Anda di halaman 1dari 8

Perubahan Urutan Asam Amino pada Protein Hemoglobin yang Menyebabkan Terjadinya

Sickle Cell
Desak Made Diah Savitri Nida
Kelompok PBL A1
102018084
Fakultas Kedokteran Universitas Kriten Krida Wacana
desak.2018fk084@civitas.ukrida .ac.id

Abstrak
Latar Belakang: Darah memiliki unsur yang berbeda-beda. Di dalam sel darah merah terdapat
protein yang disebut hemoglobin. Saat struktur protein pada sel darah merah terganggu, maka akan
memberikan dampak pada tubuh. Dimana salah satu masalah yang timbul yaitu sickle cell atau sel
sabit. Metode: Makalah ini dibuat berdasarkan kajian literatur dari beberapa sumber yang diambil
melalui jurnal yang diperoleh dari neliti.com, dari buku ajar serta beberapa sumber dari internet
karena sesuai dengan topik yang dibahas. Hasil: Penggolongan protein dibagi menjadi fungsi
biologis, bentuk dan komposisi. Hemoglobin yang merupakan protein globular dan berperan
sebagai protein transport memberikan efek yang besar kepada tubuh saat terjadi perubahan
struktur. Hemoglobin dapat membantu proses kelarutan oksigen pada darah. Hemoglobin bersifat
lipid bilayer, karena bagian luar bersifat hidrofilik dan bagian dalam bersifat hidrofobik.
Kesimpulan: Perubahan urutan struktur hemoglobin bisa menyebabkan sickle cell. Dimana hal
ini akan menyebabkan terjadinya anemia berat serta dapat merusak organ.
Kata kunci: asam amino, globular, hemoglobin, protein, sel sickle, transport.
Abstract
Background: Blood has different elements. In red blood cells it contains a protein called
hemoglobin. When the structure of proteins in red blood cells chance, it will have an effect on the
body. There is one problem that arises namely sickle cell. Method: This paper is based on
literature review from several sources through neliti.com, text book and the internet because it fits
the topic discussed. Results: classification proteins are divided into biological functions, shapes
and compositions. Hemoglobin, which is a globular protein and functions as a protein transport
has a very large effect on the body. Hemoglobin can help the process of dissolving oxygen in the
blood. Hemoglobin is a lipid bilayer, because the outside is hydrophilic and the inside is
hydrophobic. Conclusion: Modification of structure of hemoglobin can produce sickle cells.
Where this will cause anemia and can also damage organs.
Keywords: amino acid, globular, hemoglobin, protein, sickle cell, transportation.
Pendahuluan
Protein merupakan makromolekul yang dapat ditemukan di dalam semua sel yang ada pada
tubuh. Semua protein dibangun dari subunit dasar yang sama, yaitu asam amino. Asam amino
adalah asam alkaonat yang mengandung gugus amino.1 Asam amino ada yang bersifat polar dan
nonpolar. Protein memiliki fungsi yang berbeda, tergantung pada tempat dan bentuk protein itu
sendiri. Hemoglobin merupakan protein yang terdapat pada sel darah merah. Hemoglobin berperan
sebagai sel transport pada darah yang membawa oksigen.2 Saat suatu struktur yang telah ada
dirubah atau digantikan, maka akan timbul suatu dampak. Dampak yang timbul dapat bersifat
negatif ataupun positif. Hal ini juga berlaku pada struktur protein dalam hemoglobin.

Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Pada pusat molekul terdiri
dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini
merupakan situs/lokal ikatan oksigen disebut heme. Sedangkan globin sebagai istilah generik
untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan banyak dipelajari. Hemoglobin (Hb) merupakan heme protein pengikat O2, CO2
dan proton.2 Protein tetramerik ini ditemukan di dalam eritrosit. Hb berfungsi sebagai protein
pengakut O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh serta pemberi warna merah pada eritrosit.

Semua sel memiliki strukturnya masing-masing. Dimana strutur yang berbeda akan
memberikan fungsi yang beda. Sehingga apabila struktur teranggu, maka akan berdampak pada
sel yang lain. Dampak yang dihasilkan juga bisa bersifat negatif maupun positif. Maka dari itu
penulis akan membahas tentang dampak dari perubahan struktur pada sel, terutama sel
hemoglobin. Tujuan penulisan makalah ini untuk mencapai sasaran belajar.

Skenario 5

 Sickle cell hemoglobine merupakan kelainan genetik yang ditandai oleh bentuk sel darah
meah yang abnormal. Perbedaan hemoglobin dalam sel sickle dan sel darah normal hanya
terletak pada satu asam amino saja. Salah satu asam amino dalam urutan asam amino
pembentuk hemoglobin yaitu asam glutamat yang bersifat polar diganti oleh asam amino
valin yang bersifat nonpolar. Penggantian ini mengakibatkan perubahan drastis pada sifat
hemoglobin. Dari bentuk normal berbentuk donat dan lentur menjadi bentuk sabit yang
kaku sehingga tidak bisa melewati pembuluh darah kapiler.
Identifikasi Istilah

1. Sickle cell hemoglobine: Penyakit sel sabit (SCD), juga dikenal sebagai anemia sel sabit
adalah penyakit serius di mana tubuh membuat bentuk kesalahan hemoglobin, protein
dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.3
2. Asam amino valin: asam amino rantai bercabang dengan aktivitas stimulan dan masih
tergolong asam amino esensial alifatik.4

Rumusan Masalah

 Hemoglobin mengalami perubahan urutan asam amino

Sasaran Belajar

1. Mahasiswa mampu mengklarifikasi protein berdasarkan bentuknya.


2. Mahasiswa mampu mengklarifikasi struktur protein.
3. Mahasiswa mampu membedakan bentuk protein globular dan serabut.
4. Mahasiswa mampu memahami komposisi protein.

Hipotesis

 Perubahan struktur urutan asam amino menyebabkan gangguan pada hemoglobin.

Protein

Protein merupakan polimer kondensasi asam amino.1 Protein berasal dari bahasa yunani
yaitu proteos yang berarti utama atau yang di dahulukan. Protein pertama kali ditemukan oleh ahli
kimia Belanda Geraldus Mulder. Protein terdiri atas 20 jenis asam amino yang membentuk rantai-
rantai asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.

Bentuk protein

Berdasarkan bentuknya, protein memiliki dua bentuk yang berbeda, yaitu bentuk globular
dan serabut. Protein serabut rantai polipeptidanya disusun sepanjang satu sumbu sehingga
membentuk struktur yang memanjang dan paralel. Protein serabut juga memiliki urutan asam
amino yang berulang serta tidak larut dalam air (bersifat hidofobik). Protein serabut biasanya
terdapat pada kolagen, myosin, fibrin, actin, keratin, dan elastin.
Sedangkan protein globular merupakan protein yang larut dalam air (bersifat hidrofilik).
Protein globular disusun oleh rantai polipeptida melipat secara rapat, sehingga berbentuk bola
(spherical/round). Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah
di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler.
Bentuk protein globular dimiliki oleh berbagai jenis enzim serta protein pengangkut (transport),
sehingga enzim dan protein pengangkut dapat larut dalam air dan membantu proses yang ada di
dalam tubuh.5

Hemoglobin dan myoglobin merupakan contoh protein globular yang berperan sebagai
protein pengangkut. Hemoglobin terdiri dari empat rantai polipeptida (dua subunit α- dan dua
subunit β-). Dimana masing-masing subunit mengikat satu unit heme. Selanjutnya saat keempat
subunit saling melipat, maka akan timbul gaya dispersi yang berguna untuk menstabilkan.

Kelarutan oksigen dalam darah sangat rendah, namun dengan adanya molekul Fe2+ pada
molekul heme dapat membantu mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh.

Struktur protein

Protein memiliki struktur yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan urutan, variasi
dan jumal ke-20 macam asam amino yang membentuk protein. Agar dapat menjalankan fungsinya,
maka asam amino terikat dengan cara tertuntu untuk menstabilkan struktur proteinnya. Ada 4
struktur protein.5

a. Struktur primer
Struktur primer protein adalah urutan linier asam-asam amino pembentuk protein. Bagian
terpenting dalam struktur primer adalah ikatan amida yang menghubungkan satu asam
amino dengan asam amino lain. Gugus R pada struktur ini berada pada posisi trans dan
ikatan peptida berada pada bidang datar (planar).
b. Struktur sekunder
Merupakan struktur penyusunan ruang atom-atom dalam satu daerah dalam rantai
polipeptida atau protein. Struktur sekunder adalah jembatan hidrogen antara atom H pada
N-H dari satu amida dengan atom O gugus karbonil (C=O) dari amida lain. Ada dua macam
struktur sekunder, yaitu konfirmasi α- heliks yang menghasilkan struktur yang kuat serta
hidrofobik dan lembaran β yang terbentuk jika jembatan hidrogen dan jembatan
disulfidanya terbentuk antara dua rantai peptida.
c. Struktur tersier
Berkaitan dengan penyusunan tida dimensi keseluruhan rantai polipeptida. Rantai
polipeptida umumnya melipat strukturnya untuk mendapatkan kestabilan yang maksimal.
Gugus yang bermuatan berlawanan seperti gugus COO- dan NH3+ pada rantai samping
dapat berinteraksi ionik. Begitupula gugus nonpolar akan mengambil sisi di bagian dalam
protein dan menjauh dari air, sehingga dapat memaksimalkan interaksi gaya dispersi
London.
d. Struktur kuartener
Bentuk dan fungsi protein tidak hanya terdiri dari rantai peptida tunggal, tetapi merupakam
agregat beberapa polipeptida. Agregat dari dua atau lebih rantai polipeptida disebut
struktur kuartener. Ikatan yang menstabilkan kuartener dapat berupa jembatan hidrogen,
ikatan elektrostatik, dan interaksi hidrofobik. Contohnya protein hemoglobin yang
merupakan rantai peptida α- heliks dan dua rantai peptida β-. Namun hanya saat keempat
rantai peptida ini bergabung, barulah protein hemoglobin dapat berfungsi.

Fungsi protein

Protein memerankan peran yang besar untuk mengikat gugus molekul, sehingga memiliki
fungsi yang beragam. Menurut fungsi biologis protein dapat digolongkan menjadi beberapa
golongan, diantaranya5:

1. Protein struktural
Berfungsi membentuk struktur yang memberi kekuatan pada jaringan. Biasanya
ditemukan pada kolagen, elastin dan keratin.
2. Protein kontraktil
Berperan dalam proses kontraksi atau gerakan pada sel dan organisme. Contohnya aktin
dan miosin yang mengkontraksi serat otot serta tubulin yang terdapat pada flagela dan
silia.
3. Protein transport
Membawa zat essensial ke seluruh tubuh. Contohnya hemoglobin mengikat O2 di paru-
paru, myoglobin yang mengikat O2 pada otot serta lipoprotein yang mengangkut lipid.
4. Protein penyimpan
Berfungsi menyimpan nutrien. Contohnya kasein menyimpan protein pada susu,
ovalbumin menyimpan protein pada putih telur dan ferritin menyimpan cadangan besi
pada limfa
5. Enzim
Mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia dalam sel. Contohnya sucrase menghidrolisis
sukrosa dan tripsin menghidrolisis protein.
6. Hormon
Berfungsi mengatur dan menstimulasi keberlangsungan reaksi biokimia. Contohnya
insulin mengatur metabolisme gula dan growth hormone menstimulasi pertumbuhan sel
pada hewann dan tumbuhan.
7. Protein pertahanan
Mengenali dan membunuh benda asing. Contohnya imunoglobin sebagai antibodi pada
vertebrata, fibrinogen dan trombin sebagai penggumpal dara, bisa ular, dl.
8. Protein racun
Jenis protein yang diproduksi suatu mahluk hidup akan tetapi bersifat racun terhadap
mahluk hidup lainnya. Contohnya ular menghasilkan racun yang mengandung banyak
enzim hidrolase, tetapi racun tersebut tidak memberikan efek samping terhadap ular
tersebut.

Komposisi protein

Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri dari rangkaian asam-asam amino dan
tidak mengandung gugus kimia yang lain. Selain protein sederhana, ada protein yang dapat
menjalankan fungsinya apabila protein melekat pada gugus lainnya, protein ini disebut protein
terkonyungasi. Bagian non gugus amino dalam protein terkonyugasi (gugus prostetik) dapat
berupa gugus organik ataupun inorganik dan terikat pada gugus protein melalui interaksi
nonkovalen atau terikat secara kovalen.

Golongan protein Gugus prostetik Contoh


Protein sederhana Tidak ada. Dihidrolisis
menjadi asam-asam amino
Glikoprotein Karbohidrat γ- Globulin darah
Lipoprotein: protein Lipid, kolesterol, fosfolipid β- lipoprotein dalam darah
berkonyugasi dengan lipid
Nukeloprotein Asam nukleat DNA dan RNA terdapat
dalam inti sel
Fosfoprotein Gugus fosfat Kasein dalam susu
Hemoprotein Heme (forfirin besi) Hemoglobin
Metaloprotein: protein yang Besi (Fe), seng (Zn), Transferrin dapat mengikat
berkaitan dengan logam tembaga (Cu), cobalt (Co) Fe, Zn, dan Cu.
Cerruloplasmin mengikat
tembaga.
Kromoprotein: gugus prostetik Falvoprotein, haemoglobin,
yang mengandung kromofor atau sitokrom, carotenoid
pigmen

Kesimpulan

Apabila satu asam amino digantikan dengan asam amino yang lain, maka fungsi protein akan
terganggu. Penggantian asam glutamat menjadi valin akan mengubah bentuk hemoglobin. Secara
tidak langsung perubahan bentuk akan mempengaruhi fungsi dari hemoglobin sendiri. Sel darah
merah yang tadinya mengandung hemoglobin normal berbentuk bulat, akan berubah bentuk
menjadi sabit (sickle cell). Ini akan membuat sel menjadi abnormal, biasanya ukurannya akan lebih
panjang dari keadaan normal serta menjadi sangat rapuh. Dalam keadaan seperti ini, sel akan
mudah pecah dan menyumbat pembuluh darah kapiller dan dapat mengakibatkan inflamasi serta
rasa sakit. Apabila didiamkan akan mengakibatkan anemia berat dan kerusakan pada organ.
Daftar Pustaka

1. Apipah. 2018. Pengertian hemoglobin, struktur dan fungsi hemoglobin. Diunduh dari:
https://usaha321.net/fungsi-hemoglobin.html. Pada tanggal 16 Desember 2018
2. Muhlisin A. 2018. Pengertian hba1c, pemeriksaan dan nilai normal. Diunduh dari:
https://mediskus.com/dasar/pengertian-hba1c-pemeriksaan-dan-nilai-normal. Pada tanggal 16
Desember 2018.
3. Sahu M, Biswas AK, Uma K. Detection of sickle cell anemia in red blood cell: a review. 2015.
IJEAS. 2(3). 45
4. Erlita. 2010. Valin: pengertian – manfaat – efek kekurangan dan kelebihan – sumber makanan.
Diunduh dari: https://halosehat.com/gizi-nutrisi/protein/valin. Pada tanggal 16 Desember
2018.
5. Simamora A. 2017. Asam amino dan protein.

Anda mungkin juga menyukai