domianant di

bawah lokasi (± 2,5 cm) dan tarik kulit secara

perlahan.

11) Masukkan jarum suntik dengan arah 15-30

derajat dengan perlahan

12) Lakukan Lakukan aspirasi aspirasi sampai jumlah

darah mencukupi mencukupi

13) Lepaskan tourniquet

14) Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan

dengan kapas alkohol

15) Pasang plester di lokasi penyuntikan

16) Lepaskan jarum suntik dari syingernya

17) Masukkan darah ke dalam wadah spesimen

18) Berikan label pada wadah spesimen ( nama klien,

tang klien, tanggal, jenis pemeriksaan, jenis

pemeriksaan, nama ruangan)

7
19) Masukkan wadah spesimen kedalam palstik

spesimen

D. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien.

3) Membereskan alat-alat.

4) Buka handscoon dan cuci tangan

5) Mencatat kegiatan pada lembar catatan

keperawatan

2. Pengambilan Pengambilan spesimen darah vena

dengan vakum

Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa

udara,terbuat dari kaca atau plasti terbuat dari kaca atau plastik.

Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir

masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah

volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari

dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir.

Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan

jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung.

Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga

dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan

berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder

dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada

8
jarum posterior. Keuntungan dan Kekurangan pengambilan

darah dengan vakum

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini, yaitu tidak

perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa darah ke

dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat

digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai

dengan jenis tes tabung yang diperlukan. kuman, cara ini juga

lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk

ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil,

bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau

jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa

digunakan jarum bersayap (winged needle).

A. Tahap Prainteraksi :

1. Menyiapkan diri

2. Memastikan 6 benar

3. Mencuci tangan

4. Menyiapkan alat, seperti :

1) Jarum vakutainer atau winged needle (disesuaikan)

2) Kapas

3) Swab alkohol

9
4) Torniquet

5) Plester

6) Tabung vakum

7) Bengkok

B. Tahap Orientasi

1) Memberi salam

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

4) Menanyakan ketersediaan pasien

5) Memperhatikan prinsip 6 benar

C. Tahap Kerja

1) Jaga privasi privasi klien

2) Cuci tangan

3) Pakai sarung tangan bersih (handscoon)

4) Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

5) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan

yang banyak melakukan aktifitas.

6) Minta pasien mengepalkan tangan.

7) Pasang Turniquet kira-kira 10 cm di atas di atas

lipat siku.

10
8) Pilih bagian median cubital atau cephalic. Lakukan

perabaan perabaan (palpasi) untuk memastikan

posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,

elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak

teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke

siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah

lengan.

9) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil

dengan swab alkohol dan biarkan kering. Kulit yang

sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

10) Dengan hati-hati tutup jarum, masukkan ke dalam

holder dan sekrupkan

11) Angkat pelindung jarum dan buka tutup jarun

12) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum

menghadap ke atas. Masukkan ke dalam holder dan

dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap

pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke

dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti

mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah

tabung pertama terisi, cabut dan terisi, cabut dan

ganti dengan tabung ganti dengan tabung kedua,

begitu seterusnya.

13) Lepas Turniquet dan minta pasien membuka

kepalan tangan kepalan tangannya. Volume darah

11
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau

plasma diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau

plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

14) Letakkan kapas di tempat suntikan segera lalu

lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat,

lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan

menarik jarum sebelum Turniquet dibuka.

15) Lipat pelindung jarum kembali ke tempatnya

D. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien.

3) Membereskan alat-alat.

4) Buka handscoon dan cuci tangan

5) Mencatat kegiatan pada lembar catatan keperawatan

6) Antarkan wadah spesimen ke laboratarium

laboratarium beserta form permintaan pemeriksaan

laboratarium.

12
2.2 Blood Gas Arteri (BGA) / Analisa Gas Darah Arteri

2.2.1 Definisi

Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan darah

melalui pembuluh darah arteri. Analisa gas darah (AGD) adalah

prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk mengukur

jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga dapat

digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Sel-

sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang

juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah

melewati paruparu, oksigen masuk ke dalam darah sementara

karbon dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru.

Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan

seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke

dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah

2.2.2 Tujuan

1. Menilai tingkat keseimbangan asam basa

2. Mengetahui kondisi fungsi pernapasan dan kardiovaskular

3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

4. Mengetahui pH darah

5. Mengetahui tekanan parsial CO2

6. Mengetahui bikarbonat

7. Mengetahui base express

8. Mengetahui tekanan parsial oksigen

9. Mengetahui saturasi oksigen

13
2.2.3 Manfaat

Analisa gas darah dilakukan untuk mengukur kadar asam

basa (pH) untuk mengetahui bila darah terlalu asam (asidosis) atau

basa (alkalosis), serta untuk mengetahui apakah tekanan oksigen

dalam darah terlalu rendah (hipoksia), atau karnon dioksida terlalu

tinggi (hiperkarbia).

2.2.4 Daerah Pengambilan Darah Arteri

a. Arteri Radialis dan Ulnaris

Merupakan daerah penusukan yang baik karena disini ada

arteri ulnaris yang dapat memberikan sirkulasi kolateral pada

telapak tangan dan jari.

b. Arteri Brachialis

Merupakan arteri pilihan setelah arteri radialis dan ulnaris

tidak dapat dilakukan, karena lebih banyak resikonya bila terjadi

obstruksi pembuluh darah. Apabila penusukan tidak benar dapat

merusak saraf dan dapat menimbulkan sumbatan arteri sehingga

terjadi kerusakan jaringan akibat tidak ada lewatnya sirkulasi

kolateral pada lengan bawah.

c. Arteri Femoralis

Merupakan alternatif terakhir, karena mempunya resiko

komplikasi yang banyak. Sebenarnya pengambilan sampel dari

arteri femoralis lebih mudah karena ukuran arteri lebih besar,

14
tapi beresiko menyebabkan perdarahan yang sering tidak

diketahui karena lokasinya tertutup. Bila terdapat obstruksi

pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh

tubuh / tungkai bawah dan bila hal ini berlangsung lama dapat

menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan

dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara

darah vena dan arteri. Selain itu arteri femoralis terletak sangat

dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama yang

memperdarahi ekstremitas bawah.

Arteri Femoralis dan Brakialis sebaiknya jangan digunakan

jika masih ada alternative lain, karena tidak memiliki sirkulasi

kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau atau

thrombosis.

2.2.5 Prosedur Kerja

Sebelum pengambilan darah dari arteri radialis, harus dilakukan

modified Allen test untuk menentukan apakah arteri ulnaris dapat

memberikan sirkulasi kolateral ke tangan. Test Allen’s merupakan

uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal ini dilakukan

dengan cara yaitu: pasien diminta untuk mengepalkan tangannya,

kemudian berikan tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris

selama beberapa menit, setelah itu minta setelah itu minta pasien

unutk membuka pasien unutk membuka tangannya, lepaskan tekanan

15
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi pada arteri,

observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan

harus memerah dalam 15 detik. Warna merah menunjukkan test

allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,

menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negative,

hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

1. Tahapan Pra Interaksi

a. Memastikan prinsip 6 benar

b. Mencuci tangan

c. Menyiapkan alat :

1) Bak injeksi

2) Sarung tangan disposable

3) Spuit 2cc dan penutup jarum

4) Heparin

5) Kassa steril

6) Kapas alkohol dalam tempatnya

7) Plester dan gunting

8) Bengkok

9) Lembar dokumentasi / buku catatan

2. Tahap Orientasi

a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

16
d. Menanyakan persetujuan/ kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja

a. Menjaga privasi pasien.

b. Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman

c. Memakai handscoon steril

d. Mengaspirasi heparin ke dalam spuit sampai membasahi

seluruh spuit

e. Meraba arteri radialis, brachialis atau femoralis yang akan

menjadi area penyuntikan

f. Lakukan test allen

g. Meraba kembali arteri dan palpasi pulsasi yang paling keras

dengan jari tangan dan telunjuk

h. Disinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan

kapas alkohol dengan gerakan sirkular dari arah dalam ke

luar dengan diameter 5cm. Tunggu sampai kering.

i. Menyuntikkan jarum ke arteri dengan sudut 45°- 60°.

j. Bila jarum masuk ke dalam arteri, darah akan keluar tanpa

spuit dihisap dan darah berwarna merah terang.

k. Setelah darah terhisap (kira-kira 2 ml) tarik spuit dan tekan

bekas tusukan arteri 5 – 10 menit. Bila klien mendapat

heparin, tekan selama 15 menit lalu tekan dengan balutan

tekan.

l. Menusukkan jarum spuit pada gabus atau karet.

17
m. Meletakkan spuit pada wadah berisi es atas segera kirimkan

ke laboratorium bersama formulir pemeriksaan.

4. Tahap Terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan

b. Berpamitan dengan pasien.

c. Membereskan alat-alat.

d. Buka sarung tangan dan cuci tangan

e. Mencatat kegiatan pada lembar catatan keperawatan ( jenis

obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan waktu pemberian).

2.2.6 Interpretasi Analisa Gas Darah

Cara menilai AGD:

1. Lihat pH

Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal dari darah

antara 7,35 – 7,45. Jika pH darah di bawah 7,35 berarti

asidosis, dan jika di atas 7,45 berarti alkalosis.

2.  Lihat CO2

Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2

normal adalah 35-45 mmHg. Di bawah 35 adalah alkalosis, di

atas 45 asidosis.

18
3. Lihat HCO3

Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal

HCO3 adalah 22-26 mEq/L. Di bawah 22 adalah asidosis, dan

di atas 26 alkalosis.

4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH

Langkah selanjutnya adalah bandingkan kadar pCO2 atau

HCO3 dengan pH untuk menentukan jenis kelainan asam

basanya. Contohnya, jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka

kelainannya disebabkan oleh sistem pernapasan, sehingga

disebut asidosis respiratorik. Contoh lain jika pH alkalosis dan

HCO3 alkalosis, maka kelainan asam basanya disebabkan oleh

sistem metabolik (atau sistem renal) sehingga disebut

metabolik alkalosis.

5. Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan dengan pH

Langkah kelima adalah melihat apakah kadar pCO2 atau

HCO3 berlawanan arah dengan pH. Apabila ada yang

berlawanan, maka terdapat kompensasi dari salah satu sistem

pernapasan atau metabolik. Contohnya jika pH asidosis, CO2

asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan pH sehingga

kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3

19
berlawanan dengan pH menunjukkan adanya kompensasi dari

sistem metabolik.

6. Lihat pO2 dan saturasi O2

Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 (nilai normal 80-

100 mmHg) dan O2 sat (nilai normal 95-100%). Jika di bawah

normal maka menunjukkan terjadinya hipoksemia.

20
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan

Darah adalah salah satu komponen yang ada pada tubuh manusia,

darah terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta

trombosit. Dalam pengambilan darah vena biasanya sering dilakukan pada

area sikut dalam, gunanya untuk mengeluarkan darah yang diperlukan

untuk melakukan observasi berkelanjutan di laboratorium agar dapat

mengetahui suatu penyakit, jumlah sel, memeriksa kesehatan secara

menyeluruh dan analisa gas darah.

Analisa gas darah adalah pemeriksaan laboratorium yang sangat

penting untuk mengukur kadar oksigen karbondioksida dan tingkat asam

basa (PH) di dalam darah hal ini bertujuan untuk mengetahui status

oksigen asin-asin status keseimbangan asam basa fungsi paru dan status

metabolisme pada pasien sampel untuk pemeriksaan analisa gas darah

adalah darah arteri yang diambil dari arteri brachialis atau arteri radialis

atau arteri femoralis (Pergelangan tangan, lengan, atau pangkal)

3. 2 Saran

Diharapkan mahasiswa terkhususkan keperawatan mampu dan dapat

melakukan tindakan pengambilan darah vena dan analisa gas darah arteri

sesuai dengan prosedur yang ada. Sebagai tenaga kesehatan yang

21
profesional dituntut mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan

ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengupdate ilmu

dalam segala hal terutama dalam hal keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andika, R. (2011). Skripsi. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Metode Kadar Hemoglobin Metode Cyanmeth antara Darah Kapiler dan

Vena Pada Mahasiswa Anali wa Analis Kesehatan Universitas s Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang: Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Anggraini, F. (2015). Perbedaan Hasil Kadar Hb Pada Pengambilan Darah Vena

Antara Posisi Duduk Dan Berbaring (Doctoral dissertation, Universitas

Muhammadiyah Surabaya).

Dukić, et al. (2016). Blood Gas Testing and Related Measurements: National

Recommendations on Behalf of the Croatian Society of Medical

Biochemistry and Laboratory Medicine. Biochemia Medica, 26 (3), pp.

318–336.

Kusuma, D.A., Rachmawati, B. 2019. Perbedaan parameter analisa gas darah

(AGD) pada mixing sampel sesuai dan tidak sesuai standar Clinical and

Laboratory Standards Institute (CLSI). Intisari Sains Medis 10 (1): 214-

217.

22
University of Rochester Medical Center (2021). Health Encyclopedia. Arterial

Blood Gas (ABG).

VENA, A. Pengambilan Darah. PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH VENA.

23

Anda mungkin juga menyukai