Anda di halaman 1dari 48

2019

KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

BAB IV
FILUM COELENTERATA
4.1 Pengertian
Istilah coelenterata diambil dari bahasa yunani
(greak); coilos = rongga, enteran = usus, jadi disebut
hewan berongga. Istilah tersebut juga mengidinkasikan
bahwa coelenterata tidak memiliki rongga tubuh
sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang
disebut coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai
rongga pencernaan dan sekaligus berfungsi sebagai
pengedar makanan. Oleh karena itu rongga tersebut
disebut juga sebagai rongga gastrovaskuler (Rusyana,
2011).

4.2 Ciri Khusus


1. Struktur tubuh diploblastik (tubuh terdiri atas dua
lapisan jaringan).
2. Tubuh simetri radial.
3. Memiliki rongga tubuh yang digunakan sebagai
usus.

SELLY SAFITRI 1
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

4. Habitat di perairan, baik perairan tawar maupun


laut.
5. Pencernaan makanan dengan sistem
gastrovaskuler.
6. Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi
dengan sel beracun atau cnidoblast.
7. Jenis kelamin monocious atau dioecious,
larvanya disebut planula.
8. Belum memiliki alat pernapasan, sirkulasi
maupun ekskresi yang khusus (Kastawi, 2005).
Ada banyak jenis hewan yang termasuk kedalam
golongan coelenterata. Secara garis besar
dikelompokkan dalam tiga kelas, walaupun ada juga
yang membaginya menjadi 4 kelas. Kelas hydrozoa
diwakili contohnya oleh ubur-ubur (Aurelia) dan kelas
anthozoa diwakili oleh golongan anemon laut dan hewan
renang. Dalam bahasan berikut akan diuraikan tentang
ciri-ciri struktur tubuh dan proses-proses fisiologi untuk
masing-masing kelas (Kastawi, 2005).

4.3 Morfologi

SELLY SAFITRI 2
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Tubuh simetri radial, dan beberapa simetri


biradial. Struktur tubuh Coelenterata dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu polip yang hidup menetap dan
medusa yang hidup berenang bebas. Hydrozoa bentuk
polip tubuhnya berbentuk seperti silindris, dengan satu
ujung yang disebut oral yang mengandung mulut
dikelilingi oleh tentakel untuk menangkap mangsa dan
ujung lain yang menempel pada substrat disebut aboral.
Bentuk medusa seperti lonceng atau mangkuk terbalik
dengan bagian cembung mengarah keatas dan bagian
cekung dilengkapi mulut dan tentakel mengarah ke
bawah (Suwignyo, 2005).

Gambar 4.1 Struktur tubuh Coelenterata (Ahmad, 2011)


Keterangan

SELLY SAFITRI 3
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

1. Epidermis epitelium luar berfungsi sebagai


pelindung.
2. Gastrodermis epitelium dalam berfungsi sebagai
alat ekskresi dan pencernaan makanan.
3. Gastovascular cavity rongga gastrovaskuler
berfungsi sebagai usus.
4. Mesoglea lapisan yang terletak diantara epidermis
dan gastrodermis yang berfungsi sebagai tempat
lalu lintasnya serabut saraf.
5. Mulutberfungsi untuk menelan dan mengelurkan
sisa makanan yang tidak dapat dicerna.
6. Body stalk batang tubuh
7. Tentakelberfungsi untuk menangkap mangsa dan
memasukan makanan ke dalam mulut
(Suwignyo,2005).

4.4 Anatomi
Dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan, yaitu
epidermis yang merupakan lapisan paling luar,
gastrodermis merupakan lapisan paling dalam yang
membatasi rongga pencernaan, serta mesogela yang

SELLY SAFITRI 4
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

terletak diantara epidermis dan gastrodermis (Rusyana,


2011).

4.5 Fisiologi
4.5.1 Sistem Respirasi dan Ekskresi
Alat pernapasan dan ekskresi khusus tidak ada,
perukaran gas terjadi secara difusi melaluiseluruh
permukaan tubuh. Sisametabolisme biasanya dalam
bentuk amonia yang dikeluarkan secara difusi melalui
seluruh permukaan tubuhnya (Kastawi, 2005).
4.5.2 Sistem Pencernaan
Kebanyakan coelenterata bersifat karnivora, dan
makanan utamanya adalah crustacea dan ikan kecil.
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan
tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga
gastrovaskular, didalam gastrovaskular terdapat sel
kelenjar enzim yang menghasilkan enzim semacam
tripsin untuk mencerna protein (Rusyana, 2011).
Makanan hancur menjadi partikel kecil-kecil seperti
bubur, dan dengan gerakan flagela diaduk hingga
merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia

SELLY SAFITRI 5
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

untuk menangkap dan menelan partikel makanan, dan


pencernaan dilanjutkan secara intravaskuler. Hasil
pencernaan didistriusikan ke seluruh tubuh secara
difusi. Cadangan makanan yang tidak dapat dicerna
dibuang melalui mulut (Rusyana, 2011).
4.5.3 Sistem Reproduksi
Coelenterata berkembangbiak secara seksual dan
aseksual, reproduksi asekual terjadi pada stadium polip,
dan dilakukan dengan cara pertunasan (budding),
pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Reproduksi
seksual umumnya tejadi pada stadium medusa. Sel telur
atau sperma sebagian besar berasal dari sel interstial
yang mengelompok sehingga membentuk ovari atau
testis (Suwignyo, 2005).

SELLY SAFITRI 6
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.2: Tahap Metagenesis Obelia sp (Widyawati


S, 2009)
Beberapa jenis Coelenterata juga mengalami
metagenenesis (pergiliran keturunan) yaitu
perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada
Coelenterata jenis ini, tidak akan memiliki bentuk polip
pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa
pada tahap selanjutnya.
4.5.4 Alat Gerak
Coelenterate ada yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang hujau.Karena hidup menempel, maka untuk
memperoleh makanan dibutuhkan
pergerakan.Pergerakan dengan membengkokkan atas
bantuan tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat
maka kaki dapat terangkat dan pindah posisi atau dapat
pula dengan berenang dan dapat pula dengan
menggunakan tentakel sebagai kaki dengan kontraksi
memendek memanjang (Widyawati S, 2009).
4.5.5 Sistem Saraf

SELLY SAFITRI 7
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana


yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi
mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah
lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari
bahan gelatin (Rusyana, 2011).
4.6 Klasifikasi
Berdasarkan bentuk, ukuran, dan daur hidupnya,
Filum coelenterata dikelompokkan menjadi 3 kelas,
yaitu:
1) Kelas Hydrozoa, bentuk polip soliter atau koloni,
ukuran kecil tidak menyolok, dalam daur hidupnya
terdapat bentuk polip, medusa atau kedua-duanya,
diameter medusa antara 0,5 cm – 6cm dan umumnya
mempunyai velum.
2) Kelas Schypozoa, dalam daur hidupnya bentuk polip
selalu kecil, sedangkan medusa yang biasa disebut
ubur-ubur berdiameter 2-40 cm ataulebih.

SELLY SAFITRI 8
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

3) Kelas Anthozoa, selalu dalam bentuk polip, soliter


atau koloni, dalam daur hidupnya tidak ada stadium
medusa (Suhardi, 1983).
4.6.1 Kelas Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa Yunani, hydro=air dan
zoa=hewan). Sebagian besar memiliki pergiliran bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa
dapat hidup soliter, contoh hydrozoa adalah Hydra,
Obelia, dan Physalia (Suardi, 1983).
1. Ciri-ciri Umum
1) Tubuh berbentuk seperti tabung.
2) Lapisan mesoglea barsifat non seluler, artinya di
dalam mesoglea tidak memiliki sel.
3) Reproduksi secara seksual dan aseksual.
4) Hidup di air laut dan air tawar, menetap pada
substrat yang tertanam dengan adanya
percabangan horizontal seperti akar yang disebut
Hydrorhiza.
5) Gastrodermis tidak mengandung nematocyst.
6) Gonad umumnya epidermal.

SELLY SAFITRI 9
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

7) Ukuran tubuh kecil (5-10 mm, garis tengah


kurang lebih 2 mm).
8) Mulut dikelilingi oleh tentakel (setiap spesies
tidak sama jumlahnya, ada yang 6 atau 7 buah
tentakel, panjang 1-20 mm).
9) Dinding tubuh terdiri dari 2 lapis, yaitu
lapisanluar (epidermis) dan lapisan dalam
(gastrodermis)(Rusyana, 2011)
2. Morfologi
Berbentuk seperti tabung dan ukuran tubuh kecil-
kecil, setinggi beberapa sentimeter dan masing-masing
polip hanya beberapa milimeter. Warna tubuh bervariasi
putih, kesumba, jingga atau kecoklatan. Pada ujung oral
mempunyai mulut dan tentakel sedangkan ujung aboral
untuk melekatkan diri pada substrat (Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 10
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.3 MorfologiHydra sp(Ahmad, 2011).

3. Anatomi
Pada suatu koloni hidroid epidermis, mesoglea,
dan gastrodermis bersambungan. Pada umumnya koloni
hidroid dilindungi oleh selubung eksternal dari zat
tanduk (chitinous) yang transparan, dihasilkan oleh
epidermis, berfungsi sebagai rangka luar sehingga
seluruh koloni dapat tegak (Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 11
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Dinding tubuh Hydra terdiri atas tiga lapis yaitu


lapisan epidermis merupakan lapisan yang tipis
berbentuk kubus yang berfungsi sebagai alat pelindung
tubuh dan sebagai alat penerima rangsang dari luar.
Lapisan gastrodermis berfungsi sebagai alat pencernaan
makanan dan mengedarkan sari-sari makanan keseluruh
tubuh. Di dalam cnidoblast terdapat kantong beracun
yang disebut nematocyst yang berfungsi sebagai alat
pertahanan diri dari serangan pemangsa. Ada 4 tipe
nematocyst yaitu tipe penetrant, volvent,
streptolineglutitant dan stereone glutitant. Tipe penetrant
dan volvent berfungsi khusus dalam penangkapan
mangsa, sedangkan streptoline glutitant dan stereoline
glutitant berfungsi dalam membantu pergerakan. Sel
yang menyusun lapisan endodermis adalah sel nutrisi
atau endhetelium, sel intersetial, sel sensoris, sel saraf,
butir plastida dan sel sekresi (Jasin, 1992).

SELLY SAFITRI 12
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.4 Struktur Anatomi Hydra (Jasin, 1992)


4. Fisiologi
a) Sistem Respirasi dan Ekskresi
Respirasi tejadi secara langsung secara difusi
dan osmosis melalui membran sel. Zat-zat sisa akan 
dikeluarkan  oleh sel-sel epidermis   maupun 
gastrodermis ke lingkungan luar tubuh secara difusi
(Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 13
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

b) Cara Makan dan Sistem Pencernaan


Makanan Hydra berupa hewan-hewan yang
berukuran kecil seperti microcrustacea (copepod;
Cyclops), Annelida atau larva-larva insekta yang
hidup di dalam air. Hydra yang sedang kelaparan
mempunyai kebiasaan berdiri tegak diatas cakram
basalnya dengan tentakel-tentakel yang digapai-
gapai seolah-olah akan meraih tubuh mangsanya.
Bila tentakelnya telah menyentuh tubuh mangsanya,
maka nematokist segera bekerja. Nemetokist tipe
penetrant segera menembakkan panah beracunnya
yang mengandung hipnotoksin paralisis, sedangkan
nematokist tipe volvent bekerja dengan benang
lassonya untuk menjerat kaki-kaki atau apendiks
tubuh mangsanya, dan nematokist tipe glitinannya
membantu mempercepat proses penggulungan
mangsanya untuk ditarik ke dekat tubuhnya
(Brotowidjoyo, 1989).
Tubuh mangsa yang telah tertangkap segera
dimasukkan ke dalam tubuhnya (hipostome),

SELLY SAFITRI 14
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

kemudian ditelan masuk kedalam liang enteron.


Kelancaran proses penelanan makanan dibantu oleh
adanya sekreta yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar.
Setelah tubuhnya mangsanya tersebut tiba di liang
enteron, maka segera dicerna oleh enzim-enzim yang
dihasilkan oleh sel-sel sekretoris dari lapisan
gestrodermis. Proses pengadukan makanan
dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan, kemudian
partikel makanan yang telah dicerna sarinya akan
diserap oleh sel-sel nutritive (Brotowidjoyo, 1989).
Proses pencernaan dalam tubuh Hydra
berlangsung secara ekstraselular dan dilanjutkan
secara intraselular oleh sel-sel berflagel. Selanjutnya
sari-sari makanan tersebut akan diedarkan keseluruh
bagian tubuh oleh dinding gastrodermis, dengan
demikian system enteronnya mengemban dua system
sekaligus yaitu sebagai alat pencerna dan sebagai
alat transportasi sehingga dikatakan bahwa system
enteron Hydra bersifat sebagai system gatrovaskular.
Partikel-partikel makanan yang tidak tercerna

SELLY SAFITRI 15
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

misalnya kutikula dan lainnya akan dikeluarkan dari


tubuh dengan jalan dimuntahkan kembali lewat
mulut. Cadangan makanan dalam tubuh Hydra akan
disimpan dalam bentuk glikogen, didalam sel-sel
nutritive dan lapisan gastridernis. Bila sekitarnya
cadangan makanan tersebut digunakan, maka
simpanan glikogen tersebut akan biubah kembali
menjadi bentuk gula terlarut (glukosa) kemudian
secara difusi dan osmosis akan diedarkan ke seluruh
tubuh (Brotowidjoyo, 1989).

Gambar 4.5 Pencernaan pada Hydra (Brotowidjoyo,


1989).

SELLY SAFITRI 16
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

c) Sistem gerak
Tangkai tubuh dan tentakel Hydra dapat
digerakkan karena adanya kontraksi dari fibril-fibril
otot yang memanjang pada bentalan epidermis.
Gerak pada Hydra dapat terjadi karena adanya
rangsangan dari lingkungan atau gerak spontan. Cara
bergerak Hydra dapat dibedakan menjadi 8 pola
gerak yaitu gerak spontan, gerak seperti ulat kilan,
gerak merayap, gerakan salto, gerak memanjat, gerak
mengapung, gerak melayang, dan gerak meluncur
(Radipoetra, 1996).
1) Gerak Spontan
Gerak spontan biasanya dilakukan bila
Hydra sedang beristirahat dengan melekatkan
diri pada suatu subjek pada kaki cakramnya.
Secara berkala 5 hingga 10 menit sekali secara
spontan hewan itu memanjang-mendekkan
tubuhnya. Bila pergerakan itu dilakukan berkali-
kali, maka hewan akan beristirahat, kemudian

SELLY SAFITRI 17
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

akan melakukan gerak spontan lagi tetapi dengan


mengambil arah lain (Radiopoetra, 1996).
2) Gerak Seperti Ulat Kilan
Gerak ini mula-mula dilakukan dengan
membungkukkan tubuhnya. Dalam posisi
membungkuk maka tentakel yang memiliki
nematokist glutinant akan berpegang pada suatu
objek. Dalam possisi tersebut, bagian pangkal
tubuh akan bergeser mendekati posisi bagian
tentakel yang telah melekat pada objek. Begitu
seterusnya sehingga tampak adanya gerak seperti
gerak ulat kilan (Radiopoetra, 1996).
3) Gerak Merayap
Pada saat melakukan gerak ini mula-mula
tubuhnya dibungkukkan dengan tentakel
berpegang pada suatu objek dengan posisi
cakram basal di atas, sehingga Hydra berdiri
dengan bagian tubuh di bawah, setelah itu Hydra
bergerak merayap dengan menggunakan
tentakelnya (Radiopoetra, 1996).

SELLY SAFITRI 18
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

4) Gerak Salto
Gerak ini pada prinsipnya sama dengan
gerak seperti ulat kilan. Bedanya adalah Hydra-
nya mengadakan gerak jungkir balik akrobatik.
Mula-mula tubuhnya dibungkukkan kemudian
hewan berdiri dengan posisi mulut di bawah dan
cakram basal di atas, setelah itu tubuhnya
dibungkukkan lagi sehingga untuk berdiri
dengan posisi bagian ckram basal di bawah dan
mulut di atas, begitu seterusnya seperti gerak
orang yang melakukan salto (Radiopoetra, 1996).

Gambar 4.6 Gerak salto pada Hydra (Radiopoetra, 1996)


5) Gerak Memanjat
Dengan menggunakan tentakelnya, Hydra
dapat berpindah tempat dengan bergelantungan
pada suatu objek yang satu ke objek yang lain
sperti halnya tarzan sedang berayun dari dahan

SELLY SAFITRI 19
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

satu pindah ke dahan yang lain (Radiopoetra,


1996).
6) Gerak Mengapung
Dalam gerak ini tubuhnya diapungkan di
permukaan air untuk untuk dibiarkan emana akan
dibawa oleh air. Kadang-kadang Hydra tersebut
dalam pengapungannya menggunakan sehelai
daun sebagai alat pengapungnya (Radiopoetra,
1996).

7) Gerak Melayan
Maksud gerak melayang disini ialah
melayang dekat permukaan air. Prinsipnya sama
dengan gerak mengaung tetapi dalam hal ini
menggunakan gelembung-gelembung gas
sebagai alat layangnya. Adapun gelembung-
gelembung gas tersebut merupakan produksi dari
sel kelenjar yang terletak di daerah cakram basal
(Radiopoetra, 1996).
8) Gerak Meluncur

SELLY SAFITRI 20
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Dengan menggunakan zat lendir yang


dihasikan oleh sel-sel kelenjar yang berada di
daerah cakram basal, Hydra bergerak meluncur
seperti halnya orang bermain ski (Radiopoetra,
1996).
d) Sistem Reproduksi
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual
dan seksual, yaitu:
1) Reproduksi Aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual
terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-
kira pada bagian samping tengah dinding tubuh
Hydra.Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea
dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus
membesar dan akhirnya melepaskan diri dari
tubuh induknya untuk menjadi individu
baru(Rusyana,2011).

SELLY SAFITRI 21
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.7 Reproduksi Aseksual (Rusyana,2011).


2) Reproduksi seksual
Reproduksi seksual terjadi melalui
peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma
(dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot
yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudian embrio ini akan berkembang
membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk.
Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat
yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar
perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan
membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh
menjadi Hydra baru ( Rusyana,2011).

SELLY SAFITRI 22
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.8 Reproduksi Seksual ( Rusyana,2011).


e) Sistem Syaraf
Sel-sel syaraf terletak di bagian bawah dari
jajaran sel-sel epitheliomuskulas, dan sejajar dengan
lapisan mesoglea. Sel syaraf ini merupakan derivat
dari epidermis dan diduga merupakan perkembangan
dari sel interstitial yang kemudian masuk ke dalam
bagian mesoglea. Setiap sel syaraf terdiri atas bagian
badan sel dan cabang-cabang yang merupakan
tonjolan yang disebut neurit. Keistimewaan dari sel –
sel syaraf Hydra pada umumnya adalah masih tetap
tersebar sehingga membentuk suatu sistem difusi
dalam arti tidak adanya susunan atau sistem sentral.

SELLY SAFITRI 23
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

5. Daur Hidup
Obelia merupakan contoh anggota dari kelas
Hydrozoa yang hidup di air laut dan hidup secara
berkoloni. Tubuhnya mempunyai kerangka luar yang
mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu
polip hydrant yang berfungsi untuk makan dan polip
gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan
dapat menghasilkan alat reproduksi (Sugeng, 2008).

Gambar 4.9 Siklus hidup obelia (Sugeng, 2008)

SELLY SAFITRI 24
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.10 Bagan siklus hidup Obelia (Sugeng, 2008)


Keterangan :
a. Pada Polip obelia dewasa yang bersifat diploid (2n)
terdapat dua jenis polip. Yang pertama Polip Dengan
Tentakel yang berfungsi untuk hal nutrisi (makanan)
dan yang kedua Polip Tanpa Tentakel yang berfungsi
sebagai reproduksi aseksual.

SELLY SAFITRI 25
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

b. Polip tanpa tentakel yang melakukan reproduksi


secara aseksual itu menghasilkan Tunas Medusa.
c. Tunas Medusa kemudian lepas dari polip dan tumbuh
menjadi Medusa Dewasa.
d. Medusa Dewasa itu ada yang menghasilkan Sel telur
(Ovum) dan Sel sperma (Spermatozoid)
e. Ovum dan Sperma yang dilepaskan di air bertemu
dan terjadilah fertilisasi
f. Fertilisasi yang terjadi di air akan menghasilkan Zigot
g. Zigot berkembang menjadi Larva Planula
h. Larva Planula kemudian menempel di dasar laut dan
tumbuh menjadi Koloni muda dan kemudian tumbuh
menjadi koloni dewasa (polip obelia dewasa).
6. Klasifikasi Hydrozoa
a) Ordo Siphonophora
Salah satu contoh dari ordo ini adalah Physalia
pelagic.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Siphonophora

SELLY SAFITRI 26
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Famili : Physaliidae
Genus : Physalia
Spesies : Physalia pelagic
Gambar 4.11 Physalia pelagic (Kastawi, 2005)

b) Ordo Hydroida
Hewan ini hidupnya sesil hewan ini warnanya
bervariasi, tergantung pada usia, jenis dan jumlah
makanan yang tertelan. Tubuhnya radial simetris, tubuh
utama "kolom" adalah sebuah silinder memanjang pedal
disc, untuk lampiran substrat, terdiri dari sel-sel sekretori
khusus. Salah satu contoh dari ordo ini adalah Hydra sp.
(Kastawi, 2005).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Famili : Hydraidae
Genus : Hydra
Spesies : Hydra sp.
Gambar 4.12 Hydra sp. (Kastawi, 2005)
4.6.2 Kelas Scyphozoa

SELLY SAFITRI 27
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani (skyphos=


mangkok, dan zoon= hewan) jadi scypozoa berarti
hewan yang bentuk tubuhnya mnyerupai mangkok.
Seperti halnya kelas hydrozoa, kelas scyphozoa juga
menunjukan gejala metagenesis atau pergiliran
keturunan, antara fase polip dan medusa. Hanya pada
kelompok ini yang paling menonjol dalam penampilan
selama siklus hidupnya adalah fase medusa atau ubur-
ubur (Kastawi, 2005).
1. Morfologi
Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk
atau cawan yang transparan dan berukuran besar,
sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Ukuran
tubuh relatif lebih besar dengan diameter antara 2-40
cm, bahkan pada Cyanea capillata sampai 2 m,
berwarna menarik seperti jingga, kesumba atau
kecoklatan, warna ini disebabkan oleh warna gonad dan
bagian-bagian dalam yang lain (Rusyana, 2011)

SELLY SAFITRI 28
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.13 Morfologi Aurelia aurita, salah satu


anggota dari kelas Scyphozoa (Kastawi,
2005)
2. Anatomi
Bagian tengah permukaan tubuh sebelah bawah
(permukaan oral atau permukaan sub umbrella) terdapat
kerongkongan yang menggantung ke bawah yang disebut
manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang
mulut. Setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi tangan
mulut (4 buah). Rongga mulut bersambungan dengan
manubrium dan bermuara ke rongga perut, yang terdiri

SELLY SAFITRI 29
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

atas sebuah rongga sentral dan 4 buah kantung gastrik.


Masing-masing kantung gastrik dilengkapi tentakel
internal endodermal dilengkapi dengan nematokist yang
dapat digunakan untuk melumpuhkan mangsa. Dari
kantung gastrik akan menjulur saluran mesoglea untuk
berhubungan dengan saluran cincin yang ada di bagian
tepi ubur-ubur (Rusyana, 2011).

Gambar 4.14 Struktur tubuh Aurelia aurita (Anaz, 2009)


3. Fisiologi
1) SistemEkskresi dan Respirasi
Scypozoa tidak mempunyai alat respirasi dan
ekskresi yang khusus. Gas O2 yang terlarut di dalam

SELLY SAFITRI 30
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

air yang berada di dalam daerah ekstern secara


difusi dan osmosis akan masuk ke dalam lapisan
epidermis maupun gastodermis, tetapi sebaliknya
gas CO2yang terjadi dari proses pernafasan akan di
keluarkan dari daerah intern secara difusi dan
osmosis (Rusyana, 2011).
2) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan Aurelia aurita
terdiri atas pencernaan eksternal dan internal. Pada
pencernaan eksternal, zooplankton yang telah
melekat atau terkumpul di bawah tubuh akan
dibersihkan oleh flagel yang selanjutnya ditangkap
oleh tangan mulut untuk dimasukan ke dalam mulut.
Bulu-bulu getar yang menghiasi tangan mulut cukup
selektif dalam hal memilih makanan. Bahan
makanan kemudian masuk ke dalam rongga
gastrovaskuler melalui manubrium (Rusyana, 2011).
3) Sistem Saraf
System susunan saraf ubur-ubur lebih kompleks
yang terdiri dari :

SELLY SAFITRI 31
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

a) Jaringan saraf utama


b) Jaringan saraf difus
c) Delapan ganglia rhopalia (Rusyana, 2011).

Gambar 4.15 Sel saraf pada Aurelia aurita(Rusyana,


2011)
4) Sistem Reproduksi
Reproduksi ubur-ubur yaitu dimulai dari
spermatozoid dari ubur-ubur jantan setelah di
pancarkan ke dalam air, berenang mencari tubuh
ubur-ubur betina. Setelah spermatozoid masuk ke
dalam enetron tubuh betina dan membuahi sel telur
yang yang dihasilkan oleh ovarium. Zygot yang
merupakan hasil peleburan akan di keluarkan dari
dalam tubuh betina melalui mulutnya. Setelah
keluar dari mulut akan berkembang menjadi larva

SELLY SAFITRI 32
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

yang berambut getar yang disebut planula.


Kemudian planula ini akan mengikatkan diri pada
suatu substrat yang berada di dasar laut (Rusyana,
2011).
Di dasar laut hewan ini melepaskan rambut
getar dan tubuh menjadi polip baru yang disebut
skifistoma. Nantinya skifistoma akan membelah
secara transversal dan membentuk strobila.
Sedangkan bentuk cakram yang membelah tadi
membentuk ephira. Kemudian ruas ephyra yang
telah tua akan melepaskan diri dan berenang bebas
untuk hidup secara mandiri dan menjadi ubur-ubur
atau medusa muda dan selanjutnya akan menjadi
dewasa (Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 33
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 4.16 Proses reproduksi (ubur-ubur) (Barnes,


1994)
5) Sistem Gerak
Scymedusa berenang dengan berdenyut-denyut.
Gerakan berdenyut cenderung menarik tubuh
Aurelia aurita ke atas.Apabila kontraksi dihentikan,

SELLY SAFITRI 34
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

maka tubuh ubur-ubur akan tenggelam secara


perlahan-lahan (Suwignyo, 2005).
4. Habitat dan Penyebaran
Banyak di temukan di tepi pantai. Polip Aurelia
aurita berukuran 5 mm terikat pada suatu obyek di dasar
laut dan Hidup di air laut secara koloni (Suwignyo,
2005).
Terdapat di semua lautan dari laut Arktik sampai
laut tropis, beberapa di laut dalam, tetapi kebanyakan di
perairan pantai (Suwignyo, 2005).
5. Klasifikasi Scypozoa
a) Ordo Seamiostomae 
Salah satu contoh dari ordo ini adalah
cyanea capillata (Kastawi, 2005).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Semaeostomeae
Famili : Cyaneidae
Genus : Cyanea
Spesies : Cyanea capillata
Gambar 4.17Cyanea capillata(Kastawi, 2005)

SELLY SAFITRI 35
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

b) Ordo Rhizostomae
Selain Ubur-ubur, ada juga disebut Ubur-ubur
Cassiopeia, sangat ternama karena bel yang diratakan
(kepala) bersandar pada bagian bawah memanjang.
Tentakel berumbai sampai ke dalam kolom air di mana
mereka menangkap makanan planktonik dan menyerap
cahaya yang digunakan oleh alga fotosintetik yang
disimpan di dalam tubuhnya (Kastawi, 2005).
Rhizostomida lebih menyukai dasar berpasir
lebar untuk akuarium dan memerlukan intensitas cahaya
tinggi untuk fotosintesis terjadi. Salah satu contoh dari
ordo ini adalah Cassiopea sp. (Brotowidjoyo, 1989)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomae
Famili : Cassiopeidae
Genus : Cassiopea
Spesies : Cassiopea sp.
Gambar 4.18Cassiopea sp. (Brotowidjoyo, 1989)
4.6.3 Kelas Anthozoa

SELLY SAFITRI 36
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Anthozoa berasal dari bahasa Latin, yaitu Anthos


= bunga dan zoon= hewan, memiliki banyak tentakel
yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak
memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas
Coelenterata lainnya. Anthozoa hidup di laut dangkal
secara soliter dan berkoloni. Anthozoa meliputi
anemone laut, karang batu, dan terumbu karang
(Suwignyo,2005).
1. Ciri-ciri Umum
1) Hidup di laut dengan bentuk polip.
2) Polip bereproduksi secara aseksual dengan
tunas, pembelahan dan fragmentasi dan
reproduksi seksual dengan fertilisasi yang
menghasilkan zigot lalu menjadi planula.
3) Memiliki warna tubuh yang bervariasi, putih,
hijau, biru, jingga, merah atau perpaduan
berbagai warna.

SELLY SAFITRI 37
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

4) Hidup menempel pada batu, cangkang, atau


meliang di lumpur atau pasir, ada yang
komensal dengan jenis kepiting tertentu.
5) Pada mulut terdapat tentakel bolong yang
berjumlah 6 helai sampai beberapa ratus
helai; tidak pernah 8 helai(Suwignyo, 2005).
2. Ciri-ciri Morfologi
Tubuh berbentuk silindris dengan bagian oral
agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan
rangkaian tentakel yang membentuk seperti mahkota
bunga. Panjang tubuhnya sekitar 5-7 cm, tetapi ada juga
yang berukuran raksasa hingga 1m. Tubuhnya radial
simetris dengan warna yang berfariasi, tetapi biasanya
warnanya kecoklatan atau kekuning-kuningan (Rusyana,
2011).
3. Ciri-ciri Anatomi dan Fisiologi
Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian utama
yaitu cakram pedal (kaki), kolumna/skapus/batang tubuh
dan cakram oral (kapitalium). Antara cakram pedal
dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang

SELLY SAFITRI 38
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

disebut limbus, sedangkan antara bagian skapus dengan


bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang
disebut koral (Brotowidjoyo, 1989).

Gambar 4.19 Struktur tubuh Metridium


marginatum(Ahmad,2012)
Keterangan
1. Pada cakram oral terdapat mulut berupa celah yang
dikelilingi oleh tentakel yang mengandung
nematosita.
2. Cakram basal merupakan tempat melekatkan diri
pada suatu substrat.

SELLY SAFITRI 39
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

3. Dibawah mulut terdapat kerongkongan


(Stomodeum).
4. Nematokist yang berfungsi untuk melekatkan racun
untuk melumpuhkan mangsa.
5. Sifonaqlifa sebagai alat pernapasan yang paling
sederhana.
6. Tentakel untuk menangkap dan mendorong mangsa
masuk ke dalam mulut Metridium
marginatum(Suwignyo, 2005).
a) Sistem Respirasi dan Ekskresi
Dalam hal pernafasan baik pemasukan oksigen
yang terlarut di dalam air laut, maupun pengeluaran
gas karbondioksida berlangsung secara difusi-
osmosis secara langsung melalui semua permukaan
tubuhnya (Sugeng, 2008).
b) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan dimulai dari
stomodeum (kerongkongan) menuju ke rongga
gastrovaskuler. Disepanjang sisi stomodeum
dilengkapi alur cincin bersila yang disebut

SELLY SAFITRI 40
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

siphonogliph. Alur ini merupakn jalan masuknya air


ke dalam koelanteran. Air dapat mengalir dari ruang
yang satu ke ruang yang lain melalui celah yang
disebut ostia. Dibagian bawah stomodium
berkembang menjadi bentuk tebal yang disebut
filamen pencernaan, didalamnya mengandung sel-
sel kelenjar penghasil getah pencernaan yang
mengandung enzim. Didekat bagian dasar filamen
ditemukan benang-benang akontia yang didalamnya
dilengkapi dengan sel-sel kelenjar dan nematokist
(Kastawi, 2005).
Sistem pencernaan makanan dilakukan secara
ekstrasel dan intrasel. Pada pencernaan ekstrasel,
mangsa dilumpuhkan dengan nematokist. Dengan
bantuan tentakel, makanan ditarik ke dalam mulut,
kemudian masuk ke stomadeum, lalu ke rongga
gastrovaskuler. Didalam ronggan gastrovaskuler
makanan tersebut dikelurkan oleh getah pencernaan.
Sari-sari makanan diserap oleh dinding gatrodermis.
Sedangkan bagian atau partikel-partikel yang tidak

SELLY SAFITRI 41
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

dicerna dikelurkan kembali melalui mulut (Kastawi,


2005).

c) Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas pleksus epidermal dan
pleksus gastrodermal, yang masing-masing tersusun
atas serabut saraf dan ganglion yang besar. Pleksus
tersebut makin intensif terutama dibagian tentakel,
diskus oral maupun stomodeum (Rusyana, 2011).
d) Sistem Reproduksi
Kelas Anthozoa berkembangbiak secara seksual
maupun aseksual (Brotowidjoyo, 1989).
1) Aseksual
Perkembangan secara aseksual dengan cara
pembentukan kuncup. Mula-mula di bagian
kolumna atau skapus timbul semacam tonjolan
yang berkembang dan akhirnya membentuk
metridium baru. Metridium anakan tersebut
kelak bila sudah tiba saatnya akan melepaskan

SELLY SAFITRI 42
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

diri dari tubuh induknya dan hidup secara


mandiri (Brotowidjoyo, 1989).
2) Seksual
Pematangan sel telur dan spermatozoid tidak
sama,dengan demikian perkawinan antara sel
telur dengan spermatozoidnya terjadi secara
perkawinan silang. Ovum dan spermatozoid yang
telah matang akan keluar melalui mulut dan
perkawinannya berlangsung di alam bebas
(fertilisasi eksternal). Ovum yang telah dibuahi
oleh spermatozoid akan terbentuk zigot.Dari hasil
pembelahan zigot tersebut terbentuklah
koeblastula. Koeblastula tersebut selanjutnya
dengan proses gastrulasi akhirnya terbentuk
planula (larva berambut getar). Planula dengan
rambut getarnya akan berenang-renang secara
bebas untuk mencari lingkungan yang sesuai
dengan hidupnya kelak. Bila telah menemukan
tempat yang cocok, maka akan melekatkan diri

SELLY SAFITRI 43
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

pada suatu objek lalu tumbuh menjadi polip


dewasa (Rusyana, 2011).
e) Sistem Gerak
Anemon laut memiliki gerak yang bervariasi,
karena sistem otot telah mengalami perkembangan
lebih sempurna bila dibandingkan dengan anggota
dari kelas Hydrozoa dan Scyphozoa. Sistem otot
terdapat pada bagian epidermis dan bagian
gastrodermis. Pada bagian epidermis (bagian
tentakel) terdapat serabut memanjang atau
longitudinal, pada bagian cakral oral terdapat
serabut sirkular. Serabut-serabut sirkular ini
dijumpai pada bagian tentakel, cakram oral, skapus,
dan cakram pedal. Di bagian kollar serabut sirkular
ini menebal dan membentuk apa yang disebut
sphinkter (Rusyana, 2011).
4. Habitat
Sea Anemon banyak di jumpai di kawasan laut
mulai dari daerah pantai sampai kedalaman 99 m
terutama di daerah laut yang airnya hangat dan

SELLY SAFITRI 44
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

jernih. Anemon laut menetap di suata tempat dengan


melekatkan diri pada obyek yang berada di dalam
laut, misalnya batu karang, tumbuhan laut, dan
bekas cangkang Gastropoda (Suwignyo, 2005).
5. Klasifikasi
a) Ordo Madreporaria
Tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh
epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan bentuknya
seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar
seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian
tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun
bunga, panjang tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi
ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter.
Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih
kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian
utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian
kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian
batang tubuh dan bagian cakram oral atau
kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan
bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang

SELLY SAFITRI 45
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

disebut limbus. Sedang antara skapus dengan


bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian
yang disebut collar. Salah satu contoh dari ordo
ini adalah Fungia sp(Tjitrosoepomo, 1989)
b) Ordo Gorgonacea
Hidup secara koloni dan biasa mempunyai
bentuk seperti tumbuhan, skeletonsumbu berupa
spicula kapur; polip pendek, ordo ini memiliki
1000 species. Mempunyai mulut yang
bersambung dengan stomodeum, cakram oral
tipis atau pipih, dengan tentakel pendek.Salah
satu contoh dari ordo ini adalah Goniastraea
pectinata(Tjitrosoepomo, 1989).
c) Ordo Antipatharia
Mempunyai skeleton yang berbentuk seperti
tanaman dengan cabang-cabang,tersusun atas zat
tanduk dengan polip kecil yang bertentakel 6;
terdapat dilaut tropis; diIndonesia terkenal
sebagai akar bahar.Salah satu contoh dari ordo ini

SELLY SAFITRI 46
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

adalah Euplexaura antipthes(Tjitrosoepomo,


1989).
d) Ordo Alcynacea
Merupakan karang lunak, memiliki polip
dengan bagian yang pendek menyatudalam
bentuk massa yang lunak. Hanya pada akhir oral
tampak bagian yang mencuat. Skeleton berupa
spicula lunak terpisah satu sama lainnya; terdapat
dalam perairan yang hangat.Salah satu contoh
dari ordo ini adalah Hartea sp(Tjitrosoepomo,
1989).

4.7 Peranan Coelenterata


a. Sebagai bahan makanan, contoh : ubur-ubur
b. Anemon laut/mawar laut sebagai hiasan di bawah
laut atau akuarium air laut.
c. Terumbu karang yang bagus dan eksotik bisa
menarik wisatawan berkunjung untuk wisata laut
dengan menyelam, contoh : Taman Laut Bunaken
d. Karang merupakan tempat persembunyian dan
tempat perkembangbiakan ikan.

SELLY SAFITRI 47
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

e. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang


dapat melindungi pantai dari aberasi air laut
(Tjitrosoepomo, 1989).

SELLY SAFITRI 48

Anda mungkin juga menyukai