Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HEMATOLOGI II

PENETAPAN TROMBOPLASTIN PARTIAL (PTT) DAN MASA


TROMBOPLASTIN PARSIAL TERAKTIVASI (APTT)

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK : 2
1. RIAN ARIANDI
2. ISMAIL MUKUSIBU
3. DJIHAN FAHIRA ABDUL MALIK
4. NURUL WIDOWATY ARBIE
5. SINTIA MA’ARUF
6. NIKEN APRIYANI ABAS
7. ANNISA NURDIN
8. DESSY LATIF
9. SULASTRI ISMAIL

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


UNIVERSITAS BINA MANDIRI
GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya kuasa dan
rahmat-Nyalah, penyusun dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penetapan
Tromboplastin Partial (PTT) Dan Masa Tromboplastin Parsial Teraktivasi (APTT)”.
Dengan ini penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun
dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa kami penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusuanan makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Akhir kata, kami penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pada umumnya bagi para pembaca.

Gorontalo, April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah................................................................................... 2
1.3 Manfaat Makalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Darah................................................................................. 3
2.2 Pengertian Hemostatis......................................................................... 3
2.3 Definisi PTT/PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time).................... 4
2.4 Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal PTT......................................... 4
2.5 Prinsip Pengukuran PTT...................................................................... 6
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan PTT......................... 6
2.7 Defenisi APTT (Activated Partial Thromboplastine Time) ............... 7
2.8 Penetapan Pemeriksaan APTT............................................................ 7
2.9 Prinsip Uji APTT................................................................................. 7
2.10 Nilai Normal Uji APTT..................................................................... 8
2.11 Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)............................... 8
2.12 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan APTT.................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemostasis adalah mekanisme untuk menghentikan dan mencegah
perdarahan. Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang
terluka berkurang. Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian
pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor
pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang
akan membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan
dapat dihentikan.
Jadi dalam proses hemosatasis terjadi 3 reaksi yaitu reaksi vascular berupa
vasokontriksi pembuluh darah, reaksi selular yaitu pembentukan sumbat
trombosit, dan reaksi biokimiawi yaitu pembentukan fibrin. Faktor-faktor yang
memegang peranan dalam proses hemostasis adalah pembuluh darah, trombosit,
dan faktor pembekuan darah. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi
hemostasis adalah faktor ekstravascular, yaitu jaringan ikat disekitar pembuluh
darah dan keadaan otot.
Pedarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit,
ataupun sistem pembekuan darah. Bila gejala perdarahan merupakan kalainan
bawaan, hampir selalu penyebabnya adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut
diatas kecuali penyakit Von Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan
yang didapat, penyebabnya mungkin bersifat multipel. Oleh karena itu
pemeriksaan penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan vasculer,
treombosit, dan koagulasi.
Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum operasi. Beberapa
klinisi membutuhkan pemerikasaan hemostasis untuk semua penderita pre
operasi, tetapi ada juga membatasi hanya pada penderita dengan gangguan
hemostasis. Yang paling penting adalah anamnesis riwayat perdarahan. Walaupun
hasil pemeriksaan penyaring normal, pemeriksaan hemostasis yang lengkap perlu
dikerjakan jika ada riwayat perdarahan.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Makalah

1.4 Manfaat Makalah


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Darah
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi
ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong
oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang
dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup.
Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit.
Darah membentuk 6%-8% dari berat tubuh total, dan terdiri dari sel-sel
darahyang tersuspensi didalam suatu cairan yang disebut plasma. Terdapat tiga
jenis sel darah utama yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Setiap jenis sel
memiliki fungsinya masing-masing, fungsi ini tidak dapat berjalan dengan lancer
apabila terdapat gangguan. Salah satu gangguan yang dapat timbul adalah
perdarahan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme untuk menghentikan
pendarahan agar sel darah tetap dapat berjalan dengan fungsinya masing-masing,
mekanisme ini dikenal dengan hemostatis.
2.2 Pengertian Hemostatis
Hemostatis merupakan proses tubuh untuk menghentikan kehilangan darah
saat terjadi trauma jaringan. Proses ini melibatkan sejumlah factor diantaranya
vascular, trombosit, factor koagulasi, fibrinolisis dan inhibitornya. Hemostatis
berperan juga untuk menjaga keseimbangan antara trombisis dan perdarahan.
Hemostatis merpakan proses gabungan aktivitas trombosit dan kaskade
koagualasi untuk membentuk bekuan. Aktivitas kaskade koagulasi untuk
membentuk bekuan. Proses hemostatis diukur dengan uji konvensional sperti
trombosit, activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) untuk pemeriksaan
jalur instriksik Internasional Normalized Ratio (INR), Phrothrombin Time (PT)
untuk jalur eksrinstik, Thrombin Time (TT), kadar fibrinogen, dan Fibrin
Degradation Products (FDPs).

2.3 Definisi PTT/PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)


Pemeriksaan masa protrombin atau disingkat PTT/PT merupakan
pemeriksaan skrining digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur
ekstrinsik dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan
fibrinogen. Selain itu juga dapat dipakai untuk memantau efek antikoagulan oral
karena golongan obat tersebut menghambat pembentukan faktor pembekuan
protrombin, VII, IX, dan X.
Pemeriksaan PT ini dipakai untuk menguji faktor ektrinsik. Tromboplastin
jaringan yang menggunakan metode Aseton dehidrasi yang terbuat dari jaringan
otak kelinci. Test ini digunakan untuk menguji jalur ekstrinsik. Jadi diperlukan
faktor VII, faktor V, faktor X, faktor II serta faktor I yang normal, sedangkan
tromboplastin jaringan tidak perlu normal.
Pemeriksaan PT juga sering dipakai untuk memantau efek pemberian
antikoagulan oral. Pemberian kepekaan reagen tromboplastin yang dipakai dan
perbedaan cara pelaporan menimbulkan kesulitan bila pemantauan dikerjakan di
laboratorium yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut ICTH
(International Comittee on Thrombosis and Haemostasis) dan ICSH
(International Comitte for Standardization in Haematology) menganjurkan agar
tromboplastin jaringan yang akan digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu
terhadap tromboplastin rujukan untuk mendapatkan ISI (International Sensitivity
Index). Juga dianjurkan agar hasil pemeriksaan PT dilaporkan secara seragam
dengan menggunakan INR (International Normalized Ratio), yaitu rasio yang
dipangkatkan dengan ISI dari reagen tromboplastin yang digunakan.
2.4 Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal PTT (Masa Protrombin/Prothrombin
Time)
Pemeriksaan PTT dilakukan dengan memakai reagen Organon menurut
metode (one-step method) yang dianjurkan oleh Quick. PT dapat diukur secara
manual (visual), foto-optik atau elektromekanik. Teknik manual memiliki bias
individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan
dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat
otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa
sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Cara ini digunakan untuk menguji adanya gangguan faktor pembekuan darah
pada jalur extrinsik yaitu kekurangan faktor pembekuan V, VII, X, Protrombin
dan fibrinogen. Jika dianggap bahwa faktor lain-lain dalam proses-proses itu
normal, maka masa protrombin ini menjadi ukuran untuk masa protrombin.
Pemeriksaan inipun bukan merupakan suatu penetapan kuantitatif dalam arti kata
sebenarnya hasilnya ikut dipengaruhi oleh kualitas tromboplastin yang dipakai
dan oleh teknik mengerjakan percobaan. Karena itu, pemeriksaan ini harus
dilakukan in duplo dan harus juga disertai dengan kontrol plasma normal.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah
vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan
9:1. Darah sitrat harus diperiksa dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 2.500g.
Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8°C menyebabkan teraktivasinya
prokonvertin oleh sistem kalikrein.
Kadar normal pemeriksaan PT jika hasilnya 10-15 detik (dapat bervariasi
secara bermakna antar laboratorium). PT penderita 12,5 detik ; PT kontrol 12,0
detik dan PT penderita 16,0 detik ; PT kontrol 12,5 detik. Dikatakan abnormal
apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik. Tes PT ini abnormal memanjang
pada :
1. Obstructive jaundice (menguningnya warna kulit akibat akumulasi
pigmen dalam darah).
2. Penyakit-penyakit hepar yang lanjut
3. Penyakit-penyakit perdarahan pada awal kelahiran
4. Penyakit-penyakit congenital (kelaianan bawaan) seperti :  Defisiensi
faktor VII, Defisiensi faktor V, Defisiensi faktor II.
5. Syndrome nephrotic.
6. Penderita-penderita yang mendapatkan pengobatan dengan obat-obat
antikoagulan
2.5 Prinsip Pengukuran PTT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)
Prinsip pengukuran PT/PTT adalah menilai terbentuknya bekuan bila ke
dalam plasma yang telah diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium. Reagen yang digunakan adalah kalsium tromboplastin,
yaitu tromboplastin jaringan dalam larutan CaCl2 / mengukur lamanya terbentuk
bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37ºC, ditambahkan
reagen tromboplastin jaringan dan ion kalsium. Prinsip tes ini merupakan
rekalsifikasi plasma dengan penambahan tromboplastin. Pemeriksaan in vitro
menunjukan kegunaan dari sistim pembekuan darah jalur eksterinsik.
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan PTT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan PT adalah sampel darah


membeku, membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama
beberapa jam, diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan alkohol
(pemanjangan PT). PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik
dan bersama jika kadarnya <30%. Pemanjangan PT dijumpai pada penyakit hati
(sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, ikterus), afibrinogenemia,
defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), gangguan koagulasi intravaskuler
(DIC), fibrinolisis (kondisi hancurnya fibrin), hemorrhagic disease of the
newborn (HDN) yaitu penyakit perdarahan yang terjadi pada hari-hari pertama
kehidupan akibat kekurangan vitamin K, gangguan reabsorbsi usus.
Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis
protrombin. Pemanjangan PT dapat disebabkan pengaruh obat-obatan :
1. Vitamin K antagonis, antibiotik (penisilin, streptomisin, karbenisilin,
kloramfenikol, kanamisin, neomisin, tetrasiklin),
2. Antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin, klordiazepoksid,
difenilhidantoin, heparin, metilkopa), mitramisin, reserpin, fenilbutazon , quinidin,
salisilat/ aspirin, sulfonamide.
3. PT memendek pada tromboflebitis (inflamasi atau pembekakan pada vena), infark
miokardial, embolisme pulmonal. Pengaruh Obat : barbiturate, digitalis, diuretik,
difenhidramin, kontrasepsi oral, rifampisin dan metaproterenol
2.7 Defenisi APTT (Activated Partial Thromboplastine Time)
Tes masa protrombin teraktivasi adalah tes dalam kaitannya dengan proses
pembekuan darah dengan menggunakan reagen yang mengaktivasi faktor
pembekuan XII dengan cepat. Tes ini merupakan bentuk modifikasi dari PT
(Prothrombin Time) yang hasilnya lebih teliti. Test dilakukan untuk keperluan
memantau terapi anti koagulan dan resiko perdarahan.
Test ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya circulating antikoagulan.
APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika
kadarnya < 7 detik dari nilai normal.
2.8 Penetapan Pemeriksaan APTT
Penetapan Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau
dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode fotooptik dan
elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar
sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen
sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih
dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar
dengan cepat dan teliti. 22
2.9 Prinsip Uji APTT
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit
dengan tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin,
ellagic acid, mikronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium
maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT. 22
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan
trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung
plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel dipusingkan selama 15 menit
dengan kecepatan 2.500x. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam
pada suhu 20±5oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam
pada suhu 20±5oC kalau sampling dengan antikoagulan citrate dan 4 jam pada
suhu 20±5oC kalau sampling dengan tabung CTAD. 22
2.10 Nilai Normal Uji APTT
Nilai normal uji APTT adalah 20 – 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi
untuk tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
pemberian heparin dapat meningkatkan nilai APTT karena terjadi pemanjangan
waktu pembekuan darah. Pemanjangan tersebut masih dapat dikatakan dalam
batas aman untuk tidak terjadi perdarahan jika nilai APTT setelah pemberian
heparin 1,5 - 2,5 dari nilai APTT normal. Faktor yang dapat mempengaruhi
temuan laboratorium :
1. Pembekuan sampel darah
2. Sampel darah hemolisis atau berbusa
3. Pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal pada infus heparin).
2.11 Masa Tromboplastin Parsial Teraktivasi/ Activated Partial Thromboplastin
Time (APTT)
Tromboplastin parsial adalah fosfolipid yang berfungsi sebagai pengganti
platelet faktor 3 (PF3), dapat berasal dari manusia, tumbuhan dan hewan, dengan
aktivator seperti kaolin, ellagic acid, micronized silica atau celite. Reagen
