Anda di halaman 1dari 64

Analisis Sperma

dr. Fenny, SpPK., MKes


Bagian Patologi Klinik UK. Maranatha
Analisis Sperma
• Sperma = semen = cairan mani = seminal fluid
• Analisis sperma  utk meneliti unsur2 sperma
• Biasanya dilakukan pd pasutri infertilitas,
sebelum pemeriksaan infertilitas pd ♀
• Insidensi infertilitas pd ♂ 40%
• Hasil abnormal  pemeriksaan diulang
Analisis sperma jg dilakukan pd:
• Penelitian forensik
• Evaluasi keberhasilan vasektomi
• Kasus penolakan paternitas krn sterilitas
Fisiologi Cairan Sperma
• Sperma  cairan (plasma sperma)
 spermatozoa
• Cairan sperma dihasilkan epididimis, vesika
seminalis, prostat, glandula bulbourethra
• Spermatozoa dihasilkan tubulus seminiferus
testis  matur & disimpan dalam epididimis.
Spermatozoa dan cairan yang dihasilkan
epididimis berkontibusi 5% volume sperma
• Vesika seminalis menghasilkan mayoritas
cairan sperma (60%). Cairan ini mengandung
kadar fruktosa yg tinggi untuk metabolisme.
Spermatozoa belum motil sebelum terpapar
cairan vesika seminalis
• 20-30% volume sperma adalah cairan asam
yang dihasilkan kelenjar prostat. Cairan ini
mengandung kadar asam fosfatase, asam
sitrat, dan Zn yang tinggi; serta enzim
proteolitik untuk koagulasi dan liquefaksi
• Glandula bulbourethra berkontribusi 5%
volume sperma. Cairan bersifat basa 
netralisasi sekret prostat & asiditas vagina
Parameter Sperma
• Meliputi: bagian2, keadaan, & sifat sperma
• Parameter berupa:
- Parameter dasar (biologis)
 rutin utk mendiagnosis keadaan andrologis
- Parameter biokimia
 dilakukan pd keadaan ttt utk mendiagnosis
lbh lanjut, spt kadar fruktosa, as. fosfatase
Parameter sperma dasar:
• Volume • Spermatozoa & sel muda
• Warna • Leukosit
• Bau • Sel lepas dr tr reproduksi
• pH • Kristal2 sperma
• Viskositas • Aglutinasi spermatozoa
• Waktu liquefaksi • Bentuk2 lain
Pemeriksaan Makroskopis
 Volume Sperma
- Normal: berkisar antara 2-5 mL
- Diukur memakai gelas ukur berskala 0,1 mL
- Penulisan volume  dg 1 angka di belakang
koma, cth: 4,9 mL
- ↑ (hiperspermia, >5 mL): periods of extended
abstinence
↓ (hipospremia, <1 mL): ~ infertilitas/

ggn fungsi organ penghasil cairan sperma/


incomplete specimen collection
 pH Sperma
- Normal: 6,8-7,8 (7,2-8,0)
- Sperma harus diaduk rata
- Diukur dg kertas indikator waktu sperma msh
segar & likuefaksi sempurna
- Kertas indikator dibandingkan dengan warna
standar, max 10´ stl ditetesi sperma
- ↑: indikasi infeksi tr. reproduksi
↓: ~ peningkatan cairan prostat
 Warna Sperma
- Normal: bervariasi dr translusen (putih kanji),
sp putih keabu-abuan/ putih kekuningan
- Diperiksa dg mata telanjang
- Diamati dg latar belakang warna putih
- Abnormal:
. putih susu (lekospermia)  pe↑an WBC/ infeksi
. kemerahan (hemospermia)  pe↑an RBC
. kuning  terkontaminasi urine, prolonged -
abstinence
CAT: Urine toksik thd sperma  mempengaruhi evaluasi motilitas
 Bau Sperma
- Bau sperma: langu/ spt bunga akasia/ musty
odor (pengap)
- Bau khas: disebabkan krn adanya spermin yg
dihasilkan kel. prostat
- Bau tidak khas: amis (krn infeksi), pesing, /
obat2an
 Koagulum sperma
- Sperma yg baru diejakulasikan tdd 2 bag:
. 1st: Cairan encer
. 2nd: Bahan kental: koagulum
 spt kanji
 dihasilkan vesica seminalis (VS)
- Adanya koagulum  VS berfungsi baik
- Tdk adanya koagulum  gangguan pd VS
 Likuefaksi sperma
- Adalah proses mencairnya bag. sperma yg
kental
- Normal: pada suhu kamar likuefaksi terjadi
5-20´, setelah ejakulasi
- Bila terjadi kelambatan  defisiensi enzim
yg disekresi VS & prostat
- Likuefaksi >=20´  tdk sempurna
Likuefaksi >60´  lama
- Analisis sperma tdk dpt dilakukan sampai
terjadi likuefaksi & spesimen dapat diaduk
 Viskositas Sperma
- Normal: sperma mudah diteteskan dengan
menggunakan pipet
- Diukur setelah sperma mengalami likuefaksi
lengkap
- Viskositas ~ likuefaksi & adanya koagulum
- Likuefaksi tdk sempurna  viskositas tinggi
 mengurangi motilitas sperma
Pengukuran Viskositas Sperma:
1. Dengan batang gelas
- Mengukur panjangnya rentangan lendir
sperma yg terangkat dg batang gelas
- Viskositas tdk diukur dg angka  hasil:
kental, sedang, encer
- Cara ini kurang tepat
2. Memakai Viskometer
- Yg biasa dipakai: pipet dari Eliasson
- Sperma yg mengalami likuefaksi lengkap
diisap dg pipet sampai tanda 0,1  pipet
dipegang tegak lurus dg ujung atas disumbat
oleh ibu jari kanan sedangkan tangan kiri
memegang stopwatch  ibu jari kanan
dilepas & stopwatch ditekan  perhatikan
ujung pipet lain  bila sperma menetes pd
ujung itu, stopwatch dihentikan
- Normal: 2 detik
Washing Sperm
• Prinsip: sperma dengan kualitas baik akan
bergerak/ berenang ke atas. Setelah
pencucian  spermatozoa dengan kualitas
baik akan lebih tinggi pada pemeriksaan
jumlah/ konsentrasi spermatozoa
• Cat: hanya untuk jumlah/ konsentrasi
spermatozoa yang normal; serta morfologi
spermatozoa yang normal >50%
Cara Washing Sperm:
• Isap 1,5 cc Sperm Rinse dengan spuit 3 cc
atau 5 cc, kemudian isap sperma 1,5 cc
pelan-pelan supaya terbentuk 2 yg lapisan
terpisah
• Inkubasi spuit 60 menit pd posisi 45
• Setelah 60 menit, sperma bagian bawah
didorong/ dikeluarkan dari spuit dengan
perlahan sampai tersisa supernatan 0,5 cc
Pemeriksaan Mikroskopis
• Pemeriksaan mikroskopis awal  persiapan
analisis semen rutin: 10 L semen diambil
menggunakan pipet kemudian diteteskan pd
kaca objek bersih  ditutup, sedapat
mungkin sampel tersebar merata & tdk ada
gelembung udara  dibiarkan 1´
• Pemeriksaan mikroskopis meliputi penilaian:
konsentrasi, motilitas, vitalitas, jumlah,
morfologi, aglutinasi spermatozoa; komponen
seluler lainnya; & benda2 khusus
Konsentrasi Spermatozoa
• Dihitung dgn menggunakan haemocytometer
 (400)
• Jika jumlah spermatozoa/ LPB bervariasi 
sampel dikocok ulang agar homogen
• Sampel tidak homogen  likuefaksi tidak
normal/ ada aglutinasi
• Konsentrasi ↓  <1-2/ LPB (<2106/ mL)
• Tidak ada sprematozoa  sentrifus 2500 rpm,
10´  sediaan apus. Apabila tidak ditemukan
kembali: azoospermia
Motilitas Spermatozoa
• Ada 2 metode:
- Sederhana
 min diamati 5 LPB
 dinilai motilitas 200 spermatozoa
 dipilih 8 LPB, min 5 mm dr tepi objec glass
 dibantu 2 garis horisontal dlm menilai
motilitas
- CASA (Computer Aided Sperm Analysis)
Pemeriksaan Motilitas Sperma
• Diperiksa setelah terjadi likuefaksi lengkap
• Sperma diaduk dulu sampai homogen
• Teteskan 1 tetes sperma pd gelas objek.
Tetesan diusahakan sama besarnya untuk
setiap pemeriksaan
• Sperma ditutup dengan gelas penutup 
pemeriksaan segera dilakukan
>5mm
Klasifikasi Motilitas Spermatozoa
Grade 4: Gerak lurus cepat
Grade 3: Gerak lurus lambat, beberapa bergerak
ke lateral
Grade 2: Gerak maju lambat, perlu diperhatikan
pergerakan ke lateral
Grade 1: Tidak ada pergerakan maju
(bergerak di tempat)
Grade 0: Tidak ada pergerakan

Normal: Motilitas > 50% dlm 1 jam, Grade >2


Mekanisme Motalitas
• Sumber energi utk motalitas: bagian tengah
spermatozoa, di mana terdapat mitokondria yg
memecah bahan2 ttt utk mengeluarkan energi
• Energi bagian tengah  disalurkan ke distal:
ekor  bergerak
• Energi yg keluar  2 macam gerakan yaitu:
gerakan bergelombang ke ujung ekor, dan
gerakan sirkuler yg melingkari batang tubuh
bagian tengah terus ke ekor  seluruh tubuh
spermatozoa bergerak melingkari as-nya 
gerak lurus ke depan, aktif lincah & irama
getar ekor teratur (15/ detik)
• Jadi hanya spermatozoa normal saja yang
dapat bergerak normal
• Arah gerakan tidak mungkin lurus ke depan
 bila bentuk kepala spermatozoa tidak
normal, terdapat bagian tengah yg bengkok,
bagian ekor yang melingkar, / spermatozoa
immatur
Macam Motilitas Spermatozoa
• Motilitas baik
Spermatozoa bergerak lurus ke depan, lincah,
cepat, beat ekor berirama
• Motilitas kurang baik
Selain spermatozoa dengan motilitas baik, yg
lain dianggap motilitasnya kurang baik
Penilaian Motilitas Spermatozoa
• Spermatozoa dg motilitas baik  ?%
• Spermatozoa dg motilitas kurang baik  ?%
• Spermatozoa yg tidak motil  ?%

Untuk membedakan spermatozoa yg tidak motil


dengan spermatozoa mati  campurlah sedikit
semen dengan lar. eosin 0,5% dalam air  apus
 spermatozoa mati berwarna kemerahan
 spermatozoa tidak motil tidak berwarna
• Pada pemeriksaan vitalitas sperma  dihitung
100-200 spermatozoa (pembesaran 400)

• Vitalitas sperma:

Jumlah spermatozoa berwarna putih


Jumlah spermatozoa berwarna putih + merah 100%
Berkurangnya Derajat Motilitas
• Dibiarkan setelah ejakulasi (in vitro)
Jadi dalam pelaporan hasil motilitas, perlu
dicatat juga waktu saat ejakulasi, karena
semakin banyak waktu yang lewat maka
semakin berkurang motilitas spermatozoa.
Biasanya didapakan bahwa sampai 1 jam
setelah ejakulasi, semen berisi 70% / >
spermatozoa aktif dan akan terus menurun
menjadi 50% sekitar 5 jam setelah ejakulasi
• Setelah sperma berada di dalam traktus
genitalis ♀ (in vivo)
• Pemeriksaan motilitas berurutan sampai 2-3
jam setelah ejakulasi  untuk mengetahui
derajat penurunan motilitas sperma
• Pada keadaan normal  penurunan motilitas
10-20% dalam waktu 2-3 jam. Apabila
penurunan >20% maka daya tahan motilitas
spermatozoa berkurang
Jumlah Spermatozoa
• Hemositometer  pipet leukosit & eritrosit
 kamar hitung
• Larutan pengencer, campuran:
 5 g NaHCO3
 1 mL formalin 35%
 5 mL lar jenuh gentian violet/ Safranin O/
Eosin Y
 100 mL akuades
Larutan pengencer ini  juga sbg spermisida
Jumlah spermatozoa dihitung menurut cara:
• Jumlah spermatozoa per mL ejakulat
• Jumlah spermatozoa per volume ejakulat

Jumlah spermatozoa dihitung dalam 2 tahap:


• Menghitung secara perkiraan bbrpa jumlah
spermatozoa/ LP  dapat dilakukan ketika
memeriksa motilitas sperma
• Menghitung jmlh spermatozoa/ mL ejakulat
yang ditentukan sbb:
• Sperma yg telah diaduk homogen, diisap dg pipet
leukosit sampai tanda 0,5 bila jumlah spermatozoa
>50/LP. Bila jumlahnya <50/LP sperma diisap sampai
tanda 1,0
• Isap larutan pengencer sampai tanda 11 & dikocok
• Beberapa tetes campuran sperma dibuang
• Campuran dimasukkan ke dalam kamar hitung
Neubauer atau Thomas Zeiss
• Hitung spermatozoa dalam 1 bidang besar (16 kotak)
• Hasil perhitungan dikali 200.000 (bila sperma diisap
sampai tanda 0,5) atau dikali 100.000 (bila sperma
diisap sampai tanda 1) = konsentrasi spermatozoa/
mL ejakulat
Morfologi Spermatozoa
• Untuk melihat bentuk2 spermatozoa
• Dibuat sediaan apus
• Jika jumlah spermatozoa <10 juta/ mL 
sediaan apus dibuat dari presipitat hasil
sentrifugasi
• Dilakukan pengecatan khusus spt: Giemsa,
Wright, Papanicolou, dll
• Sediaan diperiksa dengan pembesaran 1000
menggunakan emersi
• Dihitung 100-200 spermatozoa  dalam %
Menentukan persentase morfologi spermatozoa
• Perinciannya:
- Bentuk spermatozoa normal (%)
- Bentuk spermatozoa abnormal (%):

kepala, bagian tengah, ekor (buah) 


kemungkinan 1 spermatozoa mempunyai
abnormalitas >1
• Hanya spermatozoa normal saja yang mampu
mengadakan fertilisasi
 Spermatozoa normal
• Mempunyai kepala berbentuk oval, reguler,
dengan panjang kepala 3-5 m, lebar kepala
2-3 m. Ujung kepala berisi enzim untuk
penetrasi ovum
• Ekor (flagella) tidak melingkar, panjangnya
 45 m
• Kepala & ekor dihubungkan dengan bagian
tengah yang terdapat mitokondria
 Spermatozoa abnormal
• Bila terdpt 1/> bag. spermatozoa yg abnormal
• Abnormalitas kepala:
kepala oval besar/ kecil/ pipih (tapering head)/
berbentuk pir (piriform head)/ kepala dua/
berbentuk amorf
• Abnormalitas bagian tengah:
bagian tengah tebal >2 m/ patah/ tidak ada
• Abnormalitas ekor:
ekor amat melingkar/patah (½ ekor normal)/>1
 Spermatozoa imatur (Droplet sitoplasma)
• Adalah spermatozoa yg mengandung sisa
sitoplasma, paling tidak besarnya separuh
dari ukuran kepala
• = cytoplasmic droplet = residual body
Aglutinasi Spermatozoa
• Adalah penggumpalan/ perlekatan 1 spermatozoa dg
(beberapa) spermatozoa lain
• Berkaitan dg masalah imunologi dan infeksi  utk
membedakannya: titer antibodi pasangan suami-istri
diukur
• Pemeriksaan aglutinasi: 1 tetes sperma + NaCl 0,9%
 tetap melekat: aglutinasi sejati
 lepas 1 dg yang lain: aglutinasi palsu
• Cara lain (Hellinga): setetes sperma setelah
likuefaksi total diletakkan pd gelas objek & ditutup,
biarkan 1 jam
 pd penderita ttt terjadi penggumpalan 1 sama lain
Cara penggerombolan spermatozoa:
A. Aglutinasi ekor dgn ekor
B. Aglutinasi kepala dgn kepala
C. Aglutinasi kepala dgn ekor
D. Spermatozoa saling bergerombol/ melekat
pd sel muda spermatozoa/ epitel/ benda2 lain
E. Aglutinasi rantai

Ket:
A, B, C  aglutinasi sejati ~ proses imunologis
D  aglutinasi palsu
D, E  ≠ proses imunologis
Komponen Seluler Lainnya
• Dalam ejakulat terdapat sel-sel yg bukan
spermatozoa  sel bundar (round cell): sel-
sel epitel, sel spermatozoa imature, leukosit,
eritrosit, partikel debris, bakteri, & protozoa
• Normal: Sel-sel bundar <5106/ mL.
Rumus jumlah sel-sel bundar/ mL adalah:
C = (NS)/100
N = Jml spermatid/leuko dlm 100 spermatozoa matur
S = Konsentrasi sperma (dalam juta/ mL)
• Bila sel bundar > 10/LP  bedakan leukosit/
sel spermiogenesis. N: leukosit <1000/mm3
1 spermatogonium  512 spermatozoa yg dilepaskan sel Sertoli
Benda-benda Khusus Sperma
A. Benda2 mati
- Sel-sel epitel
- Kristal
- Lemak
- Benda prostat
B. Benda2 hidup
- Bakteri
- Protozoa
- Jamur
Parameter Biokimia
1. Kadar fruktosa
- Fruktosa: karbohidrat dlm sperma, berasal dari VS
- Dipengaruhi kadar testosteron, proses2 dalam VS &
duktus ejakulatorius, hipoplasia & peradangan VS,
penyumbatan duktus ejakulatorius  fruktosa ↓ 
konsentrasi sperma ↓
- Pemeriksaan: reaksi Selivanoff (fruktosa bereaksi
dg resorcinol  menyusun warna merah)
- Normal: 120-450 mg/dL
- Kadar fruktosa sperm harus diperiksa dalam waktu
2 jam / sperma dibekukan utk mencegah fruktolisis
2. Pemeriksaan lainnya:
• Seng: 2,4µmol/ lebih dlm setiap ejakulat
• Asam sitrat: 52 µmol/ lebih dlm setiap ejakulat
• Asam fosfatase: 200 U/ lebih dlm setiap ejakulat
• Fruktosa: 13 µmol/ lebih dlm setiap ejakulat
• Alfa glukosida: 20 mU/ lebih dlm setiap ejakulat
Pemeriksaan Serologis
• Tes MAR (Mixed Antiglobulin Reaction)  IgG
• IBT ( Immunobead Test)  IgG, IgM, dan IgA
• Prinsip: reaksi antigen & antibodi
• Antibodi antisperma dapat ditemukan pd ♂ & ♀
• Antibodi pd ♂  aglutinasi spermatozoa
• Antibodi pd ♀  analisis sperma normal tetapi
infertilitas >>  terjadi aglutinasi spermatozoa
ketika sperma dicampur dengan serum ♀
Interpretasi Hasil Analisis Sperma
• Jumlah spermatozoa/ mL
• % motilitas spermatozoa yg geraknya baik
• % morfologi spermatozoa normal
Jumlah
% Motil % Morfologis
No. Nomenklatur spermatozoa
(%) spn (%)
juta/ml

1. Normozoospermia  20  50  50

2. Oligozoospermia < 20  50  50

3. Ektrim Oligozoospermia <5  50  50

4. Astenozoospermia  20 < 50  50

5. Teratozoospermia  20  50 < 50

6. Oligoastenozoospermia < 20 < 50  50

7. Oligoastenoteratozoospermia < 20 < 50 < 50

8. Oligoteratozoospermia < 20  50 < 50

9. Astenoteratozoospermia  20 < 50 < 50

10. Polizoospermia  250  50  50


11. Azoospermia : Bilamana tak dijumpai spermatozoa
dari pemeriksaan sedimen sentrifugasi
sperma, yang lebih dari satu kali

12. Nekrozoospermia : Bilamana semua spermatozoa tidak ada


yang hidup. Dinyatakan dalam penge-
catan vital.

13. Kriptozoospermia : Bilamana ditemukan spermatozoa yang


tersembunyi yaitu bila ditemukan dalam
sedimen sentrifugasi sperma.

14. Aspermia : Bila tak ada sperma yang keluar, mes-


kipun pasien merasa telah mengeluarkan
ejakulat.
Nilai Normal Sperma (WHO 2010)
- Volume total cairan lebih dari 1,5 mL
- Konsentrasi sperma paling sedikit 15 juta/ mL
- Morfologi paling sedikit 4% berbentuk normal
- Motilitas/ pergerakan sperma lebih dari 40%
Tata Cara Pemeriksaan Analisis Sperma
• Pasien tidak boleh mengalami ejakulasi
dalam waktu 3-5 hari sebelum pemeriksaan &
tidak dianjurkan lebih lama  mempengaruhi
kuantitas & kualitas sperma
• Sampel terbaik diambil dalam klinik dokter/
lab melalui masturbasi
• Sampel dpt diperoleh di rumah melalui coitus
interuptus/ masturbasi & segera dikirim ke
laboratorium
Pelaksanaan Pemeriksaan
• Persiapkan wadah untuk penampungan sperma
 sebaiknya terbuat dari gelas & bermulut lebar
• Mengeluarkan sperma dengan cara:
- Masturbasi  merupakan cara terbaik
Kerugian: pasien tdk nyaman, ejakulasi tdk
sempurna
- Coitus interuptus
Kerugian: sperma bercampur dengan cairan
vagina, penampungan kurang lengkap 
salah penafsiran volume

Anda mungkin juga menyukai