4.1 Hasil
b.
b.
Thalassiosira sp.
a.
21. Cerataulina pelagica a. Dinding sel Kingdom:Chromista
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Mediophyceae
Ordo :Hemiaulales
Famili :Hemiaulaceae
Genus :Cerataulina
Spesies :Cerataulina pelagica
(Algaebase.org)
a.
a.
a.
4.2 Pembahasan
Hasil yang didapatkan pada pengambilan mikro alga di Pantai Batu Burung,
Sedau, di dapatkan 36 spesies mikro alga. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya
kenanekaragaman mikro alga yang terdapat di daerah tersebut.
4.2.5 Pleurotaenium sp.
Pleurotaenium sp. mempunyai sel yang berbentuk silinder memanjang dan
terdiri dari dua semi sel. Kloroplas berbentuk pita dan terletak parietal dengan
banyak pirenoid. Bentuk lateral margin setiap semi sel bergelombang, sedangkan
pada bagian apeks agak rata dan dikelilingi oleh Bentuk lateral margin setiap semi
sel bergelombang, sedangkan pada bagian apeks agak rata (subtruncate) dan
dikelilingi oleh struktur sepeti duri kecil (spine) dalam jumlah yang banyak
(Nurlailudin, et, al, 2012).
Sel soliter atau koloni dengan 2 sampai 8 sel. Koloni oval mendekati
bentuk ellipsoid. Sel sendiri berbentuk fusiform, ellipsoid, oval atau hampir bulat.
Dinding sel terlihat halus, kadang-kadang dengan thickenings polar. Kloroplas
banyak, berbentuk parietal, berbentuk mangkuk atau diskoid dan tanpa pyrenoid.
Reproduksi aseksual dengan autospora dikeluarkan dengan cara pecahnya dinding
sel induk. Reproduksi seksual dan flagellated terjadi secara kosmolitan.
Sel silinder, fusiform, tidak memutar sekitar sumbu apikal dan panjang
sekitar 80-200 m. Valve tersilifikase lemah, hampir imperforata, dilewati oleh
thickenings yang tersilisifikasi secara transparan. Raphe dilewati oleh fibulae
yang bersatu langsung dengan bagian depan valve. Salah satu tepi valve
berbatasan dengan fisura yang terlihat bergigi.
4.2.15 Hantzschia sp.
Sel hidup bebas atau koloni dan biasanya valve berbentuk segitiga dengan
ketinggian sudut dan pusat valve yang terkonsentris. Valve yang berbentuk
segitiga kadang-kadang berbentuk persegi, dangkal dan dihiasi dengan duri
sederhana yang bercabang. Valve bagian depan terlihat datar atau sedikit
cembung. Mantel sangat dangkal. Areola terlokasi. Terbuka secara eksternal
melalui foramen besar dari dasar yang terlokasi dibentuk oleh lembaran silika
dengan deretan pori-pori yang terlihat dari anulus pusat. Pori-pori sering kali
tertutup penutup theca.
4.2.19 Thalassiosira
Bentuk sel bilateral dan sentrik. Habitat di air tawar, air laut, dan tanah
yang basah. Dinding sel terdiri dari pektin dengan suatu panser yang terdiri atas
kersik di sebelah luarnya. Panser kersik tidak menutup seluruh sel. Terdiri atas dua
bagian yang merupakan wadah dan penutup. Permukaan kedua panser mempunyai
liang-liang halus sebagai jalan untuk keluar lendir. Mempunyai inti dan
kromatofora yang berwarna kuning-coklat dan mengandung klorofil-a, karotin,
santofil, dan karotinoid lain yang menyerupai fikosantin. Ada beberapa yang tidak
mempunyai warna. Di dalam sel terdapat pirenoid yang tidak dikelilingi oleh
tepung. Hasil asimilasi ditimbun di luar kromatofora berupa tetes minyak dalam
plasma dan vakuola. Kadang-kadang juga ada leukosin.
4.2.25 Monoraphidium sp.
Menurut Rai & Misra (2008) Closterium lanceolatum ini hidup di perairan
payau dan tawar. Sel berbentuk lanset, yaitu berbentuk seperti mata tobak dan
tidak berlekuk. Panjang sel 145-260 m dan lebar 30-32 m. Bentuk tepi ventral
lurus dan tepi dorsal melengkung serta membengkak pada bagian tengah,
sedangkan bentuk (apeks) ujung runcing. Pada kloroplasnya terdapat garis
longitudinal (ridge) berjumlah 4-5 dan terdapat 6-8 pirenoid.
Kerangka silika dari sel diatom (disebut frustule) terdiri dari sebuah
epitheca dan hypotheca suatu. Hypotheca ini sedikit lebih kecil dari epitheca.
Selama reproduksi aseksual baik bentuk thecae yang epitheca dari sel anak baru
dan anak masing-masing menghasilkan hypotheca baru. Oleh karena itu satu sel
anak selalu lebih kecil dari sel asli.
Alga uniseluler yang memanjang, berbentuk jarum dan bergerak. Sel ini
dikelilingi oleh karakteristik diatom dari dua cangkang silika perpustakaan yang
ada. Dalam pandangan sisi mereka muncul sempit persegi panjang, mengingat
schiffchenfrmig cangkir berbentuk atau jarum tipis. Sel-sel secara individual,
tetapi juga dapat disatukan oleh jelly untuk berbentuk bintang kelompok. Sel-sel
tidak melengkung atau bengkok. Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida
memanjang olehfucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi.
Kedua kerang tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron.
Synedra sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta) dengan sekitar 100
spesies yang hidup di air tawar dan air laut terjadi.
Dinding sel mungkin mulus, berongga atau retikularis. Sel muda memiliki
kloroplas parietal berbentuk cakram dengan satu pirenoid. Sel tua memiliki satu
kloroplas yang difusi dan mungkin memiliki lebih dari satu pirenoid. Sel dewasa
mungkin memiliki satu, dua, empat, atau delapan nukleus. Perkembangbiakan
aseksual dengan membentuk zoospora. Sedangkan secara seksual dengan isogami.
Pediastrum merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan.
Daerah yang kaya plankton merupakan daerah perairan yang kaya ikan.
Pediastrum merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik
dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang, dan serangga air.
Keberadaan produser mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organisme
lain yang membentuk ekosistem perairan (Prasetyo, 1987).
Valve yang panjang dan sempit, dengan apices berbentuk kepala. Valve
yang jelas heteropolar atau mungkin memiliki margin asimetris variabel dalam
suatu populasi. Sternum pusat sangat sempit dan mungkin tidak dapat
dibedakan. Striae bertipe uniseriate dan agak tidak teratur. Striae sedikit dekat satu
sama lain di sternum pusat. Duri marginal ada atau tidak ada. Dalam SEM, duri
dapat terlihat diantara striae. Sel-sel hidup tergabung dalam koloni, tersambung di
depan katup. Asterionella formosa adalah diatom yang umumnya sebagai
plankton di danau dan sungai yang berarus lambat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran