FISIOLOGI TUMBUHAN
PERCOBAAN III
NIM : H041171507
KELOMPOK : I (SATU) B
LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan apapun.
Sekitar 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari air. Air
juga merupakan salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan
air dalam tubuh tanaman diperoleh melalui proses fisiologis absorbsi. Sedangkan
konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman
CO2, air dan unsur hara. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena
adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif. Proses osmosis yang
terjadi merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorpsi air dan pertumbuhan
tanaman.
I.2 Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
perkecambahan biji dimana biji yang menyerap air atau mengalami imbibisi akan
tumbuh ke arah bawah dan membentuk akar. Air sangat berfungsi dalam
pengangkutan atau transportasi unsur hara dari akar ke jaringan tanaman, sebagai
Penggunaan air oleh tanaman tidak dapat dilepaskan oleh adanya pengaruh
suhu, kelembaban dan evaporasi. Suhu di dalam rumah kaca cukup tinggi
sehingga transpirasi pada tanaman akan tinggi yang menyebabkan kehilangan air
dalam jumlah yang cukup besar bagi tanaman. Hal tersebut menyebabkan
rendah, namun akan meningkat jika suhu tinggi, sama halnya dengan absorbsi air
dan unsur hara oleh akar tanaman akan meningkat (Maryani, 2012).
memberikan pengaruh kurang baik bagi tanaman dan molekul yang ada di
dalamnya. Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, disamping sebagai
bahan baku proses fotosintesis, air bertindak pula sebagai pelarut, reagensia pada
pertumbuhan yang tinggi pula, sebab berat kering tanaman merupakan hasil dari
Air akan meninggalkan sel dengan cara osmosis pada potensial air,
dindingnya. Sel lembek ini memiliki potensial air yang lebih kecil karena
kehadiran zat terlarut dan akan memasuki sel melalui osmosis. Sel tersebut akan
menghaslkan tekanan turgor. Ketika tekanan dinding ini cukup besar untuk
mengembangi kecenderungan air untuk masuk karena zat-zat terlarut dalam sel,
maka Ψp dan Ψs akan sama besar dan dengan demikian Ψ=0. Besar potensial ini
tidak normal. Daun kecil dan terbakar, pertumbuhan kerdil, buah tidak sempurna,
dan hasil menurun. Kadar garam yang tinggi (tanah salin) merupakan hasil dari
membawa garam, intrusi air laut, sungai atau danau. Air diserap oleh akar
tanaman beserta garam larut masuk ke dalam tanamanmelalui suatu proses yang
disebut osmosis, yang melibatkan pergerakan air dari tempat dengan konsentrasi
garam rendah (tanah) ke tempat yang memiliki konsentrasi garam tinggi (bagian
Sebagian besar tanaman darat sangat sensitif terhadap senyawa garam yang
berlebihan, karena dapat meracuni organel sel dalam jaringan akarnya, sehingga
tanaman mati. Akan tetapi, ada jenis tanaman tertentu memiliki sistem khusus
untuk mengatasi kondisi ekstrim, misalnya tanaman mangrove (Asih, dkk., 2015).
langsung garam-garam dari akarnya seperti yang terjadi pada tanaman jenis
mengurangi tekanan osmotik yang tinggi dan dengan cara menggugurkan organ-
cekaman lingkungan. Besarnya kadar garam tanah terjadi karena dua hal, yaitu
karena tingginya masukan air yang mengandung garam atau mengalami tingkat
evaporasi yang melebihi presipitasi. Garam garam yang mendominasi pada lahan
NaCl merupakan garam utama yang terkandung dalam tanah salin. Pada
lahan semacam ini kadar NaCl berkisar antara 2-6 %. NaCl jika dilarutkan dalam
air akan berdisosiasi menjadi ion-ion penyusunnya yaitu Na+ dan Cl-. Natrium
merupakan unsure alkali yang sangat reaktif sehingga tidak dijumpai sebagai
unsure bebas di alam. Atom monovalen ini memiliki energi ionisasi kecil
Klorin juga sangat reaktif dan tidak dijumpai sebagai unsure bebas di alam. Unsur
mudah bereaksi dengan logam alkali. Itulah sebabnya mengapa kedua unsure ini
Besarnya kadar NaCl dalam tanah dapat terjadi karena tingginya masukan
air yang mengandung garam atau karena mengalami tingkat evaporasi yang
melebihi presipitasi. Tanah salin tidak hanya ditemukan pada kawasan pantai
semata, tetapi juga pada kawasan kering dengan curah hujan yang rendah. Klorin
diserap dari tanah sebagai ion klorida (Cl-) dan sebagian besar tetap dalam bentuk
ini apabila sudah berada dalam jaringan tumbuhan. Kebanyakan spesies tumbuhan
menyerap Cl- 10-100 kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Unsur ini
tergolong unsure mikro yang memiliki peran esensial bagi kehidupan tumbuhan,
Cl- mempunyai fungsi utama dalam reaksi fotosintesis. Ion klor ini
bertugas sebagai pemicu oksidasi pada fotosistem II. Cl- bersama K+ juga
dianggap bertanggung jawab pada aktivitas pembukaan stomata saat kondisi ada
cahaya. K+ dan Cl- bergeak menuju sel-sel penjaga dalam waktu yang relative
cepat setelah adanya cahaya, sehingga air segera masuk ke dalam sel akibat
Natrium bukan merupakan unsur hara yang esensial bagi sebagian besar
tumbuhan. Unsur ini hanya esensial bagi tumbuhan halofit serta tumbuhan C4.
Tumbuhan halofit Atriplex vesicaria akan mati dalam 35 hari jika ditumbuhkan
dalam medium yang mengandung Na+ kurang dari 0,0016 ppm. Na+ juga penting
untuk fiksasi karbon pada tanaman C4. Pemasukan Na+ pada kondisi salin akan
mengubah lintasan fotosintesis dari C3 menuju C4. Hal tersebut juga terjadi pada
yang ditandai dengan berkurangnya tekanan turgor dan hilangnya air dari
juga berkurang. Tidak hanya luas daun, juga fiksasi CO2 neto p er unit luas
daun
juga dapat berkurang, sedangkan respirasi meningkat. Laju yang rendah dari
fiksasi CO2 neto selama periode cahaya mungkin disebabkan oleh defisit air dan
penutupan stomata secara parsial, kehilangan turgor dari sel mesofil, yaitu karena
akumulasi garam pada apoplas atau secara langsung karena toksisitas ion
(Andriani, 2017).
kompartementasi ion, sekresi ion, atau perbaikan dari kerusakan seluler. Kenaikan
CO2 atmosfer di atas normal dapat meningkatkan laju fotosintesis dan dapat
memegang peranan penting dalam kondisi salinitas tinggi. Untuk tanaman yang
pembukaan stomata, luas daun dan lebih tingginya laju respirasi yang pada
NaCl. Penurunan kandungan protein ini kemungkinan tanaman yang tumbuh pada
kondisi salin akan terjadi deficit air atau kelebihan ion spesifik. Pengaruh NaCl
terhadap sintesis protein diduga karena toksisitas Cl- (pada tanaman yang
sintesis protein. Perkecualian pada sedikit tanaman halofita, Na+ tidak dapat
produksi jagung lahan kering, kebutuhan perawatan khusus karena fakta bahwa
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu botol UC, gelas
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kacang merah
Phaseolus vulgaris, air destilata dan larutan kalsium klorida (CaCl) dengan
5. Dipakai satu botol sebagai kontrol yang diisi air destilata saja.
pertumbuhannya.
10. Setiap dua hasi dilihat keadaan cairan dan diukur tinggi tanaman.
11. Ditambahkan air destilata sampai pada tingkat semula. Catat volume air
yang ditambahkan.
12. Setelah 1 minggu keluarkan tanaman dan ukur panjang batang di atas
METODE PERCOBAAN
IV.1. Hasil
Asih E. D., Mukarlina, Lovadi, I. 2015. Toleransi Tanaman Sawi Hijau (Brassica
juncea L.) terhadap Cekaman Salinitas Garam NaCl. Jurnal Protobiont.
4(1): Hal. 203-208.
Campbell, N. A., Reece J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A.,
Minorsky, P. V., dan Jackson, R. B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
Kedua. Jakarta : Erlangga.