Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

MIKOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Mikrobiologi
Dosen Pengampu : Dr. Noor Hujjatusnaini, M. Pd

Oleh :
Aldi Winanto
NIM 1901140042
Baiq Hidayatun Nisa
NIM 1901140029
Khairunnisa
NIM 1901140035
Prisko Prasetyo
NIM 1901140023

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2021 M / 1442 H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur  senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Adapun makalah yang
akan dibahas yaitu dengan judul “Mikologi”. Penulis menyadari akan banyaknya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan
makalah ini dan sebagai bahan acuan untuk kedepannya. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiogi yakni, Ibu Dr.
Noor Hujjatusnaini, M. Pd atas ketersediaan menuntun penulis dalam penulisan
makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut
berpartisipasi dalam penyusunan dan pengumpulan data makalah ini. Tanpa
bantuan dan dukungan dari teman-teman semua makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan tepat waktu.

Palangka raya, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4

A. Definisi tentang mikologi (fungi/jamur)..............................................4

B. Morfologi dan Struktur Fungi/Jamur ..................................................5

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur....................7

D. Klasifikasi Fungi/Jamur......................................................................10

E. Simbiosis Fungi..................................................................................28

F. Penyakit-penyakit yang Disebabkan Fungi/Jamur..............................30

BAB III PENUTUP.......................................................................................35

A. Kesimpulan.........................................................................................35

B. Saran...................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal
dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa
istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat
menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold
yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur
bersel satu.
Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal,
multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun
dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik.
Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat
hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis,
tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.
Umumnya jamur berukuran mikroskopis, oleh karena itu studi tentang jamur ini
baru dimulai setelah penemuan mikroskop oleh Van Leeuwnhoek pada abab ke
17. Kemudian pada tahun 1729, Pier Antonio Micheli seorang botani
berkebangsaan Italia mempuplikasikan sebuah buku yang berjudul Nova
Plantarum Genera yang di antaranya berisikan penelitian tentang jamur, sehingga
beliau mendapat kehormatan sebagai bapak pendiri ilmu pengetahuan tentang
jamur yang dikenal dengan mikologi.
Sulit memberikan definisi yang tepat tentang jamur , karena organisme yang
dianggap jamur sangat bervariasi dalam bentuk, sifat dan siklus hidupnya. Namun
sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan
ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai
inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau
talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen atau benang-

1
2

benang bercabang (multisesuler), berkembang biak secara seksual dan aseksual,


dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Jamur
merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak
mempunyai kemampuan untuk memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain
jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh
karena itu jamur memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik mati
maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotrof. Jamur ini ada
yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-sisa
hewan atau tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh makanan dari
organisme hidup.Jamur hidup dan memperoleh makanan dari

bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh
makanan dari organisme hidup dinamakan parasit.
Pada umumya jamur yang hidup sebagai saprofit menguntungkan bagi kehidupan
manusia misalnya sebagai dekomposer yang dapat menghancurkan sisa-sisa
tumbuhan ataupun hewan yang berupa senyawa yang kompleks menjadi senyawa
sederhana, dan kemudian dikembalikan ke dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Jamur saprofit juga penting dalam industri
fermentasi minsalnya dalam pembuatan bir, roti, tempe, dan juga digunakan
dalam memproduksi asam-asam organik, obat-obatan, vitamin, dan anti biotika
seperti penisilin, ampisilin, griseovulfin. Selain itu jamur saprofit juga banyak
yang dikonsumsi olah manusia minsalnya jamur merang, jamur tiram, jamur
kuping. Sedangkan jamur yang hidup sebagai parasit umumnya merugikan karena
dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.Tapi
tidak semua jamur yang berasosiasi dengan tumbuhan merugikan, tetapi ada yang
menguntungkan bagi jamur dan tumbuhan. Hifa jamur membentuk organ khusus
dengan akar tanaman yang dikenal dengan mikoriza. Belakangan ini jamur tidak
hanya menjadi pemikiran bagi ahli jamur tetapi juga bagi ahli sitologi, ahli
genetika dan biokimia yang menemukan bahwa jamur dapat menjadi alat
penelitian penting dalam mempelajari biologi dasar. Hal ini disebabkan oleh
jamur lebih cepat berkembang dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mikologi (Fungi/Jamur)?
2. Bagaimana morfologi dan struktur dari fungi/jamur?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi/jamur?
4. Bagaimana klasifikasi dari fungi/jamur?
5. Bagaimana simbiosis fungi?
6. Apa saja penyakit yang disebabkan Jamur?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang mikologi (fungi/jamur)
2. Untuk mengetahui tentang morfologi dan struktur dari fungi/jamur
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungi/jamur
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari fungsi/jamur
5. Untuk mengetahui simbiosis fungi
6. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan jamur
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Mikologi (Jamur/fungi)