komersil yang dipakai misalnya CK Prest 2 yang berasal dari jaringan otak
kelinci dengan kaolin sebagai aktivator. Reagen Patrhrombin SL menggunakan
fosfolipid dari tumbuhan dengan aktivator micronized silica.
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time,
APTT) adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur
intrinsik dan jalur bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein,
kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), Faktor IX (factor
Christmas), faktor VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart),
faktor V (proakselerin), faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen).
Tes ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya circulating anticoagulant.
APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika
kadarnya < 7 detik dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap
abnormal. APTT memanjang dijumpai pada defisiensi bawaan
Jika PPT normal kemungkinan kekurangan :
a. Faktor VIII
b. Faktor IX
c. Faktor XI
d. Faktor XII
Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW
kininogen (Fitzgerald factor), defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin,
hipofibrinogenemia. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti : Penyakit
hati (sirosis hati) Leukemia (mielositik, monositik) Penyakit Von Willebrand
(hemophilia vaskular) Malaria Koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated
intravascular coagulation (DIC) Circulating anticoagulant (antiprothrombinase
atau circulating anticoagulant terhadap suatu faktor koagulasi) Selama terapi
antikoagulan oral atau heparin.
2.12 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan APTT (Activated Partial
Thromboplastine Time)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium antara lain :
1. Pembekuan sampel darah,
2. Sampel darah hemolisis atau berbusa
3. Pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal pada infus heparin).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan PTT /PT dilakukan dua cara yaitu dengan memakai reagen
Organon menurut metode (one-step method) yang dianjurkan oleh Quick dan
secara manual (visual), foto-optik atau elektromekanik. Teknik manual memiliki
bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada
keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan
alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode otomatis dapat
memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti. Sedangkan pada
Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan
alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode fotooptik dan elektro-
mekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak
dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan
tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan
teliti.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan PTT dan APTT yaitu pasien
mengonsumsi obat-obat tertentu yang mengakibatkan lamanya pembekuan darah,
faktor pembekuan sampel darah, sampel darah yang akan diperiksa hemolisis
atau berbusa, pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal pada infus
heparin).
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. 2015. Kapita Selekta : Hematologi. Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Ardianto, Asmal. 2019. Penuntun Praktikum Hematologi II. Sulawesi Selatan :
Pustaka As Salam.
Gandasoebrata, G. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan keenambelas.
Jakarta : FKUI.
Made, Bakta I. 2012. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009
Ribca Angga Febrilia. 2014. Laporan Resmi Laboratorium Hematologi "Aptt, Masa
Rekalsifikasi, PTT " Program Studi D Iii Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri 2014

Setiabudi, Rahajuningsih D. 2009. Hemostasis dan Trombosis. Jakarta : FKUI.


Halaman 23-32.
Wahdaniah dan Sri Tumpuk, 2017. Hubungan Jumlah Trombosit Dengan Nilai
Prothrombin Time Dan Activated Partial Thromboplastin Time Pada
Pasien Persiapan Tindakan Operasi Caesar. Jurnal Laboratorium
Khatulistiwa. 1 (1) : 8-12

Anda mungkin juga menyukai