MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 2 Offering H
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Nama takson Apicomplexa diambil dari dua kata Latin — apex (atas) dan
complexus (banyak lipatan). Parasit-parasit yang ada dalam filum Apicomplexa
dulunya dikelompokkan ke dalam kelasSporozoamenurut takson lama yang
diciptakan S. Chrevel pada 1971. Tetapi pada perkembangannya, kemampuan
membentuk spora tidak cukup khas untuk membedakan protozoa yang satu
dengan yang lain, sehingga nama Apicomplexamulai digunakan. Asal nama ini
didasari pada struktur selnya yang membentuk apical complex di salah satu
ujungnya.Apicomplexa dibagi ke dalam dua kelas, yakni kelas Aconoidasida
(tanpa conoid) dan kelas Conoidasida (dengan conoid).
Morfologi Apicomplexa
1. Plasmodium
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemospororida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Plasmodium berpindah dari orang yang satu ke orang lainnya melalui
nyamuk dari genus Anopheles, setidaknya 65 spesies yang berbeda dari genus ini
terlibat dalam penyebaran Plasmodium. Ketika seekor nyamuk Anopheles
menusuk kulit manusia untuk menghisap darah, nyamuk itu menginjeksikan saliva
yang bercampur dengan antikoagulan. Jika nyamuk itu terinfeksi oleh
Plasmodium, maka dia juga akan menginjeksikan banyak sporozoit ke dalam
aliran darah korbannya. Parasit tersebut akan menemukan jalannya ke pembuluh
darah yang menuju liver, dimana di sana dia akan membelah secara aseksual
dengan cepat. Setelah melewati fase ini, ribuan merozoit terbentuk. Selanjutnya
merozoit kembali ke aliran darah manusia yang menjadi inangnya. Di dalam
aliran darah, merozoit menguasai eritrosit, mencerna hemoglobin untuk mendapat
asama amino untuk sintesis protein. Merozoit membelah secara cepat di dalam
eritrosit, menyebabkan eritrosit tersebut membesar dan akhirnya pecah. Karena
hal ini, senyawa beracun terlepas dari dalam sel darah merah dan tersebar ke
seluruh tubuh, menyebabkan siklus demam yang menjadi tanda malaria. Siklus ini
bisa berulang setiap 48 jam, 72 jam, atau lebih lama.
2. Cryptosporodium
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Conoidasida
Ordo: Coccidia
Famili: Cryptosporidiidae
Genus: Cryptosporidium
Cryptosporidium adalah protozoa patogen yang termasuk parasit untuk
manusia yaitumenyebabkan penyakit diare yang disebut cryptosporodiosis. Tidak
seperti Plasmodiumyang penularannya melalui vektor nyamuk, Cryptosporidium
tidak memanfaatkan seekor serangga vektor pun dan mampu menyelesaikan siklus
hidupnya dalam satu inang, sehingga kistanya dikeluarkan bersamaan dengan
kotoran dan mampu menular ke inang baru.
Siklus HidupCryptosporodium
Cryptosporidium melekat pada mikrovili usus halus atau hidup bebas pada
kripta mukosa usus menyebabkan malabsorpsi dan diare akibat kerusakan bagian
mukosa. Pada orang yang memiliki kekebalan tubuh penyakit tidak terlalu parah
dan bisa sembuh sendiri kerena system imun dapat melawan infeksi. Sedangkan
pada penderita penderita immunodefisiensi, misalnya penderita AIDS, panyakit
ini dapat menjadi parah karena sistem imunnya yang rusak.
3. Eimeria
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Conoidasida
Ordo: Coccidia
Famili: Eimeriidae
Genus: Eimeria
Tahap ini dimulai ketika ookista sporulasi tidak sengaja tertelan dan
masuk ke dalam tubuh ayam. Ransum dan air minum yang terkontaminasi
ookista dalam feses bisa menjadi medianya. Di dalam laring (batang
tenggorokan), dinding terluar dari ookista sporulasi akan pecah
mengeluarkan sporokista. Sporokista yang berhasil mencapai usus halus
atau sekum, akan pecah oleh kerja enzim tripsin dan garam empedu hingga
keluarlah sporozoit infektif.
Selanjutnya sporozoit akan mulai menembus sel-sel epitel usus
halus/sekum dan berkembang menjadi schizonts berisi merozoit. Ketika
matang, skizon akan pecah dan melepaskan merozoit ke dalam lumen
usus. Dalam satu skizon bisa berisi ratusan merozoit. Merozoit inilah yang
akan membelah dan memperbanyak diri (reproduksi aseksual) serta
menembus sel usus lainnya secara terus-menerus (siklik). Karena
pembelahan diri ini bersifat siklik, maka sejumlah besar sel usus akan
dihancurkan. Kondisi perdarahan usus yang biasa ditemukan pada kasus
koksidiosis merupakan akibat dari aktivitas merozoit ini.
Setelah cukup banyak melakukan pembelahan diri, pada tahap akhir akan
dihasilkan gamet jantan dan betina. Setelah cukup matang, sepasang gamet
jantan dan betina ini akan melakukan reproduksi seksual hingga
menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan dibungkus dengan lapisan
dinding pelindung dan terbentuklah ookista. Ookista kemudian keluar dari
sel epitel usus dan pada akhirnya dikeluarkan bersama-sama dengan feses
ke lingkungan luar.
4. Isospora
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Conoidasida
Ordo: Coccidia
Famili: Eimeriidae
Genus: Isospora
Penyakit oleh protozoa yang termasuk agak sering ditemukan pada anjing
dan kucing adalah koksidiosis. Koksidia adalah mikroskopik parasit yang hidup
disaluran pencernaan dari anjing dan kucing. Pada anak anjing dan kucing gejala
yang sering adalah diare.
Siklus HidupIsospora
Pada dasarnya terdapat tiga tahapan dalam siklus hidup Isospora:
1. Yang pertama disebut sporogoni dan merupakan tahap aseksual
perkembangan parasit. Hal ini terjadi secara eksogen, dan mengarah ke
perkembangan sporozoit dalam ookista. Selanjutnya, ookista sekarang
dianggap infektif.
Tubuh inang menelan ookista yang terinfeksi, dan enzim pencernaan
memecah dinding ookista menyebabkan pelepasan sporozoit infektif .
Sporozoit kemudian bergerak menembus epitel vili usus, yaitu jejunum
dan ileum. Setiap ookista berspora berisi dua sporokista masing-masing
dengan 4 sporozoit. Tahap ini terjadi relatif cepat jika kondisi optimal
dengan kelembaban tinggi dan suhu antara 20o dan 40oC.
Perbedaan Antara Ookista yang Belum Mengalami Sporulasi (Atas) dengan Ookista
yang Sudah Mengalami Sporulasi (Bawah) pada Isospora
Bradizoit
Siklus Hidup Toxoplasma
Ookista yang tertelan oleh hewan seperti anjing, domba, tikus, ayam,
kambing, sapi, babi, kucing, dan sebagainya, kemudian berkembang menjadi
takizoit atau bradizoit dalam sel atau jaringan. Ookista akan segera berkembang
18 hari setelah masuk ke dalam tubuh semua mahluk atau hewan berdarah panas
(sapi, anjing, ayam, burung, kucing, domba, tikus, babi, dan sebagainya) dan
manusia.
Bradizoit dan takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup
di jaringan atau daging. Takizoit akan mulai berkembang 19 hari setelah manusia
atau hewan memakan jaringan atau daging yang mengandung Takizoit.
Sedangkan Bradizoit lebih cepat. Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10
hari sejak manusia/hewan memakan jaringan ataudaging yang mengandung
bradizoit.
Microsporidia adalah organisme eukariot primitif yang memiliki inti sel, membran
plasma dan sentriol, tetapi tidak memiliki beberapa organel seperti mitokondria,
badan golgi, dan peroksisom. Sebagai pengganti miitokondria, microsporidia
memiliki mitosom.
KESIMPULAN