Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATERI MODUL 4

(ABSORPSI OBAT)
Dosen Pengampu :
Ayu Trisna Darmayanti, S.Farm., M.S.Farm

Disusun Oleh
Nama : Komang Angga Karisma
Nim : 22089016022
Semester : III

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya kami
masih kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
“MATERI MODUL 4” dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun
memenuhi tugas dari dosen…………………. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini, masih banyak kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Singaraja, 05 Desember 2023

Penulis.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………I

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..II

DAFTAR ISI….………………………………………………………………………………...III

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………....2

2.1 Farrmakokinetika warfarin…………………………………………………………………2


2.2 Interaksi obat warfarin……………………………………………………………………...2
2.3 Perbedaan metode clotting time dengan bleeding time……………………………………2
2.4 Indikasi dan kontra-indikasi warfarin…………………………………………………..…3
2.5 Jenis-jenis uji bleeding time…………………………………………………………………4
2.6 Jenis-jenis uji clotting time………………………………………………………………….4

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………5

3.1 Simpulan……………………………………………………………………………………...5

3.2 Saran………………………………………………………………………………………….5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….6

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Warfarin adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan darah atau memiliki efek
antikoagulan. Warfarin memiliki indikasi penyakit terkait tromboembolisme.
Farmakokinetika adalah proses yang dialami obat ketika obat masuk ke dalam tubuh
manusia, yang terdiri atas proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi (Holford,
2012). Waktu pembekuan (clotting time, CT) merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa
lama waktu yang diperlukan untuk proses pembekuan darah. Test waktu pembekuan
digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Waktu
perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh
menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini
mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan
cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana farmakokinetika warfarin?
2. Bagaimana interaksi obat warfarin?
3. Apa perbedaan metode clotting time dengan bleeding time?
4. Bagaimana indikasi dan kontra-indikasi warfarin?
5. Apa saja jenis-jenis uji bleeding time?
6. Apa saja jenis-jenis uji clotting time?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui farmakokinetika warfarin!
2. Untuk Mengetahui interaksi obat warfarin!
3. Untuk mengetahui perbedaan metode clotting time dengan bleeding time!
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra-indikasi warfarin!
5. Untuk mengetahui jenis-jenis uji bleeding time!
6. Untuk mengetahui jenis-jenis uji clotting time!

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Farmakologi

Farmakokinetika :

 Absorbsi sempurna secara oral dengan puncak plasma selama 4 jam.


 99 % terikat protein plasma.
 Terdistribusi kecil (0,4 l/kg) dengan pemberian IV ataupun IM.
 Proses antikoagulan 24 jam setelah pemberian, kadar puncak 72-96 jam.
 Durasi kerja: 2-5 jam; konsistensi dengan paruh waktu vitamin Kdependent clothing
factors: F.II (60 jam) ; VII (4-6 jam) ; IX (24 jam) ; X (48-72 jam) ; protein C dan S (8-30
jam).
 Metabolisme: secara aktif oleh enzim sitokrom P-450.
 Tereliminasi oleh metabolisme hepar dengan kecepatan 0,2 l/h/70Kg).
 Waktu paruh ± 1 minggu, terjadi 20-60 jam, ±40 jam.

 92 persen dieksresikan di urin dan feses.

2.2 Interaksi Obat

Warfarin berinteraksi dengan sangat banyak obat lain seperti asetaminofen, beta bloker,
kortikosteroid, siklofosfamid, eritromisin, gemfibrozil, hidantoin, glukagon, kuinolon,
sulfonamid, kloramfenikol, simetidin, metronidazol, omeprazol, aminoglikosida, tetrasiklin,
sefalosporin, anti inflamasi non steroid, penisilin, salisilat, asam askorbat, barbiturat,
karbamazepin dll.

2.3 Perbedaan metode clotting time dan bleding time

 Clothing time atau waktu pembekuan adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
untuk menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah membeku. Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode dengan tabung dan tabung kapiler.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Nilai rujukan normal apabila menggunakan metode dengan tabung adalah 9-15
menit. Sedangkan nilai rujukan normal apabila menggunakan metode dengan tabung
kapiler adalah 2-6 menit. Jika didapatkan hasil lebih dari nilai rujukan normal
tersebut, maka disebut CT memanjang. CT memanjang dapat terjadi pada penyakit
hemofilia, trombositopenia dan lain-lain. Namun, CT memanjang juga dapat terjadi
akibat kesalahan tennis, seperti terjadi pencampuran darah sample dengan
tromboplastin jaringan, pengambilan sampel darah vena tidak segera berhasil
dengan baik, tabung pemeriksaan kotor dan lain-lain. Sehingga, apabila hasil
pemeriksaan CT memanjang, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan,
seperti pemeriksaan APTT (aktivated partial tromboplastin time).
 Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan
lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara
laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan
tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi
pembuluh darah kapiler dan trombosit. Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung
lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan
dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy
dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik
Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi
merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat
memperlama waktu perdarahan.

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi :

 Untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi tromboembolik yang dihubungkan dengan


fibrilasi atrium dan penggantian katup jantung, serta sebagai profilaksis terjadinya emboli
sistemik setelah infark miokard (FDA approved).
 Profilaksis TIA atau stroke berulang yang tidak jelas berasal dari problem jantung.

Kontra-indikasi

 Semua keadaan di mana resiko terjadinya perdarahan lebih besar dari keuntungan yang

PAGE \* MERGEFORMAT 2
diperoleh dari efek anti koagulannya, termasuk pada kehamilan, kecenderungan
perdarahan atau blood dyscrasias, dll.

