Anda di halaman 1dari 18

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBIOTIK

MELALUI PENGUJIAN ZONA HAMBAT


WHEEL DILUTION/MIC/MBC

Oleh :
Djihan Fahira Abdull Malik
Antibakteri/Antibiotik
• Antibakteri adalah zat atau senyawa kimia yang digunakan
untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang merugikan
manusia.
• Antibakteri atau antibiotik merupakan senyawa yang dapat
menghambat bahkan membunuh proses kehidupan suatu
mikroorganisme (bakteri).
Resisten Antibiotik
• Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak
terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antibiotik.
• Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk
bertahan hidup.
Uji Aktivitas Antibiotik
• Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap
antimikroba dapat dilakukan dengan salah satu dari
dua metode pokok yakni :
1. Dilusi
2. Difusi.
• Untuk menggunakan metode standar untuk
mengendalikan semua faktor yang mempengaruhi
aktivitas antimikroba.
Metode Dilusi
• Metode dilusi ini menggunakan
antimikroba dengan kadar yang
menurun secara bertahap, baik dengan
media cair atau padat.
• Pemeriksaan uji aktivitas antibakteri
dikerjakan dengan dua metode yakni :
1. Dilusi cair (Broth dilution)
2. Dilusi padat (Solid dilution)
Dilusi Cair
• Pada metode dilusi cair digunakan medium cair untuk
mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau KHM
(kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal
concentration) atau KBM (kadar bunuh minimum).
• Metode dilusi cair dilakukan dengan membuat seri
pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang
ditambahkan dengan mikroba uji.
• Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat
jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan
sebagai KHM.
• Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya
dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji
ataupun agen antimikroba, kemudian diinkubasi selama 18-24
jam.
• Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan
sebagai KBM.
• Keuntungan uji antimikroba dilusi cair adalah bahwa uji ini
memberi hasil kuantitatif yang menunjukkan jumlah
antimikroba yang dibutuhkan untuk mematikan bakteri.
Dilusi Padat
• Metode dilusi padat menggunakan media padat (solid)
• Media diinokulasi bakteri uji dan dieramkan. Pada tahap akhir,
antimikroba dilarutkan dengan kadar yang menghambat atau
mematikan.
• Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan
penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja.
• Metode dilusi padat mempunyai keuntungan yaitu satu
konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan
untuk menguji beberapa mikroba uji.
Metode Difusi
• Media yang digunakan adalah Mueller Hinton.
Pada metode difusi ini ada beberapa cara,
yaitu:
1. Disc Diffusion / Cara Kirby Bauer
2. E-test
3. Ditch-plate Technique
4. Cup-plate Tecnique
5. Pour-plate Tecnique
6. Gradient-plate Technique
Disc Diffusion / Cara Kirby
Bauer
• Metode ini dapat digunakan untuk menentukan aktivitas agen
antimikroba.
• Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media
agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi
pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan
adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen
antimikroba pada permukaan media agar.
• Hasil dari inkubasi diamati:
1. Radical zone, yaitu daerah di sekitar zat uji
dimana sama sekali tidak diketemukan
adanya pertumbuhan bakteri.
2. Irradical zone, yaitu suatu daerah di sekitar
zat uji yang pertumbuhan bakteri dihambat
oleh zat uji tersebut.
E-test
• Metode ini digunakan untuk mengestimasi MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) atau KHM (Kadar Hambat Minimum) yaitu konsentrasi
minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
• Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen
antimikroba dari kadar terendah sampai tetinggi yang diletakkan pada
permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme.
• Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkan yang
menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar.
Ditch-plate Technique
• Pada metode ini sampel uji berupa agen
antimikroba yang diletakkan pada parit yang
dibuat dengan cara memotong media agar
dalam cawan petri pada bagian tengah
secara membujur dan mikroba uji
(maksimum 6 macam) digoreskan ke arah
parit yang berisi agen antimikroba.
Cup-plate Tecnique
• Metode ini serupa dengan metode disc
diffusion, dimana dibuat sumur pada media
agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dan pada sumur tersebut
diberi agen antimikroba yang akan diuji.
Pour-plate Tecnique
• Suspensi bakteri yang telah ditambahkan
dengan akuades dan agar base, dituang
pada media agar Mueller Hinton, disk
diletakkan di atas media.
• Hasilnya dibaca sesuai standar masing-
masing antibakteri.
Gradient-plate Technique
• Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media
agar secara teoretis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media
agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran
kemudian dituang ke dalam cawan petri dan diletakkan dalam
posisi miring.
• Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen
antimikroba berdifusi dan permukaan media mongering.
Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah mulai
dari konsentrasi tinggi ke rendah.
• Hasil diperhitungkan sebagai panjang total
pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang
mungkin dibandingkan dengan panjang
pertumbuhan hasil goresan.
• Maka konsentrasi hambatan adalah (X.Y):C mg/ml
atau µg/ml. Dimana :
1. X = panjang total pertumbuhan mikroorganisme
yang mungkin
2. Y = panjang pertumbuhan aktual
3. C = konsentrasi final agen antimikroba pada total
volume media mg/ml atau µg/ml.
TERIMA KASIH 🙂

Anda mungkin juga menyukai