Anda di halaman 1dari 2

AYAT KAULIYAH DAN KAUNIYAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN

KONTROVERSI EVOLUSI

Garin Nur Aini/170342615543/Off IL

Agama dan ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Penyatuan
ilmu pengetahuan dan agama, maka wawasan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan secara
dikotomis dalam pembagian ilmu agama dan non agama. Akan tetapi akan dibedakan (bukan
dipisahkan) menjadi ilmu yang menyangkut ayat Qauliyah dan ilmu yang menyangkut ayat
Kuniyah.

Ayat Qauliyah adalah ayat-ayat yang Allah firmankan dalam kitab-kitab-Nya. Sedangkan
ayat Kauniyah adalah ayat-ayat dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan
semua yang ada didalamnya, dan ayat Kauniyah ini sering disebut dengan fenomena alam. Al-
Qur’an mengajak manusia untuk merenungkan kejadian dan makhluk di alam dengan
menunjukkan kepada keberadaan Allah, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-‘Ankabut
Ayat 20 :

Arti: Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah


menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Berdasarkan ayat di atas Allah mengajak orang yang beriman dan berakal untuk
memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil
“evolusi”, “kebetulan” atau “keajaiban alam” belaka. Orang yang beriman dan berakal melihat
ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak
terhingga dengan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya
sempurna.
Paradigma seorang muslim terhadap ayat Qauliyah (Al-Qur’an) dan Kauniyah (fenomena
alam) adalah mutlak benar dan tidak mungkin bertentangan, karena keduanya berasal dari Allah.
Pada faktanya sains yang telah ”qath’i” (fakta) selaras dengan Al-Qur’an seperti tentang
peredaran bintang, matahari dan bumi pada orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori)
kadang bertentangan dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusi pada
manusia.

Sebenarnya teori evolusi tidak hanya meyangkut tentang teori evolusi manusia berasal
dari kera seperti yang banyak dibicarakan masyarakat umum, akan tetapi juga mengenai adanya
seleksi alam dan mutasi sebagai mekanisme dasar evolusi. Pada teori evolusi, makhluk hidup
berkembang dari nenek moyang yang sama, dan variasi timbul setelah melalui serentetan
perubahan kecil. Perbedaan di antara, dan meningkatnya kerumitan makhluk hidup harus terjadi
secara paralel seiring dengan waktu.

Adanya kontroversi mengenai teori evolusi mengenai makhluk hidup berasal dari nenek
moyang yang sama secara kebetulan telah ada dan akan berevolusi karena seleksi alam dan
mutasi. Hal tersebut jika dihubungkan dengan ayat Qauliyah dan Kauniyah tentu bertentangan,
karena sebagaimana kita tahu Allah telah menciptakan makhluk hidup dengan kekuasaan-Nya
bukan kebetulan ada tanpa ada penciptaan-Nya. Allah juga telah menciptakan makhluk hidup
sesempurna mungkin sesuai kehendak-Nya. Kebatilan mutlak dalam teori evolusi sebagaimana
kita tahu bahwa manusia memiliki nenek moyang kera yang mendapatkan bantahan dari berbagai
ulama. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Allah menciptakan manusia pertama di muka bumi
ini yaitu Nabi Adam A.S, sebagaimana firman Allah dalam surah As Sajadah ayat 6-9 :

"Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati air yang hina. Kemudian menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh (ciptaan)Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu sedikit sekali
beryukur."

Anda mungkin juga menyukai