Mikologi berasal dari bahasa Yunani mykes=jamur dan logos=ilmu.
Menurut Alexopoulos et al. (1996) dalam Gandjar (2006), sebenarnya istilah
mikologi kurang tepat. Istilah yang tepat adalah mycetology, karena mykes
berdasarkan tatabahasa Yunani adalah myceto. Fungi dalam bahasa Latin juga
berarti jamur. Jamur merupakan mikroorganisme eukaryotik dengan tingkat
biologisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Habitat hidupnya
terutama di alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit. Kehidupan jamur
memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi. Meskipun
demikian jamur dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan, sehingga jamur
dapat hidup di gurun pasir yang kering dan panas (Kumala, 2006).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati
yang terlarut, mereka disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam
penampilan tertgantung pada spesiesnya (Pelczar, 1986).
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota
lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta
pertumbuhan dan reproduksi.
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel- selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk.
Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak

4
5

disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama


sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit
karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur
tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat
merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang
dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk -
produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin,
asam organik dan enzim.

B. Morfologi dan Struktur Fungi/Jamur


Menurut Brooks dkk (2005), jamur tumbuh dalam dua bentuk dasar,
sebagai yeast/ragi dan molds. Pertumbuhan dalam bentuk mold adalah dengan
produksi koloni filamentosa multiseluler. Koloni ini mengandung tubulus silindris
yang bercabang yang disebut hifa, diameternya bervariasi dari 2-10 μm. Massa
hifa yang jalin-menjalin dan berakumulasi selama pertumbuhan aktif adalah
miselium. Beberapa hifa terbagi menjadi sel-sel oleh dinding pemisah atau septa,
yang secara khas terbentuk pada interval yang teratur selama pertumbuhan hifa.
Hifa yang menembus medium penyangga dan mengabsorbsi bahan-bahan
makanan adalah hifa vegetatif atau hifa substrat. Sebaliknya, hifa aerial
menyembul di atas permukaan miselium dan biasanya membawa struktur
reproduktif dari mold.
Ragi adalah sel tunggal, biasanya berbentuk bulat atau elips dan
diameternya bervariasi dari 3-15 μm. Kebanyakan ragi bereproduksi melalui
pertunasan. Beberapa spesies menghasilkan tunas yang mempunyai ciri khas
gagal melepaskan diri dan menjadi memanjang; kesinambungan dari proses
pertunasan kemudian menghasilkan suatu sel ragi panjang yang disebut
pseudohifa (Brooks dkk, 2005).
6

Semua jamur mempunyai dinding sel kaku yang penting untuk menentukan
bentuknya. Dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh lapisan karbohidrat,
rantai-rantai panjang polisakarida, juga glikoprotein dan lipid. Selama infeksi,
dinding sel jamur mempunyai sifat- sifat patobiologi yang penting. Komponen
permukaan dinding memperantai penempelan jamur pada sel inang. Beberapa ragi
dan mold memberi melanin pada dinding sel, memberikan pigmen coklat atau
hitam. Jamur yang demikian adalah dematiaceous. Dalam beberapa penelitian,
melanin berhubungan dengan virulensi (Brooks dkk, 2005).

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
7

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding


berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh
dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk
dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke
sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur


Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan, begitu pula fungi.
Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau kekeruhan
media pada khamir dalam waktu tertentu. Kurva pertumbuhan mempunyai
beberapa fase (Gandjar, 2006) antara lain :
 Fase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan,
pembentukan enzim- enzim untuk mengurai substrat;
 Fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag
menjadi fase aktif;
 Fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang
sangat banyak, aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan
fase yang penting dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita
dapat memanen enzim-enzim dan pada akhir dari fase ini atau;
 Fase deselerasi (Moore-Landecker, 1996 dalam Gandjar, 2006), yaitu
waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen
biomassa sel atau senyawa- senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh
sel-sel;
 Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel
yang mati relatif seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus
8

yang horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen


pada fase stasioner;
 Fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif
sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.

Pada umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh (Gandjar, 2006):


a. Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi. Nutrien-nutrien
baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim
ekstraselular yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat
tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Misalnya, apabila
substratnya nasi, atau singkong, atau kentang, maka fungi tersebut harus
mampu mengekskresikan enzim α-amilase untuk mengubah amilum menjadi
glukosa. Senyawa glukosa tersebut yang kemudian diserap oleh fungi.
Apabila substratnya daging, maka fungi tersebut harus mengeluarkan enzim
yang proteolitik untuk dapat menyerap senyawa asam-asam amino hasil
uraian protein. Contoh yang lain lagi, misalnya substratnya berkadar lemak
tinggi, maka fungi tersebut harus mampu menghasilkan lipase agar senyawa
asam lemak hasil uraian dapat diserap ke dalam tubuhnya. Fungi yang tidak
dapat menghasilkan enzim sesuai komposisi substrat dengan sendirinya tidak
dapat memanfaatkan nutrien-nutrien dalam substrat tersebut.
b. Kelembapan
Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya
fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan
dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium,
Fusarium, dan banyak hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan
nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%. Fungi yang tergolong xerofilik tahan
hidup pada kelembapan 70%, misalnya Wallemia sebi, Aspergillus glaucus,
banyak strain Aspergillus tamarii dan A. Flavus (Santoso et al., 1998 dalam
Gandjar, 2006). Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini penyimpanan bahan
pangan dan materi lainnya dapat dicegah kerusakannya.
9

c. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan,
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil.
Fungi psikofril adalah fungi yang dengan kemampuan untuk tumbuh pada
atau dibawah 00C dan suhu maksimum 200C. Hanya sebagian kecil spesies
fungi yang psikofril. Fungi mesofil adalah fungi yang tumbuh pada suhu 10-
350C, suhu optimal 20-350C. Fungi dapat tumbuh baik pada suhu ruangan
(22-250C). Sebagian besar fungi adalah mesofilik. Fungi termofil adalah
fungi yang hidup pada suhu minimum 200C, suhu optimum 400C dan suhu
maksimum 50-600C. Contohnya Aspergillus fumigatus yang hidup pada suhu
12-550C. Mengetahui kisaran suhu pertumbuhan suatu fungi adalah sangat
penting, terutama bila isolat-isolat tertentu akan digunakan di industri.
Misalnya, fungi yang termofil atau termotoleran (Candida tropicalis,
Paecilomyces variotii, dan Mucor miehei), dapat memberikan produk yang
optimal meskipun terjadi peningkatan suhu, karena metabolisme funginya,
sehingga industri tidak memerlukan penambahan alat pendingin.
d. Derajat keasaman lingkungan
pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-
enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya
pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di bawah 7.0. Jenis-jenis
khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu pH 4.5-
5.5. Mengetahui sifat tersebut adalah sangat penting untuk industri agar fungi
yang ditumbuhkan menghasilkan produk yang optimal, misalnya pada
produksi asam sitrat, produksi kefir, produksi enzim protease- asam, produksi
antibiotik, dan juga untuk mencegah pembusukan bahan pangan.
e. Bahan kimia
Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi.
Senyawa formalin disemprotkan pada tekstil yang akan disimpan untuk
waktu tertentu sebelum dijual. Hal ini terutama untuk mencegah pertumbuhan
kapang yang bersifat selulolitik, seperti Chaetomium globosum, Aspergillus
niger, dan Cladosporium cladosporoides yang dapat merapuhkan tekstil, atau
10

meninggalkan noda-noda hitam akibat sporulasi yang terjadi, sehingga


menurunkan kualitas bahan tersebut.
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu pengaman pada dirinya terhadap serangan oleh
mikroorganisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme. Manusia
memanfaatkan senyawa-senyawa tersebut, yang kita kenal sebagai antibiotik,
untuk mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
(Gandjar,2006).

D. Klasifikasi Fungi/Jamur
Fungi (Jamur) dapat dikelompokkan menjadi 3 grup berdasarkan
strukturnya yaitu:
1) Jamur lendir (slime mold ) yang secara evolusioner berbeda dengan yang
lain. Jamur lendir dapat tumbuh sebagai fase protoplasmic tanpa dinding sel,
sering memangsa bakteri dan partikel makanan lain dengan fagositosis.
Jamur lendir kadang dikelompokkan sebagai fungi karena memproduksi
spora, meskipun dinding selnya didominasi galaktosamin dibandingkan
kitin. Jamur lendir termasuk kelompok fungi tingkat rendah yang
mempunyai kemampuan bergerak (motil). Klasifikasi fungi menurut
Alexopoulus (1996) sudah tidak memasukkan jamur lender (myxomycota)
dalam kingdom fungi.
2) Grup seperti fungi (fungus-like ), yaitu Oomycota dengan dinding sel
selulosa dan banyak ciri lain seperti tumbuhan. Gambar 1 memperlihatkan
kedudukan Oomycota dalam sistem klasifikasi. Kelompok ini berkerabat
dekat dengan Diatom dan Stramenopila. Oomycota mempunyai ciri hidup
seperti fungi dan beberapa speciesnya bersifat patogen terhadap tumbuhan
3) Fungi sebenarnya (true fungi), mempunyai dinding sel terdiri dari kitin.
Grup ini dibedakan menjadi Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota,
Deuteromycota, dan Basidiomycota. Klasifikasi fungi menurut Alexopoulus
11

(1996) yang termasuk true fungi adalah Zygomycota, Ascomycota,


Basidiomycota dan Deuteromycota.

