OLEH :
KELOMPOK 2
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur...................................................................................4
B. Ciri-Ciri Jamur.......................................................................................5
C. Cara Hidup Jamur.................................................................................5
D. Klasifikasi Jamur....................................................................................6
E. Morfologi Jamur.....................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikologi berasal dari bahasa Yunani mykes=jamur dan logos=ilmu.
Menurut Alexopoulos et al. (1996) dalam Gandjar (2006), sebenarnya istilah
mikologi kurang tepat. Istilah yang tepat adalah mycetology, karena mykes
berdasarkan tatabahasa Yunani adalah myceto. Fungi dalam bahasa Latin juga
berarti jamur. Jamur merupakan mikroorganisme eukaryotik dengan tingkat
biologisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Habitat hidupnya
terutama di alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit. Kehidupan
jamur memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi.
Meskipun demikian jamur dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sehingga jamur dapat hidup di gurun pasir yang kering dan panas (Kumala,
2006).
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta
konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang
terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup
(abiotik).
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
mepelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan
bidang yang dipelajari seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang
mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata
jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu
organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,
dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam
tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan
organisme yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula
perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang
lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat
perbedaan.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
puladengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembang biak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang
bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur
yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya
jamurkonsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana klasifikasi dan morfologi dari jamur?
C. Tujuan
Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi dari jamur
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini:
1. Untuk pembaca, yaitu dapat memberikan wawasan atau pengetahun terkait
dengan klasifikasi dan morfologi dari jamur.
2. Untuk pengajar, yaitu dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan
penilaian kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
Fungi / Jamur merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang
lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan
dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti,
mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau
pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan
tergantung dari spesiesnya.
Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat fisiologi fungi disebut
mikologi. Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti cendawan (fungi
yang berbentuk payung) dalam bahasa Yunani.
Menurut Gandjar dkk (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang
tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang
mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding
selnya, dan mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora,
melakukan reproduksi seksual dan aseksual.
Dalam Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam
kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi
struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang
sifatnya eukariotik dan tidak berklorofil. jamur (fungi) ini reproduksi dengan
secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi.
Sedangkan dengan secara seksual dengan zigospora, askospora, dan
basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air
laut, air tawar, ditempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang
membentuk lumut (lichenes).
B. Ciri-Ciri Jamur
1. Fungi (jamur) merupakan organisme yang bersifat eukariotik, sel-
selnya mempunyai dinding sel yang tersusun dari kitin Fungi tidak
memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof dan hidup secara parasit,
saprofit, atau saling misalnya lumut kerak.
2. Fungi ada yang uniseluler (disebut khamir) dan multiseluler. Fungi
multiseluler tersusun dari benang hifa yang membentuk anyaman,
disebut miselium. Hifa pada jamur yang bersekat (septum), tetapi ada
juga yang tidak bersekat (aseptum) dan mempunyal banyak inti yang
disebut senositik Miselium dapat dibedakan menjadi miselium
vegetatif (untuk menyerap makanan) dan miselium generatif (untuk
membantu.
3. Reproduksi jamur secara vegetatif adalah dengan pembentukan kuncup
(pada khamir) fragmentasi, dan pemesanan spora aseksual (berupa
sporangiospora atau konidiospora) Reproduksi jamur secara generatif
adalah dengan spota seksual (zigospora, askospora, dan basidiospora)
yang dilakukan secara singami (penyatuan hifa yang berlainan jenis).
4. Habitat fungi adalah di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang
lembap.
D. Klasifikasi Jamur
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi
menjadi 4 divisi, klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara
generative (seksual), yaitu:
1. Divisi Zygomycota
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidimycota
4. Divisi Deuteromycota
E. Morfologi Jamur
1. Divisi Zygomycota
a. Pengertian Zygomycota
Zygomycota disebut juga sebagai the coenocytic true fungi.
Jenis jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam
pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycota
memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat.
Tubuhnya bersel banyak, hifanya bersifat senosit yaitu tidak
bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai
penyerap makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon).
Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk Zygomycota.
Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil
(aplanospora) dan tidak menghasilkan spora kembara (zoospora).
Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur primitif
yang hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di
darat. Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya
bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain
merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
b. Ciri-Ciri Zygomycota
Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
Dinding sel mengandung zat kitin
Tidak memiliki tubuh buah
Bersifat multiseluler
Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora
vegetatif / spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila
kondisi lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara
seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak
menguntungkan.
2. Divisi Ascomycota
a. Pengertian Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan
fungi atau jamur yang reproduksi seksualnya dengan membuat
askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-
pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan
askospora.
b. Ciri-Ciri Ascomycota
- Bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler).
- Ascomycota multiseluler memiliki hifa bersekat
- Dinding sel terbuat dari kitin.
- Bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit
dan ada yang bersimbiosis dengan organisme lain
- Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu
(haploid)
- Beberapa jenis Ascomycota dapat bersimbiosis dengan
ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
- Reproduksi dilakukan dengan cara seksual dan aseksual
3. Divisi Basidiomycota
a. Pengertian Basidiomycota
Istilah “basidiomycota” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata basidium yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup
Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur
ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah
menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain.
Divisi Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club
fungi atau yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan
atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan
membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di
dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp.
b. Ciri-Ciri Basidiomycota
- Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan
mempunyai ukuran besar
- Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
- Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat
- Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan
sambungan apit (clamp connection).
- Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang
terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah
tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang
merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
- Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola,
papan, lembaran berleku-lekuk dan sebagainya.
- Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).
4. Divisi Deuteromycota
a. Pengertian Deuteromycota
Jamur jenis ini sering disebut sebagai fungi imperfecti atau
jamur tidak sempurna karena tidak memiliki organ atau alat
reproduksi yang jelas jenisnya. Untuk alat reproduksi aseksualnya
dengan konidia atau basidium tunggal.
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak
dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak
ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam
kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu,
jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur
imperfecti).
b. Ciri-Ciri Deuteromycota
- Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak
bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel
tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu)
pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
- Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata
telanjang).
- Dinding sel terbuat dari zat kitin.
- Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel
yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.
- Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase
kawinnya sehinga disebut jamur tidak sempurna atau
imperfekti.
- Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui
fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
- Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit
pada hewan-hewan ternak, manusia dan tanaman budidaya
- Hidup secara saprofit maupun parasit.
- Biasanya berhabitat di tempat yang lembab
e. Reproduksi Deuteromycota
Reproduksi aseksual yaitu dengan membentuk konidia atau
menghasilkan hifa khusus yang disebut dengan konidiofor.
Pembelahan yang terjadi pada ujung konidiofor akan membentuk
konidispora yang bersifat haploid.
Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi
rekombinasi genetiknya masih dapat terjadi, sehingga disebut
dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual ini merupakan proses
mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan
perkembangan dari struktur seksual.
A. Kesimpulan
Jamur berasal dari kata latin
yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang sifatnya eukariotik dan tidak
berklorofil, jamur (fungi) ini reproduksi dengan secara aseksual yang
menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan secara
seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) ini
hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air laut, air tawar, ditempat
yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang membentuk lumut
(lichenes).
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi
menjadi 4 divisi, klasifikasi jamur berdasarkan cara reproduksi secara
generative (seksual), yaitu: Divisi Zygomycota, Divisi Ascomycota, Divisi
Basidimycota dan Divisi Deuteromycota.
B. Saran
Dengan adanya mata kuliah mikologi ini kita dapat mengetahui
tentang jamur dan lebih berhati-hati terhadap jamur baik itu jamur yang
baik untuk kesehatan dan yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA