BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
yang tersebar di 24 lokasi.Beberapa pulau di Indonesia memiliki jenis hewan
endemik,terutama di Pulau Sulawesi,Papua dan Kepulauan Mentawai.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder); pada
fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic.
Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar.
Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada materi
skeletal (spikula)
Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium
karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.
2.1.3. Klasifikasi
Phylum porifera dibagi menjadi beberapa kelas diantaranya :
1. Calcareae (Calcispongiae)
2. Hexatinellidae
3. Demospongiae
a) Calcareae (Calcispongiae)
Kelas Calcareae merupakan porifera yang memiliki kerangka
tubuh (spikula) dari kalsium karbonat. Calcareae biasanya hidup di
laut dangkal. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan tinggi
kurang lebih 10 cm dan biasanya berbentuk seperti vas bunga.
Secara bahasa Calcaspongiae disusun oleh dua kata dari bahasa
latin, yaitu Calca yang artinya kapur, dan spongiae yang artinya
porifera. serta permukaan tubuh berbulu. Calcarea memiliki tipe
saluran air askonoid, sikonoid, dan leukonoid. Contohnya
Leucosolenia, Clathrina, Clathrina clathrus dan Sycon ciliatum.
Kingdom : Protista
Phylum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Asconosa
Family : Leucosolenideae
Genus : Leucosolenia
Spesies : Leucosolenia sp
Universitas Sriwijaya
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Calcarea
Ordo : Clathrinida
Family : Clathrinidae
Genus : Clathrina
Species : Clathrina clathrus
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Family : Sycettidae
Genus : Sycon
Species : Sycon ciliatum
b) Kelas Hexatinellidae
Kelas Hevatinellidae merupakan porifera yang memiliki
kerangka tubuh (spikula) dari silika atau yang lebih dikenal dengan
pasir atau kuarsa. Ciri-ciri pesies pada kelas Hexactinellida adalah
berbentuk seperti gelas atau kaca, Spikula tersusun atas silikat dan
bercorak 6 spikula (hexactinal), Megascleres dan microscleres
selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung, dengan jaringan
trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial, berada pada
Universitas Sriwijaya
perairan laut, terutama pada lautan dalam. Terdapat dua subkelas
pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora dan
Hexasterophora. Contoh spesies pada kelas Hexactinellida yaitu :
Euplectella aspergillum
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Hexactinellida
Ordo : Lyssacinosidea
Family : Euplectellidae
Spesies : Euplectella aspergillum
c) Kelas Demospongiae
Kelas Demospongiae merupakan kelompok porifera yang
kerangka tubuhya tersusun oleh serabut spons. Umumnya hidup di
laut dalam maupun dangkal, namun adapula yang hidup di air
tawar. Demospongiae merupakan satu-satunya kelas porifera yang
anggotanya ada yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan
kelas terbesar porifera, 90% dari seluruh porifera merupakan kelas
ini. Struktur Tubuh semua Demospongiae merupakan tipe Leukon
(Rhagon). Ukuran tubuhnya mencapai lebih dari 1 m, dan
warnanya cerah. Tersusun atas spikula silika, spikula tidak tersusun
atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh
kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan pada
semua kedalaman air. Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas
yaitu Homoscleremorpha, tetratinomorpha, dan subkelas
Ceractinomorpha. Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah
Phyllospongia alcicornis dan Hippospongia sp.
Universitas Sriwijaya
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Class : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Family : Spongidae
Genus : Hippospongia
Spesies : Hippospongia sp
Kingdom : Animalia
Class : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Family : Thorectidae
Genus : Phyllospongia
Species : Phyllospongia alcicornis
Universitas Sriwijaya
terikat pada tempat disebut polip, dan yang hidup bebas, tidak terikat pada
suatu tempat disebut medusa, coelenterata bersifat polip lebih dominan
dibandingkan medusa. Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000
spesies. Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup terpisah.
Universitas Sriwijaya
Tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata).
Memiliki nematosis (sel penyengat). Sel ini berada di dalam knidoblas
yang berada di dalam tentakel. Hewan karnivora. Makanannya yaitu
zooplankton, udang-udang kecil, dan larva insekta.
Dibagi menjadi tiga kelas yaitu hydrozoa, scyphozoa, dan anthozoa.
Tidak memiliki otak tetapi impuls saraf berjalan melalui tubuh mereka dan
mampu mendeteksi sinyal dari lingkungan.
Tubuh mengalami metagenesis.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual (dengan tunas yang
menempel pada hewan induknya) dan seksual (melalui fertilisasi, yaitu
dengan penyatuan sperma dengan sel telur hingga membentuk zigot).
Sistem respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.
Terbagi atas dua bentuk tubuh, yaitu polip (hidupnya tak bebas dan
menempel pada substrat tertentu) dan medusa (dapat hidup bebas dengan
cara berenang dan berbentuk seperti payung).
Lubang di bagian bawahnya berfungsi sebagai mulut dan sekaligus anus.
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dengan membentuk jala, yaitu
berupa ganglion saraf.
Secara teoritis, hewan ini abadi karena dapat kembali meremajakan diri
secara berulang-ulang. Meskipun dapat mati karena kompetisi, predasi,
atau penyakit.
2.2.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat
hidupnya, coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Hydrozoa
2. Kelas Scyphozoa
3. Kelas Anthozoa
a. Hydrozoa
Hydrozoa merupakan kelompok coelenterata yang hidupnya di
air laut maupun air tawar yang agak dangkal. Kata Hydozoa
Universitas Sriwijaya
berasalah dari bahasa yunani, yaitu “hydro” yang artinya air, dan
“zoa” yang artinya hewan. Anggotanya dapat hidup soliter
(menyendiri) dan dapat juga hidup berkoloni. Umumnya yang
hidup soliter bersifat polip (menetap pada satu tempat), dan yang
hidup soliter dapat bersifat polip maupun medusa. Umumnya
berukuran 0,5 – 6cm. Pada saat polip soliter hydra membentuk
tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel yang akan lepas dari
induknya. Namun pada polik yang berkoloni seperti Obelia, tunas-
tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan,
disebut dengan koloni hidroid. Koloni hidroid menetap pada suatu
tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan horisontal (mirip akar)
yang tertanam di dalam substrak. Hydrozoa mempunyai dua
macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan
statosista sebagai alat keseimbangan. Sebagian medusa
menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada
juga yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contohnya
Hydrozoa adalah Physalia physalis
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Order : Siphonophora
Family : Physaliidae
Genus : Physalia
Species : Physalia physalis
b. Kelas Scyphozo
Scyphozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki
bentuk seperti mangkuk. Kata Scyphozoa berasal dari bahasa
Universitas Sriwijaya
yunani yaitu “Scyphos” yang artinya mangkuk, dan “Zoa” yang
berarti hewan. Scyphozoa lebih dominan bersifat medusa (hidup
bebas) selama siklus hidupnya. Ukuran tubuhnya sekitar 2 – 40 cm.
Apabila hewan polip dari kelompok ini bereproduksi secara
aseksual, maka ia akan menghasilkan keturunan yang bersifat
medusa. Medua memiliki warna yang menarik, misalnya jingga,
kecoklatan, kesumba. Ordo Stauromedusae (Lucernariida)
mempunyai medua yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil
atau menempel pada ganggang dan juga benda lainnya. Terdapat
Scyphozoa tidak mepunyai bentuk polip, seperti atolla, dan pelagia.
Namun terdapat juga yang memiliki benuk polik, tetapi dengan
ukuran kecil berupa skifistoma. contohnya pada aurelia. Scyphozoa
umumnya diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau
sperma masuk ke dalam rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan
melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air luat
atau di koral. Contoh Scyphozoa adalah Phyllorhiza punctata
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Scyphozo
Order : Rhizostomeae
Family : Rhizostomatidae
Genus : Phyllorhiza
Species : Phyllorhiza punctata
c. Kelas Anthozoa
Anthozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki
tentakel beraneka warna seperti bunga. Kata Anthozoa berasal
dari bahasa yunani, yaitu “antho” yang artinya bunga dan “zoa”
Universitas Sriwijaya
yang artinya hewan. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia
hanya ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada satu
tempat). Hewan ini biasanya hidup di laut dangkal secara
berkoloni atau soliter (menyendiri). Rongga gastrovaskuler pada
Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung nematosista. Gonat
ada di gastrodermis. Mempunyai tentakel dengan jumlah yang
banyak dan berkelipatan 8, Tidak memiliki bentuk medusa dan
ada juga yang berbentuk polip namun sangat langka Anthozoa
memiliki 6.100 spesies diantaranya Metridium marginatum
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa (Actinozoa)
Ordo : Actinaria
Familia : Sagartiidae
Genus : Metridium
Spesies : Metridium marginatum
Universitas Sriwijaya
2.3.2. Ciri- Ciri
Platyhelminthes memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
Merupakan cacing berbentuk pipih yang tubuhnya simetri bilateral dan
tidak berongga(Aselomata)
Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (Triploblastik) yaitu lapisan luar
(Ektoderm), Lapisan tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).
Tidak memiliki sistem respirasi dan sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem pencernaannya tidak sempurna karena tidak memiliki anus.
Memiliki sistem saraf dengan dua saluran ganglion dengan otak sebagai
pusatnya
Bentuk tubuh memanjang dengan dua ujung, yaitu anterior (bagian kepala)
dan posterior (bagian ekor)
Tubuh lunak, tidak bertulang, dan tidak berkaki
Tubuh platyhelminthes pipih seperti pita, tidak bersegmen dan simetris
bilateral
Dinding tubuh teridir atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm,
danendoderm (juga disebut triploblastik).
Alat pencernaan berupa gastrovaskular
Epidermis lunak dan ada yang bersilia, terdapat alat penghisap atau kait
terutapa pada platyhelminthes yang berisfat parasit
Sistem ekskresi terdiri dari sel-sel api, yaitu sel-sel berbulu getar yang
berhubungan dengan saluran ekskresi (flame sel dan solenosit)
Sistem saraf terdiri atas ganglion (cincin saraf di ujung anterior dari satu
sampai tiga saraf tepi)
Bersifat hermafrodit, reproduksi secara generatif dengan menghasilkan
telur yang bersifat mikroskopis
Tidak memiliki skeleton, rongga tubuh, sistem peredarah darah dan sistem
respirasi
Dapat hidup didalam air, dalam tanah, dan ada yang hidup didalam tubuh
manusia
Universitas Sriwijaya
2.3.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat
hidupnya, coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Turbellaria
2. Trematoda
3. Cestoda
a. Kelas Turbellaria
Turbellaria sering disebut cacing berambut getar. Ciri- ciri cacing
berambut getar, antara lain panjang tubuh 5-25 cm dengan titik mata
terletak di bagian dorsal kepala. Mulut terletak di ujung kerongkongan
yang dapat dipanjangkan untuk menangkap makanan. Cacing dewasa
memiliki pori genitalis di belakang mulut. Epidermis disusun oleh sel-
sel kubus, di antaranya terdapat sel kelenjar. Epidermis bagian ventral
memiliki silia sebagai alat gerak. Di bagian bawah epidermis terdapat
sel-sel formatif yang berfungsi membentuk bagian-bagian tubuh baru
apabila ada’alat tubuh yang terputus (daya regenerasi besar). Susunan
saraf terdiri atas dua ganglia.
Pada bagian kepala di bawah mata terdapat dua ganglia otak yang
berhubungan dengan mata yang peka terhadap cahaya. Gerakan
meluncur dilakukan dengan kontraksi otot yang memanjang untuk
menarik tubuh bagian belakang. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan
pembelahan melintang atau membujur. Selanjutnya. setiap belahan
tubuh beregenerasi membentuk individu baru yang utuh. Planaria
bereproduksi seksual dengan cara dua planaria saling menempel di
bagian ventral dan kemudian mengadakan kopulasi. Planaria (Dugesia
tigrina) hidup bebas di air tawar sebagai konsumen. Hewan ini juga
hidup di bawah daun tum- buhan air dan di batu-batu sebagai organisme
saprofit. Hewan ini merupakan organisme hermafrodit.
Kelenjar kelamin berguna untuk membuat, menyimpan, dan
memindahkan sel- sel kelamin. Planaria selalu menghindari cahaya dan
dalam keadaan gelap akan merayap dengan aktif. Limnostylochus
Universitas Sriwijaya
bornencis hidup di laut dan banyak ditemukan di perairan laut di sekitar
Kalimantan. Tubuhnya memiliki usus yang bercabang-cabang. Alaurina
couposita hidup di laut, memiliki usus yang sederhana dan lurus, mulut
di ujung anterior, terdapat di Atlantik Utara.
b. Kelas Trematoda
Trematoda (cacing isap) hidup sebagai parasit (ektoparasit atau
endoparasit) pada hewan dan manusia Disebut cacing isap karena
memiliki dua alat pengisap di bagian ventral tubuhnya yang dilengkapi
dengan alat pelekat. Makanannya berupa jaringan atau cairan tubuh
hewan. Trematoda memiliki alat indra berupa bintik mata yang terletak
di bagian punggung pada tahap larva dan agak di bagian depan pada
tahap dewasa. Alat-alat pencencernaan terdiri atas mulut, faring berotot,
esofagus yang pendek dan usus pendek yang bercabang dua. Alat
ekskresi berupa sel api.
Sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali yang tersusun atas
ganglia rangkap dekat esofagus, dua saraf dorsal (punggung), dan
macam-macam serabut saraf. Contoh anggota Trematoda adalah cacing
hati (Fasciola hepatica) yang hidup sebagai parasit pada hati kambing,
domba, dan sapi. Cacing hati bertubuh pipih dengan panjang sekitar 30
mm. Alat pengisapnyal di bagian tengah. Sapi atau kambing yang
Universitas Sriwijaya
terinfeksi cacing hati tidak segera mati dan dapat menularkan ke sapi
atau kambing lain yang sehat.
Dalam siklus hidupnya, cacing hati mengalami metagenesis.
Clonorchis sinensis dan Ophiosthorchis adalah contoh Trematoda
parasit pada hati manusia dengan hospes (perantara) siput (keong) dan
ikan. Schitostonia japonicum dan Fasciolopis buski adalah Trematoda
yang menyebabkan penyakit pada manusia, babi, dan anjing. Adapun
Paragonismus westermanni menyerang paru-paru kucing, babi,
kambing, dan mammalia lain. Schistostoma hematobium menyerang
darah manusia. Infeksi terjadi melalui kulit dan air minum.
Contoh nya Trematoda schistosoma
c. Kelas Cestoda
Cestoda sering dikenal sebagai cacing pita. Tubuh cacing pita
beruas-ruas dan tidak bersilia, tetapi permukaan tubuhnya dilapisi
kutikula. Tubuh Cestoda terdiri atas kepala, disebut skoleks, dan
segmen-segmen atau ruas-ruas tubuh, disebut proglotid. Segmen tubuh
itu terus-menerus dibentuk terutama di bagian leher. Pada skoleks
terdapat empat alat pengisap disebut rostelum dengan kait yang
tersusun atas bahan kitin.
Universitas Sriwijaya
Cestoda hidup sebagai parasit di saluran pencernaan manusia,
karena tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan. Makanan diambil
dari inang dengan cara diserap melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Dalam siklus hidupnya, Cestoda mengalami metagenesis.
Larva Cestoda disebut heksakan atau onkosfer Cacing dewasa
ditemukan dalam rongga usus Vertebrata, sedangkan larvanya
ditemukan di antara sel-sel dalam jaringan. Reproduksi terjadi secara
seksual Fertilisasi terjadi dalam satu proglotid. Proses fertilisasi diawali
dengan bersatunyi sel-sel garnet dari dua proglotid berlainan yang akan
menjadi ootid. Setelah matang. sel telur dalam proglotid akan
dilepaskam bersama feses dan berkembang menjadi larva onkosfer.
Larva yang termakan oleh babi atau sapi tidak akan tercerna dan
akan menembus dinding usus, kemudian masui dalam pembuluh darah
dan getah bening serta menetap di otot sebagai sistae yang akan
membesar menjadi sistiserkus. Contoh cacing pita, antara lain Taenia
saginata: inang tetapnya manusia, inang perantaranya sapi; Taenia
solium: inang tetapnya manusia, inang perantaranya babi; Echinococcus
granulosus: inang tetapnya manusia, inang perantaranya anjing;
Diphyllobothrium latum: parasit pada manusia. dengan perantara ikan
air tawar.
Universitas Sriwijaya
2.4. Annelida
2.4.1. Pengertian
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti
susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal
dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang
berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen,
tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas
melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang
tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan
di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.
2.4.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat hidupnya,
coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Polychaeta
2. Kelas Oligochaeta
3. Kelas Hirudenia
Universitas Sriwijaya
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang
terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan chaeta berarti
rambut. Sehingga Polychaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak di
filum Annelida. Ciri-Ciri Polychaeta antara lain berambut banyak , hidup
di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina , mempunyai
parapodia (alat gerak), memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan
diameter 2-10 mm, tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas, tubuh
dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen
pertama). Contohnya cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang dapat
bergerak bebas, misalnya Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing palolo), Lysidice oele (cacing wawo
b. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang
berarti sedikit, dan chaeta yang berarti rambut. Kelas Oligochaeta
merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut. Ciri-Ciri
Oligochaeta antara lain, tidak mempunyai parapodia , mempunyai seta
pada tubuhnya yang bersegmen, memiliki sedikit rambut, kepala
berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata , mengalami
penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan klitelum.Telur
terbungkus oleh kokon, daya regenerasi tinggi dan biasanya hidup air
tawar atau darat. Contohnya Lumbricus sp.
Universitas Sriwijaya
c. Kelas Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki
seta (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Ciri-Ciri
Hirudenia antara lain tidak memiliki parapodia dan seta di segmen
tubuhnya, ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm, tubuhnya pipih
dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing, Hidup air tawar,
darat, dan air laut dan memiliki zat antikoagulasi . Contohnya Hirudo
medicinalis sp. (lintah).
Universitas Sriwijaya
2.5. Arthopoda
2.5.1. Pengertian
Artropoda memiliki nama lain yaitu hewan berbuku-buku. Artropoda
bisa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan di udara. Artropoda bisa menjadi
parasit. Filum Artropoda memiliki spesies yang paling besar, yaitu 75% dari
seluruh hewan yang ada di seluruh dunia. Arthropoda berasal dari bahasa
latin Arthra artinya ruas, buku, segmen, dan Podos artinya kaki yang berarti
merupakan hewan yang memiliki kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tripoblastik selomata.
2.5.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat hidupnya,
coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Crustaceae
Universitas Sriwijaya
2. Kelas Myriapoda
3. Kelas Arachnoidea
4. Kelas Insecta
Universitas Sriwijaya
b. Kelas Myriapoda (Hewan Berkaki Banyak)
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda
yang tubuh beruas-ruas dari setiap ruasnya memiliki satu pasang atau dua
pasang kaki. Ciri-Ciri Myriapoda antara lain, pada bagian kepala terdapat
satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal
(ocellus), terdapat penambahan jumlah segmen yang terjadi di setiap
pergantian kulit, memiliki tubuh yang memanjang mirip dengan cacing,
Setiap segmen tersebut terdapat lubang respirasi yang disebut dengan
tentakel , memiliki alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda dengan
satu sepasang kaki disetiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda
memiliki dua sepasang kaki di setiap segmen perut, kecuali pada segmen
terakhirnya. Contohnya Cormocephalus westwoodi
Universitas Sriwijaya
c. Kelas Arachnoidea
Kata Arachnoidea berasal dalam bahasa Yunani dari kata arachno
yang berarti laba-laba yang disebut dengan kelompok laba-laba. Ciri-Ciri
Arachnoidea antara lain, tubuh bersegmen yang terdiri dari sefalotoraks
dan abdomen (tidak beruas), mempunyai enam pasang anggota gerak ,
hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit, memiliki jumlah mata
yang beragam dan pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun
memiliki sebagian pasang mata tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus.
Contohnya Laba- laba
Universitas Sriwijaya
tersusun dari kepala, dada, dan perut, mulut yang bertipe pengigit,
penghisap, dan penelan . Mempunyai 3 pasang kaki sebagian dari besar
hidup di darat. Tubuh insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen: kepala
(cephalo) yang ada di sepasang mata faset (majemuk), Dada (toraks)
terdapat di sepasang kaki yang beruas-ruas, Perut (abdomen) terdiri dari 11
ruas. Contohnya
anatomi Insecta
2.6. Ctenopora
2.6.1. Pengertian
Ctenophora atau Ubur-Ubur sisir adalah filum hewan tak
bertulang belakang yang hidup di perairan laut di seluruh dunia. Fitur
khas mereka adalah “sisir” yang berjumlah delapan baris, sisir ini adalah
kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang, dan mereka adalah
hewan terbesar yang berenang dengan menggunakan silia. Ctenophora
ukurannya berkisar dari beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti
cnidaria, tubuh mereka terdiri dari jeli, dengan satu lapisan sel di luar dan
yang lain melapisi rongga internal.
Universitas Sriwijaya
Sebelumnya Ctenophora dan Cnidaria dimasukkan dalam satu
filum, yaitu Coelenterata, karena mereka sama-sama menggunakan aliran
air lewat rongga tubuh untuk mendapatkan makanan dan bernafas. Namun,
perbedaan lainnya ditemukan dan akhirnya kedua filum ini dipisah. Tidak
seperti cnidaria, ctenophora memiliki sedikit spesies, hanya sekitar 100-
150 spesies dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata dan Nuda. Walaupun
begitu, anggotanya sangat beragam, dari Platyctenida yang tipis dan
tinggal di dasar laut, sampai Beroe yang tidak mempunyai tentakel seperti
ctenophora lainnya tetapi memiliki mulut yang besar dan silianya
mengeras membentuk “gigi”.
Hampir semua ctenophora adalah predator, makanannya terdiri dari
larva mikroskopis sampai krustasea kecil, bahkan ctenophora lain, sisanya
adalah parasit. Ctenophora sering dibandingkan dengan laba-laba yang
mempunyai berbagai cara untuk menangkap mangsa, ada yang berdiam
diri dan menggunakan tentakelnya seperti jaring, dan ada yang menjadi
predator aktif dalam berburu mangsa. Hal itulah yang menyebabkan
ctenophora beranekaragam walaupun spesiesnya sedikit.
2.6.2. Ciri-Ciri
Ctenopora memiliki ciri ciri sebagai berikut
Memiliki tubuh yang lunak, tidak berwarna dan mampu menghasilkan
cahaya (bioluminesensi). Ukuran tubuh berdiameter yang berkisar dari 1
sampai 10 cm. Sebagian besar diantaranya berbentuk bulat dan oval.
Tetapi ada juga yang berbentuk memanjang dan seperti pita yang
mencapai panjang 1 m.
Pada permukaan tubuh bagian luar dilengkapi oleh delapan baris silia yang
membantunya untuk bergerak dalam air.
Merupakan hewan diploblastik yang tubuhnya memiliki simetri radial.
Dinding tubuhnya dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
Hewan ini tidak memiliki nematosista, akan tetapi tentakelnya dilengkapi
oleh sel – sel yang menghasilkan zat perekat untuk menangkap
mangsanya.
Universitas Sriwijaya
Memiliki tentakel yang mengandung struktur lengket yang disebut dengan
koloblas (colloblast) atau disebut juga dengan lasso.
memiliki system pencernaan yang berbeda dengan cnidaria yaitu
ctenophora memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang
anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di ujung lain.
Hewan ini juga memiliki struktur anatomi yaitu pada mesoglea terdapat sel
amebocyte dan sel otot.
Memiliki Statocyst yang terdapat pada ujung aboral dekat lubang anal
Reproduksi dilakukan secara seksual, hermafrodit.
2.6.3. Klasifikasi
Ctenophora dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
1. Kelas Tentaculata
2. Kelas Nuda
a. Kelas Tentaculata
Tentaculata adalah filum dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Ctenophora. Tentaculata adalah
hewan yang termasuk kelas sisir jeli. Yang umum pada hewan kelas ini
adalah sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang dapat
ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus. Tentakel memiliki
Universitas Sriwijaya
colloblasts, yang berujung lengket yang berfungsi sebagai perangkap
mangsa.Contohnya
b. Kelas Nuda
2.7. Rotifera
2.7.1. Pengertian
Rotifera pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang
waktu itu dikenal dengan nama ‘bdelloid rotifer’ yaitu hewan mirip
cacing. Rotifera berasal dari bahasa latin yang berarti “roda pembawa”,
mereka juga dikenal dengan sebutan wheel animaculates (binatang
beroda).Merupakan binatang cosmopolitan, banyak terdapat di air tawar,
hidupnya soliter, berkoloni, dan sesil.Rotifera air tawar hidup pada
Universitas Sriwijaya
tanaman air serta benda-benda dalam air .Beberapa jenis pelagis
bentuknya menyerupai kantung, duri panjang, kaki menghilang atau
dilipat.Rotifera yang bersifat epizoic atau ectoparasit , hidup pada insang
crustacea kecil, sedangkan yang endoparasit hidup pada telur siput ,
helizoan, volvox, dan usus oligochaeta. Rotifera mempunyai ukuran tubuh
40 μm – 2,5 mm, rata- rata 200 μm. Tubuh Rotifera di bagi menjadi tiga
bagian , yaitu kepala (anterior) , badan (trunk) , dan kaki (posterior).
Universitas Sriwijaya
Terdapat 3 tonjolan kecil , 2 buah antena lateral dan sepasang
antenna dorsal
Adanya alat indera berupa rambut halus pada ujung antena
Bagian Posterior Terdapat 1- 4 buah jari, pada rotifera jari ini
berfungsi untuk menempel pada benda
Mengandung 2 – 30 kelenjar perekat yang bermuara pada jari
Pada rotifera sesil pedal gland (kelenjar kaki) berfungsi untuk
membentuk cangkang.
Organ sensori pada rotifera adalah sepasang mata yang berisi sel
pigmen merah, selain sepasang mata, organ sensori yang lain
adalah korona pada bagian belakang, dan lateral pada kaki
Mulut terdapat di bagian ventral dan dikelilingi sebagian korona
,berhubungan dengan pharynx atau mastax. Mastax ini berfungsi
untuk menangkap dan mengelilingi makanan . Setelah memasuki
bagian pharynx , kemudian makanan akan diteruskan ke dalam
perut oleh saluran tubular osephagus yang menghubungkan
pharynx dengan perut.
Alat exkresi pada rotifera terdiri dari 2 protonephridia, yang
berfungsi sebagai osmoregulator , cairan buangannya setara dengan
bobot binatang tersebut. Sedangkan otak rotifer merupakan suatu
massa ganglion dorsal , terletak diatas mastax alat indera berupa
sensory bristle, ciliated pit, dan mata .
Reproduksi Rotifera ialah reproduksi dioecious, yaitu individu
jantan lebih kecil dari betina , proses kopulasi dengan hypodermic
imphregnation ,terdapat 2 macam sperma :
Rotifera hidup pada perairan air tawar dan air payau. Rotifera air
tawar hidup pada tanaman air serta benda-benda dalam air.
Rotifera yang bersifat epizoic atau ectoparasit hidup pada insang
crustacea kecil, sedangkan yang endoparasit hidup pada telur siput ,
helizoan, volvox, dan usus olgochaeta.
Rotifera jenis parasit kaki dan mastax mengalami modifikasi yaiitu
sebagai alat pelekat dan corona mengecil.
Universitas Sriwijaya
Struktur dan Bentuk Tubuh Rotifera
2.7.3. Klasifikasi
Rotofera dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Seisonoida
2. Kelas Bdelloidea
Universitas Sriwijaya
3. Kelas Monogononta
a. Kelas Seisonoida
Pada kelas ini memiliki ciri-ciri tubuh panjang, corona mengecil,
ovari sepasang jantan berkembang baik, hanya mempunyai satui
genus, dengan dua spesies dilaut hidup komensal pada Nebalia.
Contohnya
b. Kelas Bdelloidea
Pada kelas ini memiliki bentuk tubuh silindris dan retraktil,
Corona seperti dua roda yang berputar, Memiliki ovari sepasang,
Kaki mempunyai dua sampai empat jari atau tidak ada, Reproduksinya
dengan cara partenogenesis, Bergerak dengan cara berenang atau
merayap . Contoh genus:Philodina, Embata, dan Rotaria
c. Kelas Monogononta
Pada kelas monogonata memiliki sebuah ovari, Individu jantan
ada namun mengalami degenerasi . Contohnya
Universitas Sriwijaya
ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari
pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi (malacology).
Universitas Sriwijaya
Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi
esofagus dan serabut saraf lainnya dengan menyebar dari cincin
tersebut untuk mempersarafi berbagai organ.
Sistem ekskresi Mollusca adalah berupa Nefridia yang berperan
mirip dengan ginjal,
Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, jika hewan yang hidup
di air maka yang berperan adalah insang, sedangkan yang hidup di
darat melalui paru-paru namun juga dapat terjadi melalui
pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel, sistem
ini berfungsi mirip dengan paru-paru.
2.8.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Mollusca terbagi menjadi 5
kelas yaitu :
a. Kelas Amphineura
Amphineura adalah kelompok yang memiliki 8 cangkang
tersusun seperti atap rumah pada tubuhnya. Cangkang tersebut terbuat
dari zat kapur. Hewan ini memiliki tubuh simetri bilateral, tubuhnya
bulat seperti telur dan pipih. Hewan ini hanya terdapat di laut dan
biasnya menempel pada bebatuan, karena hidup di laut maka ia
bernapas dengan insang. Sistem pencernaan berawal dari mulut dan
berakhir dengan anus. Ia memiliki kaki berbentuk pipih, dan memiliki
struktur lidah parut (Ranula) yang melengkapi struktur mulut di
bagian kepala. Ia tidak memiliki tentakel dan tidak mempunyai mata.
Anggotannya sekitar 700 spesies dan Setiap larva hasil pembuahan
secara seksual disebut trafoko.
Universitas Sriwijaya
b. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda adalah kelompok yang memiliki kaki pada bagian
kepalanya. Tubuhnya terbagi menjadi bagian kepala, leher , dan
badan. Bagian kepalanya relatif besar dan memiliki 2 buah mata.
Hewan ini tidak memiliki cangkang. Pada kepalanya terdapat 10
bagian memanjang, 8 diantaranya berfungsi sebagai lengan berukuran
panjang yang disebut tentakel. Hewan ini memiliki rongga mantel
yang ditutupi oleh mantel khas yang ada padanya. Habitatnya di laut.
Hewan ini bernapas dengan insang, memiliki sistem pencernaan yang
lengkap, sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasinya terjadi di
air laut. Cephalopoda dapat berubah warna dengan cepat karena
memiliki otot khusus dan zat kromatofora yang akan melakukan
kombinasi perubahan warna tubuhnya. Umumnya ia melarikan diri
dari mangsanya dengan menghasilkan sejenis cairan seperti tinta.
Anggotanya yang sangat dikenal adalah gurita dan cumi – cumi.
c. Kelas Gastropoda
Gastropoda adalah kelompok yang menggunakan perutnya
sebagai kaki untuk bergerak. Kata Gastropoda berasal dari 2 kata,
yaitu Gaster yang artinya perut dan Podos yang artinya kaki. Perut
hewan ini dapat menghasilkan lendir yang berfungsi untuk melindungi
dan mempermudahnya dalam bergerak. Gastropoda memiliki
cangkang dan tubuhnya simetri bilateral. Pada bagian kepala terdapat
2 buah tentakel yang berfungsi sebagai indra penglihatan dan
Universitas Sriwijaya
penciuman. Hewan ini merupakan hermafrodit (memiliki dua buah
alat kelamin dalam 1 tubuh), alat kelaminnya disebut Ovotestis yang
dapat menghasilkan sperma dan ovum. Sistem pernapasannya dengan
menggunakan paru – paru atau insang yang terdapat di dalam rongga
mantel. Gastropoda memiliki mulut dengan alat bergerigi seperti
penuh gigi yang disebut radula. Ia biasa memakan tumbuhan, namun
adapula yang memangsa hewan lainnya. Sistem pencernaannya
lengkap dan eksresinya melalui nefridia yang bekerja seperti ginjal.
Contoh Hewan ini adalah siput.
d. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda adalah kelompok yang memiliki cangkang
berbentuk tajam seperti taring atau terompet. Habitatnya pada daerah
yang berlumpur atau berpasir, dan hidup dengan menanamkan diri
pada daerah tersebut. Pada ujung cangkangnya terdapat lubang yang
berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan habitatnya. Scaphopoda
memiliki kaki kecil yang berfungsi untuk bergerak, pada kepalanya
terdapat beberapa tentakel dan tidak mempunyai insang. Contohnya
adalah Dentalium.
Universitas Sriwijaya
e. Kelas Bivalvia / pelecypoda / Lammelibarachiata
Kelas ini adalah kelompok mollusca yang memiliki kaki pipih
dan cangkang terdiri atas 3 lapisan. Lapisan – lapisan cangkangnya
adalah :
Periostrakum, yaitu lapisan paling luar yang terdiri dari zat kitin,
berfungsi untuk pelindung tubuh.
Prismatic, yaitu lapisan tengah yang terdiri atas kristal CaCo3
Nakreas, yaitu lapisan paling akhir yang terdiri atas CaCo3 halus,
berfungsi menghasilkan sekret lapisan mutiara.
Kaki dari hewan ini berbentuk seperti kapak yang pipih.
Bernapas dengan insang yang berlapis-lapis. Pelecypoda memiliki
alat keseimbangan yang disebut statocis yang terletak dekat ganglion
pedal.
Reproduksi berlangsung secara seksual dan membentuk larva yang
disebut glosidium.
Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah
tertutup. Anggotanya sekitar 300 spesies.
Contohhnya kerang
Universitas Sriwijaya
2.9. Phylum Echinodermata
2.9.1. Pengertian
Echinodermata adalah Hewan yang kulitnya berduri, karena kata
Echinodermata berasal dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu Echi yang
artinya berduri, dan Derma yang artinya kulit. Echinodermata hidup di laut
atau air payau. Umumnya Echinodermata bergerak dengan lambat dan tidak
ada yang hidup bersifat parasit. Beberapa spesies hidup menempel (sesil).
Echinodermata dewasa memiliki tubuh berbentuk simetri radial, yaitu bagian
tubuh yang sama didistribusikan dalam susunan melingkar disekitar poros
tengah. Sedangkan larvanya memiliki tubuh simetri bilateral, yaitu bagian
tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan apabila
ditarik garis dari depan ke belakang akan didapatkan bagian tubuh yang
sama antara kiri dan kanan. Larva dari hewan ini mikroskopis, transparan,
bersilia, dan biasanya berenang bebas di laut.
Universitas Sriwijaya
Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung dengan
lubang-lubang kecil yag fungsinya untuk menghisap.
Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut
yang tidak mempunyai anus.
Tidak mempunyai sebuah sistem ekskresi
Perkembangbiakan secara seksual
Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang
menyerupai duri
Memiliki sebuah sistem tabung jaringan hidrolik
Sistem peredaran darah, Echinodermata mempunyai
sebuah sistem peredaran darah yang masih belum. Bila
digambarkan secara sederhana, pembuluh darah berawal dari
yang mengelilingi mulut, Sesudah itu berjabang pada setiap
kaki tabung.
Sistem pernapasan, Echinodermata dilakukan engan
menggunakan insang atau pupula (tonjolan pada rongga
tubuh).
Sistem persarafan, Echinodermata terdiri atas saraf yang
berbentuk lingkaran (cincin) yang mempersarafi mulut, dan
saraf radial yang mirip tali mempersarafi pada bagian lengan
atau kaki tabung.
Sistem pencernaan, berupa mulut, esofagus, lambung, usus,
dan anus. Dapat dikatakan, sistem pencernaannya sudah
sempurna. Tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan
Echinodermata.
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan
jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut,
dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal.
Universitas Sriwijaya
Struktur tubuh Echinodermata
2.9.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke
dalam lima kelas, yaitu :
a. Kelas Archoidea
Archoidea merupakan hewan berbentuk bintang yang biasa
disebut bintang laut. Asteroida banyak ditemukan di laut pantai.
Asteroidea merupakan kelas filum echinodermata yang memiliki
spesies terbanyak, yaitu sekitar 1.600 spesies. Archoidea memiliki
bagian tubuh oral (Bagian tubuh dengan mulut) dan bagian aboral
Universitas Sriwijaya
(Bagian tubuh dengan anus). Kelas ini memiliki sistem ambulakral
yang terdiri dari pembuluh darah air (jaringan hidrolik) yang akan
membentuk kaki / lengan. Bagian Kaki/lengan berfungsi sebagai alat
gerak, untuk menempel, dan untuk menemukan makanan. Di ujung
kaki ini terdapat bintik mata yang dapat membedakan antara terang
dan gelap. Bintang laut umumnya memiliki duri yang tumpul dan
pendek. Disekeliling duri terdapat duri kecil termodifikasi yang
dinamakan pedicelaria, bagian ini berfungsi untuk menangkap
makanan dan melindungi tubuh dari kotoran. Pada bagian dekat anus
terdapat lubang air yang disebut medreporit. Archoidea memiliki
saluran cincin yang terletak di pusat tubuh, serta saluran radial yang
merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan. Contohnya
b. Kelas Echinoidea
Echinoidea adalah Echinodermata yang tubunya dipenuhi
bagian berbentuk seperti duri. Bulu Babi atau landak laut merupakans
salah satu jenis dari kelas Echinoidea. Bentuk tubuh utamanya agak
bulat dan tidak memiliki lengan, namun terdapat duri yang banyak.
Ada yang memiliki duri pendek adapula yang panjang. Duri dari
Echinoidea terbentuk oleh zat kapur. Tubuh Echinoidea memiliki
otot yang berfungsi untuk memutar duri tersebut sehingga dapat
membuatnya bergerak. Mulut dari hewan ini mempunyai struktur
mirip rahang yang membantu dalam memakan mangsa. Contohnya
Universitas Sriwijaya
c. Kelas Crinoidea
Crinoidea memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga atau
tumbuhan. Crinoidea merupakan anggota filum echinodermata yang
memiliki spesies paling sedikit (sekitar 550 spesies) dan merupakan
kelompok paling primitif dari filum echinodermata. Hewan ini hidup
di pantai sampai dengan kedalaman laut 3.500 meter di bawah
permukaan laut. Tubuhnya tidak memiliki duri, dan apabila memiliki
tangkai disebut lilia laut (Apabila bertangkai ia akan menempel pada
dasar laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai yang memiliki zat
tanduk), sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut bintang laut
berbulu. Pada bagian dasar tubuh (kaliks) jenis ini terdapat sisi oral
(mulut) dan sisi anus sedangkan lengannya berjumlah banyak
mengelilingi bagian kaliks tersebut. Biasanya jumlah lengan
Crinoidea merupakan kelipatan lima dan memiliki cabang yang
disebut pinula. Pada sisi oral terdapat celah bersilia yang disebut
celah ambulakral. Celah ini berfungsi untuk menangkap makanan,
yaitu cairan, zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di air
laut. Contohnya
d. Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea adalah kelas yang bentuknya menyerupai
bintang laut, namun memiliki lengan yang lebih panjang dan lebih
kurus dan cakram pusat tubuh yang lebih jelas. Apabila kakinya
digerakkan maka pergerakannya menyerupai ular, oleh karena itu
Kelas Ophiuroidea juga disebut Bintang Mengular. Kaki tabungnya
ini tidak memiliki penyedot dan juga bergerak dengan
mencambukkan kakinya sehingga kaki ini lebih mudah patah. Kaki /
lengan ini juga berfungsi untuk menangkap mangsanya kemudian
memasukkannya ke dalam mulut. Beberapa jenis pemakan cacing,
moluska, suspensi atau bangkai. Hewan ini tidak memiliki anus dan
biasanya hidup di sela bebatuan. Contohnya
Universitas Sriwijaya
e. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea adalah kelas filum Echinodermata yang
memiliki tubuh bulat memanjang dari permukaan oral ke permukaan
aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah timun sehingga sering
disebut timun laut. Namun konsistensi tubuhnya agak berbeda
dengan kelas lain, hewan ini memiliki tubuh yang lunak dan halus, ia
digolongkan ke dalam Echinodermata karena memiliki bagian tubuh
kelipatan lima dan memilii sistem ambulakral. Mentimun laut
memiliki tentakel pada bagian oral berjumlah 10 – 30 buah. Pada
tubuhnya terdapat kaki ambulakral yang berfungsi untuk bergerak
dan bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot yan
tedapat pada tubuhnya. Hewan ini ada yang hermfrodit (Memiliki 2
kelamin dalam satu tubuh) adapula yang genokhoris (1 kelamin 1
individu). Fertilisasinya terjadi di air laut yang kemudian akan
berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton
atau zat organik di dalam laut. Ia melindungi diri dari mangsanya
dengan memuntahkan organ dalam tubuhnya, sehingga mangsa
tersebut akan memakan organ itu. Kemudian mentimun laut dapat
membentuk kembali organ yang dimuntahkan tadi. Contohnya
Universitas Sriwijaya
2.10. Phylum Chordata
2.10.1. Pengertian
Filum Chordata adalah kelompok hewan, termasuk vertebrata
dan beberapa binatang yang mirip invertebrata yang memiliki ciri-ciri
yang serupa. Semua anggota kelompok ini, pada suatu saat dalam
kehidupan mereka, memiliki notokorda, tali saraf dorsal berongga,
celah faring (pharyngeal slits), endostyle, dan ekor berotot yang
melewati anus. Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki
tulang belakang.
Universitas Sriwijaya
Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap
anus.
2.10.3. Klasifikasi
Terdapat 4 sub filum dari chordata yaitu : Hemichordata,
Urochordata, Cephalochordata dan Vertebrata.
a. Hemichordata
Ciri ciri kelompok hemichordata adalah memiliki bentuk
tubuh yang memanjang layaknya cacing, dimana tubuhnya terdiri
dari proboscis, leher dan bagian badan. bagian notokordnya
berongga, pendek dan merupakan lanjutan ke bagian depan dari
saluran pencernaan dan masuk ke dalam proboscis.Terdapat celah
insang pada bagian sisi lateral yang cukup banyak. Memiliki sistem
saraf yang terdiri dari saraf dorsal dan saraf ventral Jantungnya
terletak di bagian dorsal tepatnya di anterior, Fertilisasi terjadi
secara eksternal karena hewan ini hidup di air laut dalam maupun
pada pinggir pantai. Contoh: Dolichoglossus sp (Balanoglosus,
cacing laut).
Universitas Sriwijaya
b. Urochordata
Ciri ciri urochordata adalah memiliki tubuh yang pendek
dan tebal dan memiliki selubung layaknya kulit. Hewan ini hidup
secara parasit dan bebas di laut. Memiliki keunikan karena bagian
notokorda dan korda sarafnya tumbuh pada bagian ekor dan
menghilang ketika dewasa. Berkembangbiak dengan tunas dan ada
juga yang bersifat hermafrodit, Contoh: Molgula sp, Botryllus sp.
c. Cephalochordata
Ciri ciri hewan ini adalah tubuhnya yang kecil, dan pipih
memanjang, bentuknya juga mirip ikan tetapi tidak memiliki saraf
namun bentuk kepala sudah jelas.Notokorda dan korda sarafnya
tumbuh dengan baik dan selalu ada selama hidupnya. Terdapat faring
dengan celah – celah insang yang banyak. Walaupun tidak memiliki
jantung tetapi aliran darah tetap mengalir ke seluruh tubuhnya.
Fertilisasi terjadi secara eksternal dan jenis kelaminnya terpisah baik
jantan maupun betina. Contoh Amphioxus sp, Branchiostoma sp.
d. Vertebrata
Ciri ciri vertebrata adalah memiliki ruas – ruas pada tulang
belakangnya dimana ia merupakan perkembangan dari notokorda.
Hewan ini biasanya hidup pada air tawar, laut maupun ada yang di
darat. Bentuk kepalanya jelas dimana bagian otak di dalamnya di
lindungi oleh tulang kepala, terdapat 2 pasang rahang, bernafas
menggunakan insang, paru – paru ataupun kulit. menggunakan alat
gerak seperti sirip, sayap, tangan dan kaki walaupun ada yang tidak
memiliki anggota gerak. Melakukan reproduksi secara seksual dan
proses fertilisasi secara eksternal ataupun internal. Jantungny sudah
berkembang dengan sangat baik karena sudah ddibagi menjadi
beberapa ruangan, darahnya terdapat hemoglobin untuk mengangkut
oksigen, memiliki sepasang mata dan sepasang telinga.
Universitas Sriwijaya
2.11. Nematoda
2.11.1. Pengertian
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau
seperti benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti.
Nematoda merupakan hewan tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh
semu).
2.11.2.1. Klasifikasi
Nematoda dibagi dalam beberapa kelas antara lain
1. Adenophorea
2. Secernentea.
a. Kelas Adenophorea
Anggota kelas dari Adhenophorea tidak mempunyai phasmid
(organ kemosreseptor) sehingga disebut dengan Aphasmida. Banyak
Universitas Sriwijaya
dari anggota Adenophorea yang hidup bebas, tetapi menjadi parasit
di berbagai hewan. Contohnya Trichuris ovis sebagai parasit di
domba.
b. Kelas Secernentea
Secernentea disebut dengan Phasmida, karena terdapat anggota
spesiesnya mempunyai phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam
tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan. Contoh dari kelas ini
yaitu, Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut), Ancylostoma Duodenale
(Cacing Tambang), Oxyuris Vernicularis (Cacing Kremi),
Wuchereria Bancrofri (Cacing Filaria atau Cacing Rambut).
Universitas Sriwijaya
mereka mengalahkan, mereka menyediakan sarana penggerak melalui cairan
tubuh inang hewan.
b. Kelas Rhombozoa
Rhombozoa memiliki siklus hidup lebih rumit. Dasar tubuh
mereka adalah sel pusat tipis panjang, yang disebut sel aksial atau
Universitas Sriwijaya
tabung, dikelilingi oleh lapisan sel bersilia kecil yang disusun spiral di
sekitar sel aksial.
Universitas Sriwijaya
9. Memakan bakteri, jamur dan protista.
10. Semua hidup di lingkungan laut.
2.13.3. Klasifikasi
Limnoghatia
Universitas Sriwijaya
spesies yang jauh lebih kecil dari ini. Hanya ada sekitar 350 spesies hidup
dari Brachiopoda dikenal ilmu pengetahuan sekarang.
2.14.3. Klasifikasi
Brachiopoda terdiri dari dua kelas antara lain :
a. Kelas Articulata / Phygocaulina
Cangkang atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan
terdapat selaput dan gigi. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket
yang diperkuat oleh otot, cangkang umunya tersusun oleh material
karbonatan, tidak memiliki lubang anus, memiliki keanekaragaman
jenis yang besar, banyak berfungsi sebagai fosil index. mulai muncul
sejak zaman Kapur hingga saat ini.
Universitas Sriwijaya
b. Kelas Inarticulata/Gastrocaulina
Ciri-ciri dari kelas Inarticulata ini tidak memiliki gigi pertautan
(hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line),pertautan kedua
cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati
cangkang akan terpisah. cangkang umumnya berbentuk membulat atau
seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan.
Universitas Sriwijaya
1. Bilateral simetris.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Rongga tubuh coelom sejati.
4. Tubuh memiliki usus berbentuk u dengan anus.
5. Badan tertutup dalam berkapur, chitinous atau kotak agar-agar,
tabung
6. Sistem saraf adalah ganglion pusat dengan cincin sirkum-
oesophagal.
7. Memiliki tidak ada sistem peredaran darah atau organ
pertukaran gas.
8. Tidak memiliki sistem ekskresi.
9. Memiliki lophophor.
10. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
11. Memakan partikel air.
2.15.3. Klasifikasi
Bryozoa memiliki beberapa kelas antara lain :
a. Kelas Phylactolaemata
Memiliki ciri hewan yaitu memiliki epistoma dan dinding tubuh
berotot. Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang
sama. Hal ini disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan
statoblast yang berfungsi untuk menghasilkan spesies yang sama.
b. Kelas Gymnolaemata
Universitas Sriwijaya
Pada kelas ini lophophore berbentuk lingkaran dengan tentakel
mengelilingi sekitar lophophore. Tidak seperti kelas sebelumnya, kelas
ini tidak memiliki epistoma dan tidak berotot pada dinding tubuhnya.
Universitas Sriwijaya
bagasi yang mengapa kadang-kadang disebut introvert. prosoma memiliki
mulut di ujung anterior mulut memiliki 5 duri.
2.16.3. Klasifikasi
Priapulida memiliki beberapa kelas sebagai berikut :
a. Kelas Plaeoscolecid
Palaeoscolecids panjang dan sempit, dan dapat mencapai puluhan
sentimeter panjangnya. kutikula mereka annulated, biasanya dalam
cincin lengkap, tapi kadang-kadang cincin split atau hanya mengelilingi
bagian dari bagasi.
b. Kelas Halycriptus
Halicryptus adalah satu-satunya genus dari kelasnya cacing
priapulid, dan tumbuh ke ukuran besar.
Universitas Sriwijaya
2.17. Phylum Acanthocephala
2.17.1. Pengertian
Acanthocephala berasal dari bahasa yunan Acanthos “duri” dan
Kephale “kepala” merupakan invertebrate sepanjang hidupnya sebagai
parasit. Acanthocephala disebut juga sebagai cacing kepala duri, bagian
kepala cacing tersebut disebut probiscus, kemudian bagian leher dan tubuh.
Universitas Sriwijaya
Macracanthorhynchus hirudinceus
Universitas Sriwijaya
dan organ otak tidak selalu menggunakannya untuk mencari mangsa ketika
berburu.
2.18.2. Ciri- Ciri
Berikut ini beberapa cici-ciri dari fillum nemerthians :
1. Bilateral simetris dan dorsoventrally diratakan.
2. Badan memiliki lebih dari dua lapisan sel dengan jaringan dan
organ.
3. Tubuh memiliki melalui usus dengan mulut dan anus.
4. Badan tidak memiliki rongga tubuh.
5. Memiliki sistem darah dengan pembuluh darah.
6. Memiliki sistem saraf dikembangkan dengan baik dan otak.
7. Memiliki ectodermal belalai eversible dan ditarik.
8. Reproduksi adalah dengan fragmentasi aseksual, atau seksual,
ketika biasanya gonochoristic.
9. Sebagian besar spesies adalah karnivora dan predator.
10. Sebagian besar perairan dan laut, ada beberapa bentuk darat dan
air tawar.
Polychetas
Universitas Sriwijaya
dari tubuh mereka adalah refleksi dari cincin piring kutikula yang
mengelilingi tubuh, tidak homolog dengan segmentasi cacing Annelida atau
Arthropoda. Kepala juga dikenakan kerucut lisan atau mulut dikelilingi oleh
lebih Duri disebut stylets.
Paleos scalidophora
Universitas Sriwijaya
2.20. Phylum Pogonophora
2.20.1. Pengertian
Fillum pogonophora memiliki sistem darah tertutup dengan jantung
dan pembuluh yang berjalan melalui tubuh dan sampai ke masing-masing
tentakel. Sistem saraf adalah variabel tetapi umumnya termasuk cincin saraf
anterior dengan satu atau dua tali saraf longitudinal dan jaring saraf tak tentu
seluruh tubuh. entakel ini dilapisi di satu sisi oleh massa dari bulu-bulu halus atau
benang yang disebut 'pinnules' (masing-masing hanya satu sel tebal).
Universitas Sriwijaya
6. Memiliki sistem peredaran darah tertutup yang benar.
7. Memiliki organ pernapasan sederhana.
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
9. Pakan pada detritus, atau nutrisi terlarut, atau melalui simbiosis
dengan bakteri.
10. Semua hidup di lingkungan laut.
Riftia Pachyptila
Universitas Sriwijaya
6. Sistem saraf adalah cincin ganglionated circum-pharangeal.
7. ]Memiliki tidak ada sistem peredaran darah atau organ pertukaran
gas.
8. Memiliki tidak ada sistem ekskresi.
9. Reproduksi biasanya seksual dan hermafrodit.
10. Memakan partikel di dalam air.
11. Semua hidup lingkungan laut.
Palolo viridis
Universitas Sriwijaya
5. Sistem saraf termasuk otak dan sepasang akord saraf ventral.
6. Memiliki seri organ ekskresi seperti kantung.
7. Memiliki sistem pernapasan sederhana dalam bentuk tracheae dan
spirakel.
8. Memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan hati.
9. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
Contoh dari filum onychopora :
Epiperipatus acacioi
1.23.3. Klasifikasi
Onychopora terdiri atas 2 kelas :
a. Kelas Onycophorida
b. Kelas Euonycophora
2.24. Phylum Ctanophora
2.24.1. Pengertian
Tubuh terdiri dari dua lapisan sel yang disebut 'Epidermis' dan
'Gastrodermis'. Pada permukaan luar dari hewan delapan baris set silia, ini disebut
'Costa'. Hewan menggunakan ini untuk berenang dan untuk mempertahankan
orientasi yang benar di dalam air.
Universitas Sriwijaya
2.24.2. Ciri- Ciri
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari fillum ctanophora :
1. Radial atau biradial simetris.
2. Tubuh multiseluler, beberapa jaringan, organ dan organel.
3. Tubuh berisi rongga internal dan mulut dan pori-pori anal.
4. Berenang dengan memakai pelat silia (sisir)
5. Reproduksi sebagian seksual sebagai hermafrodit, sesekali aseksual
6. Memiliki jaring-jaring saraf subepidermal berkembang dengan
baik.
7. Memiliki tahap larva yang berbeda yang planktonik.
8. Tinggal di lingkungan laut.
9. Semua adalah karnivora.
2.24.3. Klasifikasi
Berikut ini beberapa kelas yang dimiliki oleh fillum ctanophora :
a. Kelas Cydippida
Hewan ini memiliki tubuh yang berbentuk bulat/oval, dan
terdapat semacam tanduk.
b. Kelas Cobata,
Hewan ini memiliki tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping
oval.
Universitas Sriwijaya
c. Kelas Cestida
Hewan kelas ini memiliki tubuh yang berbentuk seperti pita.
d. Kelas Platyctenida
Hewan kelas ini memiliki tubuh yang pipih.
Universitas Sriwijaya
laut yang berpasir atau berlumpur.Hewan ini memiliki celah insang, berpasangan,
struktur pendek yang diindentifikasi sebagai notokorda dan jaringan saraf dorsal
serta ventral.Oleh sebab itu, dianggap sebagai anggota paling rendah dari filum
chordata oleh sebagian besar ahli zoologi.Pada individu dewasa, struktur celah
insang, batang insang berkitin, dan banyak gonad mirip dengan struktur pada
amphioxus.
2.25.2. Ciri-Ciri
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari hewan hemychordata :
1. Tubuh bilateral simetris dan triploblastik
2. Jaringan saraf dorsal serta ventral
3. Sistem sirkulasi darah masih sangat sederhana
4. Alat reproduksinya terpisah (gonokoris) dan kadang-kadang
hermaprodit
5. Reproduksi seksual.
6. Bentuk tubuh menyerupai cacing laut, berukuran kecil, lunak dan
halus
7. Tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu: Proboscis, leher (Collar) dan badan
(Truncus) yang panjang.
8. Mempunyai banyak celah insang berpasangan dikedua sisi.
9. Notokord hanya ditemukan pada bagian anterior (bucal diverticulum).
2.25.3. Klasifikasi
Filum hemichordata terbagi atas 3 kelas, yaitu :
a. Kelas enteropneusta
contohnya Saccoglossus sp
Universitas Sriwijaya
b. Kelas pterobranchia
contohnya Rhabdopleura
c. Kelas Graptozoa
contohnya Dendroogroptus
2.26.1. Pengertian
Universitas Sriwijaya
4. Sebagian besar memiliki melalui usus lurus dengan anus.
5. Tubuh memiliki 4 pasang unjointed cakar bantalan kaki.
6. Tubuh memiliki sejumlah tetap sel (eutelic).
7. Tidak memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan.
8. Organ ekskretoris primitif di beberapa spesies.
9. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic, tetapi dapat
partenogenesis.
10. Pakan pada tanaman atau hewan kecil.
11. Semua hidup di tempat-tempat air atau lembab, biasanya terkait dengan
vegetasi.
Contoh gambar dari Filum Tardigrada :
Universitas Sriwijaya
6. Memiliki sistem saraf sederhana sederhana tanpa otak, tetapi akord
saraf ventral.
7. Memiliki sistem peredaran darah yang benar, tertutup atau terbuka.
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
9. Pakan pada detritus. Semua hidup di lingkungan laut
Universitas Sriwijaya
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic, beberapa spesies
dapat aseksual dan satu spesies parthenogentic.
9. Pakan pada ganggang, diatom, protista dll, salah satu spesies parasit.
10. Semua hidup di lingkungan laut.
2.30.1. Pengertian
Universitas Sriwijaya
1. Sebagian besar hewan yang hidup di laut.
2. Solitary atau berkoloni
3. Bentuk simetris ,
4. Tubuh filum entoprocta dibagi menjadi kelopak, tangkai dan stolon.
5. Kedua mulut dan anus terbuka di dalam lingkaran tentakel, maka
disebut entoprocta atau endoprocta.
6. saluran pencernaan berbentuk U
7. Tidak memiliki organ peredaran darah dan pernafasan
8. Sistem ekskresi protonephridial
9. Entoprocts adalah hewan hermafrodit.
10. Spiral, belahan dada determinate.
11. Pembentukan mesoderm dari sel.
2.31.1. Pengertian
Universitas Sriwijaya
melimpah seperti Rotifera, jenis dari ordo Chaetonotida biasa ditemukan di
danau, kolam dan sungai. Jenis dari ordo Macrodasyda terdapat di air laut dan
payau. Kebanyakan gastrotricha berukuran mikroskopis, antara 40-1.000 mikron,
namun beberapa spesies mencapai 4 mm. Bentuk tubuh seperti botol dengan
bentuk kepala yang agak jelas, bagian ventralnya datar, bagian posterior biasanya
bercabang dua dan pada beberapa jenis dilengkapi organ penempel.
2.31.3. Klasifikasi
a. Kelas Macrodasyoidea
Ciri-ciri ordo macrodasyoidea tabung perekat terletak di bagian
anterior, lateral dan posterior ,hermafrodit, habitatnya di pantai laut
Universitas Sriwijaya
dan air payau, di pasir intertisial contoh spesies dari ordo ini adalah
Macrodasyida, Thaumastoderma dan Dactylopoda.
Thaumastoderma
b. Kelas Chaetonotidae
Ciri-ciri ordo chaetonotidea yaitu tabung perekat hanya terletak di
ekor, sebagian mempunyai kutikula yang tebal atau kail atau sisik,
kebanyakan spesies merupakan betina, partenogenetik, kebanyakan
di air tawar seperti di danau, kolam dan sungai. Contoh spesies dari
ordo ini adalah Chaetonutus africanus dan Chaetonutus sp.
Chaetonutus africanus
Universitas Sriwijaya
Filum Chordata terbagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Pisces, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mammalia.
a. Kelas Pisces
Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air
Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit
Tubuh terdiri atas Kepala, Rangka tersusun atas tulang sejati
Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik
Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk
menentukan arah dan posisi berenang.
b. Kelas Amphibia
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam;
yakni di air dan di daratan. empat basah tersebut dan
bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering
dan bernapas dengan paru-paru. Contohnya Rana sp
Universitas Sriwijaya
c. Kelas Reptilia
Universitas Sriwijaya
d. Kelas Aves
Secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.
Tubuhnya ditutupi oleh bulu. Lengan depannya mengalami
modifikasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang.
Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang, dan umumnya dilengkapi dengan 4 jari. Mulut Aves
meluas sebagai paruh dan tidak bergigi. Bentuk paruhnya
bervariasi.
Universitas Sriwijaya
e. Kelas Mamalia
Kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang padabetina menghasilkan susu sebagai
sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang
endoterm atau "berdarah panas".Otak mengatur sistem peredaran
darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih
dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga
46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang
dipakai.
Universitas Sriwijaya
Panda
Gajah
Universitas Sriwijaya