MIKOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Mikrobiologi
Dosen Pengampu : Dr. Noor Hujjatusnaini, M. Pd
Oleh :
Aldi Winanto
NIM 1901140042
Baiq Hidayatun Nisa
NIM 1901140029
Khairunnisa
NIM 1901140035
Prisko Prasetyo
NIM 1901140023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Adapun makalah yang
akan dibahas yaitu dengan judul “Mikologi”. Penulis menyadari akan banyaknya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan
makalah ini dan sebagai bahan acuan untuk kedepannya. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiogi yakni, Ibu Dr.
Noor Hujjatusnaini, M. Pd atas ketersediaan menuntun penulis dalam penulisan
makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut
berpartisipasi dalam penyusunan dan pengumpulan data makalah ini. Tanpa
bantuan dan dukungan dari teman-teman semua makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
D. Klasifikasi Fungi/Jamur......................................................................10
E. Simbiosis Fungi..................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................35
B. Saran...................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal
dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa
istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat
menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold
yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur
bersel satu.
Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal,
multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun
dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik.
Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat
hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis,
tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.
Umumnya jamur berukuran mikroskopis, oleh karena itu studi tentang jamur ini
baru dimulai setelah penemuan mikroskop oleh Van Leeuwnhoek pada abab ke
17. Kemudian pada tahun 1729, Pier Antonio Micheli seorang botani
berkebangsaan Italia mempuplikasikan sebuah buku yang berjudul Nova
Plantarum Genera yang di antaranya berisikan penelitian tentang jamur, sehingga
beliau mendapat kehormatan sebagai bapak pendiri ilmu pengetahuan tentang
jamur yang dikenal dengan mikologi.
Sulit memberikan definisi yang tepat tentang jamur , karena organisme yang
dianggap jamur sangat bervariasi dalam bentuk, sifat dan siklus hidupnya. Namun
sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan
ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai
inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau
talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen atau benang-
1
2
bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh
makanan dari organisme hidup dinamakan parasit.
Pada umumya jamur yang hidup sebagai saprofit menguntungkan bagi kehidupan
manusia misalnya sebagai dekomposer yang dapat menghancurkan sisa-sisa
tumbuhan ataupun hewan yang berupa senyawa yang kompleks menjadi senyawa
sederhana, dan kemudian dikembalikan ke dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Jamur saprofit juga penting dalam industri
fermentasi minsalnya dalam pembuatan bir, roti, tempe, dan juga digunakan
dalam memproduksi asam-asam organik, obat-obatan, vitamin, dan anti biotika
seperti penisilin, ampisilin, griseovulfin. Selain itu jamur saprofit juga banyak
yang dikonsumsi olah manusia minsalnya jamur merang, jamur tiram, jamur
kuping. Sedangkan jamur yang hidup sebagai parasit umumnya merugikan karena
dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.Tapi
tidak semua jamur yang berasosiasi dengan tumbuhan merugikan, tetapi ada yang
menguntungkan bagi jamur dan tumbuhan. Hifa jamur membentuk organ khusus
dengan akar tanaman yang dikenal dengan mikoriza. Belakangan ini jamur tidak
hanya menjadi pemikiran bagi ahli jamur tetapi juga bagi ahli sitologi, ahli
genetika dan biokimia yang menemukan bahwa jamur dapat menjadi alat
penelitian penting dalam mempelajari biologi dasar. Hal ini disebabkan oleh
jamur lebih cepat berkembang dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mikologi (Fungi/Jamur)?
2. Bagaimana morfologi dan struktur dari fungi/jamur?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi/jamur?
4. Bagaimana klasifikasi dari fungi/jamur?
5. Bagaimana simbiosis fungi?
6. Apa saja penyakit yang disebabkan Jamur?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang mikologi (fungi/jamur)
2. Untuk mengetahui tentang morfologi dan struktur dari fungi/jamur
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungi/jamur
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari fungsi/jamur
5. Untuk mengetahui simbiosis fungi
6. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan jamur
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Semua jamur mempunyai dinding sel kaku yang penting untuk menentukan
bentuknya. Dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh lapisan karbohidrat,
rantai-rantai panjang polisakarida, juga glikoprotein dan lipid. Selama infeksi,
dinding sel jamur mempunyai sifat- sifat patobiologi yang penting. Komponen
permukaan dinding memperantai penempelan jamur pada sel inang. Beberapa ragi
dan mold memberi melanin pada dinding sel, memberikan pigmen coklat atau
hitam. Jamur yang demikian adalah dematiaceous. Dalam beberapa penelitian,
melanin berhubungan dengan virulensi (Brooks dkk, 2005).
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
7
c. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan,
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil.
Fungi psikofril adalah fungi yang dengan kemampuan untuk tumbuh pada
atau dibawah 00C dan suhu maksimum 200C. Hanya sebagian kecil spesies
fungi yang psikofril. Fungi mesofil adalah fungi yang tumbuh pada suhu 10-
350C, suhu optimal 20-350C. Fungi dapat tumbuh baik pada suhu ruangan
(22-250C). Sebagian besar fungi adalah mesofilik. Fungi termofil adalah
fungi yang hidup pada suhu minimum 200C, suhu optimum 400C dan suhu
maksimum 50-600C. Contohnya Aspergillus fumigatus yang hidup pada suhu
12-550C. Mengetahui kisaran suhu pertumbuhan suatu fungi adalah sangat
penting, terutama bila isolat-isolat tertentu akan digunakan di industri.
Misalnya, fungi yang termofil atau termotoleran (Candida tropicalis,
Paecilomyces variotii, dan Mucor miehei), dapat memberikan produk yang
optimal meskipun terjadi peningkatan suhu, karena metabolisme funginya,
sehingga industri tidak memerlukan penambahan alat pendingin.
d. Derajat keasaman lingkungan
pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-
enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya
pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di bawah 7.0. Jenis-jenis
khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu pH 4.5-
5.5. Mengetahui sifat tersebut adalah sangat penting untuk industri agar fungi
yang ditumbuhkan menghasilkan produk yang optimal, misalnya pada
produksi asam sitrat, produksi kefir, produksi enzim protease- asam, produksi
antibiotik, dan juga untuk mencegah pembusukan bahan pangan.
e. Bahan kimia
Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi.
Senyawa formalin disemprotkan pada tekstil yang akan disimpan untuk
waktu tertentu sebelum dijual. Hal ini terutama untuk mencegah pertumbuhan
kapang yang bersifat selulolitik, seperti Chaetomium globosum, Aspergillus
niger, dan Cladosporium cladosporoides yang dapat merapuhkan tekstil, atau
10
D. Klasifikasi Fungi/Jamur
Fungi (Jamur) dapat dikelompokkan menjadi 3 grup berdasarkan
strukturnya yaitu:
1) Jamur lendir (slime mold ) yang secara evolusioner berbeda dengan yang
lain. Jamur lendir dapat tumbuh sebagai fase protoplasmic tanpa dinding sel,
sering memangsa bakteri dan partikel makanan lain dengan fagositosis.
Jamur lendir kadang dikelompokkan sebagai fungi karena memproduksi
spora, meskipun dinding selnya didominasi galaktosamin dibandingkan
kitin. Jamur lendir termasuk kelompok fungi tingkat rendah yang
mempunyai kemampuan bergerak (motil). Klasifikasi fungi menurut
Alexopoulus (1996) sudah tidak memasukkan jamur lender (myxomycota)
dalam kingdom fungi.
2) Grup seperti fungi (fungus-like ), yaitu Oomycota dengan dinding sel
selulosa dan banyak ciri lain seperti tumbuhan. Gambar 1 memperlihatkan
kedudukan Oomycota dalam sistem klasifikasi. Kelompok ini berkerabat
dekat dengan Diatom dan Stramenopila. Oomycota mempunyai ciri hidup
seperti fungi dan beberapa speciesnya bersifat patogen terhadap tumbuhan
3) Fungi sebenarnya (true fungi), mempunyai dinding sel terdiri dari kitin.
Grup ini dibedakan menjadi Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota,
Deuteromycota, dan Basidiomycota. Klasifikasi fungi menurut Alexopoulus
11
Reproduksi Zygomycotina
Reproduksi Aseksual Zygomycotina
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora
vegetatif. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung
menggembung membentuk sporangium. Sporangium adalah
struktur penghasil spora vegetatif. Sporangium yang masak
berwarna hitam kemudian pecah dan tersebar. Jika berada di
lingkungan yang sesuai spora akan tumbuh menjadi miselium baru.
Habitat Zygomycotina
14
Ciri-Ciri Ascomycota
Perkembangbiakan Ascomycota
1) Reproduksi Aseksual
2) Reproduksi Seksual
c. Basidiomycota
Ciri-ciri Basidiomycota
Reproduksi Basidiomycota
Penjelasan :
1. Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
2. Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah
satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti
haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
3. Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid
dikariotik.
4. Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang
disebut basidiokarp.
5. Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga
membentuk basidium yang berinti diploid (2n).
6. Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis
menjadi empat inti yang haploid (n).
7. Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada
ujungnya.
8. Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah
satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
9. Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat
yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
Ciri-Ciri Deuteromycotina
Reproduksi Deuteromycotina
E. Simbiosis Fungi
a. Mikoriza
Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuh-
tumbuhan. Simbiosis tersebut bersifat saling menguntungkan, yaitu jamur
memperoleh zat organik dan akar tumbuh-tumbuhan memperoleh air dan
unsur hara. Beberapa jamur Zygomycotina, Ascomycotina, dan
Basidiomycotina dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan pinus atau
belinjo. Berdasarkan kedalaman jaringan tumbuhan yang digunakan,
mikoriza digolongkan menjadi dua yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza, hifa jamurnya hanya hidup pada jaringan epidermis akar
tumbuhan, misal mikoriza yang hidup di akar pinus.
Endomikoriza, hifa jamurnya menembus sampai jaringan korteks akar,
misal mikoriza yang hidup di akar anggrek.
29
b. Lichenes
Lichenes juga disebut dengan lumut kerak. Lichenes merupakan
simbiosis mutualisme antara Algae dengan Fungi. Fungi yang bersimbiosis
biasanya dari golongan Ascomycotina, Basidiomycotina, dan
Deuteromycotina. Adapun organisme fotosintetik yang terlibat dalam
fotosintesis yaitu Cyanobacteria atau Algae hijau uniseluler. Struktur tubuh
Lichenes berbentuk talus, bagian luar merupakan miselium, dan bagian dalam
tersusun atas hifa. Di antara miselium dan hifa jamur terdapat sel-sel Algae.
Bagian dari Algae disebut phicobiont yaitu dari divisi Cyanophyta dan
Chlorophyta.
Bagian Fungi disebut mycobiont yaitu dari divisi Ascomycotina dan
Basidiomycotina.
Dalam simbiosis ini, Fungi memperoleh bahan organik dari Algae dan
sebaliknya Algae memperoleh air dan mineral dari jamur. Hifa Fungi
berperan mempertahankan kelembapan lingkungan yang sangat dibutuhkan
Algae untuk mensintesis karbohidrat. Habitat Lichenes pada umumnya
melekat di bebatuan (contoh: Parmelia), melekat di batang pohon (contoh:
Grafu), dan tempattempat lembap yang lain. Reproduksi seksual Lichenes
30
terjadi sesuai dengan divisi Fungi dan Algae. Jika askospora atau
basidiospora bertemu dengan Algae, akan terbentuk Lichenes baru.
2. Tinea cruris yaitu mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit
sekitarnya, daerah scrotum, perineum, perut dan ketiak. Penyakit ini
disebabkan Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum
Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi
adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar
fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh
dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh
Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas
cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Funi yaitu: Phycomycetes,
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
B. Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut, sehingga
para pembaca dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya mengerti
akan isi makalah ini tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang
sangat bermanfaat yang nantinya dapat digunakan dalam proses balajar mengajar.
13
DAFTAR PUSTAKA