I. Judul
Turgoditas
V. Langkah Kerja
1. Ambilah sebuah daun alang-alang,dan potong dari ujung sepanjang 20 cm.
2. Biarkan daun tersebut pada suhu kamar dan timbanglah daun setiap 30 menit,
sebanyak tiga kali, catatlah berat dan keadaan fisiknya.
3. Setelah penimbangan yang ketiga.
4. Biarkan selama 25 menit, dan amati perubahan yang terjadi.
5. Jelaskan mengapa perubahan tersebut dapat terjadi
VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Turgor adalah keadaan tegang yang ditimbulkan oleh penyerapan air antara
dinding sel dengan isi sel yang menyerap air. Tekanan timbal balik antara dinding
sel dengan isi sel, inilah yang disebut dengan tekanan turgor. Sel yang mengalami
tekanan turgor maksimal disebut turgesent. Apabila hal ini terjadi maka sel pada
tumbuhan akan mengembang lagi.
No Waktu Berat
.
1. 14.05 wita a. 0,31 g
b. 0,22 g
c. 0,19 g
d. 0,16 g
e. 0,16 g
2. 14.35 wita a. 0,30 g
b. 0,20 g
c. 0,18 g
d. 0,15 g
e. 0,15 g
3. 15.05 wita a. 0,29 g
b. 0,19 g
c. 0,16 g
d. 0,13 g
e. 0,14 g
4. 15.35 wita a. 0,28 g
b. 0,18 g
c. 0,14 g
d. 0,12 g
e. 0,14 g
VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum turgoditas yang kami lakukan, menunjukkan adanya
pengaruh air terhadap kelangsungan hidup tanaman. Kami menggunakan tumbuhan
alang-alang sebagai bahan praktikum dengan memotong daun dengan ukuran 20 cm
dari ujung daunnya. Setelah didiamkan beberapa lama yakni 30 menit daun tumbuhan
alang-alang ini tampak menggulungkan daunnya atau mengkerut. Hal ini desebabkan
karena sel-sel Buliform yang beradaptasi untuk mempertahankan kekurangan atau
kehilangan air pada tumbuhan Graminae, hal ini diakibatkan karena banyak air yang
keluar melalui stomata sehingga di dalam sel kekurangan air bahkan tidak ada air
sehingga terjadi plasmolisis dan mengakibatkat daun menjadi layu dan menggulung.
Sel Buliform memiliki fungsinya untuk membuka dan menutupnya daun (daun
menggulung) dalam keadaan lingkungan yang buruk (kurang air dan traspirasi yang
berlebihan). Setelah dilakukan penimbangan pertama pada pengukuran 30 menit
pertama diperoleh hasil dengan berat daun 0,30 gram; 0,20 gram; 0,18 gram; 0,15
gram; 0,15 gram itu sebagai akibat dari hilangnya air yang terdapat pada sel Buliform
yang menyimpan air dalam sel epidermisnya. Lalu daun tumbuhan alang-alang
(Imperata cylindrica) didiamkan 30 menit kedua, yang menunjukkan hasil daun
tumbuhan menggulung lebih dalam (mengkerut), lalu dilakukan pengukuran kedua
dan diperoleh hasil pengukuran 0,29 gram; 0,19 gram; 0,16 gram; 0,13 gram; 0,14
gram. Dilanjutkan dengan pengukuran selama 30 menit ke-3 diperoleh hasil
pengukuran 0,29 gram; 0,19 gram; 0,16 gram; 0,13 gram; 0,14 gram. Selanjutnya
pengukuran terakhir pada 30 menit ke-4 diperoleh hasil 0,28 gram; 0,18 gram; 0,14
gram; 0,12 gram; 0,14 gram yang sama sebagai akibat air yang terdapat pada sel
Buliform telah habis sepenuhnya. Lalu setelah data dicatat dilakukan langkah terakhir
yaitu dengan mencelupkan daun tanaman alang-alang tersebut ke dalam gelas kimia
yang diisi air sebanyak 70 ml selama 25 menit, ternyata setalah 25 menit daun
tumbuhan alang-alang tersebut kembali membuka akibat dari masuknya air ke dalam
sel-sel tumbuhan yaitu sel sel epidermis yang telah mengalami perubahan atau derivat
epidermis yaitu sel Buliform yang menyimpan air sehingga sel buliform terisi air
yang mengakibatkan daun tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica) menjasi
membuka kembali seperti sedia kala. Ini menunjukkan air diserap oleh sel tumbuhan
dan menyimpannya dalam sel-sel epidermis yang telah termodifikasi menjadi sel
buliform.
IX. Kesimpulan
1. Pengurangan air yang berlebih yang tidak dibarengi dengan penyerapan air yang
seimbang maka tumbuhan akan menjadi layu. Hal ini disebabkan oleh keadaan
timbal balik antara dinding sel dengan isi sel (tekanan turgor ) berkurang.
X. Lampiran
No Gambar Keterangan
.
1. Perubahan alang-alang
pertama setelah
dicelupkan ke air.
2. Perubahan alang-alang
kedua setelah
dicelupkan ke air.
3. Perubahan alang-alang
ketiga setelah
dicelupkan ke air.
4. Perubahan alang-alang
keempat setelah
dicelupkan ke air.
5. Perubahan alang-alang
kelima setelah
dicelupkan ke air.
6. Kondisi alang-alang
pada timbangan
pertama.
7. Kondisi alang-alang
pada timbangan kedua.
Daftar Pustaka
Lakitan, B. (2012). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Press.
Feryanto, Indra. (2011). Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian
Perikanan dan Biologi. Universitas Bangka Belitung.
Benyamin. (2008). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Fried, G, dan Hademenos, G. (2006). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
I. Judul
Mengukur Turgoditas Daun Tumbuhan
II. Tujuan
Mengukur turgoditas daun tumbuhan
V. Prosedur Kerja
1. Buatlah potongan daun dengan alat pelubang gabus yang berdiameter 1 cm
sebanyak 10 potongan.
2. Letakkanlah daun tersebut dalam cawan petri dan timbanglah beratnya dengan
timbangan elektronik untuk mendapat berat segarnya. (BS)
3. Kemudian isilah cawan petri yang berisi potongan daun tersebut dengan aquades
biarkan selama dua jam.
4. Selanjutnya ambil daun tersebut, sedangkan air yang menempel pada permukaan
daun dibersihkan dengan kertas saring, dan ditimbang segera sehingga didapat
berat turgid (BT).
5. Keringkan daun tersebut dalam oven dan timbang berat keringnya (BK).
6. Hitung turgoditas relatifnya dengan rumus sebagai berikut.
BS−BK
TR= × 100 %
BT −BK
VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Naik turunya turgorditas tumbuhan dapat dilihat dari kandungan air yang
terkandung pada tumbuhan. Semakin banyak tumbuhan menyimpan air maka
turgorditasnya tinggi. Tinggi rendahnya potensial air akan tergantung pada
jumlah bahan yang terlarut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensial
osmotik sel akan semakin rendah. Bila tekanan turgor sel tersebut tetap maka
secara keseluruhan potensial air sel akan menurun pula. Sistem hidrolik pada
tumbuhan dapat dilihat pada stomata daun. Saat stomata daun membuka air
masuk ke sel tetangga dan turgorditas tinggi. Bila sel mengkerut air akan keluar,
stomata menutup dan turgorditasnya rendah.
VII. Pembahasan
Pada praktikum yang kami melakukan dengan tiga metode yang dimana dalam
ketiga metode yang telah kelompok kami lakukan ini didapatkanlah data sebagai
berikut. : berat segar pada ketiga daun masing - masing adalah (0,0088 g; 0,0070 g;
0,0059 g; 0,0061 g; 0,0068 g; 0,0076 g; 0,0067 g; 0,0081 g; 0,0087 g; 0,0104 g)
kemudian untuk berat kering yang didapatkan (0,0030 g; 0,0018 g; 0,0021 g; 0,0025
g; 0,0029 g; 0,0027 g; 0,0022 g; 0,0027 g; 0,0026 g; 0,0033 g) sedangkan untuk
berat turgornya didapat data (0,0101 g; 0,0082 g; 0,0071 g; 0,0073 g; 0,0078 g;
0,0083 g; 0,0077 g; 0,0094 g; 0,0104 g; 0,0115 g). Jadi hasil kandungan air nya
adalah (0,0816 %; 0,08125%; 0,076%; 0,0075%; 0,0795%; 0,0875%; 0,0745%;
0,0805%; 0,0782%; 0,0865%).
Di dalam pelaksanaan praktikum pengukuran status air pada tanaman ini
digunakan tiga buah metode atau cara yaitu metode berdasarkan berat segar, metode
berdasarkan berat kering, dan metode kandungan air relative. Terdapat perbedaan
pada berat yang dihasilkan dari masing-masing metode. Hal ini diakibatkan
tergantung dari spesies dan kemampuan tanaman menyerap serta menyimpan air,
serta adanya kemampuan turgiditas setiap sel, sehingga akan menimbulkan berat
yang berbeda.
VIII. Pertanyaan
1. Mengapa pada penimbangan daun yang diukur turgoditasnya menggunakan
timbangan elektronik?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan berat segar, berat turgid, dan berat kering!
3. Untuk apa kita mengetahui turgoditas relatif pada daun?
IX. Kesimpulan
1. Ada 3 cara dalam pengukuran status air pada tanaman yaitu metode berat
segar,metode berat kering dan metode kandungan air relative.
2. Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.
Daftar Pustaka
Benyamin. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.
Lukman, D.1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu. Bandung : ITB Bandung.