Anda di halaman 1dari 15

EKOSISTEM CHRYSOPHYTA DAN JENIS-JENISNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah

Mata Kuliah Biologi Laut

Kelas B02

Dosen: Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, M. S

Disusun oleh :

Brian Jusuf Adhitama 185080507111006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka
melengkapi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing dalam
mata kuliah Biologi Laut.

Apabila dalam penyampaiannya masih terdapat kekurangan, kami


mohon maaf. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat
kami butuhkan dalam hal ini dengan harapan agar makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas


perhatiannya. Semoga makalah ini dapat memberikan, wawasan,
pelajaran serta manfaat bagi kami pada khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Malang, 16 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4

1.3 Tujuan.....................................................................................................................4

1.4 Manfaat...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.1 Algae.......................................................................................................................3

2.2 Chrysophyta......................................................................................................3

2.3 Jenis-Jenis Chrysophyta..................................................................................4

2.3.1 Xanthophyceae.........................................................................................5

2.3.2 Chrysophyceae...............................................................................................6

2.3.3 Bacillariophyceae (Diatom)...........................................................................7

2.4 Habitat Chrysophyta.............................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................10

3.2 Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara yang subur dan memiliki


kekayaan alam yang melimpah. Sebagai negara dengan luas wilayah
perairan lebih dari 70%, tentunya banyak sumber daya alam yang bisa
dimanfaatkan. Selain ikan, alternative hasil alam yang bisa dimanfaatkan
adalah alga.

Alga merupakan sekelompok organisme autotroph yang tidak


memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga tidak memiliki
organ seperti yang dimiliki tumbuhan lain (akar, batang, daun dan lain
sebagainya). Chrysophyta merupakan alga keemasan yang memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan. Chrysophyta dimanfaatkan sebagai
bahan untuk membuat barang-barang tertentu dan penghasil oksigen di
laut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Algae?


2. Apa itu Chrysophyta?
3. Apa jenis-jenis Chrysophyta?
4. Bagaimana habitat dan ekosistem Chrysophyta?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi algae


2. Untuk mengetahui apa itu Chrysophyta
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Chrysophyta
4. Untuk mengetahui habitat dan ekosistem Chrysophyta

iv
1.4 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Chrysophyta baik
dari segi klasifikasi morfologi, faktor lingkungan dan dapat meningkatkan
pengetahuan mahasiswa, selain informasi yang didapat dari perkuliahan
juga praktikum.
2. Bagi Bidang Perikanan
Diharapkan mampu dalam mengidentifikasi, menganalisis serta
menilai masalah-masalah lingkungan perairan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Algae

Menurut Rasyid (2004), Algae merupakan salah satu sumberdaya


alam yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi. Istilah algae
berasal dari bahasa Latin "alga" yang memiliki arti ganggang laut atau
yang lebih populer dengan istilah rumput laut. Beberapa istilah lain yang
biasa digunakan untuk algae, misalnya " pond scums", "frog spittle",
"water mosses", dan "seaweeds".

Ganggang hidup terutama di air, baik air tawar maupun air laut.
Ada pula yang hidup di tempat-tempat lembab. Untuk kelangsungan
hidupnya ganggang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara
fotosintesis karena mempunyai klorofil.

Di samping mempunyai klorofil, ganggang juga mempunyai zat


warna lain. Atas dasar zat warna yang dimilikinya ganggang dapat
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu ganggang hijau ( Chlorophyta),
ganggang merah (Rhodophyta), ganggang perang (Phaeophyta),
ganggang kersik (Chrysophyta).

2.2 Chrysophyta
Chrysophyta atau alga keemasan (yunani, chrysos = emas)
memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna
keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c.
Bentuk tubuh Chrysophyta ada yang uniseluler soliter (misal ochromonas)
atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang
multiseluler (missal vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung
hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan minyak bumi dan
pectin.Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah besifat eukariota
dan sebagian lagi bersifat prokariota.Pada diatom (contohnya navicula)

vi
dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar
atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca.Cadangan makanan pada
chrysophyta berupa lemak dan karbohidrat.
Menurut Meriam et. al. (2016), Alga keemasan memiliki thallus
dengan morfologi luas yang tersusun dari filamen bercabang sampai
susunan yang sangat kompleks. Alga ini memiliki klorofil a dan c, alfa
karoten, flukoxanthin (flavoxantin dan violaxantin) dan xantofil yang
memberi warna cokelat pada alga ini. Alga melakukan reproduksi dapat
melalui dua macam cara yaitu reproduksi aseksual (pembelahan sel,
fragmentasi) dan seksual (oogami, isogami, anisogami, konjugasi, maupun
secara vegetatif).

Klasifikasi Chrysophyta (Fitoplankton Emas)

Domain : Eukaryota

Kingdom : Chloromaiveolata

Divisi : Heterokontophyta
Class : Chrysophyta

Menurut Ambarwati et. al. (2014), Chrysophyta merupakan alga


berwarna kuning-keemasaan dikarenakan adanya zat karoten dan xantofil
yang mendominasi pigment. Ciri-ciri dari chrysophyta yaitu adanya dinding
sel yang diperkuat bahan silikat, memiliki flagel yang ukuranya tidak sama
Panjang dan memiliki bentuk yang berbeda. Sel terdiri dari epiteka (tutup)
dan hipoteka (wadah).

2.3 Jenis-Jenis Chrysophyta

Karakteristik Pengelompokan Divisi Chrysophyta

vii
Kelompok
Mayor Persediaan Dinding sel flagella
(nama umum) photo karbohidrat
synthetic
pigmen

Klorofil A,
Chrysophyceae Chrysolaminarin Skala, loriceae heterokontous
C1 dan C2
(fitoplankton (lukasin)
coklat keemasan) Fukosantin

Tribophyceae/ Klorofil A,
Chrysolaminarin Pektin/dinding heterokontous
C1 dan C2
xantophycea (lukasin) selulosa
(fitoplankton hijau
kekuningan)

Bacillariophyceae Klorofil A,
Chrysolaminarin Silica frustule Gamet jantan
C1 dan C2
(diatomophyceae) (lukasin) dengan satu
Fukosantin flagel dan
mastigonema

Menurut Junda et. al. (2013) Chrysophta terdiri dari 3 kelas yaitu
Chrysophyceae (Algae emas), Xanthophyceae (Algae kuning hijau),
Baccilariophyceae (Diatom).
2.3.1 Xanthophyceae

Xanthophyceae dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena


alga ini mempunyai plastid hijau kekuningan, warna ini disebabkan
kelebihan Xanthofil. Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air
laut dan tanah. Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk
sel tunggal (contoh: Botrydiopsis), berbentuk filamen (contoh: Tribonema)

viii
dan yang terakhir berbentuk tubular (contoh: Vaucheria). Umumnya
ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel,
biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling
menutupi, seperti halnya pada Tribonema sp. Ganggang jenis ini
mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah flagella yang tidak sama
panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan bagian yang lain
terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa
krisolaminarin yaitu lutein.
Xanthophyceae mempunyai klorofil atau yang sering disebut
dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu
warnanya hijau kekuning-kuningan. Contohnya adalah Vaucheria.
Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang bebentuk benang,
bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan
menyebar yang disebut dengan Coenocytic . Vaucheria tumbuh melekat
pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar.
Xantophyceae dibagi menjadi 7 ordo :
a. Ordo Chloramoebales.
b. Ordo Eustigmatophyceae.
c. Ordo Heterogloeales.

d. Ordo Mischococcales.

e. Ordo Rhizochloridales.
f. Ordo Tribonematales.
g. Ordo Vaucheriales.

2.3.2 Chrysophyceae

Chrysophyceae kebanyakan hidup di air laut atau air tawar.


Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal (contoh: ochromonas)
dan ada yang berbentuk koloni (contoh: synura). Umumnya ganggang ini
tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri
dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga

ix
dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak
yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga.
Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin. Algae jenis ini
mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten,
klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin,
fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya
berbentuk bola yang dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai
alat gerak. Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam
sitoplasma terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang
berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus.
Chrysophyceae dibagi menjadi 10 ordo :
a. Ordo Chromalinales
b. Ordo Chromulinales
c. Ordo Chrysamoebidales
d. Ordo Chrysapiales
e. Ordo Chrysocapsales
f. Ordo Chrysosphaerales
g. Ordo Dictyochales
h. Ordo Synurales
i. Ordo Phaeothamniales
j. Ordo Thallochrysidale

2.3.3 Bacillariophyceae (Diatom)

Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan
tanah-tanah yang lembab. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel
tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri
bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrals). Terdapat dinding sel yang
disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka
dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau singulum.
Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan
makanan berupa tepung krisolaminarin.

x
Kelas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel
yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid.
Kelas Bacillariophyceae ini disebut juga kelas diatom. Tanah yang
mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Contoh: Navicula sp.
Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak atau hipoteka dan
tutup atau epiteka. Di antara bagian kotak dan tutup terdapat celah yang
disebut rafe.
Bacillariphyceae dibagi menjadi 12 ordo
a. Ordo Pennales
b. Ordo Centrales
c. Ordo Achnanthales
d. Ordo Bacillariales
e. Ordo Cymbellales
f. Ordo Fragilariales
g. Ordo Mastogloiales
h. Ordo Eunotiales
i. Ordo Naviculales
j. Ordo Rhopalodiales
k. Ordo Surirellales
l. Ordo Thalassiosiraales

2.4 Habitat Chrysophyta

Menurut Kristiansen (2017), Chrysophyta muncul sebagai


fitoplankton pada suatu perairan. Beberapa ditemukan melekat pada batu
di perairan yang mengalir seperti Hydrurus. Habitat Chrysophyta adalah
danau dan kolam yang humat, netral, atau sedikit asam dengan pasokan
nutrisi yang moderat. chrysophytes mungkin merupakan biomassa
fitoplankton utama. Di perairan yang lebih asam, bergizi rendah, atau
alkali, beberapa spesies muncul tetapi kadang-kadang pada jumlah sel
yang tinggi. Kolam yang dikelilingi oleh tanah pertanian, kecuali tercemar
oleh ternak, seringkali sangat kaya akan chrysophytes.

xi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ciri umum Chrysophyta ialah warnanya yang keemasan karena


mengandung pigmen karoten dan xantofil pada kloroplasnya dalam jumlah
banyak dibanding dengan klorofil. Sel nya tidak memiliki dinding. Kloroplas
pada chrysophyta berwarna coklat keemasan. Habitat chrysophyta adalah
tempat basah, air laut, air tawar, dan di tanah yang lembab. Reproduksi
Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan oogami, isogami,
anisogami, konjugasi, maupun secara vegetatif (aseksual) dengan
pembelahan sel, fragmentasi. Kelas-kelas yang termasuk dalam
Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae), kelas alga coklat-
keemasan (Chrysophyceae), dan kelas diatom (Bacillariophyceae).

xii
3.2 Saran

Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Kelautan dan


Perikanan ditekankan untuk lebih mengenal lebih dekat tentang
Chrysohyta, mampu mengenalinya, dan memanfaatkannya agar
bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R., E. Widyastuti dan D. S. Widyartini. 2014. KELIMPAHAN


CHRYSOPHYTA PADA MEDIA BUDIDAYA IKAN NILA YANG DIBERI
PAKAN FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KULIT UBI
KAYU DAN PROBIOTIK. SCRIPTA BIOLOGICA. 1(1): 66-70.

Junda M., Hijrah dan Y. Hala. 2013. IDENTIFIKASI PERIFITON SEBAGAI


PENENTU KUALITAS AIR PADA TAMBAK IKAN NILA (Oreochromis
niloticus). Jurnal Bionature. 14(1): 16-24.

Kristiansen, J dan P. Skaloud. 2016. Chrysophyta. Springer International


Publishing Switzerland. 1-38.

Meriam, W. P. M., R.C. Kepel dan L. J. L. Lumingas. 2016. INVENTARIS


MAKROALGA DI PERAIRAN PESISIR PULAU MANTEHAGE
KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI
SULAWESI UTARA. JurnalIlmiahPlatax. 4(2): 84-108.

Rasyid, A. 2004. BERBAGAI MANFAAT ALGAE. Oseana. 29(3): 9-5.

xiv

Anda mungkin juga menyukai