INTERNAL (PMI)
LABORATORIUM HEMATOLOGI
KELOMPOK 3 REG.B :
FAUZIAWIDIATI T. (P1337434117063)
ZAHRA ZETA K. (P1337434117064)
RICHANA MAULANI A. S. (P1337434117065)
SUKMA FITRIA I. (P1337434117066)
KARENINA TYA T. (P1337434117067)
PENDAHULUAN
Pemantapan mutu internal bidang hematologi mempunyai konsep dasar stati
stik yang sama dengan pemantapan mutu bidang yang lain. Yakni dalam
kebanyakan kasus populasi akan menunjukkang ambaran kurva normal /
kurva gaussian secara statistik.
Distribusi normal akan terlihat bila anggota dari individu populasi tersebut
menunjukan variasi acak mengenai titik tendensi sentral.
Tendensi sentral ini dapat dilihat pada puncak kurva, median dan modus. Distribusi
normal populasi akan menunjukkan 3 independent variable yaitu : mean, besar
populasi dan standar deviasi.
Dalam rangka pemantapan mutu hematologi dipersyaratkan adanya pembakuan
prosedur laboratorium yang baik. Pemilihan metoda pemeriksaan yang diakui perlu
dilakukan sesuai standart yang diakui, disamping diharuskan selalu melakukan
monitoring kualitas dari prosedur pemeriksaan yang diberlakukan.
Persiapan pasien
1.
Penanganan spesimen
4.
Pengiriman spesimen
5.
Tujuan
Tujuan : pengendalian :
% kesalahan :
3. 2.
Uji kualitas Pemeliharaan
reagen dan kalibrasi
alat
Untuk menjamin bahwa hasil
Tujuan
pemeriksaan spesimen dari
pengendalian : pasien dapat dipercaya/valid,
sehingga klinisi dapat
menggunakan hasil
pemeriksaan laboratorium
tersebut untuk menegakkan
diagnosa terhadap pasiennya.
Tingkat
kesalahan : Sekitar 10 – 15 %
Penulisan hasil
Interpretasi hasil
Pelaporan hasil
Tujuan pengendalian :
Menghindari kesalahan peulisan
hasil pemeriksaan pasien
sehingga kesalahan diagnosa
dapat dihindari.
Tingkat kesalahan :
Sekitar 15 – 20 %
MATERIAL
KONTROL KUALITAS
MATERIAL KONTROL KUALITAS
STANDAR KALIBRATOR
BAHAN KONTROL
Bahan kontrol merupakan bahan
yang digunakan untuk keperluan
pemantapan mutu dengan melihat
kebenaran proses analisis khususnya
akurasi dan presisi.
2 Siap periksa
1 Stabilitas lama
8
Tidak mahal
7 Dapat diukur dengan
metode apapun
6 Ukuran dan bentuk
partikel menyerupai
5 Karakteristik dan
darah
sifat menyerupai dar
Tidak mudah ah
aglutinasi
Larutan standar primer adalah
suatu material rujukan berupa
substansi kimiawi murni yang dapat
digunakan untuk kalibrasi suatu
instrumen atau persiapan suatu
kurva standar untuk pemeriksaan
manual.
σ 𝑿𝒊
ഥ=
𝑿 Keterangan:
𝒏 ∑Xi : jumlah seluruh nilai
ഥ
𝑿 : nilai rata-rata
a, b, c : nilai individu
n : jumlah sampel
Standar Deviasi adalah akar varian, merupakan gambaran penyebaran data
hasil pemeriksaan terhadap nilai rata-rata dari distribusi Kurva Gauss.
ത 2
σ(𝑋𝑖−𝑋)
SD =
𝑛−1
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
ത
∑(𝑋𝑖 − 𝑋)² : jumlah kuadrat dari selisih antara nilai individu
dengan nilai rata-rata
n : jumlah sampel
• Koefesien Variasi adalah pengukuran relatif dari variabilitas
hasil-hasil, untuk menentukan ketelitian/ presisi.
• Ketelitian dikatakan baik jika nilai CV <5% atau nilai CV tidak
melebihi batas maksimum.
𝑆𝐷
𝐶𝑉 = × 100%
𝑋ത
Keterangan:
CV : koefisien variasi (%)
SD : standar deviasi/ simpangan baku
𝑋ത : nilai rata-rata
• Dapat mendeteksi :
a) Data yang keluar batas
kontrol (kesalahan acak)
b) Pola kecenderungan (tren
d dan bias) (kesalahan
sistematik)
• Secara umum sistem ini me
nggunakan nilai rata-rata
(mean) dan standar deviasi
(SD) dari seri pemeriksaan
bahan kontrol yang
diperoleh selama periode
tertentu.
• Grafik Levey Jennings menggunakan nilai 2SD dari nilai rata-rata sebagai batas
peringatan pemantapan mutu,
• 95,5% hasil pemeriksaan harus berada pada daerah batas ini, dan hanya 4,5% yang
diperkenankan di luar daerah batas ini.
• Jika memeriksa 20 tes, maka nilai yang diperbolehkan diluar dari daerah 2SD hanya 1 nilai
saja.
• Jika terdapat nilai yang terletak di luar batas 3SD, maka pemeriksaan tersebut tidak
terkontrol. (Nilai dikatakan terkontrol bila berada di dalam batas 3SD)
• Seri aturan tersebut dapat digunakan pada penggunaan suatu level kontrol, dua level
• Pemilihan aturan perlu mempertimbangkan positif palsu dan negatif palsu yang ditimbukan
ketika kita memutuskan untuk menyatakan bahwa alat kita keluar kontrol.
• Terlalu banyak positif palsu akan menyebabkan kita mengulang prosedur kontrol kualitas
• Terlalu banyak negatif palsu akan menyebabkan kita mengeluarkan banyak hasil yang
tidak valid.
Aturan “Westgard Multirule System” meliputi :
1.) ATURAN 1 2S
• Aturan ini merupakan aturan peringatan
• Aturan ini menyatakan bahwa ada satu nilai kontrol
berada diluar batas 2SD, tetapi masih di dalam batas 3SD,
kita mulai waspada.
• Ini merupakan peringatan akan adanya masalah pada
instrumen atau malfungsi metode
2.) ATURAN 1 3S
• Aturan ini mendeteksi kesalahan acak.
• Instrumen tidak boleh digunakan untuk pelayanan hingga
masalah yang mendasari teratasi.
• Nilai yang berada diluar batas 3SD dalam distributor
normal Gaussian hanya sebesar 0,3%.
• Apabila nilai ini sampai ditemukan kemungkinan besar ada
kesalahan pengukuran.
• Aturan ini dapat diberlakukan untuk menolak run.
Walaupun hanya memakai satu level kontrol saja.
3.) ATURAN 2 2S
Periode pendahuluan
Periode Kontrol
Evaluasi Hasil
Periode pendahuluan merupakan periode untuk
menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari
tersebut. Pada periode pendahuluan ditentukan nilai
dasar yang merupakan nilai rujukan untuk
pemeriksaan selanjutnya.
Prosedur periode pendahuluan untuk parameter hemoglobin
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Periksa bahan kontrol hemoglobin bersamaan dengan pemeri
ksaan spesimen setiap hari kerja atau pada hari parameter yang
bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja.
b. Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut pada
formulir periode pendahuluan di bawah ini.
c. Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-rata/mean (𝑋 ̅), standar
deviasi (SD), koefesien variasi (CV), batas peringatan (mean ± 2SD) dan batas kontrol
(mean ± 3SD).
d. Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean ± 3SD. Bila ada maka
nilai tersebut dihilangkan dan tulis kembali nilai pemeriksaan yang masih ada ke
dalam formulir periode pendahuluan. Kemudian hitung kembali nilai mean (𝑋 ̅), SD,
CV, mean ± 2SD dan mean ± 3SD.
e. Nilai mean dan SD yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan untuk periode
kontrol.
f. Nilai rujukan berlaku untuk bahan kontrol dengan nomor batch yang sama. Apabila
nomor batch berlainan, harus dimulai dengan periode pendahuluan lagi untuk
menentukan nilai rujukannya.
Periode kontrol
digunakan untuk
menentukan baik atau
tidaknya pemeriksaan
pada hari tersebut.
Lakukan evaluasi hasil dengan melihat nilai –nilai
pada formulir grafik menggunakan aturan
Westgard Multirule System, untuk mendeteksi
gangguan ketelitian (kesalahan acak) atau
gangguan ketepatan (kesalahan sistematik)
Thank you
Insert the title of your subtitle Here