Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENETAPAN PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time) DAN

APTT (Activated Partial Thromboplastine Time) TERAKTIVASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


DJIHAN FAHIRA A.MALIK
FRANSISKA POLANGITAN
FITRIYANTI DJAFAR
NURSEPTIANI JUSUF
SARPIN OTOLUWA
SITI RAHMATIA DATAU

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA MANDIRI GORONTALO
2019
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula saya
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah kontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini ditujukan khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hematologi II. Tugas ini merupakan wawasan mengenai beberapa penjelasan
tentang “Penetapan PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time) dan APTT
(Activated Partial Thromboplastine Time)” dan harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini agar makalah ini menjadi lebih baik.

                                                                                       Gorontalo, April 2019

                                                                                                      Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Darah....................................................................
2.2 Pengertian Hemostatis............................................................
2.3 Definisi PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)...............
2.4 Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal PT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)..............................................
2.5 Prinsip Pengukuran PT (Masa Protrombin/Prothrombin
Time).......................................................................................
2.6 Faktor Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan PT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)..............................................
2.7 Defenisi APTT (Activated Partial Thromboplastine Time). . .
2.8 Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal PT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)..............................................
2.9 Prinsip Pengukuran APTT (Activated Partial
Thromboplastine Time)..........................................................
2.10 Faktor Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan APTT (Activated
Partial Thromboplastine Time)...............................................
BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hemostasis merupakan suatu mekanisme untuk melindungi dan
mempertahankan komposisi dan fluiditas darah di dalam pembuluh darah.
Kematian dapat terjadi akibat ketidakmampuan untuk menghentikan
perdarahan. Untuk menentukan letak kelainan hemostasis, diperlukan
anamnesis yang baik dan teliti, pemeriksaan dan evaluasi manisfestasi klinik
perdarahan yang cermat serta pemeriksaan laboratorium yang tepat.
Pemeriksaan hemostasis penting untuk dilakukan dengan tujuan membantu
para klinisi mendiagnosa dan memantau kelainan hemostasis. Gangguan
homeostatis dengan perdarahan abnormal dapat terjadi akibat kelainan
vaskular, trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit dan gangguan
pembekuan darah.
Respons hemostasis normal terhadap kerusakan vaskular bergantung
pada interaksi yang terkait erat antara dinding pembuluh darah, trombosit
yang bersirkulasi, dan faktor pembekuan trombosit. Trombosit berperan
penting dalam proses hemostasis dengan cara membentuk sumbat trombosit
pada jejas pembuluh darah dan membentuk suatu mekanisme hemostatik
primer yang efektif. Gangguan jumlah trombosit dapat menyebabkan
perdarahan abnormal.
Operasi merupakan tindakan yang dapat mencetuskan perdarahan, untuk
penderita dengan kondisi yang normal, perdarahan yang terjadi dapat dengan
mudah ditangani. Hal yang berbeda dapat terjadi apabila pasien mengalami
kelainan homeostatis, perdarahan yang hebat dapat terjadi dan sering
mengancam kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kelainan hemostasis