Dalam makalah ini kelompok kami hanya membahas mengenai


pembagian divisi fungi/jamur dalam 4 kelompok diantaranya:
a. Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri
seksual,terutama pada pembentukan zigospora. Jamur ini dinamakan
Zygomycetes karena membentuk spora istirahat yang berdinding tebal
yang disebut zygospora. Zygospora merupakan hasil peleburan
menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-
benang hifa yang bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur
ini bersifat senositik dan dapat membentuk struktur dorman bersfat
sementara yang disebut zigospora.
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh
Zygomycotina yang terkenal adalahRhizopus oryzae. Jamur ini biasa
dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang
biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain
Mucor sp. danPilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer
yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus seksual dan aseksual
Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota tampak serupa, tetapi
sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda.
Ciri-Ciri Zygomycotina:
 Hidup di tempat-tempat lembap.
 Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut
zigospora.
 Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat
(soenositik), dengan dinding sel tersusun atas zat kitin. Ada tiga
tipe hifa Zygomicotina, yaitu:
12

 Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan


substrat danmenghubungkan dua kumpulan sporangium.
 Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap
makanan.
 Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan
substrat danmemiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di
ujung-ujungnya.
 Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada
substrat.

Reproduksi Zygomycotina
 Reproduksi Aseksual Zygomycotina
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora
vegetatif. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung
menggembung membentuk sporangium. Sporangium adalah
struktur penghasil spora vegetatif. Sporangium yang masak
berwarna hitam kemudian pecah dan tersebar. Jika berada di
lingkungan yang sesuai spora akan tumbuh menjadi miselium baru.

 Reproduksi Seksual Zygomycotina


13

Hifa jantan (+) dan hifa betina (–)saling berdekatan. Hifa-hifa


tersebut membentuk cabang hifa (gametangium). Kedua
gametangia mengandung banyak inti haploid. Dinding kedua
gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma
sel. Peristiwa ini disebut plasmogami. Selanjutnya, inti haploid
jantan bertemu dengan inti haploid betina (kariogami) dan terjadi
peleburan sehingga terbentuk zigot. Zigot membentuk kotak spora
yang disebut zigosporangium dan sporanya disebut zigospora.
Zigospora akan tumbuh menjadi hifa setelah melewati masa
dormansi.Zigospora mengalami penebalan dinding sel sehingga
dapat bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan. Jika
kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan
membentuk sporangium. Jika sporangium masak, dindingnya akan
robek sehingga spora tersebar.

Habitat Zygomycotina
14

Zygomycota sebagian besar merupakan jamur terestrial


yang hidup sebagai saprofit di tanah, makanan atau pada sisa-sisa
tumbuhan dan hewan. Jamur zygomycota ada yang hidup sebagai
parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan
penyakit. Jenis jamur zygomycota lainnya hidup bersimbiosis
saling menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya dengan
ganggang hijau- biru atau ganggang hijau membentuk lumut
kerak (lichen), dan dengan akar tumbuh tinggi sebagai mikoriza.

Contoh Zygomycotina dan Peranannya

 Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa,


protein, dan lemak dalam kedelai menjadi molekul yang lebih
kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah- buahan dapat
bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan. Beberapa
jenis Rhizopus sebagai berikut.
1) Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh
pada roti basi.
2) Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur
yang membantu dalam pembuatan tempe.
3) Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan
biasa tumbuh pada tomat.
15

 Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada


struktur jamur Mucor antara sporangium dan sporangiofor
dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut kolumela.
 Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
 Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
 Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng.
 Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang
kolorado.
b. Ascomycota

Ascomycota adalah salah satu filum atau divisi dari fungi.


Anggota filum ini tersebar di seluruh dunia. Ascomycota merupakan
kelompok jamur yang terbesar. Lebih dari 60.000 spesies dari divisi ini
telah teridentifikasi. Nama Ascomycota diambil dari kata askus
(menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang
mengalami perubahan inti dan akan membentuk tubuh buah. Anggota
divisio ini ada yang hidup sebagai saprofit, terutama pada tumbuhan.
Menurut Campbell, setengah dari jumlah Ascomycota bersimbiosis
dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi bersimbiosis
dengan tumbuhan membentuk mikoriza.

Ascomycota sebagian besar multiseluler. Namun, ada juga yang


uniseluler. Contoh Ascomycota uniseluler adalah Saccharomyces
cereviceae. Sedangkan contoh yang multiseluler adalah Penicillium.

Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.


Sebagian besar jamur yang termasuk dalam divisi ini memiliki hifa
yang bersekat-sekat dan bercabang. Namun, ada beberapa jamur yang
mempunyai hifa berlubang sehingga protoplasma dan inti sel dapat
mengalir dari satu sel ke sel lainnya.
16

Ciri-Ciri Ascomycota

 Memiliki hifa yang bersekat dan berinti banyak.


 Struktur tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces,
multiseluler membentuk miselium soenositik seperti Penicillium,
dan ada juga yang multiseluler membentuk badan buah seperti
Nectria
 Cara hidupnya ada yang saprofit, parasit, atau bersimbiosis.
 Menghasilkan spora dalam askus (askospora). Setiap askus
mengandung 8 spora. Askus-askus tersebut berkumpul
membentuk badan yang disebut askokarp Beberapa bentuk askus
adalah sebagai berikut :
 Askus tanpa askokarp, contoh: Saccharomyces dan Candida
 Askus dengan askukarp berbentuk bola (kleistotesium),
contoh: Penicillium
 Askus dengan askokarp berbentuk botol berleher
(peritesium), contoh: Neurospora Crassa
 Askus dengan askokarp berbentuk mangkuk atau cawan
(apotesium), contoh: Ascobolus
17

Perkembangbiakan Ascomycota

1) Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual pada Ascomicotina multiseluler


dilakukan dengan fragmentasi miselium dan pembentukan konidia.
Konidia adalah spora aseksual yang terbentuk pada ujung
konidiofor

Reproduksi aseksual pada Ascomicotina uniseluler dilakukan


dengan membentuk tunas. Pembentukan tunas (Blastophora) pada
Ascomicotina uniseluler diawali dengan dinding sel menonjol
keluar membentuk tunas kecil. Nukleus dalam sel induk membelah
dan satu nukleus bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas kemudian
memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi individu baru. Akan
tetapi, kadang-kadang tunas tetap melekat pada sel induknya
membentuk rantai sel yang disebut dengan hifa semu (pseudohifa).
18

2) Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual pada ascomicotina uniseluler terjadi


dengan cara kanjugasi. Konjugasi 2 sel ascomicotina (n)
menghasilkan zigot (2n). Zigot tumbuh menjadi askus. Dalam
askus terjadi pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel askospora
(n).

Reproduksi seksual pada ascomicotina


multiselulerdilakukan dengan cara berikut : Askospora tumbuh
menjadi benang hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk
miselium. Ujung miselium berubah fungsi menjadi askogonium
(oogonium) dan anteridium yang saling berpasangan. Selanjutnya
terjadi pembelahan mitosis membentuk hifa (2n). Ujung hifa yang
dewasa membentuk askus. Inti pada askus membelahsecara
meiosis membentuk 8 askospora (n). Askospora yang telah masak
akan tersebar dari askus yang pecah. Askospora yang jatuh di
tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa haploid
yang baru.

Contoh Ascomycota dan Peranannya


19

Contoh spesies Ascomycota yang menguntungkan

 Saccharomyces cereviceae Untuk pembuatan roti dan


pembuatan alkohol
 Saccharomyces ellipsoideus Untuk pembuatan wine dan buah
anggur
 Saccharomyces tuac Untuk pembuatan tuak dari air nira
 Neurospora crassa Untuk pembuatan oncom
 Morchella esculenta Tubuh buahnya dapat dimakan
 Sarcoscypha coccikea Tubuh buahnya dapat dimakan
 Penicillium notatum Penghasil zat antibiotik
 Penicillium cammemberti Meningkatkan kualitas keju
 Tuber magnatum Truffle putih biasa untuk kuliner

Contoh Ascomycota yang merugikan

 Venturia inaequalis Penyebab penyakit buah apel


 Claviceps purpurea Penyebab penyakit ergot pada tanaman
gandum

c. Basidiomycota

Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh


orang awam karena banyak jenis – jenis yang karpusnya (tubuh
buahnya) besar dan dapat dilihat dengan kasat mata. Kelompok tersebut
(yang memiliki tubuh buah besar) dipakai istilah cendawan. Banyak di
antara cendawan (mushrooms) sudah dimanfaatkan oleh manusai
misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus, dan Falmmulina
velutipes, akan teteapi banyak juga yang beracun, bahkan ada racun
yang dapat mematikan, misalnya Amanita sp.
20

Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro.


Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang basidiokarpnya
kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada tanaman.
Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota memiliki
tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati.
Bentuk jamur ini ada yag seperti payung, kuping, dan setengah
lingkaran.

Ciri-ciri Basidiomycota

Struktur tubuhnya multiseluler dan biasanya makroskopis. Pada


umumnya tubuh buah Basidiomycota mempunyai bagian-bagian
berikut

 Tudung ( pileus) merupakan bagian yang di bagian bawahnya


mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus dibungkus oleh
selaput (vileum universal) dan menjelang dewasa pembungkus
tersebut akan pecah.
 Bilah(lamella),merupakan bagian dibawah tudung berbentuk
helaian
 Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium yang
sangat kompak dan tumbuh tegak menopang tudung.
 Volva,merupakan bagian sisa pembungkus yang terdapat pada
dasar tangkai
21

Memiliki hifa bersekat.Hifa vegetatifnya mempunyai satu inti (n)


dan hifa generatifnya mempunyai dua inti (2n). Cara hidupnya ada yang
saptrofit ,misalnya saptofit pada serasah daun, merang padi,atau batang
pohon yang mati ,dan ada yang parasit pada tumbuhan dan manusia.

Mempunyai badan buah yang disebut basidioskarp, yaitu tempat


pembentukan basidium.Bentuk basidiokarp bermacam-macam,misalnya
paying,kuping,atau setengah lingkaran.Spora terbentuk dalam basidium.

Reproduksi Basidiomycota

Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual.


Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia.
Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual
Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda
jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora
basidium (basidiospora). Tahapan reproduksi seksual pada
Basidiomycotina adalah sebagai berikut:
22

Penjelasan :

1. Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
2. Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah
satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti
haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
3. Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid
dikariotik.
4. Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang
disebut basidiokarp.
5. Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga
membentuk basidium yang berinti diploid (2n).
6. Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis
menjadi empat inti yang haploid (n).
7. Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada
ujungnya.
8. Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah
satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
9. Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat
yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.

Contoh Basidiomycota dan Peranannya


23

a. Jamur tiram atau hiratake (Pleurotus sp.), sebagai bahan dasar


masakan dan makanan ringan. Sumber protein nabati yang tidak
mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah
tinggi dan jantung, mengurangi berat badan dan diabetes.
Kandungan asam folatnya (vit. B-komplek) tinggi dan dapat
menyembuhkan anemia dan obat anti tumor, mencegah dan
menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat
besi.
b. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Jamur
kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan
mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga
rendah kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori.
Selain sebagai sumber protein nabati, juga dapat mengurangi resiko
penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit
hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Jamur ini juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat
penghalus kulit. Jamur kancing dimasak utuh atau dipotong-potong
lebih dulu. Jamur kancing cepat berubah warna menjadi kecoklatan
dan hilang aromanya setelah dipotong dan dibiarkan di udara
terbuka. Jamur kancing segar sebaiknya cepat dimasak selagi masih
belum berubah warna.
c. Jamur merang (Volvariella volvaceae) Sebagai bahan dasar
masakan dan makanan ringan. Kandungan antibiotiknya berguna
untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi dan
pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang
dikenal sebagai penawar racun.
d. Jamur kuping (Auricularia auricular )jamur kuping, kuah jamur
kuping,dsb. Lendir yang terkandung di dalamnya berkhasiat untuk
menetralkan senyawa berbahaya (beracun) yang terdapat di dalam
bahan makanan, membuat sirkulasi darah lebih bebas be), Jamur
yang banyak dipakai untuk masakan . Dapat dibuat sebagai sari
24

buah dan rgerak dalam pembuluh jantung, dan di Inggris digunakan


sebagai obat sakit tenggorokan. Jamur kuping bisa mengurangi
dahak, memperkuat energi bermanfaat bagi kecerdasan,
menghilangkan kekeringan mengkuatkan tubuh, menyuburkan
rambut, melancarkan darah, merawat lambung, dan yang lebih
penting dapat menyapu bersih aneka macam sampah beracun di
dalam tubuh.
e. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum) Dari 80 spesies Ganoderma
di dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya spesies
Ganoderma lucidum yang paling banyak dan populer digunakan
sebagai obat karena mengandung bahan aktif berupa germanium
organik hingga mencapai 2000 ppm dan polisakarida.
Kedua zat (Germanium organik dan polisakarida) aktif dan
kombinasinya hanya ditemukan pada jamur Ling-zhi. Germanium
organik (GE+32) merupakan unsur kimia yang dapat larut dalam
air, memiliki sifat semi konduktor netral dan mudah bersatu dengan
elektron dan substansi lain. GE juga termasuk semacam oksida
sekui (bentuk dari suatu kombinasi oksida) yang memungkinkan
logam berat dalam tubuh diikat dan dikeluarkan dalam waktu 20
jam.
Kandungan germanium organik pada Ling-zhi antara 800-2000
ppm, berarti lebih tinggi dibandingkan ginseng (GE hanya 250-320
ppm). Ling zhi memiliki sifat rasa pedas, pahit, dan hangat.
Mengonsumsi ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat
melindungi organ tubuh, membangun (constructive), mengobati,
dan berdampak positif terhadap penyembuhan organ lain yang
sakit. Sejauh ini belum pernah ditemukan efek negatif yang
ditimbulkan setelah mengonsumsi ramuan ling zhi.
 Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
 Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh sehingga tetap
sehat dan bugar
25

 Meningkatkan dan memelihara proses metabolism tubuh


 Membersihkan senyawa-senyawa yang bersifat toksin dari
dalam tubuh
 Menurunkan kandungan gula dan kolesterol dalam darah
 Memperkuat kerja jantung.
 Herbal anti-diabetes, anti-hipertensi, anti-alergi, antioksidan,
anti-[inflamasi], anti- hepatitis, analgesik, anti-HIV, serta
perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau wasir, anti-
tumor, dan sistem imunitas (kekebalan tubuh).
f. Jamur shiitake (Lentinus edodes), jamur ini biasa digunakan
sebagai bahan makanan. Spora Shiitake dikenal dapat meredakan
efek serangan influenza, menghambat pertumbuhan sel kanker,
leukemia dan rheumatik. Enzim-enzim yang terkandung di dalam
jamur dapat memproduksi asam amino tertentu yang mampu
mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah, dapat
menghambat pertumbuhan sel virus, dan lain-lain.
g. Jamur enokitake (Flammulina velutipes), dikenal juga sebagai
jamur musim dingin (winter mushroom)
h. Jamur maitake (Grifola frondosa), mengeluarkan aroma harum
kalau dimasak, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai hen of the
woods.
i. Jamur matsutake (Tricholoma matsutake), jamur langka yang
belum berhasil dibudidayakan dan diburu di hutan pinus wilayah
beriklim sejuk

Peranan Basidiomycota yang merugikan

a. Puccina graminis atau jamur karat


Jamur ini termasuk Ordo Uredinales (Rust Fungi). Jamur ini
tidak mempunyai basidiokarp. Hidup parasit pada rumput, gandum,
murbei, dan lain-lain. Miselium jamur ini tidak menelusup jauh
26

dari tempat infeksinya dan membentuk bercak seperti karat,


sehingga disebut jamur karat
b. Ustilago maydis
Ustilago maydis adalah cendawan penyebab penyakit gosong
bengkak pada jagung (corn smut). Cendawan ini merupakan
dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya dapat terjadi dua bentuk,
yaitu membentuk sel khamir dan membentuk miselium. U. maydis
umumnya menyerang tongkol jagung dengan masuk ke dalam biji
dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya kelenjar.
Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar
pecah hingga spora
c. Amanita muscaria
Jamur ini adalah jamur beracun yang termasuk ke dalam
golongan basidiomycota. Jamur ini memiliki warna yang
bervariasi, mulai dari merah terang, jingga, kuning, hingga putih.
A. muscaria dapat ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia
karena jamur ini mampu tumbuh di berbagai suhu, mulai dari suhu
dingin seperti di kutub hingga daerah tropis sekalipun. Namun, ciri
khas dari jamur ini adalah adanya bercak-bercak putih di bagian
kepala. A. muscaria memang terkenal sangat beracun karena dalam
2-3 jam setelah menghirup jamur ini dapat terjadi diare, vertigo,
koma, muntah, dan beberapa efek lainnya. Pada bagian tubuh buah
dari jamur ini, terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimol yang
bersifat halusinogen dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat
mempercepat mengganggu sistem saraf, denyut jantung, mulut
kering dan halusinasi.
d. Deuteromycota
Jamur ini disebut juga fungi imperfecti (jamur tidak sempurna).
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi secara aseksual saja, yaitu
dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas), artrospora
27

(pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan konidia. Sedangkan


reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas.
Fungi yang belum diketahui jelas cara reproduksi seksualnya akan
dimasukkan dalam kelompok Deuteromycotina, contohnya Monilia
sitophila, sebelum diketahui reproduksi seksualnya, jamur ini digolongkan
ke dalam kelompok Deuteromycotina, tetapi setelah diketahui reproduksi
seksualnya yaitu dengan menghasilkan askospora didalam askus
(peritesium) dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan nama ilmiahnya
diubah menjadi Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.

Ciri-Ciri Deuteromycotina

 Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin.


 Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
 Hidup sebagai saprofit atau parasit.
 Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi
yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara
reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.

Reproduksi Deuteromycotina

Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia,


blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora
dengan benang hifa). Cara reproduksi seksualnya belum diketahui
sehingga dinamakan Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila
telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat
digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi
seksualnya.

Contoh Deuteromycotina dan Peranannya

 Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panu pada manusia.


28

 Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada


manusia.
 Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.
 Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak
kecambah serta menyerang daun dan buah tanaman budi daya.

E. Simbiosis Fungi
a. Mikoriza
Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuh-
tumbuhan. Simbiosis tersebut bersifat saling menguntungkan, yaitu jamur
memperoleh zat organik dan akar tumbuh-tumbuhan memperoleh air dan
unsur hara. Beberapa jamur Zygomycotina, Ascomycotina, dan
Basidiomycotina dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan pinus atau
belinjo. Berdasarkan kedalaman jaringan tumbuhan yang digunakan,
mikoriza digolongkan menjadi dua yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
 Ektomikoriza, hifa jamurnya hanya hidup pada jaringan epidermis akar
tumbuhan, misal mikoriza yang hidup di akar pinus.
 Endomikoriza, hifa jamurnya menembus sampai jaringan korteks akar,
misal mikoriza yang hidup di akar anggrek.
29

b. Lichenes
Lichenes juga disebut dengan lumut kerak. Lichenes merupakan
simbiosis mutualisme antara Algae dengan Fungi. Fungi yang bersimbiosis
biasanya dari golongan Ascomycotina, Basidiomycotina, dan
Deuteromycotina. Adapun organisme fotosintetik yang terlibat dalam
fotosintesis yaitu Cyanobacteria atau Algae hijau uniseluler. Struktur tubuh
Lichenes berbentuk talus, bagian luar merupakan miselium, dan bagian dalam
tersusun atas hifa. Di antara miselium dan hifa jamur terdapat sel-sel Algae.
 Bagian dari Algae disebut phicobiont yaitu dari divisi Cyanophyta dan
Chlorophyta.
 Bagian Fungi disebut mycobiont yaitu dari divisi Ascomycotina dan
Basidiomycotina.

Dalam simbiosis ini, Fungi memperoleh bahan organik dari Algae dan
sebaliknya Algae memperoleh air dan mineral dari jamur. Hifa Fungi
berperan mempertahankan kelembapan lingkungan yang sangat dibutuhkan
Algae untuk mensintesis karbohidrat. Habitat Lichenes pada umumnya
melekat di bebatuan (contoh: Parmelia), melekat di batang pohon (contoh:
Grafu), dan tempattempat lembap yang lain. Reproduksi seksual Lichenes
30

terjadi sesuai dengan divisi Fungi dan Algae. Jika askospora atau
basidiospora bertemu dengan Algae, akan terbentuk Lichenes baru.

Reproduksi aseksualnya dengan cara fragmentasi. Setelah terjadi


fragmentasi, terbentuklah soredia. Soredia merupakan sel Algae yang
diselubungi oleh hifa atau miselium jamur. Soredia membentuk tepung
soredia. Tepung soredia akan membentuk Lichenes baru jika mendapat
substrat yang sesuai.Ada empat macam Lichenes berdasarkan bentuk
talusnya.

 Krustosa (seperti kerak) yang tumbuh melekat pada substrat. Contoh:


Physeia.
 Foliosa (seperti daun) yang tumbuh sangat rapat pada substrat atau
bahkan di dalam permukaannya. Contoh: Parmelia.
 Fruktikosa/ Fruktitos (seperti rumpun) yang berbentuk rumpun tegak
dan dapat mencapai ketinggian 10 cm. Contoh: Usnea (lumut janggut).
 Squamulose memiliki ukuran kecil dan berdaun dan berdaun longgar
sebagai lampiran untuk substrat.

Contoh Lichenes dan peranannya.

 Cladonia rengiferina sebagai makanan hewan.


 Roccella tinctoria sebagai bahan lakmus untuk mengukur indikator pH.
 Cetraria islandica dan Usnea dasypoga sebagai bahan obat-obatan

F. Penyakit-penyakit yang Disebabkan Fungi/Jamur

Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis. Penyakit-


penyakit yang disebabkan jamur yaitu:

1. Tinea versicolor (panu) yaitu mikosis superfisial dengan gejala berupa


macula (bercak) putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya
pada kulit dada, bahu, punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Pada
31

penyembuhan, daerah yang terkena biasanya mengalami depigmentasi


dalam waktu yang cukup lama. Penyakit ini disebabkan Malassezia furfur.

2. Tinea cruris yaitu mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit
sekitarnya, daerah scrotum, perineum, perut dan ketiak. Penyakit ini
disebabkan Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.

3. Tinea circinata (tinea corporis) yaitu mikosis superfisial berbentuk bulat-


bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi
kulit disertai rasa gatal. Gejala penyakitnya bermula berupa papula
kemerahan yang melebar ke arah luar sedang bagian tengahnya membaik,
32

pinggirnya agak menonjol dan berwarna merah. Penyakit ini disebabkan


Mycrosporum sp. dan Trichophyton sp.

4. Nocardiosis yaitu mikosis yang menyerang jaringan subkutan dimana


terjadi pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang
yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Penyakit ini
disebabkan Nocardia asteroides.

5. Candidiasis yaitu mikosis yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir


mulut, vagina dan organ tubuh seperti ginjal, jantung dan paru-paru.
Penyakit ini disebabkan Candida albicans.
33

6. Sporotrichosis yaitu mikosis yang mengenai kulit dan kelenjar lympha


superfisial dengan gejala benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian
membesar, merah, meradang, proses nekrosis kemudian terbentuk ulcus.
Nodula yang sama terjadi sepanjang pembuluh lympha regional dan terjadi
ulcus-ulcus berikutnya. Penyakit ini disebabkan Sporotrichum schenckii.

7. Blastomycosis yaitu mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera


tulang dan sistem syaraf dengan gejala berupa papula atau pustula yang
berkembang menjadi ulcus kronik dengan jaringan granulasi pada alasnya.
Penyakit ini disebabkan Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces
brasieliensis.
34

8. Aspergillosis yaitu infeksi oputunistik yang paling sering terjadi pada


paru-paru dengan gejala yang mirip dengan TB paru. Penyakit ini
disebabkan Aspergillus spp. terutama Aspergillus fumigatus
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum
Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi
adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar
fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh
dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh
Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas
cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Funi yaitu: Phycomycetes,
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
B. Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut, sehingga
para pembaca dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya mengerti
akan isi makalah ini tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang
sangat bermanfaat yang nantinya dapat digunakan dalam proses balajar mengajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai