Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SELLY SAFITRI

NIM : 431419002
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A
MATA KULIAH : FISIOLOGI TUMBUHAN
___________________________________________________________________________
FOTOSINTESIS

1. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses di mana karbon dioksida atmosfer diasimilasi
menjadi senyawa organik menggunakan energi cahaya (Sarah Covshof, 2018).
Dengan cara ini, energi elektromagnetik cahaya diubah menjadi molekul organik
tereduksi. Senyawa organik yang dihasilkan dimetabolisme menjadi komponen
struktural dan fungsional tanaman untuk menghasilkan ATP dan mengurangi daya,
melepaskan CO2.
Mengutip dari buku Fisiologi Tumbuhan: Sebuah Kata Pengantar, dalam
digilib.unimed.ac.id, fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari
zat anorganik (air, karbondioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari.
Karena bahan baku yang dipergunakan adalah zat karbon (karbondioksida), maka
dapat juga disebut asimilasi zat karbon. Pada dasamya, proses fotosintesis merupakan
kebalikan dari pemapasan. Proses pemapasan bertujuan memecah gula menjadi
karbondioksida, air dan energi. Sebaliknya proses fotosintesis mereaksikan
(menggabungkan) karbondioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan energi
cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya berlangsung pada tumbuhan
yang berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber cahaya.

2. Tempat Terjadinya Fotosintesis


Semua bagian tanaman yang hijau, termasuk batang hijau dan buah yang tidak
matang, memiliki kloroplas, sebagian besar daunnya merupakan lokasi utama untuk
fotosintesis. Kloroplas banyak ditemukan di sel mesofil, jaringan bagian dalam daun.
Karbondioksida (CO2) memasuki daun, lalu oksigen keluar melalui pori-pori
mikroskopis yang disebut stomata (dalam bahasa Yunani, stoma: tunggal, berarti
'mulut'). Sementara air diserap oleh akar dan dikirim ke daun melalui batang. Saat
sinar matahari jatuh ke permukaan daun, klorofil menangkap energi dari cahaya
matahari tersebut. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna atau
transparan, kemudian diteruskan menuju mesofil. Di mesofil inilah sebagian besar
proses fotosintesis terjadi. Energi tersebut kemudian digunakan untuk mengubah air
menjadi gula/glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2). Setelah itu dari proses fotosintesis
akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Sementara oksigen yang dihasilkan
dikeluarkan oleh tumbuhan lewat stomata. Oksigen ini kemudian berada di udara
bebas untuk dihirup oleh makhluk hidup lain yaitu manusia dan hewan.

Gambar 1. Perbesaran lokasi fotosintesis di sebuah tanaman (Sumber


Campbell, 2017)

3. Faktor Penentu Laju Fotosintesis


Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat
memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang
tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ
yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya Matahari, suhu
lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal
juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju
fotosintesis. Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai
kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah
sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis
yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor
seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi
fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut
memengaruhi laju fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1. Intensitas cahaya. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida. Semakin banyak karbon dioksida di udara,
makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh
lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang
tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

4. Tahapan Fotosintesis: Reaksi Terang dan Reaksi Gelap


Fotosintesis terdiri dari dua tahap yang disebut reaksi terang, yang
membutuhkan cahaya dan melibatkan pemecahan air serta pelepasan oksigen, dan
reaksi gelap atau siklus Calvin, yang mengubah karbon dioksida menjadi gula.
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap
yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang
proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua
cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian
utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada
grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di 16 dalam stroma. Dalam
reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan
oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi
gelap tidak dibutuhkan cahaya Matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah
senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.
Organisme fotosintesis itu autotrof, yang berarti bahwa mereka menyimpan
energi, mereka dapat menyintesis makanan langsung ari karbondioksida, air, dan
menggunakan energi dari cahaya. Mereka menumbuhkannya sebagai bagian dari
energi potensial mereka. Akan tetapi, tidak semua organisme menggunakan cahaya
sebagai sumber energi untuk melaksanakan fotosintesis, karena fotoheterotrof
menggunakan senyawa organik, dan bukan karbondioksida, sebagai sumber energi.
Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis menghasilkan oksigen. Ini
disebut fotosintesis oksigen. Walaupun ada beberapa perbedaan antara fotosintesis
oksigen pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, secara umum prosesnya cukup
mirip pada organisme-organisme tersebut. Akan tetapi, ada beberapa jenis bakteri
yang melakukan fotosintesis anoksigen, yang menyerap karbondioksida namun tidak
menghasilkan oksigen. Karbondioksida diubah menjadi gula dalam suatu proses
yang disebut fiksasi karbon. Fiksasi karbon adalah reaksi redoks, jadi fotosintesis
memerlukan sumber energi untuk melakukan proses ini, dan elektron yang
diperlukan untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat, yang merupaan
reaksi reduksi.
Secara umum, fotosintesis adalah kebalikan dari respirasi sel, yang mana
glukosa dan senyawa lainnya teroksidasi untuk menghasilkan karbondioksia, air, dan
menghasilkan energi kimia. Namun, dua proses itu berlangsung melalui rangkaian
reaksi kimia yang berbeda dan pada kompartemen sel yang berbeda.
Secara umum fotosintesis terbagi menjadi dua tahapan reaksi yang langkah-
langkahnya cukup rumit, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang adalah
tahapan dalam fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia
(Campbell et al., 2017). Pada tahap ini molekul air terpisah dan menjadi sumber
elektron dan proton (ion H+) dan menghasilkan O2 sebagai by-product-nya.

Gambar 2. Reaksi Terang

Penangkapan energi cahaya pada reaksi terang melibatkan dua sistem cahaya
(fotosistem) yaitu fotosistem 1 dan fotosistem 2. Fotosistem adalah molekul protein
kompleks yang terdapat di dalam membran tilakoid. Klorofil yang terdapat di dalam
fotosistem I (PS I) akan menyerap foton (energi cahaya) dengan maksimal panjang
gelombang 700 nm sedangkan klorofil pada fotosistem II (PS II) akan menyerap
maksimal panjang gelombang cahaya 680 nm.
1. Pada mulanya, foton akan diserap oleh klorofil di PS II. Ketika foton diserap
oleh 1 klorofil, energi yang diperoleh dilepaskan ke pigmen.
2. Energi yang dilepaskan ke pigmen akhirnya sampai di pusat reaksi.
3. Elektron di dalam PS II menjadi tereksitasi (berubah menjadi energi yang lebih
tinggi). Elektron tersebut menjadi tidak stabil dan akan ditangkap oleh PS II lain
yang menyebabkan PS II yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif.
Elektron yang hilang diganti dengan cara pemecahan molekul air.
4. Menghasilkan produk sampingan berupa O2 (oksigen) dan elektron H+. oksigen
akan dilepas ke udara sedangkan elektron H + akan digunakan di dalam PS I.
Melalui rantai elektron transpor, tiap elektron yang tereksitasi akan ditransfer ke
PS I.
5. Elektron tersebut akan menyediakan energy untuk pembentukan ATP. Foton
yang diserap oleh PS 1 akan mengeksitasi elektron yang selanjutnya akan
ditangkap oleh aseptor elektron.
6. Elektron selanjutnya dibawa ke NADP reduktase untuk mereduksi NADP+
menjadi NADPH.
Reaksi terang juga menghasilkan ATP melalui proses kemiosmosis untuk
menambahkan gugus fosfat ke ADP (disebut fotofosforilasi). Jadi energi cahaya
pada awalnya dirubah menjadi energi kimia dalam bentuk NADPH (sumber elektron
yang dapat memberikan elektron kepada penerina elektron) dan ATP (energi sel).
Reaksi terang tidak menghasilkan gula. Pembentukan gula terjadi pada tahap kedua
fotosintesis yaitu siklus Calvin.
Siklus Calvin dimulai dengan penggabungan CO2 dari udara dengan molekul
organik yang sudah tersedia dalam kloroplas. Penggabungan karbon dengan
komponen organik ini disebut fiksasi karbon. Siklus karbon kemudian mereduksi
karbon terfiksasi menjadi karbohidrat dengan menambahkan elektron-elektron.
Energi pereduksi disediakan oleh NADPH yang mendapatkan elektron dari reaksi
terang. Untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan
energi kimia dalam bentuk ATP yang juga dihasilkan melalui reaksi terang.
Jadi, siklus Calvin membuat gula dengan bantuan NADPH dan ATP yang
dihasilkan oleh reaksi terang. Langkah-langkah metabolik siklus Calvin ini kadang-
kadang disebut sebagai reaksi gelap atau light-independent reactions karena
langkah-langkah/reaksi di dalam siklus ini tidak membutuhkan cahaya secara
langsung. Siklus Calvin pada tanaman berlangsung selama siang hari dimana reaksi
terang menyediakan NADPH dan ATP yang dibutuhkan oleh siklus Calvin. Tilakoid
dari kloroplas merupakan tempat terjadinya reaksi terang sedangkan siklus Calvin
terjadi dalam stroma. Di dalam tilakoid molekul NAD+ dan ADP mengambil
elektron dan gugus fosfat, dan kemudian NADPH dan ATP dilepaskan dalam
stroma.
Pada bagian ini, terdapat seluruh perangkat untuk reaksi-reaksi penyusunan zat
gula. Siklus ini mereduksi CO2 menjadi (CH2O)6 (karbohidrat). Selain ATP dan
NADPH dari reaksi terang, reaksi ini membutuhkan molekul CO2.
Gambar 3. Siklus Calvin (Reaksi Gelap)

1. Siklus calvin dimulai dengan penggabungan senyawa CO 2 dengan senyawa


gula berantai karbon 5 (RuBP-ribulosa bifosfat) menghasilkan 2 senyawa 3-
PGA (forfogliserat) yang masing-masing berantai karbon 3.
2. 6 senyawa 3-PGA diubah menjadi 6 senyawa G3P (gliseraldehid 3 fosfat)
dengan bantuan 6 ATP dan 6 NADPH.
3. 5 senyawa G3P akan mengalami siklus berulang membentuk RuBP dan diubah
kembali menjadi 3-PGA dan seterusnya.
4. 1 senyawa G3P akan diubah menjadi glukosa (C 6H12O6) dan senyawa lainnya.
Glukosa maupun senyawa lainnya akan digunakan sebagai sumber energi bagi
tumbuhan.

Gambar 4. Dua Tahapan Kerja Sama Reaksi Terang dan Reaksi Gelap
(sumber : Campbell, 2017)
5. Perbedaan Reaksi Terang dan Reaksi Gelap

Gambar 5. Tabel Perbedaan Reaksi Terang dan Reaksi Gelap


REFERENSI

Campbell, N.A., J.B Reece, L.A Urry, M.L Cain., S.A Wasserman, P.V. Minorsky. 2017.
Campbell Biology 11th Edition. New York: Pearson Higher Education.

Yustiningsih, Maria. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada Tanaman
Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. BIO-EDU: Jurnal Pendidikan
Biologi. JBE 4(2), 44-49.
Sarah Covshoff. 2018. Photosynthesis: Methods and Protocols, Methods in Molecular
Biology, Humana Press: Springer Nature, vol. 1770.

J.B Reece, Taylor MR, Simon EJ, Dickey JL. 2012. Biology: Concept and connections.
Campbell 7th edition. San Fransisco (US): Pearson Education, Inc.
Harahap, Fauziyah. 2012. Fisiologi Tumbuhan: Suatu Pengantar (BAB VIII). Medan:
Unimed Press.
Sularno. 2009. Reaksi Penangkapan Energi dan Reaksi Fiksasi Carbon Sebagai Istilah
Alternatif Pengganti Reaksi Gelap dan Terang dalam Proses Fotosintesis. Menara
Ilmu: Vol 1(15).
Alberts et al. 2002. Molecular Biology of The Cell 4th Edition. New York: Garland
Publishing.
Manggabarani, A. M. 2018. Reaksi Fotosintesis Gelap dan Terang.

Anda mungkin juga menyukai