Anda di halaman 1dari 25

KLASIFIKASI & MORFOLOGI JAMUR

OLEH :

KELOMPOK 2

MATA KULIAH : MIKOLOGI

Aprian Syafrullah Sam PO713203191010


Ivanka Nur Widya PO713203191018
Nur Azizah PO713203191027
Susanti PO713203191044
Tri Anugra Saputra Sainal PO713203191045
Vaweli Putri PO713203191048

PRODI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wataala,


karena berkatrahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Klasifikasi & Morfologi Jamur”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Mikologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermafaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Takalar, 28 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur...................................................................................4
B. Ciri-Ciri Jamur.......................................................................................5
C. Cara Hidup Jamur.................................................................................5
D. Klasifikasi Jamur....................................................................................6
E. Morfologi Jamur.....................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikologi berasal dari bahasa Yunani mykes=jamur dan logos=ilmu.
Menurut Alexopoulos et al. (1996) dalam Gandjar (2006), sebenarnya istilah
mikologi kurang tepat. Istilah yang tepat adalah mycetology, karena mykes
berdasarkan tatabahasa Yunani adalah myceto. Fungi dalam bahasa Latin juga
berarti jamur. Jamur merupakan mikroorganisme eukaryotik dengan tingkat
biologisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Habitat hidupnya
terutama di alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit. Kehidupan
jamur memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi.
Meskipun demikian jamur dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sehingga jamur dapat hidup di gurun pasir yang kering dan panas (Kumala,
2006).
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta
konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang
terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup
(abiotik).
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
mepelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan
bidang yang dipelajari seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang
mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata
jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu
organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,
dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam
tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan
organisme yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula
perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang
lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat
perbedaan.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
puladengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembang biak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang
bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur
yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya
jamurkonsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana klasifikasi dan morfologi dari jamur?
C. Tujuan
Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi dari jamur

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini:
1. Untuk pembaca, yaitu dapat memberikan wawasan atau pengetahun terkait
dengan klasifikasi dan morfologi dari jamur.
2. Untuk pengajar, yaitu dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan
penilaian kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
Fungi / Jamur merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang
lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan
dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti,
mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau
pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan
tergantung dari spesiesnya.
Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat fisiologi fungi disebut
mikologi. Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti cendawan (fungi
yang berbentuk payung) dalam bahasa Yunani.
Menurut Gandjar dkk (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang
tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang
mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding
selnya, dan mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora,
melakukan reproduksi seksual dan aseksual.
Dalam Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam
kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi
struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang
sifatnya eukariotik dan tidak berklorofil. jamur (fungi) ini reproduksi dengan
secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi.
Sedangkan dengan secara seksual dengan zigospora, askospora, dan
basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air
laut, air tawar, ditempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang
membentuk lumut (lichenes).

B. Ciri-Ciri Jamur
1. Fungi (jamur) merupakan organisme yang bersifat eukariotik, sel-
selnya mempunyai dinding sel yang tersusun dari kitin Fungi tidak
memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof dan hidup secara parasit,
saprofit, atau saling misalnya lumut kerak.
2. Fungi ada yang uniseluler (disebut khamir) dan multiseluler. Fungi
multiseluler tersusun dari benang hifa yang membentuk anyaman,
disebut miselium. Hifa pada jamur yang bersekat (septum), tetapi ada
juga yang tidak bersekat (aseptum) dan mempunyal banyak inti yang
disebut senositik Miselium dapat dibedakan menjadi miselium
vegetatif (untuk menyerap makanan) dan miselium generatif (untuk
membantu.
3. Reproduksi jamur secara vegetatif adalah dengan pembentukan kuncup
(pada khamir) fragmentasi, dan pemesanan spora aseksual (berupa
sporangiospora atau konidiospora) Reproduksi jamur secara generatif
adalah dengan spota seksual (zigospora, askospora, dan basidiospora)
yang dilakukan secara singami (penyatuan hifa yang berlainan jenis).
4. Habitat fungi adalah di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang
lembap.

C. Cara Hidup Jamur


1. Saprofit, sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau
bahan-bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan
tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih
sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah
sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
2. Parasit, fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang
masih hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat
parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu
organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh
inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut sebagai
saprofit.
3. Simbiosis, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis
dengan laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan
simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.

D. Klasifikasi Jamur
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi
menjadi 4 divisi, klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara
generative (seksual), yaitu:
1. Divisi Zygomycota
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidimycota
4. Divisi Deuteromycota

E. Morfologi Jamur
1. Divisi Zygomycota

a. Pengertian Zygomycota
Zygomycota disebut juga sebagai the coenocytic true fungi.
Jenis jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam
pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycota
memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat.
Tubuhnya bersel banyak, hifanya bersifat senosit yaitu tidak
bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai
penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon).
Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zygomycota.
Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil
(aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara (zoospora).
Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif
yang hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di
darat. Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya
bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain
merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

b. Ciri-Ciri Zygomycota
 Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
 Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
 Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
 Dinding sel mengandung zat kitin
 Tidak memiliki tubuh buah
 Bersifat multiseluler
 Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora
vegetatif / spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila
kondisi lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara
seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak
menguntungkan.

c. Struktur tubuh Zygomycota


Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa
hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat
reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet
yang membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah didapat
dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. 
Berdasarkan gambar di atas, terlihat jelas bentuk struktur
tubuh yang terdiri atas hifa dan sporangium. Jika suatu jamur
hifanya tidak memiliki sekat (septa) atau hifa senositif, maka jamur
tersebut pasti termasuk dalam kelompok Zygomycota. Sehingga
hifa tidak bersekat adalah ciri khas dari Zygomycota.

d. Cara Hidup Zygomycota


Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba
(pengurai) di tanah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati atau
sudah membusuk, dan makanan seperti tempe, nasi dan roti.
Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis
mutualisme pada akar tumbuhan dengan membentuk mikoriza.

e. Cara Reproduksi Zygomycota


Jamur Zygomycota berkembangbiak dengan dua cara, yaitu
secara aseksual (vegetatif) dengan menghasilkan spora serta secara
seksual (generatif) dengan peleburan dua hifa (jantan dan betina)
melalui proses konjugasi. 
Untuk reproduksi aseksual yaitu ujung hifa membentuk
gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh
di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Selanjutnya
hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Kemudian tubuh
jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan
stolon maka sporangium menghasilkana spora baru.
Sedangkan untuk reproduksi seksual yaitu dua ujung hifa
berbeda, yaitu hifa- dan hifa+ bersentuhan. Kemudian kedua ujung
hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdappat
banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melen=bur
membentuk zigospora diploid. Selanjutnya zigospora berkecambah
tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis
dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh
du tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.

f. Contoh dan Peranan Zygomycota


- Rhizophus oryzae berperan dalam produksi tempe
- Rhizopus stoloniferan berperan dalam merusak roti
- Rhizopus nigricans berperan dalam merusak buah
- Mucor mucedo, hidup pada kotoran ternak
- Mucor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai
- Pilobolus, berperan sebagai pengurai

2. Divisi Ascomycota
a. Pengertian Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan
fungi atau jamur yang reproduksi seksualnya dengan membuat
askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-
pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan
askospora.

b. Ciri-Ciri Ascomycota
- Bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler).
- Ascomycota multiseluler memiliki hifa bersekat
- Dinding sel terbuat dari kitin.
- Bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit
dan ada yang bersimbiosis dengan organisme lain
- Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu
(haploid)
- Beberapa jenis Ascomycota dapat bersimbiosis dengan
ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
- Reproduksi dilakukan dengan cara seksual dan aseksual

c. Struktur Tubuh Ascomycota


Jamur Ascomycota mempunyai talus yang terdiri dari
miselium septat. Reproduksi seksualnya dengan membentuk
askospora di dalam askus, sedang aseksualnya dengan membentuk
konidium tunggal atau berantai pada ujung hifa khusus yang
disebut konidiofor. Kumpulan askus ini akan membentuk askokarp
yang memiliki bentuk bervariasi dan kebanyakan berbentuk cawan
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.

d. Cara Hidup Ascomycota


Ascomycota hidup sebagai pengurai bahan organik
khususnya dari tumbuhan atau sisa-sisa dari organisme yang ada di
dalam tanah dan juga di laut. Ascomycota bersel satu atau ragi
hidup di bahan yang mengandung gula atau karbohidrat, seperti
singkong yang menghasilkan tapai atau sari anggur yang
digunakan untuk membuat minuman anggur merah (wine).
Sebagian jenis ada yang hidupnya sebagai parasit di organisme
lain.

e. Cara Reproduksi Ascomycota


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ascomycota ada
yang bersifat uniseluler dan multiseluler serta berkembangbiak
dengan dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan seksual
(generatif). Dengan demikian ada 4 jenis perkembangbiakan pada
Ascomycota, yaitu sebagai berikut.
Reproduksi Aseksual Ascomycota Uniseluler yaitu
dilakukan dengan pembelahan sel atau pelepasan tunas (budding)
dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sebuah sel jamur
yang baru. Akan tetapi, jika tidak terlepas maka sel tunas akan
membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).

Reproduksi Seksual Ascomycota Uniseluler diawali dengan


konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis.
Dari hasil penyatuan dua sel tersebut akan menghasilkan zigot
yang berkromosom diploid (2n). Zigot tumbuh membesar menjadi
askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus
membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 inti yang
berkromosom haploid (n). Di sekitar empat inti tersebut, terbentuk
dinding sel dengan 4 askospora di dalam askus berkromosom
haploid (n). Jika askus sudah masak, maka selanjutnya askus akan
pecah dengan mengeluarkan askospora. Askospora akan tumbuh
menjadi sel jamur baru yang haploid (n).

Reproduksi aseksual Untuk Ascomycota tipe sel multiseluler,


dilakukan dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan
pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang
terputus akan tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Hifa
haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor
(tangkai konidia). Konidia memiliki jumlah kromosom yang
haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna-warni,
antara lain berwarna oranye, hitam, biru atau kecokelatan. Jika
kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan
berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-
cabang dengan membentuk miselium yang berkromosom haploid
(n).
Adapun reproduksi seksual pada Ascomycota multiseluler
memiliki beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
- Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing memiliki kromosom
haploid yang berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium
(alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) dengan membentuk
anteridium (alat reproduksi jantan)
- Askogonium akan membentuk saluran yang menuju anteridium
yang disebut dengan trikogen. Melalui trikogen, terjadi proses
plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan
menerima nukelus yang berkromosom haploid dari anteridium
sehingga askogonium memiliki banyak inti dari keduanya
(dikariotik)
- Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikariotik yang
bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp (tubuh buah)
- Ujung-ujung hifa pada askokarp akan membentuk askus
dikariotik
- Di dalam aksus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
akan terbentuk inti yang berkromosom diploid (2n). Inti diploid
yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis dengan
menghasilkan 4 nukelus yang haploid (n)
- Masing-masing dari nukleus haploid akan membelah secara
mitosis sehingga di dalam askus terdapat 8 nukleus.
Selanjutnya, di sekitar nukleus akan terbentuk dinding sel dan
terbentuk askospora yang berkromosom haploid (n).
- Jika askus telah masak, maka askospora akan membesar secara
serentak. Hal ini terjadi karena jika satu askus pecah maka akan
berakibat pada pecahnya askus lain.
- Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah
menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh
bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).

f. Contoh dan Peranan Ascomycota


- Saccharomyces cerevisiae digunakan sebagai pengembang roti
dan pembuatan minuman beralkohol
- Aspergillus wentil untuk pembuatan kecap
- Penicillium chrysogenum untuk pembuatan antibiotic
- Saccharomyces ellipsodeus berperan dalam pembuatan
minuman anggur
- Saccharomyces tuac berperan dalam pembuatan tuak
- Neurospora sitophila berperan dalam pembuatan oncom

3. Divisi Basidiomycota
a. Pengertian Basidiomycota
Istilah “basidiomycota” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata basidium yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup
Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur
ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah
menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain.
Divisi Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club
fungi atau yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan
atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan
membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di
dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp.

b. Ciri-Ciri Basidiomycota
- Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan
mempunyai ukuran besar
- Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
- Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat
- Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan
sambungan apit (clamp connection).
- Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang
terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah
tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang
merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
- Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola,
papan, lembaran berleku-lekuk dan sebagainya.
- Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).

c. Struktur Tubuh Basidiomycota


Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak
jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya. Tubuh buah
bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau
papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan
tubuh buah berbentuk payung.

d. Cara Hidup Basidiomycota


Pada umumnya, Basidiomycota hidup sebagai saproba
(pengurai) sisa-sisa organisme yang sudah mati. Basidiomycota
hidup di tanah yang mengandung sampah organik, di batang kayu
yang mati, atau di tumpukan jerami.
Dibandingkan dengan jenis jamur lainnya, Basidiomycota
merupakan pengurai polimer lignin kompleks terbaik. Lignin
merupakan komponen penyusun kayu. Basidiomycota juga dapat
hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan dengan
membentuk mikoriza, namun ada pula yang hidup parasit pada
organisme lainnya.
e. Reproduksi Basidiomycota
Cara perkembangbiakan Basidiomycota dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu secara generatif (seksual) dan secara
vegetatif (aseksual).
Adapun tahapan perkembangbiakan Basidiomycota secara
seksual atau generatif adalah sebagai berikut.
- Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan
hifa– .
- Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
- Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya
membentuk tubuh buah (basidiokarp).
- Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut
basidium) dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid
- Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid
- Basidium membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan
diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora
disebut basidiospora.
- Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium
dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa
haploid
f. Contoh dan Peranan Basidiomycota
- Auricularia polytricha (jamur kuping) dapat dimakan
- Volvariella valvacea (jamur merang) dapat dimakan
- Lentinula edodes (jamur shiteke) dapat dimakan
- Ganoderma (jamu kayu) sebagai obat/suplemen
- Pucinna graminis jamur karat yang menjadi parasite pada
tanaman jagung dan gandum
- Pucinna arachidis bersifat parasite pada tanaman kacang tanah
- Amanita muscaria menyebabkan halusinasi jika dimakan

4. Divisi Deuteromycota
a. Pengertian Deuteromycota
Jamur jenis ini sering disebut sebagai fungi imperfecti atau
jamur tidak sempurna karena tidak memiliki organ atau alat
reproduksi yang jelas jenisnya. Untuk alat reproduksi aseksualnya
dengan konidia atau basidium tunggal.
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak
dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak
ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam
kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu,
jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur
imperfecti).

b. Ciri-Ciri Deuteromycota
- Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak
bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel
tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu)
pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
- Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata
telanjang).
- Dinding sel terbuat dari zat kitin.
- Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel
yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.
- Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase
kawinnya sehinga disebut jamur tidak sempurna atau
imperfekti.
- Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui
fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
- Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit
pada hewan-hewan ternak, manusia dan tanaman budidaya
- Hidup secara saprofit maupun parasit.
- Biasanya berhabitat di tempat yang lembab

c. Struktur Tubuh Deuteromycota

Struktur dari Jamur deuteromycota atau disebut dengan


imperfect fungi (jamur tidak sempurna) ini terdapat claosporium,
Hifa, Alternaria, Conidium serta juga phialophora.

Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut dengan


hifa, hifa ini bisa membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Reproduksi jamur ada yang dengan cara
vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya.
d. Cara Hidup Deuteromycota

Semua jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi


secara aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung
konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis
hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di
dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain
merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya
dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan
sarang rayap.

Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan


hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi dan melekat pada
amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang
mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin
hifa atau hyphal loop.

e. Reproduksi Deuteromycota
Reproduksi aseksual yaitu dengan membentuk konidia atau
menghasilkan hifa khusus yang disebut dengan konidiofor.
Pembelahan yang terjadi pada ujung konidiofor akan membentuk
konidispora yang bersifat haploid.
Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi
rekombinasi genetiknya masih dapat terjadi, sehingga disebut
dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual ini merupakan proses
mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan
perkembangan dari struktur seksual.

f. Contoh dan Peranan


Pada manusia, jamur anggota divisi Deuteromycota umumnya
menyebabkan penyakit. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut.
- Epidermophyton floocosum menyebabkan penyakit kaki atlet
(kutu air).
- Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit
kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut
sering disebut juga sebagai dermatophytes
- Candida albicans merupakan jamur mikroskopis yang
memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah
parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit
keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina
- Tinea versicolor penyebab panu.
- Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jamur berasal dari kata latin
yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang sifatnya eukariotik dan tidak
berklorofil, jamur (fungi) ini reproduksi dengan secara aseksual yang
menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan secara
seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) ini
hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air laut, air tawar, ditempat
yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang membentuk lumut
(lichenes).
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi
menjadi 4 divisi, klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara
generative (seksual), yaitu: Divisi Zygomycota, Divisi Ascomycota, Divisi
Basidimycota dan Divisi Deuteromycota.

B. Saran
Dengan adanya mata kuliah mikologi ini kita dapat mengetahui
tentang jamur dan lebih berhati-hati terhadap jamur baik itu jamur yang
baik untuk kesehatan dan yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA

Khristoyono. 2008. SPM Biologi. Jakarta. Penerbit Erlangga

Winarsih, Sri. 2008. Ensiklopedia Dunia Fungi. Semarang Selatan. ALPRIN

Anda mungkin juga menyukai