Anda di halaman 1dari 25

MODUL PRAKTIKUM

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

DISUSUN OLEH:
FERDINAND SUSILO, S.Si., M.Si.
JAMILAH NASUTION, S.Pd., M.Si.
MUGI MUMPUNI, S.Si., M.Si.

LABORATORIUM TAKSONOMI TUMBUHAN

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya,
modul praktikum ini dapat diselesaikan. Modul praktikum ini merupakan salah satu alat bantu
bagi mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan mengikuti praktikum mata kuliah Taksonomi
Tumbuhan.
Mata kuliah ini memperkenalkan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan. Setelah
menyelesaikan mata kuliah Taksonomi Tumbuhan, diharapkan mahasiswa Biologi mampu mendeskripsi,
mengidentifikasi, dan mengklasifikasi tumbuhan berdasarkan kesamaan dan perbedaan ciri-ciri
tumbuhan, baik itu tumbuhan yang tergolong tingkat rendah, maupun tingkat tinggi.
Terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
I. ALGA ......................................................................................................................................... 1
II. LUMUT DAN LIKEN ............................................................................................................. 3
III. TUMBUHAN PAKU .............................................................................................................. 6
IV. GYMNOSPERMAE ............................................................................................................... 9
V. ANGIOSPERMAE ; FAMILI BASAL DAN KOMPLEKS MAGNOLIIDS ................... 12
VI. ANGIOSPERMAE; MONOKOTIL ................................................................................... 15
VI. ANGIOSPERMAE; EUDICOTIL; ROSIID..................................................................... 17
V. ANGIOSPERMAE ; EUDICOTIL; ASTERID................................................................... 19
I. ALGA

1.1. Teori
Alga merupakan organisme fotosintetik yang umumnya tergolong eukariotik. Sebagai
organisme fotosintetsik, alga memiliki klorofil a dan b. Selain klorofil yang berwarna hijau, alga
juga memiliki pigmen lain yaitu carotenoid (pigmen kuning – cokelat) meliputi carotene,
siphonoxanthin, peridinin, dan fucoxanthin, serta pigmen phycobilin yang menunjukkan warna
biru (phycocyanobilin) dan warna merah (phycoerythrobilin).
Alga beradaptasi dengan baik pada lingkungan basah, namun ada juga jenis-jenis alga yang
beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim. Beberapa jenis alga dapat hidup pada habitat dengan
temperatur titik beku (salju) contohnya Chlamydomonas nivalis, dan C. yellowstonensis, pada
habitat gurun seperti Dunaliella dan Haematococcus, pada daerah asam seperti
Chlamydomonas acidophila , pada air dengan kadar garam yang tinggi (pada Great Salt Lake di
Utah, USA) dan pada habitat dengan intensitas cahaya rendah (di bawah permukaan laut).
Secara ekologi dan ekonomi, alga memiliki peranan yang cukup besar bagi keseimbangan
alam dan manusia. Fungsi ekologi alga antara lain sebagai produsen dalam rantai makanan dan
membantu menyuburkan tanah dengan memfiksasi nitrogen. Fungsi ekonomi alga antara lain
sebagai bahan makanan dan bahan obat, pupuk, makanan ternak, dll.
Perkembangbiakan alga dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan
aseksual vegetatif, yaitu perkembangbiakan tanpa melibatkan sel sel khusus, contohnya
pembelahan biner pada alga uniseluler, fragmentasi pada alga filamen dan mitospora (spora
aseksual). Perkembangibakan secara seksual terjadi dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
Berdasarkan karakter-karakter utama yang dimilikinya, alga dapat dikenali dan
dikelompokkan. Karakter-karakter utama yang dimiliki oleh alga antara lain klorofil dan pigmen,
dinding sel, cadangan makanan, bentuk dan ada tidaknya flagella (Gambar 1), dan habitat.
Beberapa divisio dari kelompok alga adalah Cyanophyta, Chlorophyta, Charophyta,
Euglenaphyta, Phaeophyta, Pyrrophyta, Rodophyta. Beberapa contoh jenis alga dapat lihat pada
gambar 2.

Gambar 1. Berbagai macam bentuk Alga


1
A B C D

Gambar 2. Berbagai jenis alga. A. Scenedesmus sp; B. Actinastrum sp; C. Gonium sp; D.
Tabellaria sp

1.2. Tujuan Praktikum


- Untuk mengenal keanekaragaman jenis-jenis alga mikroskopis dari berbagai habitat dan
mengetahui klasifikasi Alga yang dijumpai.

1.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: Air sumur, Air kolam, Air
parit, Air sungai, Air laut
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek (object
glass), gelas penutup (cover glass), pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, Plankton net.

1.4. Cara Kerja Praktikum


- Aduk sediaan air yang telah ditentukan sebagai bahan praktikum
- Ambil sediaan air dengan menggunakan pipit tetes. Bersihkan pipet tetes sebelum
mengambil sediaan air dari habitat yang bebreda.
- Teteskan air tersebut ke atas gelas objek dan tutup dengan gelas penutup
- Letakkan preparat di bawah mikroskop dan diamati dengan pergerakan zigzag ke seluruh
permukaan gelas penutup
- Pengamatan dimulai dengan perbesaran kecil (4x), dan setelah objek terlihat jelas, diamati
dengan perbesaran yang lebih tinggi (10x s/d 100x)
- Amati bentuk dan jenis alga
- Gambarkan jenis-jenis alga yang diperoleh ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
- Lengkapi klasifikasinya dan keterangan yang terlihat pada objek.
- Lakukan hal sama pada semua bahan praktikum hari ini.

2
II. LUMUT DAN LIKEN

2.1. Teori
LUMUT
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan organisme fotosintetik. Warna hijau pada
lumut menunjukkan bahwa sel-sel plastidanya memilliki klorofil a dan b. Lumut belum memiliki
akar yang sebenarnya, hanya berupa rhizoid berbentuk benang-benang ataupun mirip dengan
akar serabut. Tumbuhan lumut umumnya dapat dijumpai di tempat-temat lembab, batang pohon
dan bebatuan.
Dalam siklus hidupnya, tumbuhan lumut mengalami pergantian keturunan (metagenesis),
antara generasi gametofit dengan generasi sporofit. Generasi gametifit pada tumbuhan lumut
adalah protonema dan tumbuhan lumut itu sendiri.
Sebagian tumbuhan lumut memiliki bentuk tubuh berupa thalus, yaitu lembaran-
lembaran daun (Divisi Marchantiophyta) dan sebagian lagi memperlihatkan perkembangan lebih
lanjut yaitu memiliki organ yang seperti daun dan batang (Divisi Bryophyta) (Gambar 3).

LIKEN
Liken dikenal juga dengan istilah lumut kerak. Liken merupakan simbiosis antara fungi
dengan alga. Fungi penyusun liken disebut dengan micobiont sedangkan alga yang menyusun
liken disebut ficobiont. Micobiont umumnya adalah dari kelas Ascomycetes dan
Basiodiomycetes. Ficobiont umumnya adalah Chlorohyta dan Cyanophyta (Gambar 4).
Liken sangat berperan dalam idang ekologi dan ekonomi. Peranan ekologi liken antara
lain sebagai Indikator udara bersih , sumber karbohidrat dan bahan baku sarang bagi hewan/
burung, Peranan liken dalam bidang ekonomi antara lain dapat dimanfaatkan sebagai herbisida,
bahan baku tampon bayi , kertas litmus (indikator asam basa ), bahan obat – obatan, bahan baku
industri ekspor yang bernilai tinggi, bahan baku pewarna dan parfum.
Liken memiliki bebrbagai benuk thalus (Gambar 5). Berdasarkan bentuk thalusnya, liken
dibagi menjadi 4 type, yaitu:
1. Frusticose : Thalusnya berbentuk cabang-cabang, tumbuh tegak ataupun menggantung pada
ranting pohon. Contohnya Usnea cavernosa.
2. Crustose : Thalus menyerupai kerak (Crust). Type yang paling umum dijumpai. Habitatnya
pada bebatuan dan kulit pohon. Contohnya Caloplaca flavovirescens.
3. Foliose : Thalus menyerupai lembaran daun dan bentuknya melebar. Contohnya Parmelia
sulcata.
3
4. Squamose : Thalus meyerupai sisik. Contohnya Psora pseudorusselli.

A B

Gambar 3. Ilustrasi dan bagian-bagian tubuh lumut. A. Lumut berthalus; B. Lumut berdaun/sejati

Gambar 4. Bentuk asosiasi antara jamur dan alga penyusun liken

Gambar 5. Berbagai bentuk thalus liken


4
2.2. Tujuan Praktikum
- Untuk mengenal keanekaragaman jenis-jenis lumut dan liken dari berbagai habitat dan
mengetahui klasifikasi lumut dan liken yang dijumpai.

2.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berbagai jenis lumut dan liken yang
dijumpai dari berbagai habitat, meliputi lumut hati, lumut daun, lumut janggut, lumut tanduk,
dan lumut kerak.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

2.4. Cara Kerja Praktikum


- Sebelum praktikum, dikoleksi beberapa jenis tumbuhan lumut dan liken dari berbagai
habitat.
- Amati dan gambarkan bagian-bagian dari lumut dan liken yang terlihat ke dalam Lembar
Kerja Praktikum.
- Tuliskan klasifikasi dengan menggunakan buku acuan identifikasi.
- Khusus untuk lumut daun, potong bagian anteridium dan archegonium, kemudian
letakkkan di atas gelas objek dan tutup dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop
dengan perbesaran kuat, gambarkan dan beri keterangan bagian-bagiannya.

5
III. TUMBUHAN PAKU

3.1. Teori
Tumbuhan paku dikenal dengan nama Pteridophyta. Pterydophyta berasal dari kata pteris =
bulu burung dan Phyta = tumbuhan, jadi Pteridophyta menunjukkan tumbuhan yang berdaun
seperti bulu burung. Tumbuhan paku umumnya dicirikan oleh bentuk pertumbuhan pucuknya
yang melingkar.
Organ tumbuhan paku terdiri atas 2 bagian yaitu, organ vegetatif dan organ generatif.
Organ vegetatif meliputi akar, batang dan daun, (Gambar 6) sedangkan organ generatif meliputi
spora, archegonium dan anteridium (Gambar 6).

Organ vegetatif
a. Akar / Rhizoid
Embrio dari spora akan membentuk akar pertama. Akar pertama akan digantikan oleh akar
baru seperti rambut yang berwarna kehitaman yang muncul dari pangkal batang atau
rimpang. Pada Trichomonas sp, akar dapat dijumpai pada bagian bawah daun.
b. Batang/ Stipe
Pada tumbuhan paku, Famili Cyatheaceae adalah kelompok yang jelas terlihat memiliki
batang. Batang pada tumbuhan paku umumnya berupa rhizoma/rimpang, yaitu batang yang
sejajar dengan tanah, namun ada juga yang tumbuh tegak, namun memiliki ukuran yang
pendek dibandingkan batang pada famili Cyatheaceae.
c. Daun/ental
Pada tumbuhan paku, dapat dijumpai daun tunggal dan daun majemuk dengan berbagai
bentuk pertulangan (Menyip satu kali atau menyirip ganda). Ada 2 macam ental yaitu daun
yang subur (fertil/sporofil), yaitu daun yang memiliki spora dan daun yang mandul
(steril/tropofil). Pada sporofil, dapat dijumpai sporangium (kotak spora) pada permukaan
bawahnya. Kumpulan sporangium (sporangia) disebut sorus. Beberapa kelompok
tumbuhan paku memiliki pelindung sorus yang disebut indusium (jamak: indusia).

Organ generatif
Spora
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuurannya yang sama
disebut homospor atau isospor. Setelah berkecambah, spora homospor akan membentuk
prothalus yang memiliki anteridium dan arkegonium. Tumbuhan paku yang menghasilkan

6
bentuk dan ukuran spora yang tidak sama disebut heterospora. Pada paku heterospora, protalus
dengan anteridium akan terpisah dengan protalus dengan archegonium.
Spora tumbuhan juga memiliki bentuk yang beranekaragam. Bentuk spora ini umumnya
digunakan dalam pengelompkan tumbuhan paku. Ada yang berbentuk monolate atau trilate
(Gambar 7). Pada genus Pteris, bentuk spora umumnya adalah trilete.

Gambar 6. Ilustrasi dan bagian-bagian tubuh tumbuhan paku

Gambar 7. Bentuk-bentuk spora pada tumbuhan paku. a – c monolate; d – e trilete


7
3.2. Tujuan Praktikum
- Mengenal dan mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku
- Mengetahui ciri-ciri yang dimiliki oleh famili-famili tumbuhan paku
- Mengetahui bentuk spora dan tipe reproduksi dari tumbuhan paku yang menjadi objek
praktikum.

3.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tumbuhan paku yang dijumpai di
Kawasan Kampus I Universitas Medan Area. Bahan yang dibawa adalah tumbuhan paku yang
sudah berspora.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek, gelas penutup,
Pipet tetes, Kain lap dan tissu, Kain Flanel, Kaca pembesar (LUB)

3.4. Cara Kerja Praktikum


Sebelum praktikum, dikoleksi beberapa jenis paku-pakuan dari berbabagi habitat
Pengamatan morfologi
o Amati morfologi tumbuhan paku yang menjadi objek dalam praktikum dan gambarkan
dalam laporan lengkap dengan nama bagian tubuh yang terlihat. Tumbuhan paku tersebut
diidentiikasi anam ilmiahnya. Disimpulkan dalam laporan apa yang menjadi ciri-ciri
morfologi dari setiap famili tumbuhan paku tersebut.
Pengamatan tipe reproduksi
o diambil 1 sporangium dan diletakan pada kaca objek lalu tutup dengan kaca penutup,
letakkan di bawah mikroskop, amati bentuk sporangium, bentuk spora dan jumlah spora.
Kemudian digambarkan dan dituliskan dalam laporan.

8
IV. GYMNOSPERMAE

4.1. Teori
Gymnospermae berasal dari kata gymno berarti telanjang dan sperma berarti biji. Jadi,
Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji telanjang. Biji
pada kelompok tumbuhan ini tidak dilindungi oleh daun buah (carpel). Bakal biji
Gymnospermae terdapat pada daun yang termodifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu.
Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (strobilus).
Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan purba yang diperkirakan muncul petama kali
pada zama Kreta atau Jura dan mengalami kelimpahan pada zaman Palaeozoic dan Mesozoic.
Komponen utama xilem pada sebagian besar anggota Gymnospremae adalah trakeid, sebagai
penyalur air dan struktur penunjang. Pembuluh kayu pada pertumbuhan sekunder hanya
ditemukan pada anggota ordo Gnetales.
Berdasarkan analisis hubungan filogeni, Gymnospermae dibagi kedalam 3 ordo yaitu
Cycadales. Ginkgoales dan Pinales. Ordo Cycadales di bagi dalam dua kelompok, berdasarkan
ciri-ciri megasporofil, yaitu famili Cycadaceae dan Zamiaceae. Beberapa bentuk dari
megasporofil Cycas dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan untuk Gynkgoaceae hanya
memilliki satu famili yaitu Ginkgoaceae. Pinales merupakan ordo dengan famili terbesar
meliputi Ephedraceae, Welwitschiaceae, Gnetaceae, Pinaceae, Araucariaceae, Sciadopityaceae,
Taxaceae, dan Cupressaceae. Contoh jenis dari famili Pinaceae adalah pinus (Pinus spp.) dan
contoh yang terkenal pada famili Gnetaceae adalah melinjo (Gnetum gnemon) (Gambar 9-10).

Ciri umum tumbuhan berbiji terbuka


 Tumbuhan biji terbuka pada umumnya berupa pohon besar dan berakar tunggang.
 Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti pada pohon pinus dan cemara,
dan ada beberapa yang berdaun lebar seperti pada melinjo (tangkil).
 Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin jantan dan betina pda
satu pohon, tetapi kedua alat tersebut letaknya terpisah. Pada jenis lain alat kelamin
jantan dan betina tidak berada dalam satu pohon, melainkan pada pohon yang berbeda
bahkan ada yang berjauhan. Jadi ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin jantan
dan pohon betina yang hanya mempunyai alat kelamin betina.

9
Gambar 8. Cycadales. Megasporophylls. A. Cycas revoluta. B. Cycas circinalis. C. Cycas
normanbyana. D Stangeria eriopus. E. Macrozamia riedlei. F. Dioön edule. G. Ceratozamia
mexicana. H. Zamia integrifolia. I. Bowenia spectabilis (A-C, E-H from Eichler 1889; D, I
From Schuster 1932)

Gambar 9. Pinaceae. A-B Pinus


sylvestris, A. Brach with mature seed
cone B. Spur shoot; C-D Pinus nigra, C.
Scale with bract D. Scale with ovules; E-
G Pinus sylvestri, E. Seed. F. Scale with
seeds. G. Scale, lower view; H. Pinus
cembra, seed cone; I. Pinus strobus, seed
cones ( A from Le Maout et al. 1876; B
from Troll 1954; C, D from Wettstein
1924; H from Fitchen 1930; I from Herter
1939; other original Götz)

Gambar 10. Gnetaceae. A. Gnetum indicum,


fruiting branch; B-E Gnetum africanum , B.
Male spike, C. Part of male spike D. Male
flowers. E. Fruiting spike; F-G Gnetum
laxifolium, F. Male flower. G. Male spike; H-L.
Gnetum gnemon, H. Female spike with
rudimentary male flowers. I. Female flowers. J.
Female spike, K. Seed L. Seed in longitudinal
section (A from Foster and Gifford 1959; B-E
from Engler 1908; F, G. From Wettstein 1935;
H From Bold et al. 1980; I, K, L from
Velenovsky 1910; J from Markgraf 1926)

10
4.2. Tujuan Praktikum
- Mengenal dan mengetahui keanekaragaman jenis dari Gymnospermae.
- Mengenali ciri-ciri yang dimiliki oleh famili-famili dari Gymnospermae.

4.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini pakis haji (Cycas rumpii), melinjo (Gnetum
gnemon) dan pinus.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

4.4. Cara Kerja Praktikum


1. Amati dan gambarkan bagian-bagian dari pakis haji (Cycas rumpi)i, melinjo ( Gnetum
gnemon), pinus yang terlihat ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
2. Tuliskan deskripsi setiap bahan dengan menggunakan buku acuan identifikasi.

11
V. ANGIOSPERMAE ; FAMILI BASAL DAN KOMPLEKS MAGNOLIIDS

5.1. Teori
Angiospermae disebut juga tumbuhan berbunga atau Anthophyta merupakan kelompok
tumbuhan yang mendominasi permukaan bumi sekarang. Struktur reproduksi pada
Angiospermae adalah bunga.
Berdasarkan daun lembaganya (cotyledonae), tumbuhan berbunga dibagi kedalam 2 kelas
yaitu monokotil (memiliki 1 daun lembaga) dan dikotil (memiliki 2 daun lembaga). Berdasarkan
hipotesa hubungan filogeni menurut ciri-ciri morfologi dan molekuler, Angiospermae dapat
dibedakan menjadi beberapa kelompok yang berkerabat dekat. Sebagian dikotil digolongkan
klad kompleks magnoliid dan famili basal, sebagian dikotil lainnya digolongkan ke dalam klad
eudikot yang meliputi kelompok Magnoliids dan basal tricolpate, Caryophyllid, Rosid dan
Asterid. Sedangkan semua monokotil secara filogeni termasuk dalam satu klad yaitu monokot.
Famili Basal merupakan kelompok yang paling awal dalam Angiospermae. Ordo yang
tergolong ke dalam kelompok Famili Basal antara lain Amborellales, Nymphaeales (Famili
Nymphaeaceae) (Gambar 11) dan Austrobaileyales (Lampiran 1).
Kompleks Magnoliid (Magnoliidae) merupakan kelompok tumbuhan dengan nilai
ekonomi tinggi, baik sebagai sumber pangan, bahan obat-obatan, tumbuhan ornamental, parfum
dan sumber kayu. Kelompok ini dahulunya merupakan anggota "Dikotiledon" karena memiliki
dua keping kotiledon. Namun analisis lanjut menunjukkan bahwa mereka memiliki karakter
yang juga dimiliki oleh Monokotiledon, yaitu serbuk sari dengan apertur tunggal (uniaperturate)
Ordo yang tergolong ke dalam kelompok Magnoliids antara lain Canellales, Piperales, Laurales
dan Magnoliales (Famili Annonaceae) (Gambar 12).

5.2. Tujuan Praktikum


- Mengamati beberapa contoh tumbuhan yang termasuk Kompleks Magnoliid dan famili
basal.
- Mengenali perbedaan dan persamaan ciri-ciri di dalam dan diantara famili-famili dari
kelompok tumbuhan tersebut.

5.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan praktikum yang digunakan adalah (Kompleks Magnoliids) : Cempaka putih,
cempaka kuning, Peperomia pellucida, sirih hutan, sirih makan, buah nona, alpokat, sirsak.
(Kelompok famili basal) : teratai.

12
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

5.4. Cara Kerja Praktikum


1. Amati dan gambarkan bagian-bagian morfologi dari seluruh bahan praktikum yang
terlihat ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
2. Tuliskan deskripsi setiap bahan dengan menggunakan buku acuan identifikasi.

Gambar 11. Nymphaeaceae. Nymphaea odorata.A.


Perawakan, B. Bentuk tangkai daun, C-D. Bunga, E. Petal,
F-H. Benangsari seperti petal, I-K. Benangsari lingkar
dalam, L-M. Putik, N-P. Buah, P-R. Biji dengan aril, S.
Kulit biji, T. Biji dengan embrio, endosperm dan perisperm

13
A E Gambar 12. Anonaceae. A. Cabang
dan Buah; B. Penampang membujur
bunga; C. Diagram bunga; D. Putik;
E. Benang sari

14
VI. ANGIOSPERMAE; MONOKOTIL

6.1. Teori
Kelompok monokotil merupakan kelompok dari Angiospermae. Ciri kelompok monokotil
adalah bijinya tunggal dan memiliki satu daun lembaga, berakar serabut, tulang daun sejajar dan
berbentuk pita. Kelompok tumbuhan ini adalah kelompok yang mencakup berbagai tumbuhan
berguna dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai sumber pangan, sumber energi nabati dan
bahan baku industri, tanaman hias, pakaian dan sebagainya.
Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau holofiletik.
Sistem klasifikasi APG IV mengakui monokotil sebagai klad yang disebut Monocot. Klad
monokot dibagi kedalam 11 ordo, yaitu Acorales, Alismatales, Petrosaviales, Dioscoreales,
Pandanales, Liliales, Asparagales, Arecales, Poales, Commelinales, dan Zingiberales.
Jenis-jenis dari klad monokot ini banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Anggita
Famili padi-padian (Poaceae atau Graminae) memiliki nilai penting sebagai sumber bahan
makanan, famili dari pinang-pinangan (Arecaceae) juga banyak digunakan sebagai bahan baku
kosmetik dan sumber kayu-kayuan. Famili temu-temuan (Zingeberaceae) adalah famili yang
banyak digunakan sebagai bahan baku obat dan masakan.
Beberapa kelompok dari klad monokot ini dijadikan sebagai tanaman hias. Karena
keindahan dan keunikan morfologi bunga, famili angrek-anggrekan (Orchidaceae) (Gambar 13)
dan famili keladi-keladian (Araceae) (Gambar 14) banyak diburu oleh kolektor bunga hias.

Gambar 13. Bagian-bagian bunga Monokotil A. Famili Orchidaceae (famili anggrek-anggrekan)


15
Gambar 14. Morfologi bunga famili Araceae. A. Bunga Bisexual dengan spadix simpel,
undifferentiated spathe; B. Bungan Unisexual dengan spadix yang terbagi

6.2. Tujuan Praktikum


- Mengamati beberapa contoh tumbuhan yang termasuk kelompok Angiospermae ;
Monokotil.
- Mengenali perbedaan dan persamaan ciri-ciri di dalam dan diantara famili-famili dari
kelompok tumbuhan tersebut.

6.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah keladi-keladian 2 jenis, palem-paleman
2 jenis, pisang-pisangan 2 jenis, bunga tasbih, anggrek 2 jenis, bunga lili, rumput-rumputan,
padi, jagung, Cyperus rotundus, kelapa dan pinang.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

6.4. Cara Kerja Praktikum


1. Amati dan gambarkan bagian-bagian morfologi dari seluruh bahan praktikum yang
terlihat ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
2. Tuliskan deskripsi setiap bahan dengan menggunakan buku acuan identifikasi.

16
VII. ANGIOSPERMAE ; EUDICOTIL; ROSIID

7.1. Teori
Kelompok eudicot adalah kelompok monofiletik besar yang terdiri dari 190.000-an
jenis tumbuhan atau 75% Angiospermae. Kelompok eudicot memiliki serbuk sari dengan tiga
apertur (triaperturate pollen) atau lebih. Karakter tiga apertur dianggap lebih modern daripada
serbuk sari dengan satu apertur (monosulcate), yang dianggap sebagai karakter nenek moyang
Angiospermae. Kebanyakan Rosids memiliki bagian bunga dalam kelipatan 4 atau 5, uniseksual,
namun ada juga yang menghasilkan penyerbukan angin dan serangga.
Klad rosid merupakan salah satu kelompok dalam Eudicot. Berdasarkan analisis
filogeni APG IV, klad ini dibagi ke dalam 2 kelompok besar yaitu Fabiids dan Malviids yang
tergolong kedalam 18 ordo (APG IV, 2016). Famali Fabaceae (famili kacang-acangan)
merupakan anggota dari Klad ini, yang telah dikenal sebagai famili yang mampu memfiksasi
nitrogen. Akar tanaman ini bersimbiosis dengan Rhizobium. Selain Fabaceae, Famili Rosaceae
juga sangat terkenal dari klad ini. Morfologi bunga dari famili Fabaceae (Gambar 15) dan
Rosaceae (Gambar 16) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 15. Morfologi bunga famili kacang-kacangan (Fabaceae)

17
Gambar 16. Morfologi bunga famili Rosaceae (Rosa indica)

7.1. Tujuan Praktikum


- Mengamati beberapa contoh tumbuhan yang termasuk kelompok Angiospermae ;
Eudicotil; Rosiid.
- Mengenali perbedaan dan persamaan ciri-ciri di dalam dan diantara famili-famili dari
kelompok tumbuhan tersebut.

7.2. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang tanah, kembang merak, dadap
merah, singkong, karet, Jambu air, jambu batu, mawar, strawberry, nangka, beringin, labu, dan
mentimun.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

7.3. Cara Kerja Praktikum


1. Amati dan gambarkan bagian-bagian morfologi dari seluruh bahan praktikum yang
terlihat ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
2. Tuliskan deskripsi setiap bahan dengan menggunakan buku acuan identifikasi.

18
VIII. ANGIOSPERMAE; EUDICOTIL; ASTERIID

8.1.Teori
Asterid juga merupakan klad besar yang meliputi sekitar sepertiga dari keseluruhan
Angiospermae, atau sekitar 80.000 jenis tumbuhan. Klad Asterid dapat langsung dikenali dari
karakter morfologinya. Anggota Asterid hampir seluruhnya terdiri dari kelompok-kelompok
yang dahulu dikenal sebagai “Sympetalae”; kelompok dengan helai mahkota yang berlekatan
dan membentuk tabung mahkota (corolla tube), jumlah benang sari yang sedikit yang melekat
pada mahkota, dan zygomorfik. Namun, satu-satunya synapomorphy morfologis yang dimiliki
Asterid adalah adanya lapisan integumen tunggal pada embrio. Famili Solanaceae dan famili
Asteraceae adalah contoh famili besar dalam klad ini.
Famili Solanaceae adalah salah satu famli yang tergolong klad ini. Anggota dari famili
banyak digunakan dalam kehiduan manusia, antara lain sebagai bumbu masakan seperti lain
cabai dan tomat. Selain itu, tanaman ciplukan juga masuk ke dalam famili ini. Tanaman ciplukan
umumnya digunakan sebagai bahan obat. Morfologi tumbuhan ciplukan dapat dilihat pada
gambar 17.
Dalam Famili Asteraceae dapat dijumpai modifikasi pembungaan. Bunga Asteraceae
sebenarnya adalah kumpulan banyak bunga simetris yang dikelilingi oleh cincin asimetris, bunga
ligulate yang menyerupai kelopak bunga. Contohnya adalah bunga matahari (Helianthus
annus)(Gambar 18) dan babandotan (Ageratum conizoides).

Gambar 17. Morfologi bunga famili Solanaceae


19
Gambar 18. Morfologi bunga famili Asteraceae

8.2. Tujuan Praktikum


- Mengamati beberapa contoh tumbuhan yang termasuk kelompok Angiospermae ;
Eudicotil; Asteriid.
- Mengenali perbedaan dan persamaan ciri-ciri di dalam dan diantara famili-famili dari
kelompok tumbuhan tersebut.

8.3. Bahan dan Alat Praktikum


Bahan yang dignakan dalam praktikum ini adalah cabai, terong, rimbang, kangkung,
merremia, alamanda, kamboja, mengkudu, asoka, mussaenda, bunga pagoda, lantana camara,
bunga matahari, bunga kotoran ayam, urang aring.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, gelas objek, gelas
penutup, pipet tetes, kain lap dan tissu, kain flanel, kaca pembesar (lup), jarum preparat.

8.4. Cara Kerja Praktikum


1. Amati dan gambarkan bagian-bagian morfologi dari seluruh bahan praktikum yang
terlihat ke dalam Lembar Kerja Praktikum.
2. Tuliskan deskripsi setiap bahan dengan menggunakan buku acuan identifikasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

APG II. (2003). An update of the Angiosperm Phylogeny Group classification for the orders and
families of flowering plants. Botanical Journal of the Linnean Society 141: 399-436
APG III. (2009). An update of the Angiosperm Phylogeny Group classification for the orders
and families of flowering plants: APG III. Botanical Journal of the Linnean Society 161:
105-121
APG IV. (2016). An update of the Angiosperm Phylogeny Group classification for the orders
and families of flowering plants: APG IV. Botanical Journal of the Linnean Society 181:
1–20
Cronquist, Arthur (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New
York: Columbia Univ. Press. ISBN 0-231-03880-1.
Davis PH & Heywood. 1963. Principles of Angiosperm Taxonomy. London
Heywood, V. H., Brummitt, R. K., Culham, A. & Seberg, O. (2007). Flowering Plant Families
of the World. Richmond Hill, Ontario, Canada: Firefly Books. ISBN 1-55407-206-9.
Holltum RE. 1966. A Revised Flora of Malaya. Singapore
Phylogeny Group (1998). An ordinal classification for the families of flowering plants. Annals of
Missouri Botanical Garden 85: 531-553
Rashid A. 1976. An Introduction to Pteridophyta. New Delhi
Raven, P.H., R.F. Evert, S.E. Eichhorn. Biology of Plants, 7th Edition. W.H. Freeman. 2004.
Simpson, M.G. Plant Systematics, 2nd Edition. Elsevier/Academic Press. 2010.
Stace CA. 1989. Plant Taxonomy and Biosistematics. New York
Stuessy T F. 1990. Plant Taxonomy. New York
Tjitrosoepomo G. 2007. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.Yogyakarta
_____________. 1991. Taksonomi Umum. Yogyakarta
_____________. 1991. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta

21
Lampiran 1. Filogeni Grup Angiospermae IV (Angiosperm Phylogeny Group (APG) IV)

22

Anda mungkin juga menyukai