Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

NAMA = FA’IZAH NUR NABILA S

NIM = 1201028

PROGRAM STUDI
D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
STIKES NASIONAL
Pemeriksaan
Bilirubin Urine

Nama Pasien :

Umur :

Tanggal Pemeriksaan : 6 Mei 2021

Sampel : Urine Lab U28

1. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urin.

2. Metode :
Horrison

3. Prinsip :
Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas swing dengan jalan
mempresipitasikan fosfatfosfat yang ada dengan menggunakan larutan BaCl2
10% bilirubin yang terkumpul akan dioksidasi oleh reagen Fouchet
membentuk biliverdin yang berwarna hijau

4. Alat dan Bahan :


1. Tabung reaksi 2 buah
2. Reagen fouchet
3. Urine
4. Corong
5. Kertas saring
6. BaCl2 10%
5. Cara Kerja :
1. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 ml reagen BaCl2 10%, campur
3. Saringlah campuran tersebut dengan kertas saring
4. Bukalah kertas saring biarkan kering tambahkan 3 - 4 tetes reagen fouchet
pada kertas saring Baca hasil jika (+) terjadi warna hijau pada kertas saring

6. Interpretasi Hasil:
(-) tidak terjadi warna hijau pada kertas saring
(+) terjadi warna hijau pada kertas saring

7. Harga Normal:
(+) terjadi warna hijau pada kertas saring

8. Hasil :
(-) tidak terjadi warna hijau pada kertas saring

9. Kesimpulan :
Dari pemeriksaan Bilirubin metode Horrison dari sampel Urine Lab
U28 didapatkan hasil kurang dari normal

10. Pembahasan:
Bilirubin adalah suatu pigmen empedu yang diproduksi oleh sel-sel
hepar bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu. Bilirubin
mempunyai produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua, bilirubin
disaring dari darah oleh hati dan dikeluarkan pada cairan empedu. Bilirubin
sebelumnya disebut hematoidin suatu produksi rincian kuning normal
hemekatabolisme. Hema ditemukan dalam hemoglobin komponen dari sel
darah merah, bilirubin diekresikan kedalam empedu dan urin, peningkatan
kadar dapat mengindikasikan penyakit tertentu yang bertanggung jawab untuk
warna kuning memar, warna kuning air seni yang melalui produk pemecahan
reduksi dan urobilin berwarna coklat dari kotoran yang melalui konversi pada
sterkobilin yang mengakibatkan perubahan warna kuning pada penyakit
kuning (Gandasoebrata, 2013).
Pemeriksaan bilirubin urin yang dapat dilakukan oleh tenaga
laboratorium adalah dengan menggunakan metode Horrison dan metode Carik
celup. Metode Horrison adalah metode pemeriksaan urin secara manual
dengan menggunakan reagen Bariumchlorida 10% dan reagen Fouchet dimana
bilirubin dalam urin dengan reagen Bariumchlorida 10% akan melekat pada
presipitat yang menghasilkan biliverdin berwarna hijau dengan menggunakan
reagen Fouchet. Seiring perkembangan teknologi, metode Horrison tidak
banyak digunakan di laboratorium untuk pemeriksaan bilirubin, dan diganti
dengan metode Carik celup (Riswanto & Rizki, 2015).
Bilirubin urin metode Horrison sudah jarang dilakukan oleh
laboratorium karena membutuhkan waktu lebih lama dari metode Carik celup.
Bilirubin dalam urin bereaksi dengan reagen Fouchet yang mengandung Asam
trichorasetat 25gram sebagai mengendapkan protein, aquadest 100ml sebagai
pengencer, larutan Ferrichlorida 10% 10ml sebagai mengoksidasi bilirubin
menjadi biliverdin dan reagen Bariumchlorida 10% sebagai memekatkan
bilirubin dalam kertas saring setelah dilakukan presipitasi phosphate dengan
reagen Bariumchlorida 10% dimana bilirubin melekat pada presipitat. Metode
Horrison yaitu pada reagen Fouchet teroksidasi apabila terkena paparan sinar
matahari atau ultraviolet langsung karena fungsi dari reagen Fouchet adalah
mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin, apabila reagen teroksidasi maka
bilirubin tidak dapat teroksidasi menjadi biliverdin sehingga terjadi negatif
palsu (Gandasoebrata, 2013).
Bilirubin urin metode Horrison sudah jarang dilakukan oleh
laboratorium karena membutuhkan waktu lebih lama dari metode Carik celup.
Bilirubin dalam urin bereaksi dengan reagen Fouchet yang mengandung Asam
trichorasetat 25gram sebagai mengendapkan protein, aquadest 100ml sebagai
pengencer, larutan Ferrichlorida 10% 10ml sebagai mengoksidasi bilirubin
menjadi biliverdin dan reagen Bariumchlorida 10% sebagai memekatkan
bilirubin dalam kertas saring setelah dilakukan presipitasi phosphate dengan
reagen Bariumchlorida 10% dimana bilirubin melekat pada presipitat. Metode
Horrison yaitu pada reagen Fouchet teroksidasi apabila terkena paparan sinar
matahari atau ultraviolet langsung karena fungsi dari reagen Fouchet adalah
mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin, apabila reagen teroksidasi maka
bilirubin tidak dapat teroksidasi menjadi biliverdin sehingga terjadi negatif
palsu (Gandasoebrata, 2013).
Bilirubin dalam urin yang melebihi nilai rujukan merupakan suatu tanda
klinis adanya penyakit pada bagian atau saluran empedu. Peningkatan jumlah
bilirubin terjadi di kandung empedu, penyakit kerusakan hati, batu empedu,
serta beberapa penyakit yang menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah
dengan cepat. Hasil positif dan negatif palsu dapat disebabkan karena beberapa
faktor pengganggu.
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan bilirubin metode Horrison
Penundaan pemeriksaan yang bisa mengakibatkan hasil menjadi positif
palsu,bilirubin yang teroksidasi menjadi biliverdin akibat spesimen urin yang
terpancar oleh paparan sinar matahari atau ultraviolet langsung karena reaksi
dari reagen Fouchet yang teroksidasi maka bilirubin tidak dapat teroksidasi
menjadi biliverdin sehingga terjadi negatif palsu, dan pemberian antibiotik oral
(Gandasoebrata, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Medik. Jakarta: Dian Rakyat.


Riswanto, & Rizki, M. (2015). Menerjemahkan Pesan Klinis Urine. Jakarta:
Pustaka Rasmedia.
Pemeriksaan
Urobilinogen Urine

Nama Pasien :

Umur :

Tanggal Pemeriksaan : 6 Mei 2021

Sampel : Urine Lab U28

1. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya urobilinogen dalam urine.

2. Merode :
Erlich

3. Prinsip :
Urobilinogen dan beberapa macam zat lain/chromagen yang terdapat
dalam urine akan bereaksi dengan reagent Erlich menyusun zat warna merah.

4. Alat dan Bahan :


a. Tabung reaksi
b. Urin
c. Reagen Erlich

5. Cara Kerja :
1. Masukan 5 ml urine dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes reagen Erlich, kocok dan tunggu 5 menit
3. Baca hasil : Adanya warna merah dengan latar belakang putih dilihat dari
atas tabung (hasil pemeriksaan dibaca Dalam waktu 5 menit dan tidak boleh
lebih dari 30 menit)

6. Interpretasi Hasil :
(-) tidak terjadi warna merah
(+1) terjadi warna merah
(+2) terjadi warna merah jelas

7. Harga Normal :
(+1) terjadi warna merah

8. Hasil :
(+1) terjadi warna merah

9. Kesimpulan :
Dengan pemeriksaan urobilinogen metode Erlich dari sampel Urine Lab
U28 didapatkan hasil normal

10. Pembahasan :
Tes skrining urobilinogen didasarkan pada reaksi aldehid Erlich, dimana
urobilinogen beraksi dengan senyawa diazonium (p-
dimethylaminobenzaldehyde) dalam suasana asam membentuk warna merah
azo. Namun, adanya bilirubin dapat mengganggu pemeriksaan karena
membentuk warna hijau (Mundt & Shanahan, 2011).
Urin yang normal mengandung hanya sejumlah kecil
urobilinogen,produk akhir dari bilirubin terkonjugasi setelah melewati saluran
empedu dan telah dimetabolisme dalam usus. Urobilinogen yang diserap ke
dalam sirkulasi portal, dan sejumlah kecil akhirnya disaring oleh glomerulus.
Hemolisis dan penyakit hepatoseluler dapat meningkatkan kadar urobilinogen,
dan penggunaan antibiotik dan obstruksi saluran empedu dapat menurunkan
kadar urobilinogen (Pahira, Maxted, & Simerville, 2005).

DAFTAR PUSTAKA

Mundt, L. A., & Shanahan, K. (2011). Graff's Textbook of Routine Urinalysis and
Body Fluids. Philadelphia: Wolters Kluwer-Lippincott Williams & Wilkins
Health.
Pahira, Maxted, & Simerville. (2005). Urinalysis: A Comprehensive Review.
American Academy of Family Physicians, 334-350.
Pemeriksaan
Urobilin Urine

Nama Pasien :

Umur :

Tanggal Pemeriksaan : 6 Mei 2021

Sampel : Urine Lab U28

1. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar urobilin dalam urine.

2. Metode :
Schlesinger

3. Prinsip :
Urobilinogen akan dioksidasi oleh larutan lugol menjadi urobilin urobilin
yang terbentuk akan bereaksi dengan reagen singer membentuk fluoresensi
hijau.

4. Alat dan Bahan :


a. 2 Tabung reaksi
b. Corong
c. Urine
d. Reagent schlesinger
e. Reagent lugol
5. Cara Kerja :
1. Masukkan 5 mili urine ke dalam tabung reaksi perhatikan Apakah ada
fluoresensi hijau
a. Kalau ada fluoresensi hijau maka urin itu tidak dapat dipakai untuk tes
urobilin karena akan menyebabkan tes positif palsu
b. Kalau tidak ada fluoresensi hijau pada urine tersebut
2. Tambahkan 2-4 tetes larutan lugol campur dan biarkan selama 5 menit atau
lebih
3. Tambahkan 5 ml reagen schlesinger campur dan kemudian saringlah
4. Periksa adanya fluoresensi hijau dengan latar belakang hitam cahaya pantul

6. Interpretasi Hasil :
(-)Tidak terjadi fluoresensi hijau
(+1) terjadi fluoresensi hijau
(+2) terjadi fluoresensi hijau kuat sekali

7. Harga Normal :
(+1) terjadi fluoresensi hijau

8. Hasil :
(+1) terjadi fluoresensi hijau

9. Kesimpulan :
Dengan pemeriksaan urobilin dengan metode Schlesinger dari sampel
Urine Lab U28 didapatkan hasil normal

10. Pembahasan :
Warna kuning yang dihasilkan pada urin berasal dari urobilin. Ketika
urine kental, urobilim dapat membuat warna urine menjadi oranye kemerahan
yang intensitasnya bervariasi dengan derajat oksidasi, dan kadang
menyaebabkan kencing terlihat merah atau berdarah. Metode Schlesinger
didasarkan pada fakta bahwa ukuran terkeil urobilin pada penambahan bahan
garam seng tertentu dalam larutan alkohol dan menghasilkan warna hijau.
Kemudian iodium akan mengoksidasi urobilinogen menjadi urobilin dengan
zink yang membentuk ikatan kompleks yang akan berpendar hijau. Metode
Schlesinger menggunakan bagian urin yang sama dan 10 persen suspensi seng
asetat dalam alkohol. Penggunaan reagen harus dikocok terlebih dahulu sebeum
digunakan. Agar urobilinogen dapat dioksidasi menjadi urobilin diperlukan
waktu 12-24 jam. Waktu lebih singkat dan hasilnya didapatkan seketika dengan
penambahan jumlah minimum dari Tinctura Yodiisprit. Jika sampel urine yang
akan diuji urobilinnya ini memiliki bilirubin dalam urine maka akan
mengganggu pemeriksaan karena menyebabkan flouresensi merah muda. Oleh
karena itu bila ada bilirubin maka harus dikeluarkan dengan CaCl2 dan Na2CO3.
Menurut schlezinger karena urobilin akan diabsorbsi oleh endapan yang terjadi
karena BaCl2 (dari reagen faucehet), oleh karena itu dalam reagen faucehet
BaCl2 diganti dengan CaCl2 sehingga pemeriksaan billirubin menurut Horrison
dan pemeriksaan urobillin menurut schlesinger dapat dirangkap: filtrat untuk
pemeriksaan schlesinger dan endapan untuk pemeriksaan bilirubin. Bila ada
gangguan fungsi ekskresi (terutama akibat hepatitis) maka kadar bilirubin total
serum meningkat terutama bilirubin direk, bilirubin urin mungkin positif,
sedangkan urobilinogen dan urobilin serta sterkobilinogen dan
sterkobilinmungkin menurun sampai tidakterdeteksi. Kadar serum empedu
meningkat, lebih jelas pada pasca makan (postprandial) (Dufour, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Dufour, D. R. (2006). Liver Disease. In C. A. Burtis , E. R. Ashwood, & D. E.


Bruns, Tietz Textbook of Clinical Chemistry an Molecular Diagnostic. St
Louise: Elseveir Saunders.

Anda mungkin juga menyukai