Anda di halaman 1dari 9

Reptil, Kelas Reptilia

Pedoman untuk Kura-Kura Bali


Catatan: Beberapa jenis dalam pedoman ini terdapat di dalam Apendiks A: ‘Spesies yang
belum ditemukan di Bali’.

1a Kaki depan seperti sirip, kepala tidak bisa ditarik masuk..................................2


b Kaki depan tidak seperti sirip, kepala bisa ditarik masuk..................................6

2a Tempurungnya diliputi kulit liat, dengan lebih dari tiga gigir yang menonjol
di sepanjang badannya........................................Dermochelys coriacea (hal 54)
b Tempurungnya diliputi skut (scutes) keras, ada tiga gigiran atau kurang
dari tiga di sepanjang badannya...................................................................3

3a Empat skut kostalis (costal scutes) di pinggiran atas sisi-sisi tempurungnya........4


b Lima atau lebih skut kostalis di pinggiran atas sisi-sisi tempurungnya.................5

4a Skut pada tempurung atas saling tumpang tindih (kecuali pada kura-kura
tua atau muda), dua pasang sisik perisai prefrontal (prefrontal scales)
(bagan 4a)......................................................Eretmochelys imbricata (hal 57)
b Skut pada tempurung atas tidak tumpang tindih, satu pasang sisik
perisai prefrontal (bagan 4b)........................................Chelonia mydas (hal 56)

5a Biasanya ada lima skut kostalis (bagan 4c); pada tutupan di tempurung
bawah biasanya terdapat tiga skut inframarginal (inframarginal scutes)
(bagan 4d); kura-kura dewasa dan muda warnanya khas coklat kemerahan..........
................................................................................Caretta caretta (hal 55)
b Biasanya ada enam atau lebih skut kostalis (bagan 4e); tutupan di
tempurung bawah terdapat empat skut inframarginal (bagan 5f); biasanya
berwarna coklat, abu-abu atau kuning langsat, kura-kura muda berwarna
abu-abu gelap atau hitam.....................................Lepidochelys olivacea (hal 58)

6a Tempurung diliputi kulit liat seperti karet......................................................7


b Tempurung diliputi skut keras......................................................................8

7a Ada deretan kecil tonjolan atau benjolan di pinggiran depan tempurung


bagian atas...........................................................Amyda cartilaginea (hal 60)
b Tidak ada tonjolan atau benjolan di pinggiran depan tempurung bagian
atas.....................................................................Dogania subplana (hal 126)

8a Tempurung bagian bawah tidak berengsel; tempurung tidak bergerigi..................


..........................................................................Trachemys scripta (hal 125)
b Tempurung bagian bawah kura-kura dewasa berengsel; tempurung
kura-kura muda berengsel atau bergerigi di bagian belakangnya .......................9

9a Bagian belakang tempurung sering terdapat gerigi yang tampak jelas;


sering ada tiga lunas di bagian atas tempurung, kadang ada jalur berwarna
muda di atas kepala dan leher, bagian bawah tempurung kura-kura muda
tidak berengsel........................................................Cyclemys dentata (hal 59)
b Bagian belakang tempurung tidak terlalu bergerigi; tempurung bagian
atas melengkung dan licin tanpa lunas; selalu berwarna kuningan atau
ada coreng-coreng berwarna muda di kepala dan leher; tempurung bawah
kura-kura muda berengsel......................................Cuora amboinensis (hal 124)

52
Bagan 4. Ciri
diagnostik pada
kura-kura

a b c

d e f

Key to the Turtles of Bali


Note: Some species in this key appear in Apendix A: ‘Spesies yang belum ditemukan di
Bali’.

1a Forelimbs flipper-like; head not retractable.....................................................2


b Forelimbs not flipper-like; head retractable.....................................................6

2a Shell covered in tough leathery skin, with more than three prominent ridges
down its length.....................................................Dermochelys coriacea (p 54)
b Shell covered in hard scutes; three or less ridges down its length.......................3

3a Four costal scutes on each side of upper shell.................................................4


b Five or more costal scutes on each side of upper shell.......................................5

4a Scutes of upper shell overlapping (except in old animals and juveniles);


two pairs of prefrontal scales (Fig 4a).....................Eretmochelys imbricata (p 57)
b Scutes of upper shell not overlapping; one pair of prefrontal scales (Fig 4b)...........
..................................................................................Chelonia mydas (p 56)

5a Usually five costal scutes (Fig 4c); bridge of lower shell usually with three
large inframarginal scutes (Fig 4d); adults and juveniles typically reddish-
brown...........................................................................Caretta caretta (p 55)
b Usually six or more costal scutes (Fig 4e); bridge of lower shell with four
large inframarginal scutes (Fig 4f); colour usually brown, grey or olive,
juveniles dark grey or black.....................................Lepidochelys olivacea (p 58)

6a Shell covered in rubbery skin........................................................................7


b Shell covered by hard scutes........................................................................8

53
7a A row of small protrusions or bumps along front rim of upper shell.......................
..............................................................................Amyda cartilaginea (p 60)
b No protrusions or bumps along front rim of upper shell.....Dogania subplana (p 126)

8a Lower shell without hinge; shell not serrated.................Trachemys scripta (p 125)


b Lower shell of adults hinged; shell of juveniles hinged or serrated at rear end.......9

9a Rear of shell often prominently serrated; often three keels on upper shell;
rarely pale stripes on head and neck; lower shell of juveniles unhinged.................
...............................................................................Cyclemys dentata (p 59)
b Rear of shell not prominently serrated; upper shell smoothly domed and
without keels; always yellow or pale markings on head and neck; lower
shell of juveniles hinged............................................Cuora amboinensis (p 124)

Kura-kura, Ordo Testudines

Suku Dermochelyidae, Penyu Belimbing / Leatherback Turtles


Dermochelys coriacea
Penyu Belimbing / Leatherback Turtle

Deskripsi: Penyu yang sangat besar, dengan tempurung yang memanjang dan tertutup
kulit halus yang kuat dan mempunyai tujuh gigir. Pada umumnya bagian atas berwarna
hitam dengan bintik-bintik putih atau merah muda yang tersebar, dan bagian bawahnya
agak putih. Sirip-siripnya tanpa cakar. Tempurung penyu muda tertutup sisik seperti
manik-manik kecil. Penyu jantan mempunyai tempurung bawah yang cekung dan ekornya
lebih panjang dari kaki belakang. Beratnya sampai 900 kg. Panjang maksimum 2 m.
Habitat: Lautan tropis dan sejuk. Pada umumnya bersarang di pantai-pantai tropis.
Biologi: Merupakan penyu terbesar yang hidup di bumi. Mencapai wilayah luas dalam
mencari makan, masuk ke perairan yang lebih dingin di musim panas, dan diketahui
menyeberang Lautan Pasifik antara wilayah Indo-Pasifik dan Amerika Utara. Penyu dewasa
makan ubur-ubur, dan penyu muda makan organisma lain yang mengambang. Bagian
dalam tenggorokannya ditutupi oleh duri panjang yang menghadap ke belakang untuk
membantu mencegah lolosnya mangsa yang licin. Benda plastik yang mengambang

Dermochelys
coriacea,
betina yang
sedang
bersarang.
Pantai Matura,
Trinidad.
J. Murphy.
54
kadang dimakan dengan tidak sengaja, menyebabkan kematian pada binatang-binatang
ini. Penyu betina bersarang setiap 1 - 5 tahun, kembali ke pantai-pantai tempat penyu-
penyu ini menetas. Sekitar 1.000 telur berukuran sebesar bola bilyard diletakkan dalam
onggokan (clutches) yang terdiri antara 50 - 170, dengan jarak sekitar 10 hari, dan penyu
betina bisa bergerak ke pantai-pantai yang dekat lainnya di antara kumpulan telur. Masa
inkubasi kira-kira 70 hari, dan tukiknya muncul di malam hari untuk menghindari
pemangsa yang lebih banyak di siang hari. Pertumbuhan mereka cepat, kira-kira 10 mm
per minggu. Kedewasaan dicapai dalam 13 -14 tahun, pada saat tempurung mencapai
panjang 1,4 m. Penyu Belimbing akan meneriakan tanda bahaya bila diserang. Di Bali
Penyu Belimbing jarang bersarang di pantai-pantai selatan, dengan adanya satu yang
tercatat dalam setahun. Menurunnya dengan serius jumlah Penyu Belimbing yang
bersarang diketahui terjadi di seluruh jajaran mereka. Perburuan terhadap penyu dewasa,
pengambilan telur, kematian akibat kecelakaan terkena jaring, pukat dan sampah yang
mengambang, serta degradasi laut terus menurunkan populasi. Diketahui ada empat fosil
genera familia penyu belimbing (Dermochelyidae), yang bertahan hidup sekarang
hanyalah spesies ini. Sebaran: Laut tropis dan laut di daerah yang mempunyai empat
musim di seluruh dunia. Tercatat di utara sampai sejauh Alaska dan di selatan sampai
Selandia Baru dan Cile.

Suku Cheloniidae, Penyu Laut Modern / Modern Sea Turtles


Caretta caretta
Penyu Tempayan / Loggerhead Turtle

Caretta caretta, betina dalam sarangnya. Pulau Heron, Qld, Australia. H. Cogger.

Deskripsi: Penyu besar berkepala lebar, berwarna coklat tua atau coklat kemerahan.
Tempurungnya berbentuk jantung dan menyerupai lunas di bagian tengahnya yang
menjadi kurang jelas pada binatang yang lebih tua. Bagian bawahnya kuning atau krem.
Ada lima atau lebih skut kostalis (costal scutes), yang pertama menyentuh tengkuknya
(nuchal), dan dua pasang perisai prefrontal di antara matanya. Tukik yang baru menetas
berukuran panjang sekitar 40 - 50 mm dan berwarna coklat tua di bagian atas dan bawah,
tempurungnya mempunyai tiga lunas di permukaan bagian atas dan dua di bawah. Penyu
jantan dewasa mempunyai kepala yang lebih besar, cakar bengkok yang membesar di
bagian depan sirip dan ekor yang lebih panjang yang menjulur melewati tempurungnya.
55
Panjang maksimum sekitar 1.2 m, berat mencapai 227 kg. Catatan lama menunjukkan
konon penyu-penyu ini berberat 450 kg. Biologi: Penyu dewasa terutama hidup di
perairan dekat pantai, mungkin berpindah-pindah dengan hati-hati dari satu tempat
mencari makan ke tempat lainnya. Penyu betina kembali ke pantai tempat mereka
menetas dan biasanya membuat sarang setiap 2 atau 3 tahun, tetapi kadang-kadang
sampai 8 tahun sekali atau bahkan sampai sebanyak 6 kali dalam 9 tahun. Di Afrika,
Timur Tengah dan Australia penyu terutama bersarang dalam bulan-bulan yang paling
hangat. Bertelur sekitar 500 butir, berdiameter 40 mm, dan diletakkan dalam onggokan-
onggokan sekitar 125, dengan interval kira-kira 15 hari. Inkubasi berlangsung sekitar 50 -
65 hari. Tukik yang baru menetas pada umumnya tertarik pada kilauan cahaya keperakan
dari laut, bisa menjadi binggung dan tertarik pada lampu-lampu jalan. Selama 3 tahun
pertama, tukik makan organisma yang mengambang di permukaan dan menjangkau
wilayah luas dari pantai ke pantai. Pada saat tempurung mencapai panjang 400 – 500 mm
(USA bagian tenggara) atau 700 mm (Australia), mereka pindah ke perairan pesisir dan
menjadi omnivor, memakan tumbuhan dan invertebrata seperti spons, moluska, krustasea
dan bulu babi. Mencapai kedewasaan pada usia 30 tahun. Sebaran: Daerah pesisir,
perairan terbuka dan muara sungai di laut yang lebih hangat di seluruh dunia.

Chelonia mydas
Penyu Hijau / Green Turtle
Deskripsi: Penyu besar dengan tempurung lebar, oval atau berbentuk hati dengan empat
pelat kostalis (costal plates) di tiap sisi, pelat pertama tidak menyentuh pelat tengkuk
(nuchal plates). Sepasang pelat prefrontal terletak di antara matanya. Tiap siripnya
memiliki cakar tunggal, yang lebih besar pada penyu jantannya. Warnanya kehijauan atau
kecoklatan, kadang terdapat burik atau bercak-bercak di bawahnya; berwarna putih atau
kuning. Bagian pinggir perisai mukanya seringkali berwarna muda. Penyu jantan memiliki
ekor yang menjulur lebih panjang dari tempurungnya dan meruncing dengan kuku yang
pipih. Tukiknya berukuran sekitar 50 mm pada saat menetas, warnanya lebih tua,
mempunyai lunas punggung dan dua cakar pada siripnya. Panjang total sekitar 1.5 m,
beratnya sampai 300 kg. Biologi: Penyu dewasa hidup dari makan tumbuh-tumbuhan,
terutama berbagai jenis rumput laut, sementara penyu muda merupakan karnivor, makan
ubur-ubur dan organisma lainnya yang mengambang. Penyu ini banyak dipanen di seluruh
dunia untuk bahan makanan (termasuk telurnya), kulit tempurungnya, dan minyaknya
untuk masak dan bahan kosmetika. Cakarnya yang membesar pada sirip depan penyu
jantan digunakan untuk mengaitkan diri pada pinggiran bagian depan tempurung

Chelonia
mydas,
Vanuatu.
P. Horner.

56
betinanya pada saat kawin. Penyu betina membuat sarang setiap 2 – 4 tahun, kembali ke
pantai-pantai tempat mereka menetas. Penyu betina bertelur antara 100 dan 200 telur
berukuran bola golf, 1 - 8 kali per musim, pada periode 10 - 20 hari. Pengeraman
memerlukan sekitar 60 hari. Tukik yang baru menetas biasanya muncul pada malam hari.
Di selat Mozambique penyu muda membuat sarang sepanjang tahun, dengan puncaknya
pada musim panas sampai sejumlah 750 penyu betina bisa datang ke pantai-pantai setiap
malam. Pertumbuhannya lambat; kedewasaan mungkin dicapai pada usia 30 - 35 tahun.
Di Great Barrier Reef bagian selatan, Australia, penyu betina tumbuh lebih cepat dari
jantannya. Di Bali Penyu Hijau (Green turtles) merupakan spesies kedua dari spesies
penyu yang paling banyak bersarang. Sebelum 1999 ribuan penyu dikonsumsi di Bali
Selatan (lihat ‘Penggunaan dan Perdagangan Penyu Secara Tradisional’). Perdagangan
penyu laut kini dilarang oleh Pemerintah Indonesia. Sebaran: Perairan bersuhu hangat di
Lautan Atlantik dan Pasifik.

Eretmochelys imbricata
Penyu Sisik / Hawksbill Turtle
Deskripsi: Penyu laut berukuran sedang dengan sisik yang tebal dan saling bertumpu di
tempurungnya. Kepalanya meruncing dan berparuh, dengan dua pasang perisai prefrontal.

Eretmochelys
imbricata,
Kamorta,
Kepuluan
Nicobar,
India. I. Das.

Bentuk sisik yang seperti perisai mempunyai lunas di tengahnya, dan membentuk empat
pasang perisai kostalis serta 12 belas pasang sisik marginal. Tukik dan penyu yang sudah
tua bisa tidak memiliki sisik yang saling bertumpu pada tempurungnya. Ada dua cakar
pada tiap sirip. Penyu jantan mempunyai ekor yang lebih panjang, tempurung yang lebih
sempit dan tempurung bagian bawahnya agak melengkung. Warnanya bermacam-macam
dari warna amber (kuning sawo) sampai coklat, dengan garis-garis coklat kemerahan,
hitam dan kuning, bagian bawahnya kuning atau kuning agak jingga. Kepalanya berwarna
agak kuning, ada warna hitam di tengah-tengah tiap sisiknya. Tukik berukuran sekitar 40
mm, semuanya berwarna gelap dan mempunyai dua lunas pada plastron. Panjang
maksimum sekitar 1 m. Biologi: Kebanyakan hidup di perairan pantai dan muara-muara.
Penyu dewasa kebanyakan karnivor, makan bentik invertebrata bertubuh keras seperti
spons, ubur-ubur dan koral, termasuk spesies beracun yang bisa menyebabkan daging
penyu juga menjadi beracun, sesuatu yang bisa mengakibatkan kematian pada manusia.
57
Penyu muda makan tumbuhan yang mengambang. Penyu betina melakukan perjalanan
dari tempat mereka mencari makan ke pantai tempat mereka dilahirkan setiap 2 - 3 tahun
untuk kawin dengan jantannya di perairan dangkal di sekitarnya, bertelur 2 - 7 onggok
telur yang terdiri dari 50 - 200 butir (berdiameter 40 mm) dengan jarak setiap 14 - 19
hari. Telur-telur ini disimpan di lubang sedalam kira-kira 60 cm. Pengeraman memerlukan
waktu sekitar 60 hari. Tukik biasanya muncul pada malam hari. Penyu betina mungkin
mencapai kedewasaan pada usia 8 - 10 tahun. Spesies ini merupakan sumber tradisional
bagi kulit penyu yang digunakan dalam kerajinan tangan, dan juga diburu untuk daging
serta telurnya. Sebaran: Perairan bersuhu hangat di Lautan Pasifik dan Atlantik.

Lepidochelys olivacea
Penyu Lekang / Olive Ridley atau Pacific Ridley
Deskripsi: Penyu besar yang bertempurung lebar serta rata pada bagian atasnya. Bentuk
kepalanya agak segitiga, dengan dua pasang perisai prefrontal. Tempurungnya
mempunyai 5 - 9 skut kostalis, biasanya enam atau lebih, skut pertamanya menyentuh
nuchal. Ada dua cakar pada tiap anggota tubuhnya. Berwarna coklat tua sampai warna
olive muda, bagian bawahnya putih atau kuning. Panjang tukik 40 - 50 mm, berwarna
hitam keabu-abuan dan agak lebih muda dengan daerah berwarna lebih terang di bagian
bawahnya. Tempurungnya memiliki tiga lunas di atas dan dua di bawah. Penyu jantan
mempunyai ekor lebih panjang dan sempit, dengan tempurung lebih meruncing dibanding

Lepidochelys olivacea, betina. Sattahip Sea Turtle Centre, Thailand. P. van Dijk.

penyu betinanya. Panjang maksimum sekitar 1.5 m. Biologi: Kebanyakan masa hidup
dewasanya dihabiskan di lautan bebas jauh dari pantai, dan makanannya terdiri dari
krustasea, terutama udang, dan juga ikan serta cumi-cumi. Tidak seperti penyu laut
lainnya yang tidur di dasar laut, Olive Ridleys (penyu lekang) bisa tidur mengambang di
permukaan. Penyu betina kembali ke pantai tempat mereka menetas untuk membuat
58
sarang setiap 1 – 2 tahun, datang ke pantai sendirian atau bersama-sama dalam jumlah
besar, dan peristiwa ini disebut arribada. Kedatangan ke pantai itu saja bisa menggunakan
lebih dari satu pantai untuk menyimpan telurnya, dan menaruh 2 – 3 onggokan terdiri
dari kira-kira 110 butir telur, berdiameter 40 mm, dengan jarak sekitar 14 hari. Kelompok
Arribada menggunakan pantai yang sama dan menyimpan dua onggok pada jarak setiap
kira-kira 28 hari. Pembuatan sarang bisa tertunda sampai 2 bulan menunggu kondisi yang
cocok untuk membuat sarang. Proses penggalian lubang sarang dan menaruh telur bisa
perlu waktu 1 jam. Pengeraman memerlukan waktu 40 - 60 hari. Kedewasaan mungkin
dicapai pada usia 7 – 9 tahun. Olive Ridleys (penyu lekang) merupakan spesies penyu
paling sering yang membuat sarang di Bali. Penyu dewasa dan telurnya banyak dipanen
untuk dimakan dan diambil kulitnya. Sebaran: Perairan bersuhu hangat di seluruh dunia.

Familia Bataguridae, Kura-kura Bertempurung Keras /


Hardshell Turtles
Cyclemys dentata
Kura-kura Daun / Asian Leaf Turtle
Deskripsi: Kura-kura kecil, berlunas tiga pada tempurungnya dan memiliki lima skut
vertebral. Tempurung bagian atas, kepala dan anggota tubuh pada umumnya berwarna
coklat tua. Tempurung bagian bawah berwarna coklat kekuningan, coklat atau kadang
berwarna lebih tua.Pada tempurungnya sering terdapat garis-garis berwarna gelap yang
memancar dari satu titik pada setiap skut, paling jelas terlihat pada tempurung bagian
bawah. Sisi kepala dan leher bisa bergaris-garis berwarna muda, terutama pada kura-kura
yang lebih muda, dan pada anak kura-kura pada umumnya warnanya lebih cemerlang
daripada dewasanya. Pada kura-kura yang lebih besar, tempurung bagian bawah
berkembang menjadi semacam engsel yang sebagian dapat digerakan. Panjang
tempurung sekitar 250 mm. Habitat: Lebih menyukai aliran sungai kecil, biasanya pada
ketinggian yang agak rendah tetapi diketahui juga ada sampai di ketinggian 1300 m dari
permukaan air laut. Biologi: Kebanyakan aktif pada saat fajar dan senja. Dewasanya
berpindah-pindah baik di darat maupun di air, sementara kura-kura muda menghabiskan
sebagian besar waktunya di air. Makan tumbuh-tumbuhan dan binatang kecil, terutama
invertebrata, dan juga bangkai (carrion). Bertelur 1 - 4 butir, berukuran sekitar 55 kali 35
mm, disimpan di lubang dan perlu waktu sekitar 80 hari untuk menetas. Panjang

Cyclemys
dentata.
P. van Dijk.

59
tempurung tukik sekitar 56 mm. Sebaran: India, Bangladesh, Asia Tenggara, Cina bagian
tenggara, Kalimantan, Filipina, Sumatra, Jawa dan Bali.

Suku Trionychidae, Kura-kura Bertempurung Lunak /


Softshell Turtles
Amyda cartilaginea
Labi-labi / Southeast Asian Softshell Turtle
Deskripsi: Kura-kura berukuran sedang dengan hidung berbentuk pipa dan tempurung
yang bulat pipih yang ditutupi kulit keras. Pinggiran depan tempurungnya membentuk
deretan benjolan-benjolan kecil tunggal atau ganda. Bagian atas berwarna coklat sampai
hitam agak ungu, dan bagian bawah putih, abu-abu muda atau kekuningan. Seringkali ada
bintik atau corengan kuning, terutama pada kepala dan leher. Kura-kura muda cenderung
berwarna lebih cemerlang dan memiliki sejumlah benjolan kecil serta gigir keras pada
tempurungnya. Kura-kura jantan dewasa mempunyai
ekor yang lebih panjang dari ekor betinanya. Panjang
maksimum 800 mm, tapi rata-rata kurang panjangnya.
Habitat: Air tawar, baik yang bening atau keruh. Di
Bali diketahui ada dekat Tirtangangga, Karangasem.
Biologi: Terutama aktif pada senja hari dan fajar,
menghabiskan kebanyakan waktunya bersembunyi di
lumpur, pasir atau dasar reruntuhan. Memangsa ikan,
krustasea, binatang air kecil lain, bebijian, buah-
buahan dan bangkai, semuanya dikunyah dengan
rahang-rahangnya yang kuat. Kura-kura betina
mengubur telur mereka dekat pinggiran air selama
Amyda cartilaginea, close up musim hujan. Dalam setahun bisa bertelur sampai
kepala. Thailand. J. Murphy. empat onggok yang terdiri dari 5 - 30 butir telur. Telur
berukuran kira-kira 20 kali 40 mm. Pengeraman
berlangsung selama 60 - 140 hari, dan tukik yang baru saja menetas berukuran 40 - 50
mm. Kura-kura betina bisa mencapai kedewasaan pada usia 20 bulan. Banyak diburu di
segala penjuru jangkauannya untuk dijadikan makanan, dan banyak orang percaya
mempunyai khasiat yang menyembuhkan penyakit. Sangat jarang di Bali, dan mudah
punah karena hilangnya habitat serta diburu. Sebaran: Asia Tenggara, Kalimantan,
Sumatra, Jawa, Bali dan Lombok.

Amyda cartilaginea,
Thailand. J. Murphy.

60

Anda mungkin juga menyukai