sekecil apapun sebaiknya diketahui melalui pemeriksaan yang tepat sebelum
operasi dilakukan.
Masa pembekuan yang memanjang pada PT dan aPTT terjadi karena
defisiensi faktor akan terkoreksi dengan penambahan plasma normal ke
dalam plasma yang diuji. Jika koreksi tidak ada atau tidak lengkap dengan
plasma normal, maka dicurigai terdapat inhibitor koagulasi. Pemeriksaan
masa perdarahan (bleeding time = BT) dan masa pembekuan (clotting time =
CT) memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah dalam memprediksi
risiko perdarahan, sedangkan pemeriksaan masa tromboplastin parsial
teraktivasi (activated partial thromboplastin time = APTT) lebih sensitif dan
mempunyai reprodusibilitas yang lebih baik dibanding clotting time.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemeriksaan dan kadar normal PT (Prothrombin Time)
dan APTT (Activated Partial Thromboplastin Time) serta faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan PT (Prothrombin Time) dan APTT
(Activated Partial Thromboplastin Time)
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui cara pemeriksaan dan kadar
normal PT (Prothrombin Time) dan APTT (Activated Partial Thromboplastin
Time) serta faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan PT (Prothrombin
Time) dan APTT (Activated Partial Thromboplastin Time)
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yaitu dapat mengetahui cara pemeriksaan dan kadar
normal PT (Prothrombin Time) dan APTT (Activated Partial Thromboplastin
Time) serta faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan PT (Prothrombin
Time) dan APTT (Activated Partial Thromboplastin Time)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Darah
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi
ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong
oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang
dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup.
Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit.
Darah membentuk 6%-8% dari berat tubuh total, dan terdiri dari sel-sel
darahyang tersuspensi didalam suatu cairan yang disebut plasma. Terdapat
tiga jenis sel darah utama yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Setiap jenis
sel memiliki fungsinya masing-masing, fungsi ini tidak dapat berjalan dengan
lancer apabila terdapat gangguan. Salah satu gangguan yang dapat timbul
adalah perdarahan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme untuk
menghentikan pendarahan agar sel darah tetap dapat berjalan dengan
fungsinya masing-masing, mekanisme ini dikenal dengan hemostatis.
2.2 Pengertian Hemostatis
Hemostatis merupakan proses tubuh untuk menghentikan kehilangan
darah saat terjadi trauma jaringan. Proses ini melibatkan sejumlah factor
diantaranya vascular, trombosit, factor koagulasi, fibrinolisis dan
inhibitornya. Hemostatis berperan juga untuk menjaga keseimbangan antara
trombisis dan perdarahan.
Hemostatis merpakan proses gabungan aktivitas trombosit dan kaskade
koagualasi untuk membentuk bekuan. Aktivitas kaskade koagulasi untuk
membentuk bekuan. Proses hemostatis diukur dengan uji konvensional sperti
trombosit, activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) untuk pemeriksaan
jalur instriksik Internasional Normalized Ratio (INR), Phrothrombin Time
(PT) untuk jalur eksrinstik, Thrombin Time (TT), kadar fibrinogen, dan
Fibrin Degradation Products (FDPs).
2.3 Definisi PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)
Pemeriksaan masa protrombin atau disingkat PT merupakan pemeriksaan
skrining digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik
dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan
fibrinogen. Selain itu juga dapat dipakai untuk memantau efek antikoagulan
oral karena golongan obat tersebut menghambat pembentukan faktor
pembekuan protrombin, VII, IX, dan X.
Pemeriksaan PT ini dipakai untuk menguji faktor ektrinsik. Tromboplastin
jaringan yang menggunakan metode Aseton dehidrasi yang terbuat dari
jaringan otak kelinci. Test ini digunakan untuk menguji jalur ekstrinsik. Jadi
diperlukan faktor VII, faktor V, faktor X, faktor II serta faktor I yang normal,
sedangkan tromboplastin jaringan tidak perlu normal.
Pemeriksaan PT juga sering dipakai untuk memantau efek pemberian
antikoagulan oral. Pemberian kepekaan reagen tromboplastin yang dipakai
dan perbedaan cara pelaporan menimbulkan kesulitan bila pemantauan
dikerjakan di laboratorium yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah
tersebut ICTH (International Comittee on Thrombosis and Haemostasis) dan
ICSH (International Comitte for Standardization in Haematology)
menganjurkan agar tromboplastin jaringan yang akan digunakan harus
dikalibrasi terlebih dahulu terhadap tromboplastin rujukan untuk
mendapatkan ISI (International Sensitivity Index). Juga dianjurkan agar hasil
pemeriksaan PT dilaporkan secara seragam dengan menggunakan INR
(International Normalized Ratio), yaitu rasio yang dipangkatkan dengan ISI
dari reagen tromboplastin yang digunakan.
2.4Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal PT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)
Pemeriksaan PT dilakukan dengan memakai reagen Organon menurut
metode (one-step method) yang dianjurkan oleh Quick. PT dapat diukur
secara manual (visual), foto-optik atau elektromekanik. Teknik manual
memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi.
Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat
dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode
otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Cara ini digunakan untuk menguji adanya gangguan faktor pembekuan
darah pada jalur extrinsik yaitu kekurangan faktor pembekuan V, VII, X,
Protrombin dan fibrinogen. Jika dianggap bahwa faktor lain-lain dalam
proses-proses itu normal, maka masa protrombin ini menjadi ukuran untuk
masa protrombin. Pemeriksaan inipun bukan merupakan suatu penetapan
kuantitatif dalam arti kata sebenarnya hasilnya ikut dipengaruhi oleh kualitas
tromboplastin yang dipakai dan oleh teknik mengerjakan percobaan. Karena
itu, pemeriksaan ini harus dilakukan in duplo dan harus juga disertai dengan
kontrol plasma normal.
Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel
darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan
perbandingan 9:1. Darah sitrat harus diperiksa dalam waktu selambat-
lambatnya 2 jam setelah pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit
dengan kecepatan 2.500g. Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8°C
menyebabkan teraktivasinya prokonvertin oleh sistem kalikrein.
Kadar normal pemeriksaan PT jika hasilnya 10-15 detik (dapat bervariasi
secara bermakna antar laboratorium). PT penderita 12,5 detik ; PT kontrol
12,0 detik dan PT penderita 16,0 detik ; PT kontrol 12,5 detik. Dikatakan
abnormal apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik. Tes PT ini abnormal
memanjang pada :
1. Obstructive jaundice (menguningnya warna kulit akibat
akumulasi pigmen dalam darah).
2. Penyakit-penyakit hepar yang lanjut
3. Penyakit-penyakit perdarahan pada awal kelahiran
4. Penyakit-penyakit congenital (kelaianan bawaan)
seperti :  Defisiensi faktor VII, Defisiensi faktor V, Defisiensi faktor II.
5. Syndrome nephrotic.
6. Penderita-penderita yang mendapatkan pengobatan dengan
obat-obat antikoagulan
2.5 Prinsip Pengukuran PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)
Prinsip pengukuran PT adalah menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam
plasma yang telah diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin jaringan
dan ion kalsium. Reagen yang digunakan adalah kalsium tromboplastin, yaitu
tromboplastin jaringan dalam larutan CaCl2 / mengukur lamanya terbentuk
bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37ºC, ditambahkan
reagen tromboplastin jaringan dan ion kalsium. Prinsip tes ini merupakan
rekalsifikasi plasma dengan penambahan tromboplastin. Pemeriksaan in vitro
menunjukan kegunaan dari sistim pembekuan darah jalur eksterinsik.
2.6 Faktor Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan PT (Masa
Protrombin/Prothrombin Time)

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan PT adalah sampel


darah membeku, membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar
selama beberapa jam, diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan
alkohol (pemanjangan PT). PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi
ekstrinsik dan bersama jika kadarnya <30%. Pemanjangan PT dijumpai pada
penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, ikterus),
afibrinogenemia, defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), gangguan
koagulasi intravaskuler (DIC), fibrinolisis (kondisi hancurnya fibrin),
hemorrhagic disease of the newborn (HDN) yaitu penyakit perdarahan yang
terjadi pada hari-hari pertama kehidupan akibat kekurangan vitamin K,
gangguan reabsorbsi usus.
Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis
protrombin. Pemanjangan PT dapat disebabkan pengaruh obat-obatan :
1. vitamin K antagonis, antibiotik (penisilin, streptomisin, karbenisilin,
kloramfenikol, kanamisin, neomisin, tetrasiklin),
2. antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin, klordiazepoksid,
difenilhidantoin, heparin, metilkopa), mitramisin, reserpin, fenilbutazon ,
quinidin, salisilat/ aspirin, sulfonamide.
3. PT memendek pada tromboflebitis (inflamasi atau pembekakan pada
vena), infark miokardial, embolisme pulmonal. Pengaruh Obat :
barbiturate, digitalis, diuretik, difenhidramin, kontrasepsi oral, rifampisin
dan metaproterenol
2.7 Defenisi APTT (Activated Partial Thromboplastine Time)
Tes masa protrombin teraktivasi adalah tes dalam kaitannya dengan proses
pembekuan darah dengan menggunakan reagen yang mengaktivasi faktor
pembekuan XII dengan cepat. Tes ini merupakan bentuk modifikasi dari PT
(Prothrombin Time) yang hasilnya lebih teliti. Test dilakukan untuk
keperluan memantau terapi anti koagulan dan resiko perdarahan.
Test ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya circulating
antikoagulan. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik
dan bersama jika kadarnya < 7 detik dari nilai normal.
2.8 Cara Pemeriksaan dan Kadar Normal APTT (Activated Partial
Thromboplastine Time)
Penetapan Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual
(visual) atau dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode
fotooptik dan elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang
sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar
fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis,
metode ini masih dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel
dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan
trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung
plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel dikocok selama 15 menit
dengan kecepatan 2.500x. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam
o
pada suhu 20 C. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam
o
pada suhu 20 C kalau sampling dengan antikoagulan sitrat dan 4 jam pada
o
suhu 20 C kalau sampling dengan tabung CTAD
Kadar normal pemeriksaan APTT ini ialah 21 – 45 detik ( dapat bervariasi
antar laboratorium) dan rentang terapeutik selama terapi heparin biasanya 1,5 –
2,5 kali nilai normal (bervariasi antar laboratorium).
2.9 Prinsip Pengukuran APTT (Activated Partial Thromboplastine Time)
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit
dengan tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin,
asam elagik, mikronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium
maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT.
2.10 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan APTT (Activated
Partial Thromboplastine Time)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium antara lain :
1. Pembekuan sampel darah,
2. Sampel darah hemolisis atau berbusa
3. Pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal pada infus heparin).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan PT dilakukan dua cara yaitu dengan memakai reagen
Organon menurut metode (one-step method) yang dianjurkan oleh Quick dan
secara manual (visual), foto-optik atau elektromekanik. Teknik manual
memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi.
Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat
dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode
otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Sedangkan pada Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual
(visual) atau dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan
metode fotooptik dan elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias individu
yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan
dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat
otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode otomatis dapat
memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan PT dan APTT yaitu pasien
mengonsumsi obat-obat tertentu yang mengakibatkan lamanya pembekuan
darah, faktor pembekuan sampel darah, sampel darah yang akan diperiksa
hemolisis atau berbusa, pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal
pada infus heparin).
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. 2005. Kapita Selekta : Hematologi. Edisi
4. Jakarta : EGC.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
Setiabudi, Rahajuningsih D. 2009. Hemostasis dan Trombosis. Jakarta : FKUI.
Halaman 23-32.
Gandasoebrata, G. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan keenambelas.
Jakarta : FKUI
Made, Bakta I. 2012. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.
Ardianto, Asmal. 2019. Penuntun Praktikum Hematologi II. Sulawesi Selatan :
Pustaka As Salam
Wahdaniah dan Sri Tumpuk, 2017. Hubungan Jumlah Trombosit Dengan Nilai
Prothrombin Time Dan Activated Partial Thromboplastin Time Pada
Pasien Persiapan Tindakan Operasi Caesar. Jurnal Laboratorium
Khatulistiwa. 1 (1) : 8-12

Anda mungkin juga menyukai