Anda di halaman 1dari 80

Universitas Sriwijaya

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Taksonomi Hewan merupakan ilmu yang mengkaji tentang pengelompokan
berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsi pada tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu
sendiri adalah untuk memudahkan mengenali jenis- jenis hewan serta
memudahkan komunikasi di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat dinamis.
Hal itu disebabkan beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan
pengetahuan tentang hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi.
Klasifikasi hewan didasarkan atas persamaan dan perbedaan karakter tertentu
pada hewan yang bersangkutan.
Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup
dikelompokkan ke dalam dua kerajaan (kingdom) yakni kingdom tumbuhan
(kingdom plantae) dan kerajaan hewan (kingdom animalia). Pengelompokan
tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya. Hewan
mempunyai ciri-ciri tersendiri pula yakni dapat bergerak . Dalam sebuah
penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel satu yang sekaligus
mempunyai ciri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil dan
dapat bergerak leluasa) (Jasin,1992).
Fauna lebih kita kenal sebagai dunia hewan, semua hewan yang hidup di
suatu daerah atau pada zaman tertentu. fauna lebih ditekankan pada hewan liar,
sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan. Suatu
daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap jenis dan
kehidupan hewan. Indonesia mempunyai pulau-pulau besar dan kecil yang
jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang luasnya mencapai lebih dari tiga
juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar khatulistiwa, merupakan tempat
tinggal dari berbagai jenis fauna.
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis fauna yang kaya,taksiran jumlah
jenis fauna Indonesia adalah hewan mammalia ada 300 spesies,aves 7500
spesies,reptilia 2500 spesies,amfibi 1000 spesies,pisches 8500 spesies,mollusca
20.000 spesies, dan insekta 25.000 spesies.Indonesia memiliki 420 spesies burung

Universitas Sriwijaya
yang tersebar di 24 lokasi.Beberapa pulau di Indonesia memiliki jenis hewan
endemik,terutama di Pulau Sulawesi,Papua dan Kepulauan Mentawai.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan ciri-ciri hewan berdasarkan phylum yang telah diberikan ?
2. Berikan contoh pada setiap filum ?

Universitas Sriwijaya
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Phylum Porifera


2.1.1. Pengertian
Porifera adalah kelompok hewan multiseluler (tersusun atas banyak
sel) yang paling sederhana. Kata Porifera berasal dari 2 kata, yaitu “porus” yang
artinya rongga, dan “ferre” yang artinya mempunyai, sehingga secara bahasa
porifera berarti hewan yang memiliki rongga. Namun demikian, Filum ini sulit
dikenali sebagai hewan karena tidak memiliki kepala, badan, dan anggota tubuh
lainnya. Karenanya banyak pula yang mengelompokkannya ke dalam kingdom
tumbuhan. Porifera juga sering disebut Kingdom Parazoa, “para” berarti di
samping dan zoa berarti hewan, pengelompokkan tersebut terjadi karena porifera
disebut belum memiliki bentuk hewan sepenuhnya, dan belum memiliki jaringan
sejati.
2.1.2. Ciri Ciri
Porifera umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Porifera merupakan hewan multiseluler yang belum memiliki jaringan
sejati
 Porifera memiliki pori pada seluruh tubuhnya yang berfungsi sebagai
tempat masuknya air yang mengandung makanan dan oksigen
 Porifera memiliki saluran air dan rongga tubuh sebagai pusat
terjadinya sistem organ
 Kerangka tubuhnya disusun oleh serabut-serabut halus dari zat kapur
 Tubuhnya memiliki dua lapisan (dipoblastik), yaitu lapisan luar
(Ektoderm) dan lapisan dalam (Endoderm)
 Porifera belum memiliki sel saraf namun mampu bereaksi terhadap
perubahan lingkungan
 Hidup berkoloni dan pada perairan yang tidak terlalu dalam
 Sel bersifat totipotent.
 Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air melalui
kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air.

Universitas Sriwijaya
 Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder); pada
fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic.
 Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar.
 Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada materi
skeletal (spikula)
 Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium
karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.

2.1.3. Klasifikasi
Phylum porifera dibagi menjadi beberapa kelas diantaranya :
1. Calcareae (Calcispongiae)
2. Hexatinellidae
3. Demospongiae
a) Calcareae (Calcispongiae)
Kelas Calcareae merupakan porifera yang memiliki kerangka
tubuh (spikula) dari kalsium karbonat. Calcareae biasanya hidup di
laut dangkal. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan tinggi
kurang lebih 10 cm dan biasanya berbentuk seperti vas bunga.
Secara bahasa Calcaspongiae disusun oleh dua kata dari bahasa
latin, yaitu Calca yang artinya kapur, dan spongiae yang artinya
porifera. serta permukaan tubuh berbulu. Calcarea memiliki tipe
saluran air askonoid, sikonoid, dan leukonoid. Contohnya
Leucosolenia, Clathrina, Clathrina clathrus dan Sycon ciliatum.

Kingdom : Protista
Phylum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Asconosa
Family : Leucosolenideae
Genus : Leucosolenia
Spesies : Leucosolenia sp

Universitas Sriwijaya
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Calcarea
Ordo : Clathrinida
Family : Clathrinidae
Genus : Clathrina
Species : Clathrina clathrus

Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Family : Sycettidae
Genus : Sycon
Species : Sycon ciliatum

b) Kelas Hexatinellidae
Kelas Hevatinellidae merupakan porifera yang memiliki
kerangka tubuh (spikula) dari silika atau yang lebih dikenal dengan
pasir atau kuarsa. Ciri-ciri pesies pada kelas Hexactinellida adalah
berbentuk seperti gelas atau kaca, Spikula tersusun atas silikat dan
bercorak 6 spikula (hexactinal), Megascleres dan microscleres
selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung, dengan jaringan
trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial, berada pada

Universitas Sriwijaya
perairan laut, terutama pada lautan dalam. Terdapat dua subkelas
pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora dan
Hexasterophora. Contoh spesies pada kelas Hexactinellida yaitu :
Euplectella aspergillum

Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Hexactinellida
Ordo : Lyssacinosidea
Family : Euplectellidae
Spesies : Euplectella aspergillum

c) Kelas Demospongiae
Kelas Demospongiae merupakan kelompok porifera yang
kerangka tubuhya tersusun oleh serabut spons. Umumnya hidup di
laut dalam maupun dangkal, namun adapula yang hidup di air
tawar. Demospongiae merupakan satu-satunya kelas porifera yang
anggotanya ada yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan
kelas terbesar porifera, 90% dari seluruh porifera merupakan kelas
ini. Struktur Tubuh semua Demospongiae merupakan tipe Leukon
(Rhagon). Ukuran tubuhnya mencapai lebih dari 1 m, dan
warnanya cerah. Tersusun atas spikula silika, spikula tidak tersusun
atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh
kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan pada
semua kedalaman air. Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas
yaitu Homoscleremorpha, tetratinomorpha, dan subkelas
Ceractinomorpha. Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah
Phyllospongia alcicornis dan Hippospongia sp.

Universitas Sriwijaya
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Class : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Family : Spongidae
Genus : Hippospongia
Spesies : Hippospongia sp

Kingdom : Animalia
Class : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Family : Thorectidae
Genus : Phyllospongia
Species : Phyllospongia alcicornis

2.2. Phylum Coelenterata


2.2.1. Pengertian
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa
tulang belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga. Kata
Coelenterata berasal dari dua kata bahasa yunani, yaitu “Coelom” yang
artinya rongga tubuh, dan “enteron” yang berarti usus, oleh karena itu hewan
ini juga sering disebut usus berongga. Seperti namanya, hewan ini memiliki
rongga tubuh berbentuk kantong yang berfungsi sebagai usus, untuk
mencerna dan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Kebanyakan dari
Coelenterata hidup di laut, namun adapula yang hidup di air. Berdasarkan
sifatnya terdapat dua jenis Coelenterata, yaitu yang hidup menempel dan

Universitas Sriwijaya
terikat pada tempat disebut polip, dan yang hidup bebas, tidak terikat pada
suatu tempat disebut medusa, coelenterata bersifat polip lebih dominan
dibandingkan medusa. Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000
spesies. Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup terpisah.

2.2.2. Ciri- Ciri


Coelenterata memiliki ciri sebagai berikut :
 Coelenterata merupakan hewan berongga dan rongga tersebut
dimanfaatkan sebagai usus untuk pencernaan makanan.
 Memiliki tentakel yang mengandung kapsul kidnoblas, pada kapsul
tersebut terdapat sel nematosit yang menyengat dan beracun
 Hewan yang dapat bersifat polip (hidup terikat pada satu tempat), adapula
yang bersifat medusa (Hidup bebas).
 Tubuh memiliki lapisan luar (Ektoderm) dan lapisan dalam (Endoderm),
diantara kedua lapisan tersebut terdapat mesoglea yang berfungsi sebagai
pusat sistem persarafan. Diploblastik. Diploblastik berarti terdiri dari dua
lapisan jaringan yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan
dalam).
 Bentuk tubuh simetri radial yang berarti memotong bidang melalui pusat
menciptakan segmen identik, mereka memiliki bagian atas dan bawah tapi
tidak ada “sisi”.
 Tidak memiliki organ dan sistem organ (hanya jaringan yang mengandung
sel-sel khusus dikelompokkan bersama).
 Multisel (memiliki lebih dari satu sel) serta jaringan yang telah
terorganisasi.
 Memiliki rongga tubuh yang berfungsi sebagai usus.
 Habitat di dalam air. Baik air tawar maupun air laut. Coelenterata melekat
pada dasar perairan secara berkoloni.
 Sistem pencernaan berlangsung secara ekstraseluler (di dalam
gastrovaskuler) dan intraseluler (dalam sel endoderm).
 Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke
dalam mulut (hipostom).

Universitas Sriwijaya
 Tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata).
 Memiliki nematosis (sel penyengat). Sel ini berada di dalam knidoblas
yang berada di dalam tentakel. Hewan karnivora. Makanannya yaitu
zooplankton, udang-udang kecil, dan larva insekta.
 Dibagi menjadi tiga kelas yaitu hydrozoa, scyphozoa, dan anthozoa.
 Tidak memiliki otak tetapi impuls saraf berjalan melalui tubuh mereka dan
mampu mendeteksi sinyal dari lingkungan.
 Tubuh mengalami metagenesis.
 Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual (dengan tunas yang
menempel pada hewan induknya) dan seksual (melalui fertilisasi, yaitu
dengan penyatuan sperma dengan sel telur hingga membentuk zigot).
 Sistem respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.
 Terbagi atas dua bentuk tubuh, yaitu polip (hidupnya tak bebas dan
menempel pada substrat tertentu) dan medusa (dapat hidup bebas dengan
cara berenang dan berbentuk seperti payung).
 Lubang di bagian bawahnya berfungsi sebagai mulut dan sekaligus anus.
 Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dengan membentuk jala, yaitu
berupa ganglion saraf.
 Secara teoritis, hewan ini abadi karena dapat kembali meremajakan diri
secara berulang-ulang. Meskipun dapat mati karena kompetisi, predasi,
atau penyakit.

2.2.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat
hidupnya, coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Hydrozoa
2. Kelas Scyphozoa
3. Kelas Anthozoa

a. Hydrozoa
Hydrozoa merupakan kelompok coelenterata yang hidupnya di
air laut maupun air tawar yang agak dangkal. Kata Hydozoa

Universitas Sriwijaya
berasalah dari bahasa yunani, yaitu “hydro” yang artinya air, dan
“zoa” yang artinya hewan. Anggotanya dapat hidup soliter
(menyendiri) dan dapat juga hidup berkoloni. Umumnya yang
hidup soliter bersifat polip (menetap pada satu tempat), dan yang
hidup soliter dapat bersifat polip maupun medusa. Umumnya
berukuran 0,5 – 6cm. Pada saat polip soliter hydra membentuk
tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel yang akan lepas dari
induknya. Namun pada polik yang berkoloni seperti Obelia, tunas-
tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan,
disebut dengan koloni hidroid. Koloni hidroid menetap pada suatu
tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan horisontal (mirip akar)
yang tertanam di dalam substrak. Hydrozoa mempunyai dua
macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan
statosista sebagai alat keseimbangan. Sebagian medusa
menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada
juga yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contohnya
Hydrozoa adalah Physalia physalis

Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Hydrozoa
Order : Siphonophora
Family : Physaliidae
Genus : Physalia
Species : Physalia physalis

b. Kelas Scyphozo
Scyphozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki
bentuk seperti mangkuk. Kata Scyphozoa berasal dari bahasa

Universitas Sriwijaya
yunani yaitu “Scyphos” yang artinya mangkuk, dan “Zoa” yang
berarti hewan. Scyphozoa lebih dominan bersifat medusa (hidup
bebas) selama siklus hidupnya. Ukuran tubuhnya sekitar 2 – 40 cm.
Apabila hewan polip dari kelompok ini bereproduksi secara
aseksual, maka ia akan menghasilkan keturunan yang bersifat
medusa. Medua memiliki warna yang menarik, misalnya jingga,
kecoklatan, kesumba. Ordo Stauromedusae (Lucernariida)
mempunyai medua yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil
atau menempel pada ganggang dan juga benda lainnya. Terdapat
Scyphozoa tidak mepunyai bentuk polip, seperti atolla, dan pelagia.
Namun terdapat juga yang memiliki benuk polik, tetapi dengan
ukuran kecil berupa skifistoma. contohnya pada aurelia. Scyphozoa
umumnya diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau
sperma masuk ke dalam rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan
melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air luat
atau di koral. Contoh Scyphozoa adalah Phyllorhiza punctata

Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Scyphozo
Order : Rhizostomeae
Family : Rhizostomatidae
Genus : Phyllorhiza
Species : Phyllorhiza punctata

c. Kelas Anthozoa
Anthozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki
tentakel beraneka warna seperti bunga. Kata Anthozoa berasal
dari bahasa yunani, yaitu “antho” yang artinya bunga dan “zoa”

Universitas Sriwijaya
yang artinya hewan. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia
hanya ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada satu
tempat). Hewan ini biasanya hidup di laut dangkal secara
berkoloni atau soliter (menyendiri). Rongga gastrovaskuler pada
Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung nematosista. Gonat
ada di gastrodermis. Mempunyai tentakel dengan jumlah yang
banyak dan berkelipatan 8, Tidak memiliki bentuk medusa dan
ada juga yang berbentuk polip namun sangat langka Anthozoa
memiliki 6.100 spesies diantaranya Metridium marginatum

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa (Actinozoa)
Ordo : Actinaria
Familia : Sagartiidae
Genus : Metridium
Spesies : Metridium marginatum

2.3. Phylum Platyhelminthes


2.3.1. Pengertian
Platyhelminthes adalah kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk
pipih. Secara bahasa platyhelminthes berasal dari dua kata bahasa yunani ,
yaitu “Platy” yang artinya pipih dan “helmin” yang artinya cacing.
Platyheminthes biasanya hidup bebas di laut atau di air tawar, adapula yang
hidupnya parasit. Cacing ini kebanyakan bersifat hemafrodit, yaitu memiliki
dua kelamin, jantan dan betina, dalam satu tubuh. Namun demikian mereka
tetap melakukan perkawinan antara 2 individu. Platyhelmintes tidak memiliki
sistem pernapasan dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaannya tidak
sempurna, karena mereka belum mempunyai anus.

Universitas Sriwijaya
2.3.2. Ciri- Ciri
Platyhelminthes memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
 Merupakan cacing berbentuk pipih yang tubuhnya simetri bilateral dan
tidak berongga(Aselomata)
 Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (Triploblastik) yaitu lapisan luar
(Ektoderm), Lapisan tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).
 Tidak memiliki sistem respirasi dan sistem peredaran darah (sirkulasi)
 Sistem pencernaannya tidak sempurna karena tidak memiliki anus.
 Memiliki sistem saraf dengan dua saluran ganglion dengan otak sebagai
pusatnya
 Bentuk tubuh memanjang dengan dua ujung, yaitu anterior (bagian kepala)
dan posterior (bagian ekor)
 Tubuh lunak, tidak bertulang, dan tidak berkaki
 Tubuh platyhelminthes pipih seperti pita, tidak bersegmen dan simetris
bilateral
 Dinding tubuh teridir atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm,
danendoderm (juga disebut triploblastik).
 Alat pencernaan berupa gastrovaskular
 Epidermis lunak dan ada yang bersilia, terdapat alat penghisap atau kait
terutapa pada platyhelminthes yang berisfat parasit
 Sistem ekskresi terdiri dari sel-sel api, yaitu sel-sel berbulu getar yang
berhubungan dengan saluran ekskresi (flame sel dan solenosit)
 Sistem saraf terdiri atas ganglion (cincin saraf di ujung anterior dari satu
sampai tiga saraf tepi)
 Bersifat hermafrodit, reproduksi secara generatif dengan menghasilkan
telur yang bersifat mikroskopis
 Tidak memiliki skeleton, rongga tubuh, sistem peredarah darah dan sistem
respirasi
 Dapat hidup didalam air, dalam tanah, dan ada yang hidup didalam tubuh
manusia

Universitas Sriwijaya
2.3.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat
hidupnya, coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Turbellaria
2. Trematoda
3. Cestoda

a. Kelas Turbellaria
Turbellaria sering disebut cacing berambut getar. Ciri- ciri cacing
berambut getar, antara lain panjang tubuh 5-25 cm dengan titik mata
terletak di bagian dorsal kepala. Mulut terletak di ujung kerongkongan
yang dapat dipanjangkan untuk menangkap makanan. Cacing dewasa
memiliki pori genitalis di belakang mulut. Epidermis disusun oleh sel-
sel kubus, di antaranya terdapat sel kelenjar. Epidermis bagian ventral
memiliki silia sebagai alat gerak. Di bagian bawah epidermis terdapat
sel-sel formatif yang berfungsi membentuk bagian-bagian tubuh baru
apabila ada’alat tubuh yang terputus (daya regenerasi besar). Susunan
saraf terdiri atas dua ganglia.
Pada bagian kepala di bawah mata terdapat dua ganglia otak yang
berhubungan dengan mata yang peka terhadap cahaya. Gerakan
meluncur dilakukan dengan kontraksi otot yang memanjang untuk
menarik tubuh bagian belakang. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan
pembelahan melintang atau membujur. Selanjutnya. setiap belahan
tubuh beregenerasi membentuk individu baru yang utuh. Planaria
bereproduksi seksual dengan cara dua planaria saling menempel di
bagian ventral dan kemudian mengadakan kopulasi. Planaria (Dugesia
tigrina) hidup bebas di air tawar sebagai konsumen. Hewan ini juga
hidup di bawah daun tum- buhan air dan di batu-batu sebagai organisme
saprofit. Hewan ini merupakan organisme hermafrodit.
Kelenjar kelamin berguna untuk membuat, menyimpan, dan
memindahkan sel- sel kelamin. Planaria selalu menghindari cahaya dan
dalam keadaan gelap akan merayap dengan aktif. Limnostylochus

Universitas Sriwijaya
bornencis hidup di laut dan banyak ditemukan di perairan laut di sekitar
Kalimantan. Tubuhnya memiliki usus yang bercabang-cabang. Alaurina
couposita hidup di laut, memiliki usus yang sederhana dan lurus, mulut
di ujung anterior, terdapat di Atlantik Utara.

b. Kelas Trematoda
Trematoda (cacing isap) hidup sebagai parasit (ektoparasit atau
endoparasit) pada hewan dan manusia Disebut cacing isap karena
memiliki dua alat pengisap di bagian ventral tubuhnya yang dilengkapi
dengan alat pelekat. Makanannya berupa jaringan atau cairan tubuh
hewan. Trematoda memiliki alat indra berupa bintik mata yang terletak
di bagian punggung pada tahap larva dan agak di bagian depan pada
tahap dewasa. Alat-alat pencencernaan terdiri atas mulut, faring berotot,
esofagus yang pendek dan usus pendek yang bercabang dua. Alat
ekskresi berupa sel api.
Sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali yang tersusun atas
ganglia rangkap dekat esofagus, dua saraf dorsal (punggung), dan
macam-macam serabut saraf. Contoh anggota Trematoda adalah cacing
hati (Fasciola hepatica) yang hidup sebagai parasit pada hati kambing,
domba, dan sapi. Cacing hati bertubuh pipih dengan panjang sekitar 30
mm. Alat pengisapnyal di bagian tengah. Sapi atau kambing yang

Universitas Sriwijaya
terinfeksi cacing hati tidak segera mati dan dapat menularkan ke sapi
atau kambing lain yang sehat.
Dalam siklus hidupnya, cacing hati mengalami metagenesis.
Clonorchis sinensis dan Ophiosthorchis adalah contoh Trematoda
parasit pada hati manusia dengan hospes (perantara) siput (keong) dan
ikan. Schitostonia japonicum dan Fasciolopis buski adalah Trematoda
yang menyebabkan penyakit pada manusia, babi, dan anjing. Adapun
Paragonismus westermanni menyerang paru-paru kucing, babi,
kambing, dan mammalia lain. Schistostoma hematobium menyerang
darah manusia. Infeksi terjadi melalui kulit dan air minum.
Contoh nya Trematoda schistosoma

c. Kelas Cestoda
Cestoda sering dikenal sebagai cacing pita. Tubuh cacing pita
beruas-ruas dan tidak bersilia, tetapi permukaan tubuhnya dilapisi
kutikula. Tubuh Cestoda terdiri atas kepala, disebut skoleks, dan
segmen-segmen atau ruas-ruas tubuh, disebut proglotid. Segmen tubuh
itu terus-menerus dibentuk terutama di bagian leher. Pada skoleks
terdapat empat alat pengisap disebut rostelum dengan kait yang
tersusun atas bahan kitin.

Universitas Sriwijaya
Cestoda hidup sebagai parasit di saluran pencernaan manusia,
karena tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan. Makanan diambil
dari inang dengan cara diserap melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Dalam siklus hidupnya, Cestoda mengalami metagenesis.
Larva Cestoda disebut heksakan atau onkosfer Cacing dewasa
ditemukan dalam rongga usus Vertebrata, sedangkan larvanya
ditemukan di antara sel-sel dalam jaringan. Reproduksi terjadi secara
seksual Fertilisasi terjadi dalam satu proglotid. Proses fertilisasi diawali
dengan bersatunyi sel-sel garnet dari dua proglotid berlainan yang akan
menjadi ootid. Setelah matang. sel telur dalam proglotid akan
dilepaskam bersama feses dan berkembang menjadi larva onkosfer.
Larva yang termakan oleh babi atau sapi tidak akan tercerna dan
akan menembus dinding usus, kemudian masui dalam pembuluh darah
dan getah bening serta menetap di otot sebagai sistae yang akan
membesar menjadi sistiserkus. Contoh cacing pita, antara lain Taenia
saginata: inang tetapnya manusia, inang perantaranya sapi; Taenia
solium: inang tetapnya manusia, inang perantaranya babi; Echinococcus
granulosus: inang tetapnya manusia, inang perantaranya anjing;
Diphyllobothrium latum: parasit pada manusia. dengan perantara ikan
air tawar.

Universitas Sriwijaya
2.4. Annelida
2.4.1. Pengertian
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti
susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal
dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang
berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen,
tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas
melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan panjang
tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan
di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.

2.4.2. Ciri- Ciri


Annelida memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
 Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan
memiliki otot.
 Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
 Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut
otot, tembolok, usus, dan anus).
 Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
 Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
 Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga
tali.
 Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari
pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin.

2.4.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat hidupnya,
coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Polychaeta
2. Kelas Oligochaeta
3. Kelas Hirudenia

Universitas Sriwijaya
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang
terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan chaeta berarti
rambut. Sehingga Polychaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak di
filum Annelida. Ciri-Ciri Polychaeta antara lain berambut banyak , hidup
di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina , mempunyai
parapodia (alat gerak), memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan
diameter 2-10 mm, tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas, tubuh
dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen
pertama). Contohnya cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang dapat

bergerak bebas, misalnya Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing palolo), Lysidice oele (cacing wawo

b. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang
berarti sedikit, dan chaeta yang berarti rambut. Kelas Oligochaeta
merupakan kelas filum Annelida yang mempunya sedikit rambut. Ciri-Ciri
Oligochaeta antara lain, tidak mempunyai parapodia , mempunyai seta
pada tubuhnya yang bersegmen, memiliki sedikit rambut, kepala
berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata , mengalami
penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan klitelum.Telur
terbungkus oleh kokon, daya regenerasi tinggi dan biasanya hidup air
tawar atau darat. Contohnya Lumbricus sp.

Universitas Sriwijaya
c. Kelas Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki
seta (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Ciri-Ciri
Hirudenia antara lain tidak memiliki parapodia dan seta di segmen
tubuhnya, ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm, tubuhnya pipih
dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing, Hidup air tawar,
darat, dan air laut dan memiliki zat antikoagulasi . Contohnya Hirudo
medicinalis sp. (lintah).

Universitas Sriwijaya
2.5. Arthopoda
2.5.1. Pengertian
Artropoda memiliki nama lain yaitu hewan berbuku-buku. Artropoda
bisa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan di udara. Artropoda bisa menjadi
parasit. Filum Artropoda memiliki spesies yang paling besar, yaitu 75% dari
seluruh hewan yang ada di seluruh dunia. Arthropoda berasal dari bahasa
latin Arthra artinya ruas, buku, segmen, dan Podos artinya kaki yang berarti
merupakan hewan yang memiliki kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tripoblastik selomata.

2.5.2. Ciri – Ciri


Arthropoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka
luar (eksoskeleton) keras, dan ekor.
 Tubuh yang terdiri dari caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen
 Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat
protein dan zat kitin
 Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi .
 Bentuk tubuh simteris bilateral
 Sifat hidup arthropoda adalah parasit, hetertropik, dan hidup dengan bebas.
 Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
 Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
 Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
 Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
 Hidup di darat, air tawar dan laut.
 Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memilikik hemoglobin.

2.5.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus dan habitat hidupnya,
coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Crustaceae

Universitas Sriwijaya
2. Kelas Myriapoda
3. Kelas Arachnoidea
4. Kelas Insecta

a. Kelas Crustacea (Udang-Udangan)


Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air laut
dan air tawar. Crustacea memiliki tubuh yang bersegmen (beruas) dan
terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen
(perut). Di bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar,
sedangkan pada posteriornya (ujung belakangnya) sempit Di bagian kepala
Crustacea terdapat beberapa alat mulut yang berupa sepasang antena,
pasang mandibula (untuk mengigit mangsanya), pasang maksilia, pasang
maksilibed.
Ciri-Ciri Crustacea antara lain, mempunyai dua pasang antena,
memiliki kepala yang menyatu dengan dada (sefalotoraks) , Crustacea
memiliki tubuh yang terdiri dari sefalotoraks dan abdomen, mempunyai
eksoskeleton dari zat tanduk/kitin, tidak mempunyai pembuluh darah
kapiler, dapat mengalami pelepasan kulit dari tubuhnya, pertukaran udara
terjadi secara difusi dan sebagian dari pernapasan menggunakan insang.
Contohnya udang

Universitas Sriwijaya
b. Kelas Myriapoda (Hewan Berkaki Banyak)
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda
yang tubuh beruas-ruas dari setiap ruasnya memiliki satu pasang atau dua
pasang kaki. Ciri-Ciri Myriapoda antara lain, pada bagian kepala terdapat
satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal
(ocellus), terdapat penambahan jumlah segmen yang terjadi di setiap
pergantian kulit, memiliki tubuh yang memanjang mirip dengan cacing,
Setiap segmen tersebut terdapat lubang respirasi yang disebut dengan
tentakel , memiliki alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda dengan
satu sepasang kaki disetiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda
memiliki dua sepasang kaki di setiap segmen perut, kecuali pada segmen
terakhirnya. Contohnya Cormocephalus westwoodi

Universitas Sriwijaya
c. Kelas Arachnoidea
Kata Arachnoidea berasal dalam bahasa Yunani dari kata arachno
yang berarti laba-laba yang disebut dengan kelompok laba-laba. Ciri-Ciri
Arachnoidea antara lain, tubuh bersegmen yang terdiri dari sefalotoraks
dan abdomen (tidak beruas), mempunyai enam pasang anggota gerak ,
hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit, memiliki jumlah mata
yang beragam dan pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun
memiliki sebagian pasang mata tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus.
Contohnya Laba- laba

d. Kelas Insecta/Hexapoda (Serangga)


Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti Insecti yang berarti
serangga. Insecta adalah satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang. Ciri-Ciri Insecta/Hexapoda (Serangga) antara lain, Tubuh yang

Universitas Sriwijaya
tersusun dari kepala, dada, dan perut, mulut yang bertipe pengigit,
penghisap, dan penelan . Mempunyai 3 pasang kaki sebagian dari besar
hidup di darat. Tubuh insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen: kepala
(cephalo) yang ada di sepasang mata faset (majemuk), Dada (toraks)
terdapat di sepasang kaki yang beruas-ruas, Perut (abdomen) terdiri dari 11
ruas. Contohnya

anatomi Insecta

2.6. Ctenopora
2.6.1. Pengertian
Ctenophora atau Ubur-Ubur sisir adalah filum hewan tak
bertulang belakang yang hidup di perairan laut di seluruh dunia. Fitur
khas mereka adalah “sisir” yang berjumlah delapan baris, sisir ini adalah
kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang, dan mereka adalah
hewan terbesar yang berenang dengan menggunakan silia. Ctenophora
ukurannya berkisar dari beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti
cnidaria, tubuh mereka terdiri dari jeli, dengan satu lapisan sel di luar dan
yang lain melapisi rongga internal.

Universitas Sriwijaya
Sebelumnya Ctenophora dan Cnidaria dimasukkan dalam satu
filum, yaitu Coelenterata, karena mereka sama-sama menggunakan aliran
air lewat rongga tubuh untuk mendapatkan makanan dan bernafas. Namun,
perbedaan lainnya ditemukan dan akhirnya kedua filum ini dipisah. Tidak
seperti cnidaria, ctenophora memiliki sedikit spesies, hanya sekitar 100-
150 spesies dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata dan Nuda. Walaupun
begitu, anggotanya sangat beragam, dari Platyctenida yang tipis dan
tinggal di dasar laut, sampai Beroe yang tidak mempunyai tentakel seperti
ctenophora lainnya tetapi memiliki mulut yang besar dan silianya
mengeras membentuk “gigi”.
Hampir semua ctenophora adalah predator, makanannya terdiri dari
larva mikroskopis sampai krustasea kecil, bahkan ctenophora lain, sisanya
adalah parasit. Ctenophora sering dibandingkan dengan laba-laba yang
mempunyai berbagai cara untuk menangkap mangsa, ada yang berdiam
diri dan menggunakan tentakelnya seperti jaring, dan ada yang menjadi
predator aktif dalam berburu mangsa. Hal itulah yang menyebabkan
ctenophora beranekaragam walaupun spesiesnya sedikit.

2.6.2. Ciri-Ciri
Ctenopora memiliki ciri ciri sebagai berikut
 Memiliki tubuh yang lunak, tidak berwarna dan mampu menghasilkan
cahaya (bioluminesensi). Ukuran tubuh berdiameter yang berkisar dari 1
sampai 10 cm. Sebagian besar diantaranya berbentuk bulat dan oval.
Tetapi ada juga yang berbentuk memanjang dan seperti pita yang
mencapai panjang 1 m.
 Pada permukaan tubuh bagian luar dilengkapi oleh delapan baris silia yang
membantunya untuk bergerak dalam air.
 Merupakan hewan diploblastik yang tubuhnya memiliki simetri radial.
 Dinding tubuhnya dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
 Hewan ini tidak memiliki nematosista, akan tetapi tentakelnya dilengkapi
oleh sel – sel yang menghasilkan zat perekat untuk menangkap
mangsanya.

Universitas Sriwijaya
 Memiliki tentakel yang mengandung struktur lengket yang disebut dengan
koloblas (colloblast) atau disebut juga dengan lasso.
 memiliki system pencernaan yang berbeda dengan cnidaria yaitu
ctenophora memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang
anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di ujung lain.
 Hewan ini juga memiliki struktur anatomi yaitu pada mesoglea terdapat sel
amebocyte dan sel otot.
 Memiliki Statocyst yang terdapat pada ujung aboral dekat lubang anal
 Reproduksi dilakukan secara seksual, hermafrodit.

Struktuh tubuh Ctenophora

2.6.3. Klasifikasi
Ctenophora dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
1. Kelas Tentaculata
2. Kelas Nuda

a. Kelas Tentaculata
Tentaculata adalah filum dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Ctenophora. Tentaculata adalah
hewan yang termasuk kelas sisir jeli. Yang umum pada hewan kelas ini
adalah sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang dapat
ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus. Tentakel memiliki

Universitas Sriwijaya
colloblasts, yang berujung lengket yang berfungsi sebagai perangkap
mangsa.Contohnya

b. Kelas Nuda

2.7. Rotifera
2.7.1. Pengertian
Rotifera pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang
waktu itu dikenal dengan nama ‘bdelloid rotifer’ yaitu hewan mirip
cacing. Rotifera berasal dari bahasa latin yang berarti “roda pembawa”,
mereka juga dikenal dengan sebutan wheel animaculates (binatang
beroda).Merupakan binatang cosmopolitan, banyak terdapat di air tawar,
hidupnya soliter, berkoloni, dan sesil.Rotifera air tawar hidup pada

Universitas Sriwijaya
tanaman air serta benda-benda dalam air .Beberapa jenis pelagis
bentuknya menyerupai kantung, duri panjang, kaki menghilang atau
dilipat.Rotifera yang bersifat epizoic atau ectoparasit , hidup pada insang
crustacea kecil, sedangkan yang endoparasit hidup pada telur siput ,
helizoan, volvox, dan usus oligochaeta. Rotifera mempunyai ukuran tubuh
40 μm – 2,5 mm, rata- rata 200 μm. Tubuh Rotifera di bagi menjadi tiga
bagian , yaitu kepala (anterior) , badan (trunk) , dan kaki (posterior).

2.7.2. Ciri- Ciri


Rotifera memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Merupakan hewan multiseluler
 Ukuran yang kecil sekitar 0,1-0,5 mm; 100-2500 micron
 Kecepatan renang rendah
 Melayang dalam air
 Dapat dikultur pada kepadatan yang tinggi
 Pertumbuhan cepat dan berumur pendek
 Dapat dilakukan pengayaan dengan asam lemak atau antibiotik
yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
 Sangat toleran terhadap kondisi lingkungan
 Bersifat filter feeder, yaitu dapat menyaringt makanan dan air
dengan menggunakan corona
 Pada bagian anterior ditutupi lapisan kutikula, yang kadangkala ada
hiasannya
 Adanya corona pada bagian anterior, bagian ini adalah yang
paling khas dari Rotifera
 Lingkaran cilia dibagian anterior diatas pedestal yang terbagi dua,
disebut throcal disk
 Throcal disk bergerak membranela seperti dua roda yang berputar
 Throcal disk berfungsi untuk berenang dan makan , dan apabila
tidak digunakan dimasukkan ke dalam
 Bagian Trunk Ada yang lurus, dan yang berbentuk bulat juga

Universitas Sriwijaya
 Terdapat 3 tonjolan kecil , 2 buah antena lateral dan sepasang
antenna dorsal
 Adanya alat indera berupa rambut halus pada ujung antena
 Bagian Posterior Terdapat 1- 4 buah jari, pada rotifera jari ini
berfungsi untuk menempel pada benda
 Mengandung 2 – 30 kelenjar perekat yang bermuara pada jari
 Pada rotifera sesil pedal gland (kelenjar kaki) berfungsi untuk
membentuk cangkang.
 Organ sensori pada rotifera adalah sepasang mata yang berisi sel
pigmen merah, selain sepasang mata, organ sensori yang lain
adalah korona pada bagian belakang, dan lateral pada kaki
 Mulut terdapat di bagian ventral dan dikelilingi sebagian korona
,berhubungan dengan pharynx atau mastax. Mastax ini berfungsi
untuk menangkap dan mengelilingi makanan . Setelah memasuki
bagian pharynx , kemudian makanan akan diteruskan ke dalam
perut oleh saluran tubular osephagus yang menghubungkan
pharynx dengan perut.
 Alat exkresi pada rotifera terdiri dari 2 protonephridia, yang
berfungsi sebagai osmoregulator , cairan buangannya setara dengan
bobot binatang tersebut. Sedangkan otak rotifer merupakan suatu
massa ganglion dorsal , terletak diatas mastax alat indera berupa
sensory bristle, ciliated pit, dan mata .
 Reproduksi Rotifera ialah reproduksi dioecious, yaitu individu
jantan lebih kecil dari betina , proses kopulasi dengan hypodermic
imphregnation ,terdapat 2 macam sperma :
 Rotifera hidup pada perairan air tawar dan air payau. Rotifera air
tawar hidup pada tanaman air serta benda-benda dalam air.
 Rotifera yang bersifat epizoic atau ectoparasit hidup pada insang
crustacea kecil, sedangkan yang endoparasit hidup pada telur siput ,
helizoan, volvox, dan usus olgochaeta.
 Rotifera jenis parasit kaki dan mastax mengalami modifikasi yaiitu
sebagai alat pelekat dan corona mengecil.

Universitas Sriwijaya
Struktur dan Bentuk Tubuh Rotifera

2.7.3. Klasifikasi
Rotofera dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas Seisonoida

2. Kelas Bdelloidea

Universitas Sriwijaya
3. Kelas Monogononta
a. Kelas Seisonoida
Pada kelas ini memiliki ciri-ciri tubuh panjang, corona mengecil,
ovari sepasang jantan berkembang baik, hanya mempunyai satui
genus, dengan dua spesies dilaut hidup komensal pada Nebalia.
Contohnya

b. Kelas Bdelloidea
Pada kelas ini memiliki bentuk tubuh silindris dan retraktil,
Corona seperti dua roda yang berputar, Memiliki ovari sepasang,
Kaki mempunyai dua sampai empat jari atau tidak ada, Reproduksinya
dengan cara partenogenesis, Bergerak dengan cara berenang atau
merayap . Contoh genus:Philodina, Embata, dan Rotaria

c. Kelas Monogononta
Pada kelas monogonata memiliki sebuah ovari, Individu jantan
ada namun mengalami degenerasi . Contohnya

2.8. Phylum Mollusca


2.8.1. Pengertian
Mollusca merupakan kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik
slomata dan invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah
Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti
lunak. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan
cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang -
kerangan, siput, kiton, dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca
merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan binatang (Animalia)
sesudah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan
ditambah 35 ribu jenis yang dalam bentuk posil. Molluska hidup di air
laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat berada di
palung benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat

Universitas Sriwijaya
ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari
pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi (malacology).

2.8.2. Ciri – Ciri


Pada kelas Mollusca memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Memiliki ukuran dan tubuh yang bervariasi
 Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
 Merupakan tripoblastik selomata
 Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang
belakang)
 Hidup di air dan didarat
 Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Mempunyai radula (lidah bergigi)
 Bersifat hewan heterotrof
 Berkembangbiak secara seksual
 Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral
 Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan
dan betina) dalam satu tubuh.
 Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang
berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki yang beradapatasi
untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, berang
atau melakukan pergerakan.
 Sistem peredaran darah Mollusca adalah sistem peredaran
darahterbuka, kecuali pada kelas cephalopoda.
 Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus dan anus. Pada jenis Mollusca tertentu, dibagian mulutnya
terdapat organ seperti rahang dan lidah yang bergerigi yang dapat
bergerak ke depan dan belakang.

Universitas Sriwijaya
 Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi
esofagus dan serabut saraf lainnya dengan menyebar dari cincin
tersebut untuk mempersarafi berbagai organ.
 Sistem ekskresi Mollusca adalah berupa Nefridia yang berperan
mirip dengan ginjal,
 Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, jika hewan yang hidup
di air maka yang berperan adalah insang, sedangkan yang hidup di
darat melalui paru-paru namun juga dapat terjadi melalui
pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel, sistem
ini berfungsi mirip dengan paru-paru.

2.8.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Mollusca terbagi menjadi 5
kelas yaitu :
a. Kelas Amphineura
Amphineura adalah kelompok yang memiliki 8 cangkang
tersusun seperti atap rumah pada tubuhnya. Cangkang tersebut terbuat
dari zat kapur. Hewan ini memiliki tubuh simetri bilateral, tubuhnya
bulat seperti telur dan pipih. Hewan ini hanya terdapat di laut dan
biasnya menempel pada bebatuan, karena hidup di laut maka ia
bernapas dengan insang. Sistem pencernaan berawal dari mulut dan
berakhir dengan anus. Ia memiliki kaki berbentuk pipih, dan memiliki
struktur lidah parut (Ranula) yang melengkapi struktur mulut di
bagian kepala. Ia tidak memiliki tentakel dan tidak mempunyai mata.
Anggotannya sekitar 700 spesies dan Setiap larva hasil pembuahan
secara seksual disebut trafoko.

Universitas Sriwijaya
b. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda adalah kelompok yang memiliki kaki pada bagian
kepalanya. Tubuhnya terbagi menjadi bagian kepala, leher , dan
badan. Bagian kepalanya relatif besar dan memiliki 2 buah mata.
Hewan ini tidak memiliki cangkang. Pada kepalanya terdapat 10
bagian memanjang, 8 diantaranya berfungsi sebagai lengan berukuran
panjang yang disebut tentakel. Hewan ini memiliki rongga mantel
yang ditutupi oleh mantel khas yang ada padanya. Habitatnya di laut.
Hewan ini bernapas dengan insang, memiliki sistem pencernaan yang
lengkap, sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasinya terjadi di
air laut. Cephalopoda dapat berubah warna dengan cepat karena
memiliki otot khusus dan zat kromatofora yang akan melakukan
kombinasi perubahan warna tubuhnya. Umumnya ia melarikan diri
dari mangsanya dengan menghasilkan sejenis cairan seperti tinta.
Anggotanya yang sangat dikenal adalah gurita dan cumi – cumi.

c. Kelas Gastropoda
Gastropoda adalah kelompok yang menggunakan perutnya
sebagai kaki untuk bergerak. Kata Gastropoda berasal dari 2 kata,
yaitu Gaster yang artinya perut dan Podos yang artinya kaki. Perut
hewan ini dapat menghasilkan lendir yang berfungsi untuk melindungi
dan mempermudahnya dalam bergerak. Gastropoda memiliki
cangkang dan tubuhnya simetri bilateral. Pada bagian kepala terdapat
2 buah tentakel yang berfungsi sebagai indra penglihatan dan

Universitas Sriwijaya
penciuman. Hewan ini merupakan hermafrodit (memiliki dua buah
alat kelamin dalam 1 tubuh), alat kelaminnya disebut Ovotestis yang
dapat menghasilkan sperma dan ovum. Sistem pernapasannya dengan
menggunakan paru – paru atau insang yang terdapat di dalam rongga
mantel. Gastropoda memiliki mulut dengan alat bergerigi seperti
penuh gigi yang disebut radula. Ia biasa memakan tumbuhan, namun
adapula yang memangsa hewan lainnya. Sistem pencernaannya
lengkap dan eksresinya melalui nefridia yang bekerja seperti ginjal.
Contoh Hewan ini adalah siput.

d. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda adalah kelompok yang memiliki cangkang
berbentuk tajam seperti taring atau terompet. Habitatnya pada daerah
yang berlumpur atau berpasir, dan hidup dengan menanamkan diri
pada daerah tersebut. Pada ujung cangkangnya terdapat lubang yang
berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan habitatnya. Scaphopoda
memiliki kaki kecil yang berfungsi untuk bergerak, pada kepalanya
terdapat beberapa tentakel dan tidak mempunyai insang. Contohnya
adalah Dentalium.

Universitas Sriwijaya
e. Kelas Bivalvia / pelecypoda / Lammelibarachiata
Kelas ini adalah kelompok mollusca yang memiliki kaki pipih
dan cangkang terdiri atas 3 lapisan. Lapisan – lapisan cangkangnya
adalah :
 Periostrakum, yaitu lapisan paling luar yang terdiri dari zat kitin,
berfungsi untuk pelindung tubuh.
 Prismatic, yaitu lapisan tengah yang terdiri atas kristal CaCo3
 Nakreas, yaitu lapisan paling akhir yang terdiri atas CaCo3 halus,
berfungsi menghasilkan sekret lapisan mutiara.
 Kaki dari hewan ini berbentuk seperti kapak yang pipih.
 Bernapas dengan insang yang berlapis-lapis. Pelecypoda memiliki
alat keseimbangan yang disebut statocis yang terletak dekat ganglion
pedal.
 Reproduksi berlangsung secara seksual dan membentuk larva yang
disebut glosidium.
 Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah
tertutup. Anggotanya sekitar 300 spesies.
Contohhnya kerang

Universitas Sriwijaya
2.9. Phylum Echinodermata
2.9.1. Pengertian
Echinodermata adalah Hewan yang kulitnya berduri, karena kata
Echinodermata berasal dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu Echi yang
artinya berduri, dan Derma yang artinya kulit. Echinodermata hidup di laut
atau air payau. Umumnya Echinodermata bergerak dengan lambat dan tidak
ada yang hidup bersifat parasit. Beberapa spesies hidup menempel (sesil).
Echinodermata dewasa memiliki tubuh berbentuk simetri radial, yaitu bagian
tubuh yang sama didistribusikan dalam susunan melingkar disekitar poros
tengah. Sedangkan larvanya memiliki tubuh simetri bilateral, yaitu bagian
tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan apabila
ditarik garis dari depan ke belakang akan didapatkan bagian tubuh yang
sama antara kiri dan kanan. Larva dari hewan ini mikroskopis, transparan,
bersilia, dan biasanya berenang bebas di laut.

2.9.2. Ciri- Ciri


Echinodermata memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
 Tubuh echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki
rongga tubuh atau disebut dengan tripoblastik
 Mempunyai bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat
masih larva, dan disaat dewasa bentuk tubuhnya simteri radial
 Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin

Universitas Sriwijaya
 Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung dengan
lubang-lubang kecil yag fungsinya untuk menghisap.
 Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut
yang tidak mempunyai anus.
 Tidak mempunyai sebuah sistem ekskresi
 Perkembangbiakan secara seksual
 Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang
menyerupai duri
 Memiliki sebuah sistem tabung jaringan hidrolik
 Sistem peredaran darah, Echinodermata mempunyai
sebuah sistem peredaran darah yang masih belum. Bila
digambarkan secara sederhana, pembuluh darah berawal dari
yang mengelilingi mulut, Sesudah itu berjabang pada setiap
kaki tabung.
 Sistem pernapasan, Echinodermata dilakukan engan
menggunakan insang atau pupula (tonjolan pada rongga
tubuh).
 Sistem persarafan, Echinodermata terdiri atas saraf yang
berbentuk lingkaran (cincin) yang mempersarafi mulut, dan
saraf radial yang mirip tali mempersarafi pada bagian lengan
atau kaki tabung.
 Sistem pencernaan, berupa mulut, esofagus, lambung, usus,
dan anus. Dapat dikatakan, sistem pencernaannya sudah
sempurna. Tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan
Echinodermata.
 Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan
jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut,
dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal.

Universitas Sriwijaya
Struktur tubuh Echinodermata

2.9.3. Klasifikasi
Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke
dalam lima kelas, yaitu :

a. Kelas Archoidea
Archoidea merupakan hewan berbentuk bintang yang biasa
disebut bintang laut. Asteroida banyak ditemukan di laut pantai.
Asteroidea merupakan kelas filum echinodermata yang memiliki
spesies terbanyak, yaitu sekitar 1.600 spesies. Archoidea memiliki
bagian tubuh oral (Bagian tubuh dengan mulut) dan bagian aboral

Universitas Sriwijaya
(Bagian tubuh dengan anus). Kelas ini memiliki sistem ambulakral
yang terdiri dari pembuluh darah air (jaringan hidrolik) yang akan
membentuk kaki / lengan. Bagian Kaki/lengan berfungsi sebagai alat
gerak, untuk menempel, dan untuk menemukan makanan. Di ujung
kaki ini terdapat bintik mata yang dapat membedakan antara terang
dan gelap. Bintang laut umumnya memiliki duri yang tumpul dan
pendek. Disekeliling duri terdapat duri kecil termodifikasi yang
dinamakan pedicelaria, bagian ini berfungsi untuk menangkap
makanan dan melindungi tubuh dari kotoran. Pada bagian dekat anus
terdapat lubang air yang disebut medreporit. Archoidea memiliki
saluran cincin yang terletak di pusat tubuh, serta saluran radial yang
merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan. Contohnya

b. Kelas Echinoidea
Echinoidea adalah Echinodermata yang tubunya dipenuhi
bagian berbentuk seperti duri. Bulu Babi atau landak laut merupakans
salah satu jenis dari kelas Echinoidea. Bentuk tubuh utamanya agak
bulat dan tidak memiliki lengan, namun terdapat duri yang banyak.
Ada yang memiliki duri pendek adapula yang panjang. Duri dari
Echinoidea terbentuk oleh zat kapur. Tubuh Echinoidea memiliki
otot yang berfungsi untuk memutar duri tersebut sehingga dapat
membuatnya bergerak. Mulut dari hewan ini mempunyai struktur
mirip rahang yang membantu dalam memakan mangsa. Contohnya

Universitas Sriwijaya
c. Kelas Crinoidea
Crinoidea memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga atau
tumbuhan. Crinoidea merupakan anggota filum echinodermata yang
memiliki spesies paling sedikit (sekitar 550 spesies) dan merupakan
kelompok paling primitif dari filum echinodermata. Hewan ini hidup
di pantai sampai dengan kedalaman laut 3.500 meter di bawah
permukaan laut. Tubuhnya tidak memiliki duri, dan apabila memiliki
tangkai disebut lilia laut (Apabila bertangkai ia akan menempel pada
dasar laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai yang memiliki zat
tanduk), sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut bintang laut
berbulu. Pada bagian dasar tubuh (kaliks) jenis ini terdapat sisi oral
(mulut) dan sisi anus sedangkan lengannya berjumlah banyak
mengelilingi bagian kaliks tersebut. Biasanya jumlah lengan
Crinoidea merupakan kelipatan lima dan memiliki cabang yang
disebut pinula. Pada sisi oral terdapat celah bersilia yang disebut
celah ambulakral. Celah ini berfungsi untuk menangkap makanan,
yaitu cairan, zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di air
laut. Contohnya

d. Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea adalah kelas yang bentuknya menyerupai
bintang laut, namun memiliki lengan yang lebih panjang dan lebih
kurus dan cakram pusat tubuh yang lebih jelas. Apabila kakinya
digerakkan maka pergerakannya menyerupai ular, oleh karena itu
Kelas Ophiuroidea juga disebut Bintang Mengular. Kaki tabungnya
ini tidak memiliki penyedot dan juga bergerak dengan
mencambukkan kakinya sehingga kaki ini lebih mudah patah. Kaki /
lengan ini juga berfungsi untuk menangkap mangsanya kemudian
memasukkannya ke dalam mulut. Beberapa jenis pemakan cacing,
moluska, suspensi atau bangkai. Hewan ini tidak memiliki anus dan
biasanya hidup di sela bebatuan. Contohnya

Universitas Sriwijaya
e. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea adalah kelas filum Echinodermata yang
memiliki tubuh bulat memanjang dari permukaan oral ke permukaan
aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah timun sehingga sering
disebut timun laut. Namun konsistensi tubuhnya agak berbeda
dengan kelas lain, hewan ini memiliki tubuh yang lunak dan halus, ia
digolongkan ke dalam Echinodermata karena memiliki bagian tubuh
kelipatan lima dan memilii sistem ambulakral. Mentimun laut
memiliki tentakel pada bagian oral berjumlah 10 – 30 buah. Pada
tubuhnya terdapat kaki ambulakral yang berfungsi untuk bergerak
dan bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot yan
tedapat pada tubuhnya. Hewan ini ada yang hermfrodit (Memiliki 2
kelamin dalam satu tubuh) adapula yang genokhoris (1 kelamin 1
individu). Fertilisasinya terjadi di air laut yang kemudian akan
berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton
atau zat organik di dalam laut. Ia melindungi diri dari mangsanya
dengan memuntahkan organ dalam tubuhnya, sehingga mangsa
tersebut akan memakan organ itu. Kemudian mentimun laut dapat
membentuk kembali organ yang dimuntahkan tadi. Contohnya

Universitas Sriwijaya
2.10. Phylum Chordata
2.10.1. Pengertian
Filum Chordata adalah kelompok hewan, termasuk vertebrata
dan beberapa binatang yang mirip invertebrata yang memiliki ciri-ciri
yang serupa. Semua anggota kelompok ini, pada suatu saat dalam
kehidupan mereka, memiliki notokorda, tali saraf dorsal berongga,
celah faring (pharyngeal slits), endostyle, dan ekor berotot yang
melewati anus. Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki
tulang belakang.

2.10.2. Ciri- Ciri


Phylum Chordata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Memiliki notokordata (korda dorsalis), yaitu sebuah tongkat
gelatinosa terletak di dorsal yang nantinya akan menjadi kaku,
namun ia hanya ada pada beberapa stadium pertumbuhannya.
 Memiliki tabung korda saraf di bagian dorsal dari notokorda.
 Terdapat celah celah insang faringeal sehingga dipastikan
filum ini memiliki sistem rongga tubuh yang sudah
kompleks,dan segmentrasi tubuh yang jelas.
 Tubuhnya simestris bilateral
 Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap
notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa
otak.

Universitas Sriwijaya
 Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap
anus.

Struktur tubuh chordata

2.10.3. Klasifikasi
Terdapat 4 sub filum dari chordata yaitu : Hemichordata,
Urochordata, Cephalochordata dan Vertebrata.
a. Hemichordata
Ciri ciri kelompok hemichordata adalah memiliki bentuk
tubuh yang memanjang layaknya cacing, dimana tubuhnya terdiri
dari proboscis, leher dan bagian badan. bagian notokordnya
berongga, pendek dan merupakan lanjutan ke bagian depan dari
saluran pencernaan dan masuk ke dalam proboscis.Terdapat celah
insang pada bagian sisi lateral yang cukup banyak. Memiliki sistem
saraf yang terdiri dari saraf dorsal dan saraf ventral Jantungnya
terletak di bagian dorsal tepatnya di anterior, Fertilisasi terjadi
secara eksternal karena hewan ini hidup di air laut dalam maupun
pada pinggir pantai. Contoh: Dolichoglossus sp (Balanoglosus,
cacing laut).

Universitas Sriwijaya
b. Urochordata
Ciri ciri urochordata adalah memiliki tubuh yang pendek
dan tebal dan memiliki selubung layaknya kulit. Hewan ini hidup
secara parasit dan bebas di laut. Memiliki keunikan karena bagian
notokorda dan korda sarafnya tumbuh pada bagian ekor dan
menghilang ketika dewasa. Berkembangbiak dengan tunas dan ada
juga yang bersifat hermafrodit, Contoh: Molgula sp, Botryllus sp.

c. Cephalochordata
Ciri ciri hewan ini adalah tubuhnya yang kecil, dan pipih
memanjang, bentuknya juga mirip ikan tetapi tidak memiliki saraf
namun bentuk kepala sudah jelas.Notokorda dan korda sarafnya
tumbuh dengan baik dan selalu ada selama hidupnya. Terdapat faring
dengan celah – celah insang yang banyak. Walaupun tidak memiliki
jantung tetapi aliran darah tetap mengalir ke seluruh tubuhnya.
Fertilisasi terjadi secara eksternal dan jenis kelaminnya terpisah baik
jantan maupun betina. Contoh Amphioxus sp, Branchiostoma sp.

d. Vertebrata
Ciri ciri vertebrata adalah memiliki ruas – ruas pada tulang
belakangnya dimana ia merupakan perkembangan dari notokorda.
Hewan ini biasanya hidup pada air tawar, laut maupun ada yang di
darat. Bentuk kepalanya jelas dimana bagian otak di dalamnya di
lindungi oleh tulang kepala, terdapat 2 pasang rahang, bernafas
menggunakan insang, paru – paru ataupun kulit. menggunakan alat
gerak seperti sirip, sayap, tangan dan kaki walaupun ada yang tidak
memiliki anggota gerak. Melakukan reproduksi secara seksual dan
proses fertilisasi secara eksternal ataupun internal. Jantungny sudah
berkembang dengan sangat baik karena sudah ddibagi menjadi
beberapa ruangan, darahnya terdapat hemoglobin untuk mengangkut
oksigen, memiliki sepasang mata dan sepasang telinga.

Universitas Sriwijaya
2.11. Nematoda
2.11.1. Pengertian
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau
seperti benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti.
Nematoda merupakan hewan tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh
semu).

2.11.2. Ciri- Ciri


Ciri-Ciri Nematoda sebagai berikut :
1. Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang
2. Hewan tripoblastik dan Pseudoselomata (berongga tubuh semu)
3. Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan,
tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil lainnya.
4. Hidup parasit di hewan, manusia, dan tumbuhan.
5. Dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan air payau serta di tanah.
6. Terdapat di organ seperti, anus, usus halus, pembuluh darah, pembuluh
limfa, jantung, paru-paru, dan mata.
7. Berukuran bervariasi mulai dari hidup di air tawar dan darat berukuran
kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
8. Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
9. Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik). dan tidak bersegmen.
10. Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetri radial
11. Semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing.

2.11.2.1. Klasifikasi
Nematoda dibagi dalam beberapa kelas antara lain
1. Adenophorea
2. Secernentea.
a. Kelas Adenophorea
Anggota kelas dari Adhenophorea tidak mempunyai phasmid
(organ kemosreseptor) sehingga disebut dengan Aphasmida. Banyak

Universitas Sriwijaya
dari anggota Adenophorea yang hidup bebas, tetapi menjadi parasit
di berbagai hewan. Contohnya Trichuris ovis sebagai parasit di
domba.

b. Kelas Secernentea
Secernentea disebut dengan Phasmida, karena terdapat anggota
spesiesnya mempunyai phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam
tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan. Contoh dari kelas ini
yaitu, Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut), Ancylostoma Duodenale
(Cacing Tambang), Oxyuris Vernicularis (Cacing Kremi),
Wuchereria Bancrofri (Cacing Filaria atau Cacing Rambut).

2.12. Phylum Mesozoa


2.12.1. Pengertian
Mesozoa memiliki tubuh yang sangat sederhana, dinding tubuh terdiri
dari membran luar tipis yang dihiasi dengan sejumlah besar silia kecil. Ketika

Universitas Sriwijaya
mereka mengalahkan, mereka menyediakan sarana penggerak melalui cairan
tubuh inang hewan.

2.12.2. Ciri- Ciri


Berikut ini beberapa ciri-ciri dari filum mesozoa :
1. bilateral simetris.
2. Tidak memiliki organ atau jaringan.
3. Tubuh tidak mengandung rongga internal.
4. Tubuh memiliki tidak ada saluran pencernaan (usus).
5. Badan hanya dua lapisan sel di kebanyakan tempat.
6. Tidak memiliki sistem saraf.
7. Memiliki beberapa sel berkembang dalam sel lainnya.
8. Reproduksi cukup kompleks yang melibatkan aspek baik seksual
dan aseksual.
9. Semua adalah endoparasit pada invertebrata laut lainnya.
2.12.3. Klasifikasi
Mesozoa terdiri dari dua kelas yakni :
a. Kelas Ortonectida
Orthonectida adalah parasit pada berbagai invertebrata laut, mereka
tidak memiliki sel tabung pusat, bukan ruang dalam lapisan sel-sel
bersilia diisi dengan telur atau sperma.

b. Kelas Rhombozoa
Rhombozoa memiliki siklus hidup lebih rumit. Dasar tubuh
mereka adalah sel pusat tipis panjang, yang disebut sel aksial atau

Universitas Sriwijaya
tabung, dikelilingi oleh lapisan sel bersilia kecil yang disusun spiral di
sekitar sel aksial.

2.13. Phylum Gnathostomulids


2.13.1. Pengertian
Gnathostomulids adalah hewan yang hermaprodit dengan hanya
ovarium tunggal.
2.13.2. Ciri – Ciri
Gnathosmulida memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1. Bilateral simetris, dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Tubuh tidak mengandung rongga internal.
4. Tubuh memiliki buta berakhir usus, yaitu tidak ada anus.
5. Memiliki protonephridia sederhana.
6. Memiliki sistem saraf epidermal difus.
7. Memiliki faring berotot dengan rahang dipasangkan dan piring
basal.
8. Reproduksi seksual, kebanyakan jika tidak semua spesies
hermafrodit.

Universitas Sriwijaya
9. Memakan bakteri, jamur dan protista.
10. Semua hidup di lingkungan laut.

2.13.3. Klasifikasi

Limnoghatia

2.14. Phylum Brachiopoda


2.14.1.1. Pengertian
Brachiopoda adalah hewan kecil dengan spesies hidup terbesar
memiliki panjang tempurung sekitar 10 cm (4 in) dan sebagian besar

Universitas Sriwijaya
spesies yang jauh lebih kecil dari ini. Hanya ada sekitar 350 spesies hidup
dari Brachiopoda dikenal ilmu pengetahuan sekarang.

2.14.2. Ciri- Ciri


Brachiopoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bilateral simetris.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ
3. Rrongga tubuh coelom sejati.
4. Tubuh memiliki usus berbentuk u dengan atau tanpa anus.
5. Badan tertutup dalam sepasang kerang, satu dorsal dan ventral
lainnya.
6. Memiliki sistem saraf dengan cincin sirkum-oesophagal
ganglionated
7. Memiliki sistem peredaran darah terbuka benar dengan satu atau
lebih hati.
8. Tidak memiliki organ pertukaran gas.
9. Memiliki lophophore.
10. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic, tetapi tanpa
gonad benar.
11. Umpan dari partikel halus di dalam air.
12. Semua hidup di lingkungan laut.

2.14.3. Klasifikasi
Brachiopoda terdiri dari dua kelas antara lain :
a. Kelas Articulata / Phygocaulina
Cangkang atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan
terdapat selaput dan gigi. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket
yang diperkuat oleh otot, cangkang umunya tersusun oleh material
karbonatan, tidak memiliki lubang anus, memiliki keanekaragaman
jenis yang besar, banyak berfungsi sebagai fosil index. mulai muncul
sejak zaman Kapur hingga saat ini.

Universitas Sriwijaya
b. Kelas Inarticulata/Gastrocaulina
Ciri-ciri dari kelas Inarticulata ini tidak memiliki gigi pertautan
(hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line),pertautan kedua
cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati
cangkang akan terpisah. cangkang umumnya berbentuk membulat atau
seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan.

2.15. Phylum Bryozoa


2.15.1. Pengertian
Bryozoa hidup di tempat lingkungan yang perairan sebagian besar laut.
Mereka dapat mendeteksi asam sitrat (mereka bahan aktif dalam jus lemon) dalam
air laut pada konsentrasi serendah 1 bagian asam sitrat untuk 7.200 bagian air.

2.15.2. Ciri- Ciri


Bryozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Universitas Sriwijaya
1. Bilateral simetris.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Rongga tubuh coelom sejati.
4. Tubuh memiliki usus berbentuk u dengan anus.
5. Badan tertutup dalam berkapur, chitinous atau kotak agar-agar,
tabung
6. Sistem saraf adalah ganglion pusat dengan cincin sirkum-
oesophagal.
7. Memiliki tidak ada sistem peredaran darah atau organ
pertukaran gas.
8. Tidak memiliki sistem ekskresi.
9. Memiliki lophophor.
10. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
11. Memakan partikel air.

2.15.3. Klasifikasi
Bryozoa memiliki beberapa kelas antara lain :
a. Kelas Phylactolaemata
Memiliki ciri hewan yaitu memiliki epistoma dan dinding tubuh
berotot. Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang
sama. Hal ini disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan
statoblast yang berfungsi untuk menghasilkan spesies yang sama.

b. Kelas Gymnolaemata

Universitas Sriwijaya
Pada kelas ini lophophore berbentuk lingkaran dengan tentakel
mengelilingi sekitar lophophore. Tidak seperti kelas sebelumnya, kelas
ini tidak memiliki epistoma dan tidak berotot pada dinding tubuhnya.

c. Kelas Stenolaemata (Lophophore gelang)


Stenolaemata memiliki lophopore berbentuk seperti gelang.
Spesies pada kelas ini hanya dapat ditemukan di laut dan koloni
berbentuk seperti terumbu karang.

2.16. Phylum Priapula


2.16.1. Pengertian
Priapula adalah filum kecil (sekitar 16 spesies yang diketahui para
ilmuwan) cacing biasanya kecil seperti binatang. Mereka rentang panjang
dari 0,5 mm untuk spesies Tubuluchus untuk sekitar 200 mm untuk jenis
Priapulus. Tubuh priapulid terdiri dari dua bagian prosoma, kadang-
kadang disebut introvert, dan batang. prosoma yang dapat ditarik ke dalam

Universitas Sriwijaya
bagasi yang mengapa kadang-kadang disebut introvert. prosoma memiliki
mulut di ujung anterior mulut memiliki 5 duri.

2.16.2. Ciri- Ciri


Priapulida memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
1. Bilateral simetris, dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Badan rongga adalah kolom kanan.
4. Badan memiliki melalui usus dengan anus.
5. Badan dalam dua bagian, sebuah prosoma dan batang.
6. Memiliki sistem saraf dengan cincin saraf anterior dan chord saraf
ganglionated.
7. Tidak memiliki sirkulasi tetapi sel-sel darah yang ada dalam
cairan selom.
8. Reproduksi seksual dan gonochoristic.
9. Umpan dari cacing laut lainnya.
10. Semua hidup di lingkungan laut.

2.16.3. Klasifikasi
Priapulida memiliki beberapa kelas sebagai berikut :
a. Kelas Plaeoscolecid
Palaeoscolecids panjang dan sempit, dan dapat mencapai puluhan
sentimeter panjangnya. kutikula mereka annulated, biasanya dalam
cincin lengkap, tapi kadang-kadang cincin split atau hanya mengelilingi
bagian dari bagasi.

b. Kelas Halycriptus
Halicryptus adalah satu-satunya genus dari kelasnya cacing
priapulid, dan tumbuh ke ukuran besar.

Universitas Sriwijaya
2.17. Phylum Acanthocephala
2.17.1. Pengertian
Acanthocephala berasal dari bahasa yunan Acanthos “duri” dan
Kephale “kepala” merupakan invertebrate sepanjang hidupnya sebagai
parasit. Acanthocephala disebut juga sebagai cacing kepala duri, bagian
kepala cacing tersebut disebut probiscus, kemudian bagian leher dan tubuh.

Universitas Sriwijaya
Macracanthorhynchus hirudinceus

2.17.2. Ciri- Ciri


Berikut ini beberpa ciri ciri dari fillum acontochepala:
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Tubuh rongga adalah pseudocoelom.
4. Tubuh memiliki tidak ada sistem pencernaan.
5. Badan ditutupi oleh epidermis syncitial dengan beberapa inti
raksasa.
6. Memiliki sistem saraf dengan ganglion dan saraf dipasangkan.
7. Tidak memiliki organ peredaran darah atau pernapasan.
8. Reproduksi seksual dan gonochoristic, dengan embrio
vivparous.
9. Dewasa parasit pada vertebrata.
10. Larva hidup di serangga dan krustasea.

2.18. Phylum Nemerthians


2.18.1. Pengertian
Nemerthians adalah filum cacing sebagian besar laut yang umumnya
ditandai dengan menjadi sangat panjang dan tipis. Nemerteans muncul untuk
mendeteksi ada makanan baik kimia, terutama ini berlaku untuk item sudah mati,
atau secara kebetulan buta, bahkan beberapa spesies yang memiliki kedua mata

Universitas Sriwijaya
dan organ otak tidak selalu menggunakannya untuk mencari mangsa ketika
berburu.
2.18.2. Ciri- Ciri
Berikut ini beberapa cici-ciri dari fillum nemerthians :
1. Bilateral simetris dan dorsoventrally diratakan.
2. Badan memiliki lebih dari dua lapisan sel dengan jaringan dan
organ.
3. Tubuh memiliki melalui usus dengan mulut dan anus.
4. Badan tidak memiliki rongga tubuh.
5. Memiliki sistem darah dengan pembuluh darah.
6. Memiliki sistem saraf dikembangkan dengan baik dan otak.
7. Memiliki ectodermal belalai eversible dan ditarik.
8. Reproduksi adalah dengan fragmentasi aseksual, atau seksual,
ketika biasanya gonochoristic.
9. Sebagian besar spesies adalah karnivora dan predator.
10. Sebagian besar perairan dan laut, ada beberapa bentuk darat dan
air tawar.

Polychetas

2.19. Phylum Kinorhyncha


2.19.1. Pengertian
Kinorhyncha adalah filum bertubuh kecil (100 spesies) dari cacing
laut. Mereka diakui oleh 5 atau 6 cincin dari duri bengkok di atas kepala
mereka dan penampilan tersegmentasi dari tubuh mereka. Sifat tersegmentasi

Universitas Sriwijaya
dari tubuh mereka adalah refleksi dari cincin piring kutikula yang
mengelilingi tubuh, tidak homolog dengan segmentasi cacing Annelida atau
Arthropoda. Kepala juga dikenakan kerucut lisan atau mulut dikelilingi oleh
lebih Duri disebut stylets.

2.19.2. Ciri- Ciri


Berikut ini beberapa cirri-ciri dari filum kynorhinca :
1. bilateral simetris, dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Tubuh rongga adalah pseudocoel a.
4. Badan memiliki melalui usus dengan anus.
5. Badan memiliki dalam kutikula dan otot longitudinal.
6. Memiliki sistem saraf dengan cincin saraf anterior dan chord
saraf ganda.
7. Tidak memiliki sistem peredaran darah (tidak ada sistem darah)
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
9. Pakan pada diatom dan detritus organik
10. Semua hidup di lingkungan laut.
Contoh dari fillum ini :

Paleos scalidophora

Universitas Sriwijaya
2.20. Phylum Pogonophora
2.20.1. Pengertian
Fillum pogonophora memiliki sistem darah tertutup dengan jantung
dan pembuluh yang berjalan melalui tubuh dan sampai ke masing-masing
tentakel. Sistem saraf adalah variabel tetapi umumnya termasuk cincin saraf
anterior dengan satu atau dua tali saraf longitudinal dan jaring saraf tak tentu
seluruh tubuh. entakel ini dilapisi di satu sisi oleh massa dari bulu-bulu halus atau
benang yang disebut 'pinnules' (masing-masing hanya satu sel tebal).

2.20.2. Ciri- Ciri


Berikut beberapa cirri-ciri dari fillum pogonophora :
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Tubuh memiliki tidak ada usus, mulut atau anus.
4. Badan memiliki 3 bagian separte, sebuah prosoma, batang dan
opisthosoma
5. Memiliki sistem saraf sederhana dengan cincin saraf anterior
dan chord saraf ventral.

Universitas Sriwijaya
6. Memiliki sistem peredaran darah tertutup yang benar.
7. Memiliki organ pernapasan sederhana.
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
9. Pakan pada detritus, atau nutrisi terlarut, atau melalui simbiosis
dengan bakteri.
10. Semua hidup di lingkungan laut.

Contoh Filum Pogonophora

Riftia Pachyptila

2.21. Phylum Chaetognatha


2.21.1. Pengertian
Chaetognatha adalah kelompok kecil (hanya lebih dari 100 spesies telah
diberi nama) meskipun tidak biasa dari binatang, yang tampaknya tidak menjadi
untuk berhubungan erat dengan setiap filum lainnya. Mereka kecil, panjang, tipis
dan memiliki sirip samping dan dan sirip ekor. Mereka berenang dengan cara sirip
ekor mereka, sirip samping yang digunakan hanya untuk stabilisasi.

2.21.2. Ciri- Ciri


Berikut ini beberapa ciri- ciri dari filum chaetognata :
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Rongga tubuh pseudocoelomic.
4. Badan memiliki melalui usus dengan anus non-terminal.
5. Badan dibagi menjadi tiga bagian, kepala, batang dan ekor.

Universitas Sriwijaya
6. Sistem saraf adalah cincin ganglionated circum-pharangeal.
7. ]Memiliki tidak ada sistem peredaran darah atau organ pertukaran
gas.
8. Memiliki tidak ada sistem ekskresi.
9. Reproduksi biasanya seksual dan hermafrodit.
10. Memakan partikel di dalam air.
11. Semua hidup lingkungan laut.

Palolo viridis

2.22. Phylum Onycophora


2.22.1. Pengertian
Onycophora adalah filum kecil sekitar 70 spesies hewan. Onycophorans
memiliki kutikula tapi itu luar biasa tipis, hanya 0,001 milimeter. ini berarti itu
adalah fleksibel dan tidak dapat bertindak seperti exoskeleton seperti halnya
kutikula Arthropoda. Sebaliknya mereka memiliki apa yang dikenal sebagai
kerangka hidrostatik didukung oleh lapisan otot polos di dinding tubuh.

2.22.2. Ciri- Ciri


Berikut ini beberapa cirri cirri dari fillum onychopora :
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Sebagian besar memiliki melalui usus lurus dengan anus.
4. Tubuh memiliki 14-43 pasang kaki unjointed.

Universitas Sriwijaya
5. Sistem saraf termasuk otak dan sepasang akord saraf ventral.
6. Memiliki seri organ ekskresi seperti kantung.
7. Memiliki sistem pernapasan sederhana dalam bentuk tracheae dan
spirakel.
8. Memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan hati.
9. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
Contoh dari filum onychopora :

Epiperipatus acacioi

1.23.3. Klasifikasi
Onychopora terdiri atas 2 kelas :
a. Kelas Onycophorida
b. Kelas Euonycophora
2.24. Phylum Ctanophora
2.24.1. Pengertian
Tubuh terdiri dari dua lapisan sel yang disebut 'Epidermis' dan
'Gastrodermis'. Pada permukaan luar dari hewan delapan baris set silia, ini disebut
'Costa'. Hewan menggunakan ini untuk berenang dan untuk mempertahankan
orientasi yang benar di dalam air.

Universitas Sriwijaya
2.24.2. Ciri- Ciri
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari fillum ctanophora :
1. Radial atau biradial simetris.
2. Tubuh multiseluler, beberapa jaringan, organ dan organel.
3. Tubuh berisi rongga internal dan mulut dan pori-pori anal.
4. Berenang dengan memakai pelat silia (sisir)
5. Reproduksi sebagian seksual sebagai hermafrodit, sesekali aseksual
6. Memiliki jaring-jaring saraf subepidermal berkembang dengan
baik.
7. Memiliki tahap larva yang berbeda yang planktonik.
8. Tinggal di lingkungan laut.
9. Semua adalah karnivora.

2.24.3. Klasifikasi
Berikut ini beberapa kelas yang dimiliki oleh fillum ctanophora :
a. Kelas Cydippida
Hewan ini memiliki tubuh yang berbentuk bulat/oval, dan
terdapat semacam tanduk.

b. Kelas Cobata,
Hewan ini memiliki tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping
oval.

Universitas Sriwijaya
c. Kelas Cestida
Hewan kelas ini memiliki tubuh yang berbentuk seperti pita.

d. Kelas Platyctenida
Hewan kelas ini memiliki tubuh yang pipih.

Coeloplana sp living in symbiosis with a sea star

2.25. Phylum Hemichordata


2.25.1. Pengertian
Hemichordata artinya hewan chordata yang chorda dorsalisnya tidak
sempurna, Sesuai dengan namanya hemichordata berasal dari kata (hemi: semu,
chorda: penyokong tubuh dalam). Hemichordata adalah devisi yang berbentuk
cacing laut deuterostome binatang, umumnya dianggap sebagai saudara dari grup
echinoderms. Hemichordata berukuran kecil, hewan bertubuh lunak, dari dasar

Universitas Sriwijaya
laut yang berpasir atau berlumpur.Hewan ini memiliki celah insang, berpasangan,
struktur pendek yang diindentifikasi sebagai notokorda dan jaringan saraf dorsal
serta ventral.Oleh sebab itu, dianggap sebagai anggota paling rendah dari filum
chordata oleh sebagian besar ahli zoologi.Pada individu dewasa, struktur celah
insang, batang insang berkitin, dan banyak gonad mirip dengan struktur pada
amphioxus.

2.25.2. Ciri-Ciri
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari hewan hemychordata :
1. Tubuh bilateral simetris dan triploblastik
2. Jaringan saraf dorsal serta ventral
3. Sistem sirkulasi darah masih sangat sederhana
4. Alat reproduksinya terpisah (gonokoris) dan kadang-kadang
hermaprodit
5. Reproduksi seksual.
6. Bentuk tubuh menyerupai cacing laut, berukuran kecil, lunak dan
halus
7. Tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu: Proboscis, leher (Collar) dan badan
(Truncus) yang panjang.
8. Mempunyai banyak celah insang berpasangan dikedua sisi.
9. Notokord hanya ditemukan pada bagian anterior (bucal diverticulum).

2.25.3. Klasifikasi
Filum hemichordata terbagi atas 3 kelas, yaitu :
a. Kelas enteropneusta
contohnya Saccoglossus sp

Universitas Sriwijaya
b. Kelas pterobranchia
contohnya Rhabdopleura

c. Kelas Graptozoa
contohnya Dendroogroptus

2.26. Phylum Tardigada

2.26.1. Pengertian

Filum kecil sekitar 1000 spesies yang diketahui hewan benar-benar


menakjubkan yang menangkap hati semua yang mengenal mereka. (435 spesies
tahu dari eropa) mereka terkait dengan arthropoda, mungkin berasal dari nenek
moyang proto-arthropoda yang sama. Mereka memiliki kutikula eksternal,
meskipun dibangun dari senyawa protein yang disebut albuminoid bukan dari
kitin yang terdiri dari kutikula serangga.

2.26.2. Ciri- Ciri

Berikut ini beberapa cirri-ciri dari fillum tardigrida :


1. Bilateral simetris.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Tubuh rongga sebagian coeloma.

Universitas Sriwijaya
4. Sebagian besar memiliki melalui usus lurus dengan anus.
5. Tubuh memiliki 4 pasang unjointed cakar bantalan kaki.
6. Tubuh memiliki sejumlah tetap sel (eutelic).
7. Tidak memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan.
8. Organ ekskretoris primitif di beberapa spesies.
9. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic, tetapi dapat
partenogenesis.
10. Pakan pada tanaman atau hewan kecil.
11. Semua hidup di tempat-tempat air atau lembab, biasanya terkait dengan
vegetasi.
Contoh gambar dari Filum Tardigrada :

2.27. Phylum Echinura

2.27.1. Ciri- Ciri


Berikut beberapa cirri-ciri dari fillum echiura :
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Badan rongga adalah coelom benar.
4. Badan memiliki melalui usus dengan mulut dan anus.
5. Badan memiliki sebuah extensible dan belalai kontraktil.

Universitas Sriwijaya
6. Memiliki sistem saraf sederhana sederhana tanpa otak, tetapi akord
saraf ventral.
7. Memiliki sistem peredaran darah yang benar, tertutup atau terbuka.
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic.
9. Pakan pada detritus. Semua hidup di lingkungan laut

2.29. Phylum Sipuncula

2.29.1. Ciri- Ciri


Berikut ini beberapa cirri-ciri dari filum sipuncula :
1. Bilateral simetris dan berbentuk ulat.
2. Badan memiliki lebih dari dua sel lapisan, jaringan dan organ.
3. Badan rongga adalah coelom benar.
4. Tubuh memiliki berbentuk usus u dengan mulut dan anus.
5. Badan tertutup kutikula karet.
6. Memiliki otak yang sederhana dan saraf utama ventral.
7. Tidak memiliki organ peredaran darah atau pernapasan.

Universitas Sriwijaya
8. Reproduksi biasanya seksual dan gonochoristic, beberapa spesies
dapat aseksual dan satu spesies parthenogentic.
9. Pakan pada ganggang, diatom, protista dll, salah satu spesies parasit.
10. Semua hidup di lingkungan laut.

2.30. Phylum Entroprocta

2.30.1. Pengertian

Entoprocta yang namanya berarti ” anus dalam “ adalah filum dari


sebagian besar sessile hewan air , panjangnya 0,1-7 milimeter (0,0039-,28 in).
Individu dewasanya adalah piala berbentuk, pada relatif tangkai panjang. Mereka
memiliki “mahkota” dari tentakel padat silia yang menghasilkan arus air yang
menarik partikel makanan ke mulut, dan kedua mulut dan anus terletak di dalam
“mahkota”. Bryozoa (Ectoprocta) biasanya terlihat memiliki anus luar “mahkota”
dari tentakel berongga.

Kebanyakan keluarga dari entoprocta bersifat kolonial, kecuali 2 dari 150


spesies laut. Ususnya berbentuk U, melengkung ke bawah menuju dasar kelopak,
di mana ia memperluas untuk membentuk perut. Hal ini dilapisi dengan membran
yang terdiri dari satu lapisan sel, yang masing-masing memiliki beberapa silia

2.30.2. Ciri- Ciri

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari 1. fillum entoprocta :

Universitas Sriwijaya
1. Sebagian besar hewan yang hidup di laut.
2. Solitary atau berkoloni
3. Bentuk simetris ,
4. Tubuh filum entoprocta dibagi menjadi kelopak, tangkai dan stolon.
5. Kedua mulut dan anus terbuka di dalam lingkaran tentakel, maka
disebut entoprocta atau endoprocta.
6. saluran pencernaan berbentuk U
7. Tidak memiliki organ peredaran darah dan pernafasan
8. Sistem ekskresi protonephridial
9. Entoprocts adalah hewan hermafrodit.
10. Spiral, belahan dada determinate.
11. Pembentukan mesoderm dari sel.

2.31. Phylum Gastrotricha

2.31.1. Pengertian

Filum Gastrotricha merupakan kelompok kecil dengan 450 spesies yang


hidup bebas baik di laut maupun di air tawar. Terdapat dalam rongga interstisial
sediment atau merayap pada ganggang, tanaman air atau detritus. Meskipun tidak

Universitas Sriwijaya
melimpah seperti Rotifera, jenis dari ordo Chaetonotida biasa ditemukan di
danau, kolam dan sungai. Jenis dari ordo Macrodasyda terdapat di air laut dan
payau. Kebanyakan gastrotricha berukuran mikroskopis, antara 40-1.000 mikron,
namun beberapa spesies mencapai 4 mm. Bentuk tubuh seperti botol dengan
bentuk kepala yang agak jelas, bagian ventralnya datar, bagian posterior biasanya
bercabang dua dan pada beberapa jenis dilengkapi organ penempel.

2.31.2. Ciri- Ciri

Berikut ini beberapa cirri-ciri dari fillum gastrotricha :


1. Gastrotricha termasuk hewan microscopic.
2. Tubuhnya berbentuk simetri bilateral dengan isi perut yang lengkap dan
tubuhnya ditutupi cilia khususnya mulut.
3. Pada sebagian spesies mempunyai dua terminal yang melekat pada
saluran.
4. Umumnya pengangkutan utama pada hewan microscopic dengan
menggunakan kekuatan hidrostatik.
5. mempunyai pseudocoel yang digunakan untuk metode pemeliharaanya
dan sekarang diketahui bahwa hewan ini memiliki acoelomata.
6. mereka mendiami laut atau air payau dan jarang di air jernih.
7. Gastrotricha merupakan hewan hermafrodit namun pada chaetonotida
dapat dikatakan phartenogenesis;
8. Gastrotricha tidak mempunyai system sirkulasi darah;
9. Alat indra berupa rumpun cilia atau semacam sikat pada kepala dan
bulu-bulu indra di permukaan tubuh.

2.31.3. Klasifikasi

Gastroricha terbagi atas 2 kelas yaitu:

a. Kelas Macrodasyoidea
Ciri-ciri ordo macrodasyoidea tabung perekat terletak di bagian
anterior, lateral dan posterior ,hermafrodit, habitatnya di pantai laut

Universitas Sriwijaya
dan air payau, di pasir intertisial contoh spesies dari ordo ini adalah
Macrodasyida, Thaumastoderma dan Dactylopoda.

Thaumastoderma

b. Kelas Chaetonotidae
Ciri-ciri ordo chaetonotidea yaitu tabung perekat hanya terletak di
ekor, sebagian mempunyai kutikula yang tebal atau kail atau sisik,
kebanyakan spesies merupakan betina, partenogenetik, kebanyakan
di air tawar seperti di danau, kolam dan sungai. Contoh spesies dari
ordo ini adalah Chaetonutus africanus dan Chaetonutus sp.

Chaetonutus africanus

Universitas Sriwijaya
Filum Chordata terbagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Pisces, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mammalia.
a. Kelas Pisces
Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air
Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit
Tubuh terdiri atas Kepala, Rangka tersusun atas tulang sejati
Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik
Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk
menentukan arah dan posisi berenang.

b. Kelas Amphibia
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam;
yakni di air dan di daratan. empat basah tersebut dan
bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering
dan bernapas dengan paru-paru. Contohnya Rana sp

Universitas Sriwijaya
c. Kelas Reptilia

Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok


hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang
menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan
empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi
oleh membran amniotik.

Universitas Sriwijaya
d. Kelas Aves
Secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.
Tubuhnya ditutupi oleh bulu. Lengan depannya mengalami
modifikasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang.
Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang, dan umumnya dilengkapi dengan 4 jari. Mulut Aves
meluas sebagai paruh dan tidak bergigi. Bentuk paruhnya
bervariasi.

Universitas Sriwijaya
e. Kelas Mamalia
Kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang padabetina menghasilkan susu sebagai
sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang
endoterm atau "berdarah panas".Otak mengatur sistem peredaran
darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih
dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga
46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang
dipakai.

Universitas Sriwijaya
Panda

Gajah

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai