Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

JARINGAN PARENKIM, KOLENKIM, DAN SKLERENKIM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan

Dosen Pengampu : Nanik Lestariningsih, M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK III

Fitriani Isma
1901140024

Elvina Indriany
1901140032

Bahrol
1901140028

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2021 M/ 1442 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan Makalah mata kuliah
Anatomi Tumbuhan yang berjudul “JARINGAN PARENKIM, KOLENKIM, DAN
SKLERENKIM” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa kita hanturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut
beliau hingga akhir zaman.

Dibuatnya Makalah ini adalah guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Anatomi Tumbuhan. Terlepas dari semua itu penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
yang lainnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah mata kuliah Anatomi Tumbuhan
yang berjudul “JARINGAN PARENKIM, KOLENKIM, DAN SKLERENKIM”
ini dapat memberikan manfaat bagi semua khususnya kami sebagai penyusun dan
pembaca. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, 15 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

A. Jaringan Dasar dan Jaringan Penguat .................................................. 3

1. Jaringan Parenkim ............................................................................... 3

2. Jaringan Kolenkim ............................................................................... 9

3. Jaringan Sklerenkim ............................................................................ 14

B. Integrasi Keislaman .................................................................................. 18

BAB III PENUTUP............................................................................................ 20

A. Kesimpulan .................................................................................................... .20

B. Saran ............................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk
organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan
cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan
sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas
satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel.
Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan
epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga
system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan
pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni
pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan
epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan
pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan
floem yang mengangkut hasil fotosintesis.
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan,
namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah
parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan
sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu
sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok
tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran
jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar
dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya
jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi
jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan
system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang
beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar

1
2

dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi


empulur (korteks).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1) Apa itu jaringan Dasar dan jaringan penguat?
2) Apa itu jaringan parenkim ?
3) Apa itu jaringan kolenkim ?
4) Apa itu jaringan sklerenkim?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui apa itu jaringan dasar dan jaringan penguat.
2) Untuk mengetahhui apa itu jaringan parenkim.
3) Untuk mengetahui apa itu jaringan kolenkim.
4) Untuk mengetahui apa itu jaringan sklerenkim.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jaringan Dasar dan Jaringan Penguat

Sistem jaringan dasar merupakan sesuatu yang mencakup jaringan yang


membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan
spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semu ragamnya; kolenkim,
yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup; sklerenkim, yakni jaringan
berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
Jaringan dapat dibedakan karena memiliki sifat yang berbeda sehubungan
dengan posisinya dalam tubuh tumbuhan. Berikut ini disajikan jaringan pada tumbuha
n biji (Hidayat, 1995: 8).

Jaringan penyokong atau penguat atau mekanik merupakan jaringan yang


berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan
ini juga disebut sebagai jaringan penguat karena memiliki dindig sel yang tebal dan
kuat, juga karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, juga karena sel-selnya telah
mengalami spesialisasi. Fungsi jaringan ini adalah antara lain:

• Menguatkan tegaknya batang dan daun (termasuk penguat terhadap gangguan


mekanik);
• Melindungi biji atau embrio;
• Memperkuat jaringan parenkim yang menyimpan udara;
• Serta melindungi berkas pengangkut (vaskuler).
Jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan ajringan
sklerenkim.
1. Jaringan Parenkim
a) Pengertian Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh
tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan
lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel
primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat
pada parenkim (A. Fahn, 1982: 136).
Parenkim bagian utama sistem jaringan dasar dan juga terdapat pada
berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan

3
4

empelur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil
daun. Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. Di samping
itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan
berkembang dari prokambium; pada tubuh sekunder berkembang dari kambium
pembuluh serta kambium gabus.
Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam-macam bentuk, sesuai
dengan fungsinya yang berbeda-beda pula. Parenkim biasanya berupa jaringan
yang selnya tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam
berbagai fungsi fisiologi tumbuhan.

Gambar 1. Jaringan parenkim atau jaringan dasar yang utama

Karena merupakan sel hidup, sel parenkim masih dapat membelah


meskipun telah dewasa. Sebab itu, sel parenkim berperan penting dalam
penyembuhan luka serta regenerasi. Sebagian besar tubuh tumbuhan seperti
empelur, sebagian atau seluruh korteks akar dan batang, periskel mesofil daun,
serta bagian buah yang berdaging, terdiri dari parenkim juga terdapat pada floem
dan xylem (Hidayat, 1995: 55).

Sel-sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu,


sel-sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel-sel jaringan
5

parenkim juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan kerena dinding
selnya tipis.

Diantara jaringan epidermis dan empulur terdapat jaringan parenkim,


jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir
disetiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan
fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas.
Sel-sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel-sel
jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel-sel jaringan parenkim
juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis.
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk
membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses
regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila
lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian
kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel
parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim
floem, dan jari-jari empulur. Fungsi utama dari jaringan parenkim ini adalah
dapat menyimpan cadangan makanan, sebagai tempat fotosintesis,sebagai
penyokong tubuh saat vakuola berisi air.

b) Ciri-Ciri Parenkim
Adapun ciri-ciri dari Jaringan Parenkim adalah sebagai berikut.
• Dinding selnya tipis, dinding selnya jarang mengandung lignin
• Bagian selnya mempunyai noktah-noktah yang menjamin lancarnya
pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan
• Bersifat maristematis
• Bentuk vakuola yang besar dan banyak
• Berbentuk segi enam/bulat
• Terdapat ruang antar sel
• Terdapat diantara jaringan yang lain

Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta
lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim
xylem, Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola
sentral yang besar.
6

Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang
antarsel karena bentuk selnya membulat, meskipun ada juga parenkim yang sel-
selnya rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, misalnya parenkim penyusun
endosperm biji. Parenkim yang mempunyai ruang antar sel terbesar adalah
mesofil daun karena ruang antar sel itu berfungsi sebagai sarana pertukaran gas
antara kolenkim dengan udara luar.

Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini
berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel
parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses
fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim
bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel
parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada
sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa
kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling
banyak menyusun jaringan tumbuhan.

Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi
menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya
menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
c) Macam-Macam Bentuk Jaringan Parenkim
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim ini dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu:
• Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis yang
utamadan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan
epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan
lainnya,dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti
tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau
daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat fotosintetis.
7

• Parenkim bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel


yang tidak teratur, banyak rongga udara, dan berada di bawah lapisan
jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil
(tidak seperti palisade). Bunga karang berfungsi sebagai tempat
fotosintetis.

• Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai


bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih.

• Parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang
berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.

• Parenkim pengangkut, sel- sel penyusunnya berbentuk memanjang


menurut arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang.

d) Letak Jaringan Parenkim


Jaringan parenkim terletak hampir semua organ tumbuhan seperti:
• Pada batang dan akar
8

• Pada empelur batang


• Dalam daun (mesofil)
• Daging buah
• Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan)

e) Struktur Sel Parenkim


Sesuai dengan peranannya sebagai jaringan dasar, banyak sel- sel yang
strukturnya tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu aringan, dimasukkan
sebagai parenkim. Dinding sel arenkim umumnya tipis, terutama yang
mengandung kloroplas dan yang fungsinya sebagai penyimpa cadangan
makanan. Yang dinding selnya tebal dengan penebalan lignin misalnya terdapat
pada parenkim xylem. Is parenkim bervariasai sesuai dengan fungsinya, misalnya
untuk fotosintesis mengandung kloroplas (jaringan yang terbentuk dari sel-sel
semacam itu disebut klorenkim, vakuolanya banyak. Makanan cadangan yang
terdapat dalam sel parenkim dapat berupa larutan dalam vakuola (misalnya gula
terlarut), cairan dalam plasma (misalnya protein, lemak, minyak) atau berupa
Kristal amilum.
f) Macam-Macam Parenkim Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan,
yaitu:
• Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat
makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya
terletak dibagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang
berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang
berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
• Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan
makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel
padat, atau cairan di dalam sitoplasma.Biasanya terletak di bagian dalam
tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar
rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan
makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim
penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan
berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.
• Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air.
Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit),
tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai
9

tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk
menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
• Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu
menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar.
Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara
dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar
sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat
perairan.Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat
pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng
gondok.
2. Jaringan Kolenkim
a) Pengertian Jaringan Kolenkim

Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara


ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap
yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem
dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan
biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada
organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan
pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara
irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis,
lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda.

Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.


Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan
atara tipe kolenkim dan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi
kloroplas. Kolenkim yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas,
sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya
sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga
berisi tanin.

Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti


nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel
terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak
mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding
kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder
10

dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai
membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.
Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.

Kolenkim terdapat didalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.


Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat
dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur
awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal
khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan kolenkim.
Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis
menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang,
kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang
(membujur). Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun,
dan sepanjang tepi daun.

Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Ada yang berbentuk prisma
pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung
meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian
kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai
berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah
memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang
sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk
dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian
kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).

b) Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim


Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel
panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding
tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan
11

serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding
terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang
muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk
periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa,
Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah
menjadi sklrenkim.
c) Macam-Macam Bentuk Jaringan Kolenkim
Ukuran dan bentuk sel kolenkim ini beragam. Selnya dapat berupa prisma
pendek atau bisa pula panjang seperti halnya serat dengan ujung yang meruncing,
namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan
selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%.
Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim
berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim
Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang
mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa.
Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak. Menurut tipe
penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai
berikut:
• Kolenkim Sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada
penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat
bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex,
Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum
tuberosum dan Atropa belladonna.
12

• Kolenkim Lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan


Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel.
Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus,
dan tangkai Cochlearia armoracia

• Kolenkim Lakuna (lacunar kolenkim)


Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai
beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan
Asclepias dan pada batang Ambrosia.

• Kolenkim Cincin

Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe


kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak
melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan
13

terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel


secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat


menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding
sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang
kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa
dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar
67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang
dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan
dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkiluan seperti dinding
sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan
yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain
dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh
dinding sel lebih kurang 67%.

Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding


kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat
mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi
mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan
membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan
lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.

Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang


Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis,
kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi
ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama
pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian
banyak mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah
sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan
sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada
dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih
tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang
ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit mengecil.
d) Letak Jaringan Kolenkim
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan
buah.Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada
14

cahaya.Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk


sejak tanaman muda.Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah
epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun
menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun, kolenkim
terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat
pula sepanjang tepi daun.
e) Struktur Fungsi Jaringan Kolenkim
Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta
daun yang sedang tumbuh. Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk
berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu,
penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun. Pada
perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan
penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa
tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk
sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah
kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada
ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih
awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang
tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel
panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan
dinding tebal tidak berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras
atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.

3. Jaringan Sklerenkim
a) Pengertian Jaringan Sklerenkim
15

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada


organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-
sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat,
sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak
dapat memanjang. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan
dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat
lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu
(sklereid).
• Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk
lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya
merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut
atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Serat-serat
sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies
tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis
tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.
• Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam
kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung
kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel
batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada
kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran seperti pasir
pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).

b) Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim


Adapun ciri-ciri dari jaringan sklerenkim ini adalah sebagai berikut:
• Selnya mati.
16

• Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel.


Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada
dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.
• Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun.
• Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras.
• Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa.
• Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2
tipe: serat (fibre) atau sklereid.
• Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing
pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.).
• Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik
dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
• Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir
disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).
c) Macam-Macam Bentuk Jaringan Sklerenkim
Adapun macam-macam bentuk dari jaringan sklerenkim ini adalah sebagai
berikut:
• Sklereid
Sklereid ini terdapat diberbagai tempat dalam tubuh tumbuhan.
Sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di
sekelilingnya. Sklereid dapat dibagi empat macam:
1) Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik,
misalnya floem kulit kayu pohon.
2) Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit
biji, misalnya pada leguminosae.
3) Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang
membesar kadang-kadang sedikit bercabang.
4) Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering
terdapat pada daun.
• Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat
paling sering ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya
dalam tubuh, dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem
17

merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium,


yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh.
Dua macam serat xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan
noktah ini adalah serat libriform dan serat trakeid. Serat extra xilem dalam
tumbuhan ini terdapat diluar xilem, misalnya ditemukan dalam korteks
atau dalam floem sebagai bagian dari floem.
d) Letak Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh
bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks,
perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras
biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh.
Sel-selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa,
kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas.
Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Sklerenkim ada terdapat dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami,
dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah
sebagai alat penyokong dan pelindung.
e) Struktur Fungsi Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi
untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan
yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik,
melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan
pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-
selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder
sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi
dua, yaitu:
• Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ±
2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim
merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan
dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen
selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam.
Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit
18

miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk


bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada
tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang
terpisahpisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem,
dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada
Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk
lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Ada dua
macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut:
1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat
ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan
dasar tekstil untuk pakaian.
2) Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya
mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
• Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam
korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang
mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan,
kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya
mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran
yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya
penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam
bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran
seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung
seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-
sel batu ini.

B. Integrasi Keislaman
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki
banyak manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan beberapa zat untuk
dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya, misalnya mulai beberapa vitamin-vitamin,
minyak dan sebagainya.Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surah Al-An’am ayat 99 berikut.
19

‫َض ًرا نُ ْخ ِر ُج ِمنْهُ َحبًّا ُمت ََرا ِكبًا َومِنَ النَّ ْخ ِل‬ ِ ‫ش ْيءٍ فَأ َ ْخ َر ْجنَا ِمنْهُ خ‬ َ ‫َوه َُو ا َّلذِي أَ ْنزَ َل مِنَ السَّ َماءِ َما ًء َفأ َ ْخ َر ْجنَا بِ ِه نَبَاتَ كُ ِل‬
ۚ ‫غي َْر ُمتَشَابِ ٍه ۗ انْظُ ُروا إِلَ ٰى ثَ َم ِر ِه إِذَا أَثْ َم َر َويَ ْن ِع ِه‬
َ ‫الر َّمانَ ُم ْشتَبِ ًها َو‬
ُّ ‫الزيْتُونَ َو‬
َّ ‫ب َو‬ ٍ ‫ت م ِْن أَ ْعنَا‬ ٍ ‫طلْ ِع َها قِنْ َوا ٌن دَانِيَةٌ َو َجنَّا‬
َ ‫م ِْن‬
ٍ ‫إِنَّ فِي ٰذَ ِلكُ ْم ََليَا‬
َ‫ت ِلق َْو ٍم يُؤْ ِمنُون‬

Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa.Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya.Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”. (QS Al-An’am: 99)

Berdasarkan ayat diatas bahwasannya tumbuhan mengalami proses pertumbuhan


yang sangat rumit. Mulai dari berkecambah dengan melakukan penyerapan air dari
dalam tanah tumbuhan pun memulai perkembangannya. Biji yang tadinya tumbuh
menjadi kecambah kulitnya pun mulai robek karena perkembangannya.
Selanjutnya tumbuhan mulai mengeluarkan akar dan menembus kedalam tanah untuk
mencari makanan dan masih panjang lagi perjalanan tumbuhan menjalani proses
pertumbuhannya. Pertumbuhan yang dialami oleh tanaman mulai sejak awal sampai
dengan proses selanjutnya sebenarnya telah terangkum dalam kata didalam al-quran,
seperti dalam kalimat ihtazzat yang berarti “bergerak”, wa robat yang memiliki arti
“bertambah atau berkembang”, serta wa anbatat yang artinya “menumbuhkan”. Kata-
kata yang telah disebutkan dalam al-quran ini sangatlah sesuai dengan apa yang telah
dikemukakan dalam penelitian-penelitian ilmu pengetahuan modern. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa dalam struktur dan fungsi jaringan dalam tumbuhan dapat terjadi
atas kehendak Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
• Sistem jaringan dasar merupakan sesuatu yang mencakup jaringan yang membentuk
dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi.
Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semu ragamnya; kolenkim, yakni
jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup; sklerenkim, yakni jaringan
berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya
mati. Jaringan dapat dibedakan karena memiliki sifat yang berbeda sehubungan
dengan posisinya dalam tubuh tumbuhan. Berikut ini disajikan jaringan pada tumb
uhan biji (Hidayat, 1995: 8).
• Jaringan penyokong atau penguat atau mekanik merupakan jaringan yang berperan
untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan ini
juga disebut sebagai jaringan penguat karena memiliki dindig sel yang tebal dan
kuat, juga karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, juga karena sel-selnya
telah mengalami spesialisasi.
• Jaringan parenkim adalah jaringan yang dapat ditemukan hampir disetiap bagian
tumbuhan, karena merupakan jaringan dasar dari penyusun tumbuhan tersebut.
Jaringan parenkim berasal dari jaringan meristem yang mampu terus berkembang
dan kemudian menjadi dewasa. Mesofil adalah jaringan yang berada diantara
epidermis bawah dan epidermis atas yang terdapat pada tumbuhan. Di sana terdapat
palisade dan bunga karang.
• Jaringan parenkim terbagi atas palisade, bunga karang, bintang, dan lipatan. Dengan
fungsi sebagai parenkim asimilasi (pembuat zat makanan), penimbun (sebagai
cadangan makanan), (jalur transpirasi) udara, (tempat cadangan) air dan pengangkut
(hara dan produk fotosintesa).
• Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong dengan dinding sekunder yang
tebal dan terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Dan jaringan
kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni,
perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat
awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.
• Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu dindingnya keras, berlignin, dan mengandung
selulosa. Sedangkan jaringan kolenkim dinding tebal dan tidak berlignin.

20
21

• Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu
(sklereid). Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat
melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari
kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat
penyokong dan pelindung tumbuhan. Sedangkan jaringan kolenkim mampu
beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh
• Jaringan sklerenkim letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara
xilem dan floem. Sedangkan jaringan kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun,
serta pada bagian bunga dan buah.
• Macam-macam bentuk jaringan sklerenkim adalah Sklereid dan Serat. Dan macam-
macam bentuk jaringan kolenkim adalah Kolenkim sudut (angular kolenkim),
Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan, Kolenkim lakuna
(lacunar kolenkim), Kolenkim cincin.

B. Saran
Berkaitan dengan Makalah tentang Jaringan Parenkim, Kolenkim dan
Sklerenkim. Kami menyadari bahwa dari berbagai referensi yang masih ada banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam segi penulisan maupun tata bahasa, sehingga
dapat membuat terjadinya kesalahpahaman. Dan kami berharap dari pembaca makalah
ini khususnya, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan barokah dimata Allah Swt.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel


dan jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Syamsuni. 2009. Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu: Universitas Wiralodra

https://slideplayer.info/slide/13913412/ (Diaskes pada tanggal 13 Maret 2021 pukul


22:09 Wib)
https://books.google.co.id/books?id=S29qVUvoU1oC&pg=PA43&dq=jaringan+parenki
m+kolenkim+dan+sklerenkim&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjK1-
nrvK3vAhUFVysKHZdyBbAQ6AEwB3oECAgQAg#v=onepage&q=jaringan%20parenk
im%20kolenkim%20dan%20sklerenkim&f=false (Diaskes pada tanggal 13 Maret 2021
pukul 23:22 Wib)
https://www.academia.edu/19121779/Makalah_Jaringan_Kolenkim_Skelerenkim
(Diaskes pada tanggal 14 Maret 2021 pukul 22:14 Wib)

22

Anda mungkin juga menyukai