KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
BAB IV
FILUM COELENTERATA
4.1 Pengertian
Istilah coelenterata diambil dari bahasa yunani
(greak); coilos = rongga, enteran = usus, jadi disebut
hewan berongga. Istilah tersebut juga mengidinkasikan
bahwa coelenterata tidak memiliki rongga tubuh
sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang
disebut coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai
rongga pencernaan dan sekaligus berfungsi sebagai
pengedar makanan. Oleh karena itu rongga tersebut
disebut juga sebagai rongga gastrovaskuler (Rusyana,
2011).
SELLY SAFITRI 1
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
4.3 Morfologi
SELLY SAFITRI 2
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 3
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
4.4 Anatomi
Dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan, yaitu
epidermis yang merupakan lapisan paling luar,
gastrodermis merupakan lapisan paling dalam yang
membatasi rongga pencernaan, serta mesogela yang
SELLY SAFITRI 4
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
4.5 Fisiologi
4.5.1 Sistem Respirasi dan Ekskresi
Alat pernapasan dan ekskresi khusus tidak ada,
perukaran gas terjadi secara difusi melaluiseluruh
permukaan tubuh. Sisametabolisme biasanya dalam
bentuk amonia yang dikeluarkan secara difusi melalui
seluruh permukaan tubuhnya (Kastawi, 2005).
4.5.2 Sistem Pencernaan
Kebanyakan coelenterata bersifat karnivora, dan
makanan utamanya adalah crustacea dan ikan kecil.
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan
tentakel. Kemudian makanan masuk ke rongga
gastrovaskular, didalam gastrovaskular terdapat sel
kelenjar enzim yang menghasilkan enzim semacam
tripsin untuk mencerna protein (Rusyana, 2011).
Makanan hancur menjadi partikel kecil-kecil seperti
bubur, dan dengan gerakan flagela diaduk hingga
merata. Sel otot pencerna mempunyai pseudopodia
SELLY SAFITRI 5
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 6
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 7
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 8
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 9
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 10
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
3. Anatomi
Pada suatu koloni hidroid epidermis, mesoglea,
dan gastrodermis bersambungan. Pada umumnya koloni
hidroid dilindungi oleh selubung eksternal dari zat
tanduk (chitinous) yang transparan, dihasilkan oleh
epidermis, berfungsi sebagai rangka luar sehingga
seluruh koloni dapat tegak (Rusyana, 2011).
SELLY SAFITRI 11
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 12
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 13
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 14
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 15
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 16
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
c) Sistem gerak
Tangkai tubuh dan tentakel Hydra dapat
digerakkan karena adanya kontraksi dari fibril-fibril
otot yang memanjang pada bentalan epidermis.
Gerak pada Hydra dapat terjadi karena adanya
rangsangan dari lingkungan atau gerak spontan. Cara
bergerak Hydra dapat dibedakan menjadi 8 pola
gerak yaitu gerak spontan, gerak seperti ulat kilan,
gerak merayap, gerakan salto, gerak memanjat, gerak
mengapung, gerak melayang, dan gerak meluncur
(Radipoetra, 1996).
1) Gerak Spontan
Gerak spontan biasanya dilakukan bila
Hydra sedang beristirahat dengan melekatkan
diri pada suatu subjek pada kaki cakramnya.
Secara berkala 5 hingga 10 menit sekali secara
spontan hewan itu memanjang-mendekkan
tubuhnya. Bila pergerakan itu dilakukan berkali-
kali, maka hewan akan beristirahat, kemudian
SELLY SAFITRI 17
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 18
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
4) Gerak Salto
Gerak ini pada prinsipnya sama dengan
gerak seperti ulat kilan. Bedanya adalah Hydra-
nya mengadakan gerak jungkir balik akrobatik.
Mula-mula tubuhnya dibungkukkan kemudian
hewan berdiri dengan posisi mulut di bawah dan
cakram basal di atas, setelah itu tubuhnya
dibungkukkan lagi sehingga untuk berdiri
dengan posisi bagian ckram basal di bawah dan
mulut di atas, begitu seterusnya seperti gerak
orang yang melakukan salto (Radiopoetra, 1996).
SELLY SAFITRI 19
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
7) Gerak Melayan
Maksud gerak melayang disini ialah
melayang dekat permukaan air. Prinsipnya sama
dengan gerak mengaung tetapi dalam hal ini
menggunakan gelembung-gelembung gas
sebagai alat layangnya. Adapun gelembung-
gelembung gas tersebut merupakan produksi dari
sel kelenjar yang terletak di daerah cakram basal
(Radiopoetra, 1996).
8) Gerak Meluncur
SELLY SAFITRI 20
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 21
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 22
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 23
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
5. Daur Hidup
Obelia merupakan contoh anggota dari kelas
Hydrozoa yang hidup di air laut dan hidup secara
berkoloni. Tubuhnya mempunyai kerangka luar yang
mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu
polip hydrant yang berfungsi untuk makan dan polip
gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan
dapat menghasilkan alat reproduksi (Sugeng, 2008).
SELLY SAFITRI 24
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 25
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 26
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
Famili : Physaliidae
Genus : Physalia
Spesies : Physalia pelagic
Gambar 4.11 Physalia pelagic (Kastawi, 2005)
b) Ordo Hydroida
Hewan ini hidupnya sesil hewan ini warnanya
bervariasi, tergantung pada usia, jenis dan jumlah
makanan yang tertelan. Tubuhnya radial simetris, tubuh
utama "kolom" adalah sebuah silinder memanjang pedal
disc, untuk lampiran substrat, terdiri dari sel-sel sekretori
khusus. Salah satu contoh dari ordo ini adalah Hydra sp.
(Kastawi, 2005).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Famili : Hydraidae
Genus : Hydra
Spesies : Hydra sp.
Gambar 4.12 Hydra sp. (Kastawi, 2005)
4.6.2 Kelas Scyphozoa
SELLY SAFITRI 27
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 28
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 29
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 30
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 31
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 32
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 33
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 34
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 35
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
b) Ordo Rhizostomae
Selain Ubur-ubur, ada juga disebut Ubur-ubur
Cassiopeia, sangat ternama karena bel yang diratakan
(kepala) bersandar pada bagian bawah memanjang.
Tentakel berumbai sampai ke dalam kolom air di mana
mereka menangkap makanan planktonik dan menyerap
cahaya yang digunakan oleh alga fotosintetik yang
disimpan di dalam tubuhnya (Kastawi, 2005).
Rhizostomida lebih menyukai dasar berpasir
lebar untuk akuarium dan memerlukan intensitas cahaya
tinggi untuk fotosintesis terjadi. Salah satu contoh dari
ordo ini adalah Cassiopea sp. (Brotowidjoyo, 1989)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomae
Famili : Cassiopeidae
Genus : Cassiopea
Spesies : Cassiopea sp.
Gambar 4.18Cassiopea sp. (Brotowidjoyo, 1989)
4.6.3 Kelas Anthozoa
SELLY SAFITRI 36
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 37
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 38
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 39
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 40
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 41
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
c) Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas pleksus epidermal dan
pleksus gastrodermal, yang masing-masing tersusun
atas serabut saraf dan ganglion yang besar. Pleksus
tersebut makin intensif terutama dibagian tentakel,
diskus oral maupun stomodeum (Rusyana, 2011).
d) Sistem Reproduksi
Kelas Anthozoa berkembangbiak secara seksual
maupun aseksual (Brotowidjoyo, 1989).
1) Aseksual
Perkembangan secara aseksual dengan cara
pembentukan kuncup. Mula-mula di bagian
kolumna atau skapus timbul semacam tonjolan
yang berkembang dan akhirnya membentuk
metridium baru. Metridium anakan tersebut
kelak bila sudah tiba saatnya akan melepaskan
SELLY SAFITRI 42
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 43
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 44
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 45
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 46
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 47
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1
SELLY SAFITRI 48