2.5 Jenis-jenis uji Bleeding Time

Perbedaan antara clotting time dan bleeding time terletak pada metode pemeriksaan yang digunakan
dan variabel yang diukur. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

Clotting Time:

1. Metode: Clotting time diketahui menggunakan metode lee-white

2. Variabel: Clotting time menilai kemampuan pembentukan protrombin

dan mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk protrombin.

3. Normal: Waktu normal clotting time adalah antara 2-8 menit

Bleeding Time:

1. Metode: Bleeding time diketahui menggunakan metode Ivy, yaitu dengan cara ujung jari dilukai
dengan menggunakan lanset.

2. Variabel: Bleeding time menunjukkan kemampuan vasokonstriksi, trombosit (termasuk kesimpulan


fungsi dan jumlah), dan gangguan vaskuler, kemampuan vasokonstriksi atau gangguan agregasi
trombosit.

3. Normal: Waktu normal bleeding time tidak ada, karena variabel ini tergantung pada kondisi pasien
dan gangguan yang ada.

Secara singkat, clotting time lebih berkaitan dengan kemampuan pembentukan protrombin dan waktu
yang diperlukan untuk membentuk protrombin, sementara bleeding time lebih berkaitan dengan
kemampuan vasokonstriksi, trombosit, dan gangguan vaskuler yang mungkin terjadi. Keduanya
menggunakan metode yang berbeda untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pemeriksaan.

Jenis-jenis uji clotting time meliputi:

a) Metode Lee-White: Metode ini digunakan untuk mengukur clotting time dengan menggunakan dua
tabung silikon yang telah dipanaskan pada suhu 37°C. Setelah pengambilan sampel darah, 1 mL darah

PAGE \* MERGEFORMAT 2
ditempatkan di masing-masing tabung, dan waktu mulai pembentukan bekuan dicatat.

b) Metode Slide: Metode ini juga digunakan untuk mengukur clotting time dengan menggunakan slide.
Metode ini memerlukan pengambilan 4 mL darah untuk setiap tabung dan pencatatan waktu saat
bekuan pertama kali terbentuk.

2.6 Jenis-jenis uji Clothing Time

Bleeding time (waktu perdarahan) adalah waktu yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan
setelah pengambilan luka. Waktu ini mencakup kemampuan vasokonstriksi, trombosit (termasuk
kesimpulan fungsi dan jumlah), dan gangguan vaskuler, kemampuan vasokonstriksi atau gangguan
agregasi trombosit. Bleeding time diukur dengan metode Ivy, yaitu dengan cara ujung jari dilukai dengan
menggunakan lanset. Darah yang pertama keluar dihapus selanjutnya amati perdarahan yang keluar
sampai darah benar-benar berhenti dengan hati-hati dan dengan tidak menyentuh luka tersebut. Waktu
normal bleeding time tidak ada, karena variabel ini tergantung pada kondisi pasien dan gangguan yang
ada.

Perbedaan utama antara bleeding time dan clotting time terletak pada apa yang diukur dan bagaimana
pengukuran dilakukan:

Bleeding Time:

Bleeding time adalah waktu yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan setelah pengambilan luka.

a) Metode pengukuran: Bleeding time diukur dengan cara ujung jari dilukai dengan menggunakan
lanset, dan waktu yang diperlukan untuk perdarahan berhenti dicatat.

b) Variabel yang diukur: Bleeding time mencakup kemampuan vasokonstriksi, fungsi dan jumlah
trombosit, serta gangguan vaskuler.

c) Normal: Tidak ada rentang waktu normal yang pasti untuk bleeding time

karena variabel ini tergantung pada kondisi pasien dan gangguan yang ada.

Clotting Time:

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Clotting time adalah waktu yang diperlukan untuk darah membeku atau membentuk bekuan.

a) Metode pengukuran

Clotting time diukur dengan metode seperti metode Lee-White atau metode tabung, di mana waktu
yang diperlukan untuk pembentukan bekuan darah dicatat.

b) Variabel yang diukur

Clotting time menilai kemampuan pembentukan protrombin dan mengukur waktu yang diperlukan
untuk membentuk protrombin.

c) Normal

Waktu normal clotting time adalah antara 3-10 menit.

Dengan demikian, bleeding time mengukur waktu yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan
setelah luka, sementara clotting time mengukur waktu yang diperlukan untuk darah membeku atau
membentuk bekuan.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemeriksaan bleeding time (waktu perdarahan), antara
lain:

1. Metode Duke

Metode ini melibatkan pembuatan luka kecil pada kulit, biasanya pada lengan, dan pengukuran waktu
yang diperlukan untuk perdarahan berhenti. Metode ini umum digunakan di Indonesia karena
perlukaannya lebih kecil.

2. Metode Ivy

Metode ini juga digunakan untuk mengukur bleeding time. Pada metode ini, luka pungsi dibuat pada
lengan bawah, dan waktu yang diperlukan untuk perdarahan berhenti dicatat. Kedua metode ini
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tubuh dalam menghentikan perdarahan setelah trauma.
Pemeriksaan bleeding time penting untuk menilai fungsi trombosit dan mendeteksi adanya kelainan
hemostasis

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Warfarin adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan darah atau memiliki efek
antikoagulan. Warfarin memiliki indikasi penyakit terkait tromboembolisme. Farmakokinetika

PAGE \* MERGEFORMAT 2
adalah proses yang dialami obat ketika obat masuk ke dalam tubuh manusia, yang terdiri atas
proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi (Holford, 2012).

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan dalam memberikan solusi,
dan semoga makalah ini berguna bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/24036/15723

https://www.academia.edu/42773230/PEMERIKSAAN_BLEEDING_TIME_DAN_CLOTTING_TIME

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai