Anda di halaman 1dari 2

Cyanophyceae adalah nama ilmiah untuk ganggang hijau-biru.

Dinamakan demikian karena jenis


yang pertama kali ditemukan berwarna biru kehijauan. Cyanophyceae juga dikenal dengan nama
cyanobacteria, myxophyta, dan blue green alga (BGA). Cyanophyceae dimasukkan ke dalam
kingdom monera bersama bakteri karena selnya prokariot. Cyanophyceae (ganggang hijau - biru)
itu merupakan filum dari kingdom monera, dimana kingdom monera terdiri dari dua filum yaitu
bakteri dan cyanophyta tadi. Ciri – ciri yang dimiliki oleh Cyanophyceae antara lain :

1. Bentuk organisme ini bisa uniseluler (chroocococcus , Anacystis)


2. Koloni (Merismopedia, Nostoc, Microcystis) atau filament (Oscillatoria, Microcoleus,
Abaena).
3. Sel yang membentuk koloni adalah serupa sedangkan bentuk filament tersusun dari
sekumpulan sel yang membentuk rantai trikoma (seperti tabung), dan selubung.
4. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin
(berwarna biru) dan fikoeritin (berwarna merah).
5. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadangkadang berlendir.
6. Inti sel tidak memiliki membran (prokariot).

Reproduksi yang dilakukan oleh Cyanophyceae ada 3 macam yaitu dengan cara pembelahan sel,
fragmnetasi , dan pembentukan akinata.

1. Pembelahan sel Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni. Misal : Gloeocapsa.
2. Fragmentasi Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian membnetuk individu baru. Fragmentasi juga terjadi pada Cyanophyceae yang
berbentuk benang ( filamen ) Fragmentasi juga terjadi terutama pada ganggang
Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu
membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut
Hormogonium. Bila hormogonium terlepas dari filamen induk maka akan menjadi
individu baru, misalnya pada plectonema boryanum.
3. Pembentukan akineta Akineta juga disebut dengan spora istirahat yang fungsinya hampir
mirip dengan endospora pada bakteri. Akinet memiliki dinding tebal dan kuat sehingga
tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan, panas, dingin,
atau kurang makanan. Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk akinet
yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Pada kondisi yang cocok, akinet akan pecah dan tumbuh
menjadi individu baru. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus.

Anda mungkin juga menyukai