Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KONTROVERSI HARUN YAHYA

Kontradiksi mengenai teori evolusi masih berlangsung sampai saat ini terutama dari
kalangan evolusionis dan ilmuwan Islam. Salah satu tokoh yang menentang teori evolusi pada
abad ke-21 adalah Harun Yahya, seorang penulis berkebangsaan Turki. Harun Yahya memiliki
pola pemikiran kreasionisme (teori penciptaan). Pandangan Harun Yahya dianggap mewakili
pandangan umat Islam, dengan menyerang habis-habisan teori evolusi Darwin dan menganggap
teori tersebut sangat bertentangan dengan penciptaan alam dan asal-usul kehidupan dalam Islam.

Salah satu karya Harun Yahya “Consciousness in the Cell” mengenai membran dari
sebuah sel memiliki selective permeable yang menunjukkan sebuah rancangan yang luar biasa
dari pencipta (Hidayat, 2004). Selain itu, karangan Harun Yahya “Rahasia DNA” yang
membuktikan bahwa teori evolusi yang berkembang merupakan sesuatu yang menyesatkan dan
menolak keberadaan Tuhan. Pada buku “Rahasia DNA” mempertegas bahwa makhluk hidup
memiliki struktur genom yang luar biasa kompleks dan suatu keteraturan yang sempurna untuk
muncul melalui peristiwa kebetulan. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ditemukan pada
makhluk hidup merupakan hasil ciptaan Tuhan, bukan suatu kebetulan belaka.

Harun Yahya mengunkapkan bahwa teori evolusi merupakan sumber dari segala tindakan
yang berhubungan dengan rasisme, materialism, komunisme, imperialisme sebagai implikasi dari
legalisasi teori evolusi (Darwinisme). Buku Darwin yang berjudul “The Origin of Species by
Means of Natural Selection on The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life”,
menurut Harun Yahya buku tersebut memberikan pembenaran secara ilmiah bagi pelaku
penindasan terhadap ras yang lebih rendah atau adanya pemberlakuan hukum rimba. Filsafat
materialism teori evolusi dipandang sebagai filsafat yang menyesatkan sebagian besar umat
manusia dan wujud pengingkaran atas eksistensi Tuhan sebagai pencipta alam.

Dalam “The Evolution Desert”, Harun Yahya menyertakan penjelasan kelemahan teori
evolusi. Dua mekanisme dasar evolusi adalah seleksi alam dan mutasi. Mekanisme tersebut
dianggap keliru oleh Harun Yahya, karena seleksi alam hanya akan merugikan individu yang
lemah. Mekanisme seleksi alam dan mutasi tidak mempu menghasilkan spesies baru, informasi
genetik baru, organ baru yang menguntungkan. Mutasi hanya berdampak negatif karena
mengakibatkan kerusakan nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisi struktural
dan fungsional.
Kelemahan teori evolusi kedua yaitu tidak ditemukannya bentuk peralihan dalam
makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena memang jenis makhluk hidup tidak bisa merubah dan
tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, sehingga bentuk peralihan
tidak akan pernah ditemukan. Semua fosil yang ditemukan justru membuktikan bahwa
kehidupan di bumi muncul secara tiba-tiba dalam bentuk yang lebih lengkap diciptakan oleh
Tuhan.

Harun Yahya menunjukkan fakta kemustahilan adanya transisi makhluk hidup dari air ke
darat karena adanya perbedaan yang mencolok dalam beban tubuh antara hewan air dan darat.
Selain itu, kesenjangan antara daya tahan makhluk hidup dalam merespon perubahan suhu yang
ekstrim antara perairan dan daratan, sehingga tidak masuk akal jika jenis ikan mampu bertransisi
secara kebetulan memiliki spesifikasi sistem metabolismenya.

Dalam “Keruntuhan Evolusi”, Harun Yahya menyatakan bahwa manusia, kera ataupun
mamalia lainnya merupakan makhluk berbeda yang diciptakan terpisah. Penemuan ras manusia
purba Piltdown yang ditemukan Charles Dawsan di Inggris 1912 merupakan manipulasi dua
temuan fosil yang berbeda. Manipulasi tersebut berupa perpadua dua tengkorak manusia
berumur 500 tahun dengan tulang rahang dari kera yang belum lama mati. Pada tahun 1949
Kenneth Oakley dengan metode “Pengujian flourin” menyatakan bahwa tulang yang selama ini
dianggap sebagai tulang rahang manusia Piltdown ternyata tulang rahang kera.

Kreasionisme Harun Yahya menimbulkan banyak kontroversi di kalangan ilmuwan,


karena para kreasionis menggunakan kutipan selektif dari sumber evolusionis kemudian ditelaah
sedemikian rupa sehingga terbentuk argument untuk menyanggah teori evolusi. Ada juga yang
meragukan kreasionisme sebagai sains karena tidak didukung oleh observasi ilmiah. Harun
Yahya menggunakan metode ilmiah hasil riset ilmuwan terkemuka (bukan penelitian sendiri),
bahkan sebagian kutipannya dari evolusionis.

DAFTAR PUSTAKA

Yahya, Harun. 2004. Keruntuhan Teori Evolusi. Diterjemahkan oleh: Catur Sriherwanto, Intan.
Bandung: Dzikra

Hidayat, B. 2004. Runtuhnya Teori Evolusi Darwin (Bahan Kajian Ilmu Alamiah Dasar).
Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultam Syarif Kasim

Anda mungkin juga menyukai