Anda di halaman 1dari 7

TRANSPIRASI

I. Judul
Mengukur Laju Transpirasi dengan Cara Penimbangan

I. Tujuan
1. Dapat mengukur laju transpirasi lewat permukaan daun dengan
penimbangan.
2. Mengetahui faktor lingkungan yang memengaruhi laju transpirasi.

II. Landasan Teori


Transpirasi dapat diartikansebagai hilangnya  air  dalam  bentuk  uap  air  dari
dalam  jaringan  tubuh Secara umum yang dimaksud dengan penguapan adalah
suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari permukaan zat cair tersebut
ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui
permukaan daun disebut sebagai transpirasi.
Pada umumnya transpirasi ini terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga
melalui permukaan tubuh yang lainnya seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3
jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata, melalui kutikula, dan melalui
lentisel. Walaupun demikian, bahasan transpirasi ini biasanya bibatasi pada
masalah-masalah transpirasi melalui daun, karena sebagian besar hilangnya
molekul-molekul air ini lewat permukaan daun tumbuhan. Mengingat akan
pentingnya pemahaman tentang proses transpirasi, maka diadakanlah praktikum
ini dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan transpirasi dan untuk mengetahui
jumlah air yang yang diuapkan / satuan luas daun dalam waktu tertentu (Loveless,
1991).
Menurut Tjitrosomo (1984 :107), laju transpirasi dipengaruhi oleh siang ari an
musim. Selain itu kelembaban juga sangat berpengaruh bila daun mempunyai
kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju tranpirasi bergantung
pada selisih antara konsentrasi molekul uap ar ditumbuhan dengan uap air di
udara. Konsentrasi ap air di tumbuhan berbaning terbalik degan konsentrasi uap
air di udara. Sehingga, transpilasi akan menurun jika kelembaban menigkat. Lalu
suhu juga berpengaruh, karena semakin tinggi suhu, transpilasi akan meningkat.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu,
aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun
dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju
transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambi karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis (Gardner, F. P ; R. B.
Perace dan R. L. Mitchell., 2007).
Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata
dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-
tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan sedang
bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel.
Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-
unsur penghantar dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh
air dengan cara mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air
di dalam tanah. Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada
daun dan batang-batang pada tanaman tersebut (Wanggai,Frans. 91: 2007).

III. Alat dan Bahan


1. Erlenmeyer
2. Timbangan
3. Sumbat gabus
4. Thermometer
5. Hygrometer

6. Lux meter
7. Vaseline
8. Kertas HVS
9. Tanaman Impatiens sp.

IV. Prosedur Kerja


1. Ambilah sebuah tanaman Impatiens sp. yang masih segar lengkap dengan
akarnya, kemudian batangnya dipotong pada jarak 25 cm dari ujung tanaman.
Kegiatan ini dilakukan di dalam air.
2. Masukkanlah tanaman tersebut melalui lubang gabus ke dalam Erlenmeyer
yang telah penuh berisi air.
3. Letakkanlah tanaman tersebut pada tempat teduh, tempat kena cahaya
matahari langsung dan tempat berangin. Masing-masing perlakuan lamanya
30 menit.
4. Catatah volume air yang diuapkan dan keadaan lingkungannya, seperti tabel
di bawah. Untuk menghitung volume air yang menguap di lakukan dengan
cara mencari selisih berat awal dengan berat akhir.
Tabel Pengamatan Transpirasi Tanaman
(Lokasi : )

Waktu Vol. Air yang Menguap Suhu Intensitas Cahaya Kelembaban

5 mt. I

5 mt. II

5 mt. III

5. Setelah selesai melakukan percobaan di atas, ukurlah luas daunnya dan


hitnglah laju transpirasinya dengan mg air/cm2 luas daun.
V. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Tanaman  yang berada pada daerah terang kecepatan respirasinya lebih
cepat dibandingkan dengan daerah terang, sedangkan pada dearah depan kipas
angin sama sekali tidak mengalami transpirasi. Hal ini terbukti dengan terlihat
berat air, botol dan tanaman semakin berkurang, karena jumlah air pada botol
tersebut semakin berkurang akibat adanya proses transpirasi. Kecepatan
transpirasinya tanaman daerah terang lebih cepat yaitu 120 mg/cm 2, hal ini
dikarenakan cahaya matahari, cahaya  merangsang pembukaan stomata.
Cahaya juga mempercepat transpirasi melalui pemanasan daun, tingkat
cahaya yang tinggi mengakibatkan stomata membuka lebih besar. Agar
transpirasi dapat berjalan, maka stomata harus membuka. Apabila stomata
membuka, maka ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfir
dann prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama terjadinya transpirasi
adalah adanya penguapan air di dalam daun dan terbukanya stomata. Oleh
karena itu kecepatan respirasi tanaman pada daerah terang lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman pada daerah gelap.
Sedangkan tanaman yang berada pada daerah gelap,kurang atau
bahkan  tidak mendapat cahaya matahari, kecepatan respirasinya ialah 20
mg/cm2. Dari data ini terbukti bahwa cahaya matahari mempengaruhi
kecepatan respirasi. Cahaya matahari yang tinggi mengakibatkan stomata
terbuka lebar, stomata terbuka akan mengakibatkan rongga antar sel
behubungan dengan atmosfer dan disinilah terjadi pelepasan molekul air
melalui stomata, maka terjadilah proses transpirasi. Berdasarkan pemaparan
diatas, maka kecepatan respirasi tanaman pada daerah terang lebih cepat
dibandingkan dengan daerah terang karena jumlah molekul air yang menuju
atmosfer lebih banyak, hal ini diakibatkan banyaknya jumlah stomata pada
daun yang terbuka lebar, hal itu terjadi karena cahaya matahari yang optimal
akan merangsang stomata untuk terbuka lebar dan jumlah molekul air yang
keluar menuju atmosfer melalui stomata tentunya juga lebih banyak.
Sedangkan pada daerah depan kipas angin tidak mengalami transpirasi sama
sekali. Hal ini disebabkan karena pengaruh angin, sehingga tidak
memungkinkan pengeluaran air, dalam artian tekanan turgor di dalam sel,
termasuk sel penjaga stomata tidak berubah, sehingga stomata tidak terbuka
dan sama sekali tidak terjadi transpirasi.

b. Hasil Berdasarkan Praktikum


Tabel Pengamatan Transpirasi Tanaman
(Lokasi : Tempat Teduh )

No. Waktu Volume Awal Volume Akhir

1. 30 menit 94 ml Tetap

Tabel Pengamatan Transpirasi Tanaman


(Lokasi : Tempat Berangin )

No. Waktu Volume Awal Volume Akhir

1. 30 menit 94 ml Turun menjadi


93 ml

Tabel Pengamatan Transpirasi Tanaman


(Lokasi : Tempat Terkena Cahaya Matahari )

No. Waktu Volume Awal Volume Akhir

1. 30 menit 94 ml Turun menjadi


91 ml

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil yakni pada
perlakuan pada daerah langsung terkena sinar matahari lebih cepat dibandingkan
daerah berangin dan daerah teduh. Hal ini terlihat bahwa pada daerah yang
langsung terkena sinar matahari volume air yang berkurang sebanyak 3 ml dalam
waktu 30 menit. Perubahan massa ini mengindikasikan bahwa pada kedua
tanaman pacar air terjadi transpirasi atau hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan tumbuhan karena proses fisiologis tumbuhan seperti proses transpirasi.
Semakin besar intensitas cahaya, semakin tinggi kecepatan transpirasi dan
semakin rendah intensitas cahaya, semakin rendah kecepatan transpirasi.
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi
peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan
penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata dalam kondisi lapangan yaitu tingkat cahaya dan kelembapan.
Sedangkan pada daerah yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung
(tempat teduh) tidak mengalami pengurangan volume air. Hal tersebut
menandakan bahwa sinar matahari (cahaya) sangatlah berpengaruh dalam proses
transpirasi. Cahaya matahari yang tinggi mengakibatkan stomata terbuka lebar,
stomata terbuka akan mengakibatkan rongga antar sel behubungan dengan
atmosfer dan disinilah terjadi pelepasan molekul air melalui stomata, maka
terjadilah proses transpirasi.
Namun pada praktikum yang kami lakukan, pada daerah terkena angin (kipas
angin) terdapat volume air yang berkurang. Hal ini dikarenakan, pada saat
pengamatan, kami melakukannya dekat dengan jendela yang tembus sinar
mataharinya.

VII. Kesimpulan
Intensitas cahaya dan suhu dapat mempengaruhi kecepatan transpirasi pada
tanaman pacar air, dimana semakin besar intensitas cahaya dan suhu maka
kecepatan transpirasi semakin cepat. Sebaliknya semakin kecil intensitas cahaya
dan suhu maka kecepatan transpirasi semakin lambat.

Daftar Pustaka

Gardner, F. P ; R. B. Perace dan R. L. Mitchell., 2007. Fisiologi Tanaman


Loveless, A. R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tjitrosomo,S.s.1984 . Botani Umum 2. Bandung: Angkasa

Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai