Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM Amphibia

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Disusun oleh:
Ahmad Nana Permana 152154061
Epi Nurpitri 152154083
Fathurachman Fauzan 152154162
Nidia Maolida 152154093
Titin Sri Agustin 152154129
Willy Wulandari 152154055
Yuni Kurnia 152154134

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
1. Odorrana hosii

MULUT

KAKI
BELAKANG
KAKI MATA
DEPAN

Nama Ilmiah Odorrana hosii


Nama Daerah Kongkang racun Kole hejo
Nama Inggris Poisonous rock-frog, Green tree frog, Hose’s Frog
Klasifikasi Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana hosii
Ciri khas yang PermukaanTubuh : Licin dan tidak berbintil
dimiliki Mulut : Lancip
Kaki : Anterior 5,4 cm & Posterior 9,9 cm
Selaput kaki : Setengah jari kaki
Mata : Tidak menonjol
Pigmen Kulit : Ada garis di kaki
Habitat Kodok yang berasosiasi dengan sungai berbatu. Jarang ditemui jauh
dari sungai, R. hosii menyukai aliran air yang deras dan jernih,
terutama di hutan yang belum atau hanya sedikit terganggu. Di
malam hari, kodok ini kerap ditemui di tepian sungai berbatu atau
di atas tetumbuhan dekat aliran air. Pada musim kawin, belasan
hingga puluhan katak jantan biasa berkumpul berdekatan di atas
batu di tepi air yang berarus deras.

Deskripsi Kongkang racun adalah nama sejenis kodok dari suku


Ranidae. Nama ilmiahnya adalah Rana hosii Boulenger,
1891. Orang sunda (Jawa Barat) menyebutnya kole hejo.
Namanya dalam bahasa inggris adalah poisonous rock-frog.
Diberi nama demikian karena kulitnya mengandung kelenjar
racun yang mampu membunuh hewan-hewan kecil.
Sementara nama ilmiahnya diberikan untuk mengenang
Charles Hose, seorang naturalis dari inggris (Iskandar, 1998).
Racun kodok ini tidak berbahaya bagi manusia sepanjang
tidak tertelan.. Rana hosii yang diketemukan dengan aktifitas
diam, dan bersuara, dimungkinkan antara katak jantan yang
bersuara dan betina yang berdekatan sedang melakukan
pendekatan untuk berpasangan. Kodok jantan lebih kecil dari
yang betinanya. Kulit dorsal (bagian punggung) berbintil
halus dan rapat, umumnya hijau terang, hijau lumut samai
hijau tua, ada pula yang kebiruan. kehijauan, kekuningan atau
keemasan. Bibir atas bewarna keemasan, bibir bawak
kecoklatan. Iris mata keemasan, selain di bibir dan moncong,
warna dan bercak kuning atau keemasan sering pula terdapat
di tangan, lipatan dorsolateral bagian belakang dan pangkal
paha. Jarijari tangan dan kaki dengan ujung yang melebar
membentuk piringan. Selaput renang penuh mencapai
pangkal piringan pada jari laki, coklat gelap atau kehitaman
warnanya. Sisi bawah tubuh (ventral) berkulit halus, putih
bersemu keemasan. Sisi bawah paha coklat merah daging, sisi
atasnya berbelang-belang coklat sampai gelap kehitaman.

2. Chalcorona chalconota

MULUT

MATA
KAKI
KAKI BELAKANG
DEPAN

Nama Ilmiah Chalcorana chalconota


Nama Daerah Kongkang kolam
Nama Inggris Brown stream frog
Klasifikasi Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana chalconota
Ciri khas yang Permukaan Tubuh : Tidak berbintil
dimiliki Mulut : Lancip
Kaki : Anterior 5,6 & Posterior 13,2 cm
Selaput kaki : Setengah jari kaki
Mata : Menonjol
Habitat Tinggal pada air tenang atau yang menggenang. sekitaran
kolam, selokan, saluran air atau sungai kecil. Katak jantan
kebanyakan bertengger di semak belukar yang merimbuni
tepi air, hingga 1,5 m di atas tanah.
Deskripsi Kongkang kolam adalah sejenis kodok dari suku Ranidae.
Nama ilmiahnya adalah Rana Chalconota Schlegel pada tahun
1837. Orang Jawa Barat meyebutnya bangkong kole. Dalam
bahasa inggris katak ini bernama white-lipped frog atau
copper-cheeked frog. Katak ini berukuran kecil sampai agak
besar. Kodok jantan lebih kecil dari yang betinanya, kepala
meruncing, gendang telinga sangat jelas berwarna coklat, jari
kaki belakang berselaput penuh kecuali jari keempat. Ujung
jari kaki belakang dan depan sedikit melebar berbentuk
cakram bulat (Mistar, 2008). Warna tubuh berubah-ubah.
Dorsal (fase terang) sering berwarna krem kekuningan, atau
kehijauan. Sisi tubuh (lateral) keputihan, kekuningan atau
hijau kekuningan terang. Pada fase gelap, kebanyakan
berwarna coklat atau coklat gelap berbintik-bintik hitam bulat
1-2 mm diameter, dengan letak tak beraturan. Terdapat
sepasang lipatan dorsolateral yangagak samar di punggung.
Ventral (sisi bawah tubuh) putih telur berbintik atau brnoda
kecoklatan, terutama di sekitar dagu. Kulit ventral halus licin,
sedangkan kulit dorsal berbintil-bintil halus. Katak ini aktif
terutama malam hari, katak ini juga dijumpai di, sambil
berbunyi sesekali untuk memikat betinanya. Chalconota
berarti banyak bersuara, katak betina kerap didapati dimalam
hari di atas batu, dan kadang-kadang pula di semak-semak,
dekat badan air. Katak ini memangsa serangga dan laba-laba.

3. Bufo asper

nares

Ulna humerus
phalangus mata

Nama Ilmiah Bufo asper


Nama Daerah Kodok budug sungai
Nama dalam B. inggris Asian giant toad
Klasifikasi Kingdom : animalia
Filum : chordata
Kelas : amphibia
Ordo : anura
Family : bufonidae
Genus : bufo laurenti
Spesies : B. asper
Permukaan kulit Terdapat bintil
Mulut Lancip
Kaki Memiliki selaput renang, panjang kaki depan 6,5 cm
dan panjang kaki belakang 16,5 cm
Pigmen kulit Abu kehitam hitaman dan coklat tua
Deskripsi Kodok berukuran besar dan kuat, alur supraorbital
dihubungkan dengan kelenjar paratoid oleh alur
supratimpanik. Ukuran tubuh jantan 70-100 mm dan
betina 95-120 mm.
Habitat Secara umum dijumpai disepanjang sungai yang lebar
sampai anak sungai dengan lebar 2m, bahkan
dijumpai disekitar air terjun.

4. Polypedates leucomystae

mata

nares

humerus ulna

phalangus

Nama Ilmiah Polypedates leucomystae


Nama Daerah Katak pohon bergaris
Nama dalam B. inggris Common tree frog
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : chordata
Kelas : amphibia
Ordo : anura
Family : rhacophoridae
Genus : polypedates tschudi
Spesies : P.leucomystax
Permukaan kulit Halus, Terdapat garis-garis miring kehitaman
Mulut Lancip
Kaki Memiliki selaput renang kehitaman setengah jari,
panjang kaki depan 4,8 cm dan panjang kaki belakang
13,2 cm.
Pigmen kulit Coklat bergaris hitam
Deskripsi Katak berukuran sedang, jari melebar dengan ujung
rata. Kulit kepala menyatu dengan tengkorak
Habitat Sering ditemukan pada tumbuhan sekitar rawa, hutan
sekunder, bahkan mendekati hunian manusia

5. Rana erytharea

nares
femur
phalangus mata

Nama Ilmiah Rana erytharaea


Nama Daerah Katak kolam
Nama dalam B. inggris Schlegel
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : chordata
Kelas : amphibia
Ordo : anura
Family : ranidae
Genus : ranidatesi
Spesies : rana erythraeaschlegel
Permukaan kulit Halus, Terdapat garis-garis miring kehitaman
Mulut Lancip
Kaki Memiliki selaput renang , panjang kaki depan 4 cm
dan panjang kaki belakang 11,4 cm
Pigmen kulit Coklat putih kehitaman
Deskripsi Kodok yang ramping sepasang lipatan dorsolateral
yang jelas, bear, berwarna kuning gading dan kadang
disertai dengan garis hitam. Kodok jantan sekitar 30-
45 mm dan yang betina 50-75 mm.
Habitat Sekitar lingkungan manusia, kolam buatan, sawah
berair

6. Fejervarya limnocharis

Caput

Femur
Nares Crus
Membran Branchium
Rima Oris
Timpani Pes
Nama Ilmiah Fejervarya limnocharis
Nama Daerah Katak Tagelan
Nama dalam B. Inggris Grass Frog
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Subfamili : Dicroglossinae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya limnocharis
Permukaan Kulit terdapat bintil
Mulut Lancip
Kaki Selaput setengah dengan ukuran kaki depan 6,4 cm
dan kaki belakang 12 cm
Pigmen Kulit (kecoklatan ) Warna kulit kotor seperti lumpur
dengan bercak-bercak yang lebih gelap
Deskripsi Katak berukuran kecil sampai sedang, kepala runcing
dan jari kaki setengah berselaput sampai pada ruas
terakhir. Tekstur kulit berkerut, tertutup oleh bintil-
bintil tipis yang biasanya memanjang, paralel dengan
sumbu tubuh. Warna kulit kotor seperti lumpur dengan
bercak-bercak yang lebih gelap yang kurang jelas
tetapi simetris.
Habitat Katak ini hidup di sawah dan padang rumput di
daratan rendah

7. Fejervarya cancrivora

Nares

Rima Oris
Crus
Membran Timpani
Pes
Branchium

Nama Ilmiah Fejervarya cancrivora


Nama Daerah Katak Sawah
Nama dalam B. Inggris Rice-field Frog
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Subfamili : Dicroglossinae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
Permukaan Kulit Tidak bintil
Mulut Lancip
Kaki Selaput penuh dengan ukuran kaki depan 3,9 cm dan
ksli belakang 11,6 cm
Pigmen Kulit Hijau atau coklat
Deskripsi Merupakan katak berukuran sedang sampai besar,
tekstur kulit memiliki lipatan-lipatan dan bintil-bintil
memanjang searah dengan sumbu tubuh. Warna kulit
bervariasi, coklat lumpur kotor dengan bercak gelap.
Jari kaki meruncing, selaput renang mencapai ujung
kecuali 1 atau 2 ruas jari kaki keempat ( terpanjang)
Habitat Jenis ini sangat banyak dijumpai di sawah-sawah.
Terdapat dalam jumlah banyak disekitar rawa dan
bahkan di daerah berair asin, seperti tambak atau
hutan bakau.

8. Bufo melanosticus

Truncus

Caput

Nares

Rima Oris
Pes

O. Visus
Digiti
Membran Timpani Branchium Femur Crus
Nama Ilmiah Bufo melanostictus
Nama Daerah Kodok buduk
Nama dalam B. Inggris Asian black-spined toad
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo melanostictus
Permukaan Kulit Banyak terdapat bintil
Mulut Setengah bulat
Kaki Selaput penuh dengan ukuran kaki depan 5,4 cm dsn
ksli belakang 9.5 cm
Pigmen Kulit Hijau atau coklat
Deskripsi Memiliki ukuran sedang yang dewasa, berperut
gendut, bintil-bintil kasar. Diatas kepala terdapat gigir
keras menonjol yang bersambung. Bagian punggung
bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap,
kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Terdapat
bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung
kehitaman telapak tangan dan kaki berwarna hitam
atau kehitaman .
Habitat Katak ini biasa ditemukan di kolam-kolam , selokan
berair menggenang atau belumbang

9. Megophyrus montana

Mata

Mulut

Kaki
belakang Kaki
Depan
Hasil Pengamatan
1. Permukaan kulit dan bintil: Kulit halus dan terdapat sepasang bintil hitam
kecil di pundak
2. Mulut: Agak moncong dibagian depan
3. Kaki: Selaput kaki setengah penuh,
: Panjang tubuh 4 cm
: Panjang kaki depan 2,8 cm
: Panjang kaki belakang 5 cm
4. Mata: Iris mata berwarna kemerahan
5. Pigmen Kulit : Di bagian punggung coklat pucat kemerahan sampai coklat
tua dan di bagian perut berwarna abu-abu keputihan.
Nama Ilmiah Megophyrus Montana
Nama Daerah Bangkong Katak tanduk
Klasifikasi
Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Amphibia

Ordo: Anura

Famili: Megophryidae

Genus: Megophrys

Spesies: M. Montana

Nama binomial

Megophrys montana
Kuhl & van Hasselt, 1822.
Deskripsi Katak yang bertubuh pendek agak gendut, kepala
besar dengan runcingan kulit di atas kedua mata dan di
ujung moncong. Sepasang runcingan kulit yang lain, yang
lebih kecil, terdapat di ujung-ujung rahang. Ukuran tubuh
umumnya sedang sampai besar, 60–95 mm; katak jantan
lebih kecil daripada betinanya.
Dorsal (bagian punggung) berkulit halus, coklat pucat
kemerahan sampai coklat tua, dengan sepasang lipatan
kulit di punggung, mulai dari bagian tengkuk hingga ke
pinggang. Sering dengan sepasang bintil hitam kecil di
pundak. Kadang-kadang terdapat sepasang lipatan kulit
yang lebih samar dan lebih pendek di masing-masing sisi
lateral tubuh, di belakang tangan hingga ke pinggang. Kaki
dan tangan lebih kekuningan, dengan lipatan-lipatan kulit
melintang bertepi hitam, membentuk coret-coret hitam.
Warna hitam juga terdapat di sekitar dan di belakang
mata. Iris mata berwarna kemerahan.
Sisi perut M. Montana Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu
keputihan, dengan bintil-bintil agak kasar. Bagian depan
kecoklatan kotor, dengan bercak-bercak dan bintik-bintik
hitam yang kurang lebih simetris di dagu, leher, tangan dan
kaki. Selaput renang di kaki sangat pendek.
Ciri Khas yang Tubuhnya pendek agak gendut.
dimiliki Penyamaran yang sempurna dari warna dan bentuk tubuh
katak ini di lantai hutan, menyebabkan bangkong
bertanduk sulit dikenali di siang hari. Katak ini kerap
bersembunyi di bawah serasah hutan, dan baru pada malam
hari aktif menjelajahi lantai hutan hingga ke pinggiran
sungai.
Habitat Biasanya terdapat di hutan dan diam tanpa bergerak di
antara serasah dedaunan dan menyaru daun-daun dengan
sempurna. Katak tidak akan bergerak jika tidak disentuh
atau diganggu. Berudu umumnya dijumpai di sungai
beraliran deras.
M. montana menyebar terbatas Jawa dan sekarang hanya
tercatat dari Sumatera Barat, tetapi identifikasinya masih
dipertanyakan. Penyebaran di Jawa Barat diantaranya
TNGP (Cibeureum, Telaga Biru dan Situgunung),
Kawasan Taman Safari Indonesia (TSI), TN Gunung
Halimun Salak (Cangkuang, Kawah Ratu, Sukamantri,
Cilember dan areal berhutan konsesi PLTG Chevron).

10. Huia masonii

Mata

Mulut

Kaki Kaki
Belakang depan

Hasil Pengamatan
1. Permukaan kulit dan bintil: Kulit halus dan terdapat beberapa bintil
2. Mulut: Lancip
3. Kaki: Selaput kaki penuh
: Panjang tubuh: 7,8 cm
: Panjang kaki depan 5,2 cm
: Panjang kaki belakang 16 cm
4. Mata: Mata menonjol dan iris mata berwarna hitam.
5. Pigmen Kulit : Sisi punggung (dorsal) berwarna kecoklatan atau coklat hijau
zaitun, terkadang memiliki bercak-bercak berwarna gelap atau terang yang
terlihat jelas. Sisi bagian perut (ventral) berwarna putih.
Nama Ilmiah Huia masonii
Nama Daerah Kangkong Jeram
Klasifikasi
Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Amphibia

Ordo: Anura

Famili: Ranidae

Genus: Huia

Spesies: H. masonii

Nama binomial

Huia masonii
(Boulenger, 1884)
Deskripsi Katak yang dikenal sebagai Kongkang Jeram ini berukuran
sedang dengan tubuh yang ramping. Panjang tubuh dari
moncong hingga anus berkisar antara 3-5 cm. Tubuh katak
jantan umumnya lebih kecil dibanding betina. Kongkang
Jeram memiliki kaki yang kurus namun panjang. Memiliki
jari tangan dan kaki dengan piringan yang sangat lebar.
Tekstur kulit Kongkang Jeram halus, meskipun terdapat
beberapa bintil. Sisi punggung (dorsal) berwarna
kecoklatan atau coklat hijau zaitun, terkadang memiliki
bercak-bercak berwarna gelap atau terang yang terlihat
jelas. Lipatan dorsolateral sempit, putus-putus, tidak jelas,
dan berbintik-bintik hitam. Sisi kepala hitam di
sekeliling timpanum (gendang telinga). Sisi bagian perut
(ventral) berwarna putih.
Bibir bergaris-garis samar. Timpanum berwarna daging
dan melekuk di tengahnya. Jari-jari tangan dan kaki dengan
piringan yang melebar.
Ciri khas yang Ukuran tubuh sedang dan ramping. Memiliki kaki yang
dimiliki kurus dan panjang.
Kongkang jantan kerap menggunakan batu-batu besar atau
kayu yang melintang di sungai sebagai tempatnya
bertengger dan bersuara memanggil betinanya.
Habitat Selalu terkait dengan sungai yang berarus deras, meskipun
berudu pernah ditemukan di dalam sungai yang arusnya
sedang. Airnya harus jernih dan sungainya selalu berbatu-
batu atau paling tidak berbatu besar. Jantannya biasanya
sering ditemukan bersuara di semak-semak di sepanjang
aliran sungai sedangkan betina jarang ditemukan.
Umumnya betina ditemukan di sungai saat mau kawin.
Kongkang Jeram adalah amfibi endemik Jawa, Indonesia.
Diketahui tersebar di Jawa bagian barat dan tengah.
Lokasi-lokasi ditemukannya Kongkang Jeram antara lain
di Taman Nasional Halimun, Ujung Kulon, Gunung Gede
Pangrango, Gunung Salak, Lembang (Bandung), Dieng,
Gunung Slamet, dan Gunung Ungaran.
Habitat hewan endemik Jawa ini adalah daerah hutan atau
pun tepi hutan pada ketinggian antara 50-1.200 meter dpl.
Terutama menyukai sungai-sungai kecil yang dangkal,
berair jernih, berbatu-batu, dan memiliki arus deras. Aktif
di malam hari (hewan nokturnal). Kongkang jantan kerap
menggunakan batu-batu besar atau kayu yang melintang di
sungai sebagai tempatnya bertengger dan bersuara
memanggil betinanya.
Populasi Kongkang Jeram (Huia masonii) tidak diketahui
secara pasti. Namun oleh IUCN Red List didaftar sebagai
spesies Vulnerable (Rentan). Status ini didasarkan pada
sifatnya yang endemik, dengan distribusi
yang terfragmentasi, serta luas habitat keseluruhan yang
kurang dari 2.000 km2. Populasinya pun diperkirakan terus
mengalami penurunan sebagai akibat dari penurunan
kualitas habitatnya di Jawa. Ancaman utama terhadap
kelestarian katak endemik Jawa ini adalah erosi tanah dan
sedimentasi sungai, serta polusi sungai oleh bahan agro-
kimia.
11. Leptobrachium haselti

Nama Ilmiah Leptobrachium haselti


Nama Daerah Bangkong Serasah
Klasifikasi Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Megophryidae
Genus : Leptobrachium
Spesies : L. hasseltii
Ciri khas yang Permukaan Tubuh : Licin dan tidak berbintil
dimiliki Mulut : Lancip
Kaki : Anterior 5 & Posterior 8 cm
Selaput kaki : Setengah jari kaki
Mata : Menonjol
Pigmen Kulit : abu-abu bercorak gelap dan kaki
bergaris
Bangkong yang bertubuh sedang, antara 50-70 mm. Jantan
umumnya lebih kecil daripada yang betina. Gendut pendek
dengan kepala bulat dan besar, lebih besar daripada tubuhnya;
mata besar dan melotot. Dorsal (bagian punggung) berwarna
coklat abu-abu kebiruan atau keunguan (fase gelap), atau
keemasan (fase terang). Terdapat bercak-bercak bulat telur
berwarna gelap yang terletak simetris, tepi luar bercak
berwarna keemasan. Coreng hitam berjalan dari ujung
moncong hingga mata, dan dilanjutkan di bawah lipatan
supratimpanik hingga ke pundak. Iris berwarna gelap
kehitaman. Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu hingga
kehitaman di perut, berbintik-bintik putih. Tangan dan kaki
bercoret-coret gelap. Selaput renang hanya terdapat di kaki
dan pendek
Habitat Bangkong ini hanya didapati di hutan, kebanyakan di
pegunungan, terutama di tempat yang tidak jauh dari sungai.
Aktif di malam hari (nokturnal), bangkong serasah tidur di
siang hari atau bersembunyi di balik serasah hutan. Dengan
kaki yang pendek, kodok ini melompat pendek-pendek dan
sering pula merayap perlahan-lahan di kayu atau batu dengan
tubuh diangkat.
Deskripsi Kodok jantan berbunyi-bunyi di malam hari di atas tumpukan
serasah, tepian sungai, atau bebatuan di dekat aliran air.
Terkadang sambil membersihkan sisi belakang tubuhnya.
Suaranya parau lemah, wuaak.. wak..wak..wak.. bersahut-
sahutan.
Sebelumnya, L. hasseltii diduga menyebar luas di Dangkalan
Sunda hingga ke Semenanjung Malaya, Sumatra dan Borneo.
Akan tetapi kini diketahui menyebar terbatas hanya di Jawa,
Madura, Bali hingga Kangean. Leptobrachium di ketiga
wilayah yang pertama dipastikan berjenis lain, seperti L.
pullum dan L. hendricksonii (Malaysia) dan L. abbotti, L.
gunungensis dan L. montanum (Borneo). Sementara populasi
di Sumatra masih perlu ditetapkan.

12. Kaloula Balaeta

Nama Ilmiah Kaloula Balaeta


Nama Daerah Belentung
Klasifikasi Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili :Microhylidae
Genus : Kaloula
Spesies : K. baleata
Ciri Khas yang Permukaan Tubuh : Licin dan tidak berbintil
Dimiliki Mulut : Setengah bulat
Kaki : Anterior 2,3 & Posterior 4 cm
Selaput kaki : Setengah jari kaki
Mata : Menonjol
Pigmen Kulit : Hitam dan belang putih

kodok yang bertubuh kecil dan bulat licin dengan kaki-kaki


yang pendek. Hewan jantan dewasa dengan panjang tubuh
dari moncong ke anus sampai sekitar 6 cm dan betina lebih
besar sedikit hingga 6,5 cm. Kepala melebar, dengan
moncong yang pendek. Timpanum (gendang telinga)
tersembunyi di bawah kulit. Jari tangan panjang dan memipih
datar di muka, serupa spatula, membentuk hurut T sempit.
Ujung jari kaki menumpul
Habitat Habitat alaminya termasuk hutan primer, hutan sekunder dan
lahan bekas tebangan. Di Jawa, kodok belentung banyak
ditemukan di sekitar kebun pekarangan, terutama dekat parit
dan belumbang, sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Meski
demikian, kodok ini tidak menyebar merata, melainkan
melimpah pada daerah tertentu dan tidak didapati pada daerah
lainnya. Tidak jarang kodok ini bersembunyi di bawah atau di
dalam pot bunga di halaman atau beranda rumah
Deskripsi Kaloula baleata memiliki tubuh yang tampak sangat gembung
dengan tungkai belakang sangat pendek. Tungkai depan
pendek dengan 4 jari dan tungkai belakang pendek dengan 5
jari. Jari-jari pada katak ini memiliki piringan pada ujung
jarinya. Katak ini memiliki jari-jari renang. Tekstur kulit
katak ini halus. Tubuhnya berwarna coklat tua atau coklat
kehitaman dengan adanya bercak merah bata di bagian lipatan
lengan. Jenis ini dikenal suka berbunyi sebelum atau sesudah
hujan lebat, ketika mereka berkumpul. Berudu tampaknya
tidak makan sama sekali dan akan kluar dari siklus larva
dalam dua minggu. Habitat dari katak ini biasanya menggali
lubang dalam pot bunga.

13. Phronoidis Aspera

Kaki
belakang

mata

nares

Nama Ilmiah Phronoidis aspera


Nama Daerah Bangkong sungai
Nama dalam B.
Inggris
Klasifikasi Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Order: Anura
Family: Bufonidae
Genus: Phrynoidis
Species: Phyronoidis asper
Permukaan Kulit Kasar dipenuhi bintil
Mulut Bentuk mulut meruncing
Kaki Tidak memiliki selaput, panjang kaki depan 6,5 cm
dan panjang kaki belakang 16,4 cm
Pigmen Kulit Kehijauan pada bagian atas tubuh dan berwarna oren
pada bagian bawah tubuh
Deskripsi Kodok ini memiliki ukuran besar dan gemuk, berkisar
antara 30-70 mm dengan pupil horizontal. Timpani
kecil. Seluruh dorsal hingga lateral tubuh dipenuhi
bintil-bintil kecil dan tajam. Alur supraorbital
dihubungkan dengan kelenjar parotoid. Parotoid
berukuran kecil atau sama dengan besar mata. Kelenjar
Parotoid dan bintil kulit sangat sensitif, sehingga
kerapkali mengeluarkan bau tidak sedap apabila
disentuh. Jari kaki depan tidak berselaput. Jari kaki
belakang berselaput penuh. Di ujung jari belakang
terdapat titik yang bulat dan berwarna hitam.
.
Habitat Hidup di sepanjang alur tepi sungai di hutan primer
maupun sekunder. Umumnya mudah ditemukan di
atas tanah, dan akar-akar pohon dekat
sungai. Hidup di sekitar sungai lebar maupun anak
sungai, dan sungai deras
maupun berarus lambat. Penyebaran :
Indonesia Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, Indo-
China, dan
Semenjung Malaya
14. Limnonectes macrodon

Kaki
belakang

nares
Kaki depan

mata

Nama Ilmiah Limnonectes macrodon


Nama Daerah Kodok Batu
Nama dalam B.
Inggris
Klasifikasi Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Genus: Limnonectes
Fitzinger, 1843
Spesies: L. macrodon
Permukaan Kulit Licin, terdapat bintil pada bagian dorsal,
Mulut Memiliki bentuk mulut runcing
Kaki Tidak memiliki selaput renang, panjang kaki depan
5,1 cm dan panjang kaki belakang 14,8 cm
Pigmen Kulit Berwarna coklat di seluruh tubuh
Deskripsi Kodok yang bertubuh besar, gempal, dengan kaki
yang kuat dan paha yang berotot besar. Kodok dewasa
panjangnya sekitar 70 mm, namun yang terbesar bisa
sampai dengan 150 mm SVL (snout to vent length,
dari moncong ke anus).

Punggung berwarna coklat terang hingga kemerahan


atau kehitaman, dengan bercak-bercak gelap
kehitaman. Coret atau bercak kehitaman terdapat di
antara kedua mata, di pipi di depan mata, di atas
timpanum, di lengan, paha dan betis. Bibir berbelang-
belang hitam dan putih.

Kulit punggung halus, dengan beberapa bintil atau


tonjolan membujur. Terdapat lipatan supratimpanik.
Pada hewan muda, kadang-kadang ada lekukan bentuk
V terbalik di tengah pundak.

Sisi ventral berwarna krem pucat keputihan, dengan


bintik-bintik hitam di dagu. Sisi bawah selaput renang
berwarna hitam. Kodok yang sering dijumpai di tepi
saluran air dan aliran sungai yang jernih. Jarang jauh
dari aliran air. Kodok batu biasanya kawin pada saat
bulan mati, yang betina meletakkan telurnya dalam
sebuah gumpalan lengket di kolam atau genangan
dekat sungai. Jumlah telurnya dapat mencapai 1000
butir
Habitat Pada masa lalu kodok ini dianggap menyebar luas
mulai dari India hingga ke Asia Tenggara dan
Kepulauan Nusantara. Namun kini banyak
populasinya yang telah dideskripsi dengan lebih baik
dan digolongkan ke dalam spesies yang lain.
Penyebaran L. macrodon sekarang kemungkinan
hanya meliputi Jawa dan Sumatra bagian selatan.

15. Rhaephorus reinwardtii

Nama Ilmiah Rhaeophorus reinwardtii


Nama Daerah Katak Pohon Hijau
Nama dalam B. Green Flying-Frog
Inggris
Klasifikasi Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Order: Anura
Family: Rhacophoridae
Genus: Rhacophorus
Species: R. reinwardtii
Permukaan Kulit Licin tanpa bintil
Mulut meruncing
Kaki Memiliki selaput penuh, panjang kaki depan 6,8 cm
dan kaki belakang 13,4 cm
Pigmen Kulit Berwarna hijau hampir di seluruh tubuh
Deskripsi Katak berukuran kecil sampai sedang, berwarna hijau,
bagian samping, tangan dan kaki berwarna kuning
atau oranye. Jari tangan dan jari kaki berselaput
sepenuhnya sampai ke piringan, berwarna hitam.
Sebuah lipatan kulit terdapat di atas tumit dan anus,
dan lipatan serupa sepanjang lengan. Tekstur kulit
halus di bagian atas, perut dan samping tubuh, bagian
bawah kaki berbintil-bintil kecil kasar.
Habitat Biasanya terdapat di hutan primer atau sekunder, dan
lebih umum pada ketinggian antara 250-1200 m dpl.

Penyebaran: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Cina


selatan sampai Malaysia

16. Limnonectes kuhlii

Nama Ilmiah Limnonectes kuhlii


Nama Daerah Bangkong tuli
Nama dalam B.
Inggris
Klasifikasi Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Genus: Limnonectes
Fitzinger, 1843
Spesies: L. kuhlii
Permukaan Kulit Licin memliki bintil
Mulut Meruncing
Kaki Memiliki selaput renang setengah jari, panjang kaki
depan 5,7 cm dan kaki belakang 12,6 cm
Pigmen Kulit Berwarna abu
Deskripsi Kodok yang gemuk berotot, panjang tubuh dari
moncong ke anus (SVL, snout-to-vent length) sampai
dengan 80 mm pada kodok jantan, dan sekitar 70 mm
pada yang betina. Kepala lebar dengan pelipis
berotot, tangan dan kaki pendek berotot.

Timpanum (gendang telinga) tidak jelas atau tidak


tampak. Jari kaki berselaput renang penuh hingga ke
ujung, jari tangan tanpa selaput renang.

Kulit di punggung (dorsal) sangat berkerut-merut,


sebagian membentuk pola serupa bintang; paha, betis
dan pantat sering dengan bintil-bintil yang agak besar.
Lipatan supratimpanik terlihat jelas. Warna punggung
bervariasi dari polos kecoklatan atau kehitaman,
sampai berbercak-bercak kecoklatan atau kehitaman
dengan belang-belang pada kaki.
Habitat Bangkong tuli menyukai hidup di aliran air yang
tenang, di anak-anak sungai dan saliran yang tidak
seberapa airnya, terutama pada genangan-genangan
bercampur serasah daun-daunan. Juga di genangan di
antara batu-batu tepi sungai atau rawa-rawa dangkal.

Iskandar (1998) menyebutkan bahwa jenis ini


endemik di wilayah pegunungan di Jawa, meskipun
sebelumnya pernah dianggap menyebar luas di Asia.
Menurutnya, populasi-populasi di luar Jawa kini telah
dipisahkan ke dalam beberapa belas jenis yang lain.
Untuk pendapat yang lain, lihat pada IUCN Red List
of Threatened Species.
Di Jawa, bangkong tuli terutama tercatat dari gunung-
gunung seperti G. Salak (Ciapus), G. Gede (Cibodas,
Cibeureum), G. Halimun (Nirmala, Citalahab),
Bandung (Pengalengan), G. Tangkubanperahu, G.
Malabar, Peg. Ijen dan Peg. Tengger. Juga dari
kawasan G. Tilu, Kuningan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiaramanti, T., & Sukiya, S. (2016). Keanekaragaman Anggota Ordo Anura Di
Lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Biologi-S1, 5(6), 62-72. Anura
Diversity In Yogyakarta State University.
Anonim,. (2014). Kongkang Jeram (Huia masonii) Katak Endemik Jawa. [Online}.
Tersedia: https://alamendah.org/2014/12/10/kongkang-jeram-huia-masonii-
katak-endemik-jawa/. [20 Maret 2018].
Inger, R.F. 1966. The Systematics and Zoogeography of The Amphibia of Borneo.
FMNH, Chicago.
Inger, R.F. and R.B. stuebing, 1997. A field guide to the frogs of borneo. Natural
history publication (borneo)

Inger, R.F. and R.B. Stuebing, 1997. A Field guide to The Frogs of Borneo. Natural
History Publications (Borneo)

Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.
Iskandar, djoko. 2004. Odorrana hosii. [Online]. Tersedia:
http://www.iucnredlist.org/details/58568/0. [Diakses 28 Maret 2018]
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali.
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali LIPI Seri Panduan Lapangan. Bogor:
Puslitbang LIPI.
Iskandar, D.T.1998. amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor
Iskandar, D.T. and E. Colijn. 2000. Preliminary Checklist of southeast Asian and
New Guinean Herpetfauna.I. amphibians. Treubia
Izza, Q. dan Kurniawan. N. 2014. Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan OWA
Cangar dan Air Terjun Watu Ondo, Gunung Welirang, TAHURA R.Soerjo.
Jurnal Biotropika 2(2):103-108.
Kusrini,D,M. (2013). Panduan Bergambar Identifikasi Amfibi Jawa Barat. IPB:
Bogor
Nola, A., Titrawani dan Yusfiati. 2013. Keanekaragaman Ordo Anura di Kawasan
Kampus Universitas Riau Pekanbaru. https://www.google.com/search
?q=KEANEKARAGAMAN+ORDO+ ANURA + DI
+KAWASAN+KAMPUS+UNIVERSITAS+RIAU+PEKANBARU+pdf&ie
=utf-8&oe=utf-8&aq =t&rl s=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=fflb. [20 Maret 2018]
Tn. Bangkong Serasah – Kedasi. [Online]. Tersedia:
http://kedasi.unw.web.id/ind/2894-2788/Bangkong-
Serasah_103690_unw_kedasi-unw.html. [Diakses 28 Maret 2018]

Anda mungkin juga menyukai