Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

UREA, KREATININ DAN ASAM URAT

Nama

: Charlina Amelia Br Barus

NIM

: 41090003

Kel/Tgl

: B/ 04 Mei 2011

Asisten

: Dian Candra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya
berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena
mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun,
bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat.
Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi
kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa
otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya
juga menimbulkan efek.
Asam urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi sebagian, dan
dieksresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar asam
urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung kepada fungsi ginjal, kecepatan
metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin.
Ureum, kreatinin maupun asam urat merupakan sisa-sisa metabolisme urin
yang jika mengalami peningkatan ataupun penurunan kadar dalam batas normal
mempunyai efek-efek terhadap tubuh. Dengan dilakukan pemeriksaan sisa-sisa
metabolisme urin ini akan sangat membantu untuk mengetahui adanya indikasi terhadap
tubuh.
B. Tujuan
1) Mengetahui metode pemeriksaan sisa-sisa metabolisme yaitu urea, kreatinin, dan
asam urat.
2) Mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan sisa metabolisme urin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

UREA
Kadar urea dalam serum/plasma
(mg/dl)
Wanita < 50 tahun
15 - 40
Wanita > 50 tahun
21 43
Pria < 50 tahun
19 44
Pria > 50 tahun
18 55
Anak anak
1 3 tahun
11 36
4 13 tahun
15 36
14 19 tahun
18 45
Kadar urea dalam urin :

(mmol/L)
2,6 6,7
3,5 7,2
3,2 7,3
3,0 9,2
1,8 6,0
2,5 6,0
2,9 7,5

24 43 gr/24 jam (0,43 0,72 mol/24 jam)


Peningkatan Kadar
Peningkatan kadar urea disebut uremia. Penyebab uremia dibagi menjadi tiga, yaitu penyebab
prarenal, renal, dan pascarenal. (Gandasoebrata,2006)
Penurunan Kadar
Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat. Pada nekrosis hepatik
akut, sering urea rendah asam-asam amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada
sirosis hepatis, terjadipengurangan sintesis dan sebagian karena retensi air oleh sekresi
hormone antidiuretik yang tidak semestinya. (Gandasoebrata,2006)
KREATININ
Nilai Rujukan :
DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl ; Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl
ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl ; Bayi : 0,7-1,4 mg/dl ; Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6
mg/dl. Kadar akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan massa
otot. Kadar dalam urin : perempuan: 11 20 mg/kg/24 jam ; laki-laki : 14- 26 mg/kg/24 jam.
(Gandasoebrata,2006)
Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin
dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan
uji dengan kadar nitrogen urea darah (BUN). Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada:
distrofi otot (tahap akhir), dan myasthenia gravis. (Gandasoebrata,2006)
ASAM URAT

Nilai Rujukan :
DEWASA : Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dl. Perempuan : 2.5-6.0 mg/dl.
ANAK : 2.5-5.5 mg/dl
LANSIA : 3.5-8.5 mg/dl
(Gandasoebrata,2006)
Kadar asam urat meningkat dijumpai pada : gout, leukemia (limfositik, mielositik,
monositik),

kanker

metastatik,

mieloma

multipel,

eklampsia

berat,

alkoholisme,

hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, glomerulonefritis, gagal jantung


kongestif, anemia hemolitik, limfoma, polisitemia, stress, pajanan sinar-X, latihan fisik
berlebihan, diet penurunan berat badan tinggi protein. Penurunan kadar asam urat dapat
dijumpai pada : penyakit Wilson, asidosis tubulus ginjal proksimal, anemia defisiensi asam
folat, luka bakar, kehamilan. (Gandasoebrata,2006)
Pada kegagalan glomerulus ginjal atau bila ada obstruksi aliran keluar urin, asam urat
serta ureum dan kreatinin terakumulasi. Asam urat tinggi yang dapat terjadi pada eklampsia
tanpa azotemia atau uremia disebabkan oleh lesi ginjal atau perubahan metabolisme asam
urat. (Gandasoebrata,2006)

BAB III
METODELOGI
A. Alat dan Bahan
1. Reagen blanko
2. Air suling
3. Pipet

4.
5.
6.
7.

Tabung reaksi
Sentrifuge
Fotometer
Specimen : serum, urin tampung 24 jam

B. Cara Kerja
1. Pemeriksaan urea
Siapkan specimen urin dan serum. Untuk specimen serum, terlebih dahulu
naracoba diambil darah dan kemudian di sentifuge.

Siapkan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I (standart) diisi dengan 15 l


sample/standart kemudian ditambahkan 1500 l reagent 1A

Ambil tabung reaksi II (blanko) dan diisi dengan 1500 l reagent 1A

Masing-masing tabung I dan II di campur hingga homogen, kemudian di


inkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan (3700C)

Setelah itu masing-masing tabung ditambahkan 1500 l reagent 2, dicampur


dan diinkubasi pada suhu ruangan ( 3700C) selama 10 menit.

Baca absorbance pada panjang gelombang 578 nm

2. Pemeriksaan kreatinin
Siapkan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I (standart) diisi dengan 150 l sample/standart
kemudian ditambahkan 3000 l mono-reagent

Ambil tabung reaksi II (blanko), diisi dengan 150 l air suling kemudian
ditambahkan 3000 l mono-reagent

Masing-masing tabung I dan II di campur hingga homogen

Baca absorbance A1 setelah 60 detik dan A2 setelah 120 detik pada panjang
gelombang 500 nm

3. Pemeriksaan asam urat


Siapkan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I (standart) diisi dengan 60 l sample/standart
kemudian ditambahkan 3000 l mono-reagent

Ambil tabung reaksi II (blanko), diisi dengan 60 l air suling kemudian ditambahkan
3000 l mono-reagent
Masing-masing tabung I dan II di campur hingga homogen, kemudian di inkubasi
selama 10 menit pada suhu ruangan (37 00C)

Baca absorbance pada panjang gelombang 520 nm

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Naracoba : Alin
1. Kreatinin darah (serum)
A1 = 0,036
A2 = 0,041
A2 A1 = 0,005
Absorbance sample
Kreatinin = Absorbance standart

2. Kreatinin urin
A1 = 1,222

0,005
x 2 mg/dl = 0,022

x 2 mg/dl = 0,45 mg/dl

A2 = 1,699
A2 A1 = 0,477
Absorbance sample
Kreatinin = Absorbance standart

x 50 x 2 mg/dl =

2.168,18
=

2168,18
40 (BB)

0,477
0,022

x 50 x 2 mg/dl =

= 54,2 mg/dl /kgBB/24

jam
3. Asam urat darah (serum)
Standart
: 78 OD = 0,108
Darah
: 94 OD = 0,046
Absorbance sample
Asam urat darah = Absorbance standart

x 6 mg/dl =

0,046
0,108

x 6 mg/dl =

x 6 mg/dl =

1,301
0,108

x 6 mg/dl =

2,555 mg/dl
4. Asam urat urin
Standart
: 78 OD = 0,108
Urin
: 5 OD = 1,301
Absorbance sample
Asam urat darah = Absorbance standart
72,27 mg/dl

5. Urea darah
Standart
Darah

: 26 OD = 0,585
: 75 OD = 0,125
Absorbance sample
Urea darah = Absorbance standart

x 50 mg/dl =

0,125
0,585

x 50 mg/dl = 10,68

x 50 mg/dl =

0,174
0,585

x 50 mg/dl = 14,87

mg/dl
6. Urea urin
Standart
Urin

: 26 OD = 0,585
: 67 OD = 0,174
Absorbance sample
Urea urin = Absorbance standart
mg/dl

B. Pembahasan
Kreatinin adalah produk sampingan dari hasil pemecahan fosfokreatin (kreatin) di
otot yang dibuang melalui ginjal. Pada pemeriksaan kreatinin didapatkan hasil kreatinin
serum 0,45 mg/dl yang menunjukkan bahwa kadar kreatinin serum/plasma masih dalam
batas ambang normal. Sedangkan untuk uji kreatinin urin didapatkan hasil 54,2 mg/dl
/kgBB/24 jam yang menunjukkan adanya peningkatan kadar kreatinin urin dalam batas
normal untuk wanita yaitu 11-20 mg/kg/24 jam. Ekskresi kreatinin dapat meningkat pada
penyakit otot. Karena jumlah kreatinin yang dikeluarkan setiap hari dari suatu individu
adalah konstan, jumlah ini berbanding langsung dengan masa otot, maka kreatinin
dapat digunakan sebagai ukuran kuantitatif untuk ukuran komponen-komponen urin
lainnya. Hal tersebut di atas dapat menimbulkan gagal ginjal akut yang ditandai dengan
naiknya kadar keratin dalam serum ataupun dalam urin yang tidak proporsional.
Asam urat (uric acid) adalah produk akhir metabolisme purin (adenine dan
guanine) yang merupakan konstituen asam nukleat. Pada pemeriksaan asam urat
didapatkan hasil asam urat serum 2,555 mg/dl yang menunjukkan kadar asam urat dalam
serum masih dalam batas ambang normal. Untuk pemeriksaan asam urat dalam urin
didapatkan hasil 72,27 mg/dl. Ekskresi asam urat pada manusia normal rata-rata 400600 mg/24 jam. Urin pada pH 5 hanya dapat melarutkan sekitar sepersepuluh total urat
(15 mg/dl) yang dapat dilarutkan oleh urin pada pH 7 (150-200 mg/dl). Asam urat dapat
mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang bersifat asam dan dapat
berpotensi menimbulkan kencing batu, oleh sebab itu fungsi ginjal yang efektif dan
kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi hiperuresemia. Peningkatan kadar asam
urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung kepada fungsi ginjal, kecepatan
metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin. Selain itu obatobatan tertentu juga dapat berpengaruh pada peningkatan kadar asam urat.
Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini
dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen yang stabil,
sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar urea dalam darah mencerminkan
keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea. Pada pemeriksaan urea serum
didapatkan hasil 10,68 mg/dl yang berdasarkan dasar teori menunjukkan adanya
penurunan kadar urea serum dalam batas normal wanita < 50 tahun : 15-40 mg/dl. Begitu
pula dengan hasil pemeriksaan urea dalam urin didapatkan hasil 14,87 mg/dl yang

berdasarkan dasar teori menunjukkan adanya penurunan kadar urea urin dalam batas
normal yaitu 26-43 gr/24 jam. Pembentukan urea dapat menurun pada penyakit hepar
dan asidosis. Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar ureum.
Sebaliknya, diet tinggi protein dapat meningkatkan kadar ureum, kecuali bila penderita
banyak minum. Penurunan kadar urea juga dijumpai pada malnutrisi protein jangka
panjang.

BAB V
KESIMPULAN
1) Pada hasil pemeriksaan kreatinin urin didapatkan peningkatan kreatinin yang dapat
menunjukkan adanya penyakit otot.
2) Ekskresi asam urat pada manusia normal rata-rata 400-600 mg/24 jam.
3) Pada pemeriksaan asam urat didapatkan kadar asam urat masih dalam batas ambang
normal.
4) Pada pemeriksaan kadar urea/ureum didapat penurunan kadar urea dalam serum maupun
urin yang menandakan adanya gangguan pada hepar.
5) Rasio BUN terhadap kreatinin merupakan suatu indeks yang baik untuk membedakan
antara berbagai kemungkinan penyebab uremia.

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata. 2006. Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta Timur: Penerbit Dian Rakyat.
(diunduh dari http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5790)

Anda mungkin juga menyukai