Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

URINALISA DAN CAIRAN TUBUH

NAMA = FA’IZAH NUR NABILA S

NIM = 1201028

PROGRAM STUDI
D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
STIKES NASIONAL
Pemeriksaan
Bau Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

1. Tujuan : Untuk mengetahui bau urine


2. Prinsip : Untuk dibau dengan panca indera hidung
3. Alat dan Bahan : 1. Becker glass 250cc
4. 2. Urine
5. Cara Kerja : 1. Masukan urine pada becker glass 250cc
2. Kemudian didekatkan ke hidung dan kibaskan
tangan ke arah hidung
6. Interpretasi Hasil : -
7. Harga Normal : Tidak menusuk
8. Hasil : Tidak menusuk
9. Kesimpulan : Pada pemeriksaan bau urine dari probandus Tn. N
didapatkan hasil adalah normal
Pemeriksaan
Volume Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

10. Tujuan : Untuk mengetahui volume urine


11. Prinsip : Volume urine diukur dengan gelas ukur dan hasilnya
12. Alat dan Bahan : dibaca setinggi minikus bawah
1. Gelas ukur 50cc
2. Becker glass 250cc
3. Urine
13. Cara Kerja : 1. Tuangkan urine dari becker glass kedalam gelas
ukur 50cc secara pelan-pelan, supaya tidak terjadi
busa, hilangkan busa dengan kertas saring.
2. Lihat volume urine pada skala gelas ukur setinggi
minikus bawah
14. Interpretasi Hasil : -
15. Harga Normal : Orang dewasa : 800-1300 ml
Anak 6-12 th : ± ½ dari volume orang
dewasa
Anak 1-6 th : ± ¼ dari volume orang
dewasa
Urine Sewaktu : -

16. Hasil : 504 ml


17. Kesimpulan : Pada pemeriksaan volume urin dari probandus Tn. N
disimpulkan bahwa hasilnya normal
Pemeriksaan
Warna Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

18. Tujuan : Untuk mengetahui warna urine


19. Prinsip : Warna urine diuji pada penebalan 7-10 cm, denga
cahaya terang dan latar belakang putih pada sikap
serong.
20. Alat dan Bahan : 1. Tabung reaksi
2. Kertas putih
3. Urine
21. Cara Kerja : 1. Masukan urine kedalam tabung reaksi panjang %
penuh
2. Miringkan tabung reaksi hingga membentuk sudut
600
3. Warna urine diuji pada penebelan 7-10 cm dengan
cahaya terang dan latar belakang putih
-
22. Interpretasi Hasil : Kuning muda – kuning tua
23. Harga Normal : Kuning tua
24. Hasil : Pada pemeriksaan warna urine dari probandus Tn. N
25. Kesimpulan : didapatkan hasil bahwa urine normal
Pemeriksaan
Kejernihan Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

26. Tujuan : Untuk mengetahui kejernihan urine


27. Prinsip Kejernihan urine diuji pada keseluruhan permukaan
tabung dengan cahaya pantul dan tanpa latar belakang
putih pada sikap serong.
28. Alat dan Bahan : 1. Tabung reaksi
2. Urine
: 1. Masukan urine kedalam tabung reaksi panjang ¾
29. Cara Kerja penuh
2. Miringkan tabung reaksi hingga membentuk sudut
600
3. Kejernihan urine diuji pada kekeruhan permukaan
tabung, dengan cahaya pantul, dan tanpa latar
belakang putih
30. Interpretasi Hasil : -
31. Harga Normal : Jernih agak keruh
32. Hasil : Agak keruh
33. Kesimpulan : Pada pemeriksaan kejernihan urine dari probandus
Tn. N didapat hasil bahwa kejernihan urine normal
Pemeriksaan
PH Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

34. Tujuan : Untuk mengetahui derajat keasaman urine


35. Prinsip : Berdasarkan perubahan warna pada pH strip, maka
warna yang terjadi dibandingkan secara visual pada
standar warna pH strip
36. Alat dan Bahan : 1. pH strip
2. Pinset
3. Becker glass 250cc
4. Urine
37. Cara Kerja : 1. Masukan urine pada becker glass 250cc
2. Ambil kertas pH strip dengan pinset, kemudian
celupkan kedalam urine ± ½ menit, bandingkan
perubahan warna yang terjadi pada standar warna
pH strip
38. Interpretasi Hasil : -
39. Harga Normal : Urine sewaktu : 4,6 – 8
40. Hasil : pH 8,5
41. Kesimpulan : Pada pemeriksajan pH dari probandus Tn. N
didapat hasil bahwa pH urine lebih dari normal
Pemeriksaan
Busa Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

42. Tujuan : Untuk mengetahui kemungkinan protein dan bilirubin


43. dalam urine secara kasar
44. Prinsip : Berdasarkan perubahan warna pada busa, maka bila
urine dikocok:
- Busa putih tidak hilang dalam waktu 5 menit
adalah protein.
- Busa kuning tidak hilang dalam waktu 5 menit
adalah bilirubin
45. Alat dan Bahan : 1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur 10 ml
3. Penyumbat tabung
4. Urine
46. Cara Kerja : 1. Ukurlah urine dengan gelas ukur sebanyak 5 ml
2. Masukan urine tersebut dalam tebung reaksi
3. Disumbat dengan penyumbat tabung dan kocok
kuat-kuat, tunggu 5 menit
- Jika terjadi busa putih/kuning yang hilang kurang
47. Interpretasi Hasil : dari 5 menit maka adanya protein/bilirubin dalam
48. urine negatif
49. - Jika terjadi busa putih yang tidak hilang dalam
50. waktu 5 menit, maka adanya protein positif
51. - Jika terjadi busa kuning yang tidak hilang dalam
52. waktu 5 menit maka adanya bilirubin positif
53. Harga Normal : Busa putih/kuning yang hilang kurang dari 5 menit
54. Hasil : Terbentuk busa warna putih yang hilang dalam waktu
55. kurang dari 5 menit.
56. Kesimpulan : Pada pemeriksan busa urine dari probandus Tn. N
didapatkan hasil bahwa protein dalam urine negatif.
Pemeriksaan
Berat Jenis Urine

Nama Pasien : Tn. N

Umur : 35 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 1 April 2021

Sampel : Urine sewaktu

57. Tujuan : Untuk mengetahui berat jenis urine


58. Prinsip : Berat jenis urine dilihat pada tangkai urinometer dan
dibaca setinggi miniskus bawah
: 1. Gelas ukur 50cc
59. Alat dan Bahan 2. Urine
3. Urinometer
: 1. Tuanglah urine yang bersuhu kamar kedalam
60. Cara Kerja gelas ukur 50cc busa yang terjadi dihilangkan
dengan sepotong kertas saring/setetes eter
2. Masukan urinometer ke gelsa ukur tersebut
kemudian lepaskan sambal diputar supaya
urinometer bebas terapung dan tidak menempel
dinding gelas ukur
3. Bacalah berat jenis urine pada skala urino
meter setinggi miniskus bawah tanpa parallax
61. Interpretasi Hasil : -
62. Harga Normal : Urine 24 jam : 1016 – 1022
63. Urine sewaktu : 1003 – 1030
Urine pagi : 1015 - 1025
64. Hasil : Diketahui : Bj urine setelah diukur 1009
65. Suhu kamar 27oC
66. Suhu tera 15oC
67. Jawab : 𝑆𝐾 − 𝑆𝑇
𝐵𝑗 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 + ( )×1
3
68. 27−15
= 1009 + ( )×1
69. 3
= 1009 + 4
70.
= 1013
71.
72. Kesimpulan : Pada pemeriksaan berat jenis urine dari probandus Tn.
N didapat hasil adalah normal
PEMBAHASAN
Urinalisis berasal dari bahasa Inggris urinalysis yang merupakan gabungan
dari kata urine dan analysis. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) mengartikan
urinalisis sebagai “pemeriksaan secara kimiawi dan dengan mikroskopis terhadap
air kencing”. Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia dan
mikroskopik.
Tujuan urinalisis secara umum adalah untuk mendeteksi kelainan ginjal,
saluran kemih, serta untuk mendeteksi kelainan kelainan di berbagai organ tubuh
lain seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain – lain. Pemeriksaan ini juga
berguna untuk membantu penegakan diagnosis; untuk penapisan penyakit
asimptomatik, kongenital, atau yang diturunkan; untuk membantu perkembangan
penyakit; dan untuk memantau efektifitas pengobatan atau komplikasi.Secara
kuantitatif (atau semi-kuantitatif) pemeriksaan urine bertujuan untuk mengetahui
jumlah zat-zat tersebut di dalam urine.

Jenis urinalisis
Tes urine terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan
kimia urine. Analisis fisik atau makroskopik meliputi tes warna, kejernihan, dan
berat jenis. Analisis mikroskopik untuk melihat sedimen urine seperti eritrosit,
leukosit, sel epitel, kristal, dan lain-lain. Analisis kimia meliputi tes protein,
glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit, dan lekosit estrase.
1. Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dimulai dengan penampakan warna dan
kekeruhan. Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai
sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.
Intensitas warna urine sesuai dengan konsentrasi urine. Urine yang encer
hampir tidak berwarna, urine yang pekat berwarna kuning tua atau sawo
matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan
urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa
disebabkan oleh bahan seluler berlebihan atau protein dalam urine
2. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan sedimen urine termasuk
pemeriksaan rutin yang ditunjukan untuk mendeteksi kelainan ginjal dan
saluran kemih serta memantau hasil pengobatan. Pemeriksaan mikroskopik
diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya.
3. Pemeriksaan kimia
Pemeriksaan kimia urine mencakup pemeriksaan glukosa, protein
(albumin), bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah (hemoglobin),
benda keton (asam asetoasetat dan/atau aseton), nitrit, dan leukosit esterase.
Dengan perkembangan teknologi, semua parameter tersebut telah dapat
diperiksa dengan menggunakan strip reagen atau dipstick.

Jenis spesimen urine


Keakuratan hasil urinalisis bergantung pada pemilihan jenis spesimen, cara
pengumpulan spesimen, pengiriman spesimen, jenis wadah yang digunakan,
penanganan spesimen, dan ketepatan waktu pengujian untuk mencegah multiplikasi
bakteri dan kerusakan komponen seperti elemen seluler dan bilirubin
1. Spesimen urine pagi pertama (First morning urine)
Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang
lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine
pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes
kehamilan. Urine pagi pertama lebih pekat bila dibandingkan dengan urine
yang dikeluarkan siang hari, jadi urine ini baik untuk pemeriksaan sedimen,
berat jenis, protein, dan lain-lain, serta baik juga untuk tes kehamilan
berdasarkan adanya human chorionic 12 gonadotrophin (HCG)
(Gandasoebrata, 2013). Sebaiknya spesimen urine yang kumpulkan adalah
urine porsi tengah atau midstream urine.
2. Spesimen urine pagi kedua
Spesimen urine ini dikumpulkan 2 – 4 jam setelah urine pagi
pertama. Spesimen ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman, dan
aktivitas tubuh. Spesimen ini lebih praktis untuk pasien rawat jalan
3. Spesimen urine sewaktu (Random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ada
prosedur khusus atau pembatasan diet untuk pengumpulan spesimen.
Spesimen ini dapat digunakan untuk bermacam-macam pemeriksaan,
biasanya cukup baik untuk pemeriksaan urine rutin.
4. Spesimen urine berdasarkan waktu (Timed collection) :
a. Urine 24 jam Spesimen ini adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam
terus-menerus dan kemudian dikumpulkan dalam satu wadah. Urine ini
kadang kala ditampung secara terpisah-pisah dengan maksud tertentu
(Gandasoebrata, 2013).
b. Urine post prandial13 Urine yang pertama kali dikeluaran 1,5 – 3 jam
setelah makan. Spesimen ini baik digunakan untuk pemeriksaan
glukosaria (Gandasoebrata, 2013).

Pemeriksaan makroskopis urine


Pemeriksaan makroskopis urine meliputi volume urine, bau, buih, warna,
kejernihan, pH, dan berat jenis.
1. Volume urine
Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung
dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian
cairan, dan kelembapan udara / penguapan.
2. Bau urine
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan
dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap.
3. Buih
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine
memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen
empedu(bilirubin) dalam urine.
4. Warna urine
Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis,
makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning
muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna,
terutama urochrom dan urobilin. Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat
warna yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah
besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism
abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan.
Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
5. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal.
Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan
ringan disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang
lambat laun mengendap.
6. Ph
Ph tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring. Akan tetapi pada
gangguan keseimbangan asam-basa penetapan itu member kesan tentang keadaan
dalam tubuh, apalagi jika disertai penetapan jumlah asam yang diekskresikan
dalam waktu tertentu, jumlah ion NH4. Selain pada keadaan tadi pemeriksaan pH
urine segar dapat member petunjuk kea rah infeksi saluran kemih. Infeksi oleh E.
coli biasanya menghasilkan urine asam, sedangkan infeksi oleh Proteus yang
merombak ureum menjadi amoniak menyebabkan urine menjadi basa.
7. Berat jenis
Untuk mengukur berat jenis urine dapat menggunakan urometer, refraktometer dan
carik celup.

DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
Hardjono, H., & Fitriani. (2007). Substansi dan Cairan Tubuh. Makasar: Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Mundt, L. A., & Shanahan, K. (2011). Graff's Textbook of Routine Urinalysis and
Body Fluids. Philadelphia: Wolters Kluwer-Lippincott Williams & Wilkins
Health.
Pardiyanto, E., Widada, S. T., & Nuryati, A. (2019). Perbedaan Jumlah Sedimen
Sel Epitel Pada Urine Berat Jenis Tinggi Yang Disentrifugasi dan
Didiamkan. Skripsi, 8-16.
Widyastuti, R., Tunjung, E., & Purwaningsih, N. (2018). Modul Praktikum
Urinalisis dan Cairan Tubuh. Surabaya: Laboratorium Patologi Kinik
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai