Anda di halaman 1dari 2

DINDING SEL

Dinding sel merupakan bagian paling luar dari sel yang berfungsi untuk: memberi batas antara
sel dengan lingkungannya; memberi bentuk pada sel; melindungi isi sel dari agensia perusak yang
berada di sekitarnya; menyeleksi bahan makanan yang diperlukan dalam metabolisme; dan
memperkuat sel. Dinding sel tumbuhan tersusun oleh zat-zat organik dan anorganik. Zat-zat
organik yang terdapat yang terdapat pada dinding sel antara lain : selulose, lignin, hemiselulose,
suberin, dan khitin. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain: kersik (SiO2)
misalnya pada dinding sel tumbuhan familia Gramineae; kapur (CaCO3) misalnya pada dinding sel
gangang Chara sp.

Dinding sel mempunyai struktur yang kompleks, dan berdasarkan perkembangan serta
strukturnya dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu, lamela tengah (substansi antar dinding sel ),
dinding primer dan dinding sekunder.

Lapisan Dinding Sel

a. Lamela tengah

Lamela tengah terdapat di antara dinding primer dua sel yang berdekatan (Gambar 2.2).
Lamela tengah terutama tersusun terutama dari senyawa pektin yang tampaknya berupa suatu
campuran kalsium dan magnesium pektat serta air. Zat pectin memungkinkan gerakan-gerakan antar
sel dan penyesuaian yang diperlukan, sebelum sel-sel dapat mencapai dan bentuk dewasa. Pada
jaringan berkayu, lamela tengah biasanya berlignin. Lamella tengah sebagian besar terdiri dari air,
mempunyai sifat lentur.

b. Dinding primer

Dinding primer merupakan dinding pertama yang dibentuk oleh sel baru (Gambar 2.3).
Dinding primer tersusun dari selulosa, senyawa pektin, polisakarida yang bukan selulosa dan
hemiselulosa. Kadang-kadang dinding primer menjadi berlignin. Komponen utama penyusun
dinding sel adalah selulosa, merupakan molekul tunggal yang terdiri atas unit-unit rantai glukosa yang
panjang lurus tak bercabang dengan ujung-ujung saling berhubungan. Setiap molekul mengandung
glukosa dalam jumlah tak terbatas, kadang-kadang lebih dari 10.000 unit glukosa. Beratus-ratus molekul
seperti rantai itu terjalin dalam benang-benang lebih besar menjadi sejumlah berkas yang disebut
dengan mikrofibril. Pada beberapa tempat rantai-rantai selulosa tersusun sejajar satu sama lain untuk
membentuk semacam berkas teratur yang bersifat sebagai kisi-kisi kristalin yang disebut misel. Pada
daerah lain, rantai-rantai itu tersusun kurang beraturan dan membentuk daerah daerah non-
kristalin, yang disebut dengan daerah antarmisel.

c. Dinding Sekunder

Dinding sekunder tersusun dari selulosa, polisakarida non-selulosa dan hemiselulosa. Kadang-
kadang jumlah lapisan dinding sekunder lebih dari tiga lapis, dan lapisan terdalam kadang-kadang hanya
berupa sabuk spiral dan sabuk demikian ini disebut sabuk tersier. Dinding sekunder dilapiskan pada
dinding primer kecuali di atas membran noktah. Pada trakeid dan trakea protoxilem dindingsekunder
hanya menutupi sebagian kecil saja dinding primer, dinding sekunder tersebut hanya berbentuk
cincin, sabuk spiral dan berupa potongan-potongan di atas dinding primer.

Penebalan Dinding Sel

Pertumbuhan dinding sel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pertumbuhan permukaan
dan pertumbuhan menebal. Pertumbuhan menebal nampak jelas pada dinding sekunder tetapi juga
biasa terjadi pada dinding primer. Proses penebalan dinding sel melalui dua cara, yaitu: (1) aposisi,
apabila penebalan dinding dilakukan dengan melapisi dinding lama dengan substansi yang baru
dan (2) intususepsi jika substansi penebalan disisipkan pada dinding yang lama.

Arah penebalan dinding sel secara aposisi biasanya sentripetal (penebalan ke arah dalam),
Arah penebalan dinding lainnya adalah secara sentrifugal (penebalan ke arah luar). Penebalan
dinding sel diperlukan untuk memperkuat sel dan tubuh tumbuhan, akan tetapi beberapa zat
penyusun penebalan kedap terhadap air sehingga akan mencegah pertukaran zat antara sel dan
lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai