PEWARNAAN SEDERHANA
NIM : PO713203191030
Kelompok :2
LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021
Nilai TTD
PEWARNAAN SEDERHANA
I. TUJUAN
Untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan morfologi bakteri
Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion
negatif, salah satu di antaranya berwarna. Pada zat warna yang
bersifat basa, warna terdapatpada ion positif (zat pewarna+ Cl- )
dan pada pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat
pewarna- Na+ ). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna
basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam
nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika
bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri
akan bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristalviolet,
safranin dan metilinblue adalah beberapa zat pewarna basa yang
biasa digunakan. Sebaliknya zat pewarna asam ditolak oleh
muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai bakteri dengan
zat pewarna asam akan menghasilkan hanya pewarnaan pada
daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas
latar belakang yang berwarna ( Volk & Wheeler, 1984 ).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh
waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur
biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang
digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang
bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut
berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat
pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung
warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna
basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif
maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif ( Hadiutomo,
1990 ).
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat
warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan
sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat
warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin
basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna
negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering
digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994).
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga
pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan
penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentuk
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan
sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat
terlihat pewarnaan seperti rantai (streptococcus), buah anggur
( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri
dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).
Bahan :
1. Swab telinga
2. Methylen blue
3. Aquades
4. Minyak imersi
V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan objek glass yang bersih dan bebas lemak
2. Mengambil sampel dengan dengan menggunakan cotton bud
3. Membuat sediaan diatas objek glass dengan cara membuat
lingkaran kecil menjadi besar dengan goresan yang teratur dari
dalam ke luar
4. Melakukan fiksasi dengan cara dilewatkan diatas api bunsen
sebanyak 2-3 kali
5. Meletakkan objek glass di atas bak pewarna lalu digenangi dengan
safranin dan ditunggu selama 1-3 menit
6. Mencuci sediaan dengan menggunakan air mengalir kemudian di
keringkan
7. Setelah kering, di tetesi dengan oil imersi sebanyak 1 satu tetes
8. Kemudian di amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa
objektif 100x
9. Mendokumentasikan pengamatan yang telah dilakukan.
VIII. KESIMPULAN
Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta
:Erlangga