Anda di halaman 1dari 34

FOTOSINTESIS

I. Judul
Pengamatan Pigmen Fotosintetik

II. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui berbagai macam pigmen fotosintetik

III. Landasan Teori


Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energy matahari (dalam bentuk
foton) ditangkap dan diubah menjadi energy kimia (ATP dan NADPH). Energy kimia
ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi,
seluruh molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari energy dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis. (Delving, 1975).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan
cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros
= green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah
menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil
dengan bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik karbohidrat. Reaksi dari
fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O + energy cahaya klorofil C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Dalam peramaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia
potensial dan oksigen. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya
diubah menjadi energy kimia dalam senyawa organik yang stabil (semacam
karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:
1. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.
2. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.
3. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.
4. Menyediakan oksigen bagi kehidupan.
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung
banyak pigmen klorofil. Klorofildapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu:
klorofil a, b, c, d dan tipe e. pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai
samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya
adalah untuk sinar hijsu biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau.
Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a.
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen-pigmen lainnya, yaitu
Karotinoid yang merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah
yang telah matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan
menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau
warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas telah berganti isi yang
disebut kromoplas.

IV. Alat dan Bahan


1. Mortil dan pastelnya
2. Cawan Petri
3. Alkohol 95%
4. Kertas saring
5. Jepitan Kertas
6. Klem dan Statif
7. Daun berwarna hijau

V. Prosedur Kerja
1. Ambil 1 gram daun kemudia gerus dalam mortar dengan 25 ml alcohol 95%
sampai seluruh klorofil terlarus dalam alcohol. Ekstrak akan terlihat berwarna
hijau
2. Biarkan ekstrak beberapa menit sampai ampas daunnya mengendap
3. Tuangkan cairan ekstrak ke dalam cawan petri
4. Ambil kertas saring yang telah disediakan dan jepit salah satu ujungnya
dengan menggunakan penjepit
5. Celupkan bagian ujung yang lain dari kertas saring tersebut keda;am ekstrak
klorofil yang berada pada cawan petri.
6. Biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama sampai terlihat
pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya
7. Perhatikan ada beberapa macam pigmen di peroleh dalam ekstrak tersebut

VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Hasil dari praktikum uji kualitatif kandungan klorofil daun dengan teknik
kromatografi kertas yang diwakili oleh daun Hibiscus rosa-sinensis adalah
warna hijau tua untuk klorofil a (lebih sedikit) dan klorofil b yang berwarna
hijau muda. Sedangkan untuk zat warna lain ditemukan karoten yang
berwarna kuning dan antosianin berwarna ungu.

b. Hasil Berdasarkan Praktikum


NO PIGMEN
1.

Pigmen

VII. Pembahasan
Pada percobaan pigmen warna ini menggunakan daun Manihot esculenta.
Pada saat daun digerus, daun berwarna hijau akan tetapi ketika ditambahkan
alkohol 95% daun berubah warna menjadi warna hijau tua, hal ini disebabkan
karena klorofil dalam daun menjadi terlarut. Dari hasil pengamatan yang
diperoleh, daun yang digunakan pada praktikum ini memiliki kandungan pigmen
klorofil b dan pigmen xantrofil, karena pada saat kertas dicelupkan kedalam cairan
tanaman, memunculkan gradiasi warna kuning dan kemudian diikuti oleh warna
hijau muda. Pigmen Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam
tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan atas dua, yakni klorofil a C55H72O5N4Mg)
yang berwarna hijau tua, dan klorofil b (C 55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau
muda. Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid.
Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2)
berwarna kuning.
Pigmen xantrofil, xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, warna
terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam
proses yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul
untuk bergerak bebas akibat terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan
peningkatan jumlah ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem
terkonjugasi memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak, dan membutuhkan
energi lebih sedikit untuk mengubah strukturnya. Hal ini menyebabkan penurunan
energi cahaya yang diserap oleh molekul.
Percobaan mengetahui pigmen yang berperan dalam fotosintesis menggunakan
tanaman Manihot esculenta. Klorofil diluruhkan dari daun dan dilarutkan dalam
alkohol 95 %. Kertas saring digunakan dengan tujun agar dapat mengetahui
pigmen-pigmen yang terdapat pada daun Manihot esculenta dengan melihat
gradasi warna yang terserap pada kertas saring. Warna-warna yang terserap antara
lain adalah hujau muda dan kuning. Warna hijau muda menunjukkan klorofil A,
sedangkan warna kuning yaitu karotenoid. Klorofil A berperan dalam proses
fotosintesis, sedangkan karotenoid berperan sebagai pembantu klorofil menyerap
cahaya dan pelindung klorofil dari fotooksidasi pada penyinaran yang terlalu kuat.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa daun
pada tanaman Manihot esculenta atau yang lebih familiar disebut dengan tanaman
Ketela Pohon memiliki gradasi warna hijau muda-kuning. Warna hijau muda
menunjukkan adanya pigmen klorofil b. warna kuning menandakan adanya
pigmen xantofil.

Daftar Pustaka
Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakrarta: Erlangga.
Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB
I. Judul
Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer

II. Tujuan
1. Untuk mengetahui banyaknya cahaya yang di absorbs oleh klorofil
2. Untuk mengetahui klorofil pada daun

III. Landasan Teori


Tumbuhan yang ada di dunia ini sangat beraneka ragam. Mulai dari tingkat
sel, jaringan, organ, maupun sistem organ hingga spesiesnya. Perbedaan tersebut
meliputi bentuk, ukuran maupun warna. Perbedaan bentuk maupun ukuran dapat
diamati secara keseluruhan satu tanaman, sedangkan untuk perbedaan warna
tampak jelas pada warna bunga atau pada warna daunnya.Semua tumbuhan
mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen fotosintesis yang
dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat fotosintesis
adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan
intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada
jenis-jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Kloroplas merupakan
bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna
hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat
pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Warna pada organ
tanaman berbeda-beda disebabkan oleh kandungan pigmennya. Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu
klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi untuk
menyerap cahaya matahari. Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain unsur nitrogen yang merupakan bahan pembentuk
klorofil dan apabila kekurangan akan menyebabkan klorosis pada tanaman. Dan
setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda.Pigmen inilah yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Ada yang berwarna jingga berarti memiliki pigmen karotein,
memiliki pigmen xantofil (kuning), pigmen klorofil a (hijau biru), klorofil b (hijau
kuning), dan pigmen antosianin (merah). Misalnya saja suatu daun berwarna
hijau, berarti dia memiliki pigmen klorofil yang peka terhadap cahaya yang
terdapat dalam sel khusus atau di dalam kloroplas. Akan tetapi, suatu tanaman
dapat memiliki lebih dari satu pigmen.
Hal tersebut tampak pada daun yang memiliki lebih dari satu warna, misalnya
pada tanaman puring. Pada waktu daunnya masih muda, maka akan tampak warna
hijau muda, namun setelah daun tua maka nampak berwarna hitam kemerahan,
ataupun merah kecokelatan. Maka dari itu yang melatar belakangi diada kan nya
percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan atau pengarahan
cara menggunakan spektrofotometer dan Untuk menentukan kadar klorofil pada
daun ubi dan kangkung.

IV. Alat dan Bahan


1. Mortil dan pastelnya
2. Gelas ukur 100 ml
3. Saringan Buchner lengkap dengan botol aspiratornya

4. Pompa pengisap
5. Alkohol 95%
6. Spektrofotometer

V. Prosedur Kerja
1. Buatlah ekstrak 1 gram daun segar dengan alcohol 95% dengan cara
menggerus dalam mortar sampai semua warna lepas dari jaringan ( ampas
tampak berwarna putih).
2. Saring ekstrak dengan saringan Buchner dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam gelas ukur. Apabila volume belum mencapai 100 ml tambahkanlah
alcohol 95%
3. Dengan menggunakan cuvet , ukur absobsi atau iptical density larutan ekstrak
dengan menggunakan panjang gelombang dmulai dari 400 nm sampai panjang
gelombang 700 nm dalam interval 10 nm
4. Dari data yang diperoleh buatlah grafik dengan panjang gelombang sebagai
absorbsi dan absorbnya sebagai kordinat
5. Ukurlah kadar klorofil dengan cara mengukur absorbsi pada panjang
gelombang 649 nm dan 665 nm dan selanjutnya dimasukkan dalam rumus
wintermans dan de Mots (1965) sebagai berikut :
Klorofil total = (20,00)(OD649) + (6,10)(OD665) mg/l
Klorofil a = (13,70)(OD665) - (5,76)(OD649) mg/l
Klorofil b = (25,80)(OD649) - (7,70)(OD665) mg/l

VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Berdasarkan hasil pada grafik diatas perbedaan kandungan klorofil pada
setiap daun dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai. Daun bayam yang
dipakai pada saat praktikum secara visual memiliki warna hijau pekat.
Kepekatan warna yang tampak dari daun tersebut mengindikasikan bahwa
kandungan klorofil yang banyak pada daun. Selain itu daun bayam juga
banyak mengandung zat besi vitamin dan kaya akan mineral. Kandungan
klorofil pada dasarnya sama seperti sel darah merah pada manusia, semakin
tua warna pada hijau pada daun bayam semakin tinggi kandungan klorofilnya
dan mengkonsumsi daun bayam juga mempercepat pembentukan sel darah
merah (Rahayu dkk., 2013).
Berbeda dengan daun jeruk nipis yang memiliki kandungan klorofil a
paling sedikit. Hal ini juga dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai. Daun
jeruk nipis yang dipakai memiliki ciri secara visual berwarna hijau muda.
Daun jeruk nipis yang dipakai pada uji kandungan klorofil ini merupakan
bagian daun yang berada di pucuk atau daun yang masih muda. Daun yang
masih muda cenderung berwarna hijau kekuningan dan memiliki kandungan
klorofil yang lebih sedikit. Lamina atau helaian daun pada daun jeruk yang
dipakai lebih tipis dikarenakan daun yang dipakai masih muda dan berada di
ujung batang. Berdasarkan umur daun, daun yang muda memiliki lamina yang
tipis dan daun yang tua memiliki lamina yang lebih tebal (Aini dkk., 2014).
Daun mawar memiliki kandungan klorofil b paling besar. Kandungan
klorofil b pada daun mawar sebesar 1,66 µg ml-1. Klorofil pada suatu
tumbuhan terdapat pada daun, pada praktikum ini bagian daun yang dipakai
adalah helaian daun. Helaian daun atau lamina dapat mengandung banyak
klorofil jika tanaman ditanam pada lingkungan yang mendukung pembentukan
klorofil. Daun mawar pada praktikum ini secara visual memiliki warna hijau
yang pekat. Kepekatan warna pada daun mawar ini menunjukan bahwa
pembentukan klorofil pada daun tersebut tidak terganggu. Aspek pertumbuhan
tanaman meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomi dan morfologis,
kekurangan air pada saat penanaman dapat menggaung proses fisiologis
tanaman terutama pada saat pembentukan klorofil (Aidan Banyo, 2012).

b. Hasil Berdasarkan Praktikum


GRAFIK

DESKRIPSI
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Ai, N. S dan Banyo, Y. 2012. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan
Air pada Tanaman. Ilmiah Sains, 11(2): 166-173
Aini, N., Setyawati, D. dan Umiyah. 2014. Struktur Anatomi Daun Lengkeng
(Dimocarpus longan lour.) Kultivar Lokal, Itoh, Pingpong dan Diamond River.
Berkala Saintek, 2(1): 31-35
Rahayu, S. T., Asgar, A., Hidayati, I. M., Kusmana., Djuariah, D. 2013. Evaluasi Kualitas
Beberapa Genotipe Bayam (Amaranthus sp) pada Penanaman di Jawa Barat.
Berita Biologi, 12(2): 153- 160
Tjitrosoepomo, R. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
I. Judul
Peranan Klorofil Dalam Fotosintesis

II. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui peranan klorofil dalam fotosintesis

III. Landasan Teori


Tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis memerlukan adanya klorofil,
tanpa adanya klorofil tumbuhan tidak akan bisa melakukan proses fotosintesis dan
menghasilkan makanan. Klorofil itu sendiri merupakan pigmen pemberi warna
hijau pada tumbuhan yang dimana pigmen ini berfungsi dalam proses fotosintesis
dalam hal menyerap dan mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Hasil
dari fotosintesi berupa oksigen yang dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain seperti
manusia dan hewan, selain itu dalam proses fotosintesis juga menghasilkan
karbohidrat. Karbohidrat pada hasil fotosintesis berupa sukrosa agar bisa diangkut
ke bagian tumbuhan lain yang memerlukan. Apabila proses fotosintesi terhambat,
maka pertumbuhan tumbuhan juga akan terhambat karena tidak adanya makanan
yang diserap. Selain itu, klorofil juga dapat digunakan sebagai indikator utnuk
mengestimasi produktivitas suatu tanaman (Atmanegara dan Sukojo, 2013).
Klorofil merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses fotosintesis,
dimana kandungan klorofil paling banyak terdapat didaun pada bagian pangkal
daun dan bagian tengah daun dibandingkan pada bagian ujung daun, meskipun
klorofil itu sendiri tidak hanya berada pada satu tempat. Kandungan klorofil
didalam daun sangat mempengaruhi kemampuan daun untuk melakukan
fotosintesis dan melakukan perkembangan serta menjadi indikator bahwa tanaman
tersebut dalam keadaan sehat, karena pasa daun tanaman yang sudah tua yang
menguning dan hampir mati tidak mampu melakukan fotosintesis kembali yang
diakibatkan oleh kandungan klorofil yang sedikit. Terdapat faktor yang menjadi
kandungan klorofil didalam tanaman sedikit yaitu gen, cahaya serta unsur hara N,
Mg, Fe yang berperan dalam pembentukan klorofil pada masa tanaman berumur
vegetatif (Ai, 2012).
Klorofil pada setiap tumbuhan memiliki arti yang sangat penting. Seperti yang
diketahui bahwa klorofil membantu dalam proses fotosintesis yaitu dalam proses
pembuatan makanan. Bukan hanya untuk tumbuhan saja, dengan adanya klorofil
proses fotosintesis bisa berjalan dan menghasilkan oksigen yang dimanfaatkan
oleh manusia dan hewan. Kandungan klorofil pada setiap tumbuhan berbeda-beda
tergantung jenis tumbuhan itu sendiri, selain dikarenakan jenis tumbuhan itu
sendiri, perbedaa kandungan klorofil juga ditemukan karena adanya perbedaan
umur tanaman. Pada tumbuhan yang lebih dewasa memiliki kandungan klorofil
pada daun yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang masih muda, sehingga
pembentukan makanan dalam proses fotosintesis juga lebih banyak pada
tumbuhan dewasa (Kamble et al, 2015).
Klorofil memiliki 2 jenis yaitu klorofil a dan klorofil b. setiap tumbuhan yang
mengandung klorofil pasti di dalamnya terdapat klorofil a dan klorofil b. klorofil
a itu sendiri merupakan klorofil utama pada tumbuhan. Klorofil ini merupakan
klorofil yang berperan langsung dalam proses fotosintesis, yaitu dalam mengubah
energi matahari menjadi energi kimia, sedangkan klorofil b merupakan klorofil
aksesori yang bekerja secara tidak langsung dalam proses fotosintesis. Klorofil b
ini berperan dalam memindahkan cahaya (Sumanta et al, 2014).
Menurut Muklyani (2006), terdapat beberapa macam pigmen yang ada
ditanaman salah satu nya yaitu klorofil berwarna hijau yang terdapat pada plastida
dan vakuola. Keberadaan klorofil dalam dipengaruhi oleh keadaan Ph disekitat
tanaman sehingga berdasarkankan banyaknya macam pigmen yang terkandung
dalam tanaman maka apabila keadaan sesuai dengan kondisi keberadaan klorofil
maka akan menimbulkan warna hijau. Akan tetapi apabila terjadi pada tumbuhan
yang masuk masa generatif atau penuaan terjadi pemecahan senyawa pigmen dari
klorofil itu sendiri sehingga kandungan yang terdapat pada daun sebagai bahan
utama fotosintesis akan menimbulkan warna daun lebih menjadi kuning hingga
dapat terjadi kematian secara perlahan pada tumbuhan.
Salah satu analisis kandungan klorofil yang terdapat pada tanaman sayuran
dilakukan untuk menentukan suatu kriteria penting yang mana mengetahui
kandungan gizi yang terdapat pada sayur tersebut karena adanya klorofil didalam
daun yang membuat sayuran berwarna hijau dan segar. Pigmen yang ditimbulkan
oleh keberadaan klorofil menjadikan tanaman tampak lebih segar dan sehat sebab
adanya fotosintesis yang terjadi dapat berjalan dengan lancar sebagai proses
metabolisme suatu tanaman. Kandungan klorofil yang terdapat pada tanaman
dalam jumlah banyak dapat dipangaruhi kondisi lingkungan yang mendukung
untuk memproses adanya klorofil didalam tanaman, sehingga penentuan klorofil
pada suatu tanaman sangat penting dilakukan untuk menentukan unsur apa yang
kurang tersedia apabila klorofil sedikit serta indikator seperti apa yang ditunjukan
apabila kandungan klorofil tinggi (Iriyani dan Nugrahan, 2014).
Klorofil sangat penting bagi tanaman karena sebagai alat dalam terjadinya
proses fotosintesis. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman
klorofil juga sangat erat hubungannya dengan unsur N atau nitrogen. Seperti yang
kita tahu bahwa warna hijau pada daun juga mengindikator apakah tanaman
tersebut kekurangan ataukah kelebihan nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu
unsur penting yang harus tanaman miliki terutama pada tanaman pangan,
misalnya tanaman padi. tanaman padi biasanya sering kali dilakukan pengecekan
kandungan nitrogen dengan mengamati warna daun pada daun padi tersebut.
Apabila daun berwarna kuning atau pucat mengindikasikan bahwa tanaman
tersebut kekurangan nitrogen, sebaliknya apabila tanaman kelebihan nitrogen
maka warna hijau pada daun akan sangat pekat (Jianfeng et al, 2015).

IV. Alat dan Bahan


1. Tabung Reaksi
2. Cawan Petri
3. Alat Pemanas Listrik
4. Gelas Kimia 1000 ml
5. Gunting
6. Kertas Hisap
7. Alkohol 70%
8. Larutan iodium
9. Daun Manihot utillisima
V. Prosdur Kerja
1. Buatlah 5 buah potongan daun 1x1cm2 yang berwarna hijau dan kuning
2. Masukkan masing-masing kelompok daun tersebut ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi alcohol 70% dan selanjutnya dipanaskan pada penangas air
sampai daun putih atau pucat
3. Ambillah dengan hati-hati potongan daun tersebut dan letakkan pada cawan
petri
4. Kemudian ditetesi dengan larutan iodium. Perhatikanlah perubahan warna
yang terjadi
5. Apa yang ada dapat simpulkan dari percobaan ini

VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang paling banyak
mengarbsorbsi warna biru dan ungu.
1. Sinar matahari = Sinar ultraviolet = Sinar ultraungu
2. Biru + merah = Ungu
Jadi klorofil merupakan pigmen warna yang paling efektif dalam
mengarbsorbsi sinar matahari. Selanjutnya sinar matahari tersebut digunakan
dalam reaksi fotosintesis sebagai energi aktivasi reaksi.

b. Hasil Berdasrakan Praktikum


NO HASIL KETERANGAN
1. 1. Perubahan warna

1
2. 1. Perubahan
warna.

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yakni bertujuan untuk mengetahui peranan klorofil
dalam fotosintesis. Hasil yang kami peroleh pada praktikum ini yakni pada daun
Manihot utilisima yang berwarna hijau mengalami perubahan warna yakni
kehitaman pada bagian tepi daun setelah dipanaskan menggunakan alkohol 70%
hal ini dilakukan untu melarutkan klorofil. Hal yang sama juga dilakukan pada
daun Manihot utilisima yang berwarna kuning. Terdapat perubahan warna
kehitaman pada bagian sisi potongan daun.
Gustav Julius Von Sachs membuktikan bahwa fotosintesis membentuk
karbohidrat amilum (1962). Adanya amilum dapat dibuktikan dengan
pengujian menggunakan yodium, dimana ketika amilum yang direaksikan
dengan yodium, maka daun yang mengandung amilum akan berubah wana
menjadi hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan
terkena sinar matahari. Dalam percobaannya, Sachs menggunakan daun segar
yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus,
dimasukkan ke dalam alkohol untuk melarutkan klorofil, dan ditetesi dengan
yodium untuk membuktikan adanya amilum.
Dari daun - daun yang telah praktikan amati, terbukti bahwa daun
memerlukan cahaya untuk fotosintesis. Energi cahaya yang diserap klororfil inilah
yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Karbon
dioksida masuk ke daun dan oksigen keluar melalui stomata. Air yang
diserap oleh akar dialirkan ke daun melalui berkas pembuluh. Dapat
dikatakan bahwa fotosintesis menghasilkan glukosa yang merupakan hasil
sintesis dari H2O dan CO2. Kelebihan glukosa ini menjadi pati sebagai
produk simpanan sementara dalam kloroplas. Pati atau amilum merupakan
hasil akumulasi glukosa pada beberapa kali fotosintesis yang menumpuk.
Dengan menguji kedua daun diatas, praktikan dapat mengidentifikasi
bahwa hasil fotosintesis adalah glukosa yang nantinya menjadi amilum / pati yang
dapat dibuktikan dari permukaan daun yang tidak ditutup alumunium foil
yang mengalami fotosintesis dan saat ditetesi iodin dapat bereaksi dan
berubah warna menjadi biru kehitaman.

VIII. Kesimpulan
Hasil fotosintesis yang teridentifikasi pada Uji Sach adalah amilum atau
karbohidrat yang ditunjukkan dengan perubahan warna hitam pada tepi daun yang
dipotong setelah ditetesi dengan lugol.

Daftar Pustaka

Ai S. N. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Ilmiah Sains, 12(1): 28-34.

Atmanegara, P. dan B. M. Sukojo. 2013. AnalIsa Perbandingan Kandungan Klorofil

Menggunakan Metode Mcari Dan Tcari (Wilayah Studi : Kabupaten Karawang, Jawa
Barat). Teknik Pomits, 2(1): 1-6.

Kamble, P.N., S.P. Giri, R.S. Mane, dan A. Tiwana. 2015. Estimation of Chlorophyll
Content in Young and Adult Leaves of Some Selected Plants. Universal
Journal of Environmental Research and Technology, 6(5): 306-310.

Iriyani D., dan P. Nugrahan. 2014. Kandungan Klorofil, Karotenoid, Dan Vitamin C
Beberapa Jenis Sayuran Daun Pada Pertanian Periurban Di Kota Surabaya.
Matematika, Sains dan Teknologi, 15(2): 84-90.

Jianfang, W. et al. 2015. Non-Destructive Measurement Of Chlorophyll In Tomato


Leaves Using Spectral Transmittance. Int J Agric & Biol Eng, 8(5): 73-78.
Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius:Yogyakarta.

Sumanta, N., C. I. Haque, J. Nishika, dan R. Suprakash. 2014. Spectrophotometric


Analysis of Chlorophylls and Carotenoids from Commonly Grown Fern Species
by Using Various Extracting Solvents. Research Journal of Chemical Sciences,
4(9): 63-69
I. Judul
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Fotosintesis

II. Tujuan Praktikum


Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis

III. Landasan Teori


Fotosintesis adalah proses untuk memproduksi gula (karbohidrat) pada
tumbuhan, beberapa bakteri dan organisme non-seluler (seperti jamur, protozoa)
dengan menggunakan energi matahari, yang melalui sel-sel yang berespirasi
energi tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk ATP sehingga dapat digunakan
seluruhnya oleh organisme tersebut (Utomo 2007). Reaksi umum dari proses
fotosintesis adalah :
6H2O + 6CO2 → C6H12O6 + 6O2
Proses fotosintesis berlangsung dalam dua proses. Proses pertama merupakan
proses yang tergantung pada cahaya matahari (reaksi terang), yaitu reaksi yang
membutuhkan energi cahaya matahari langsung dan molekul-molekul energi
cahaya tersebut belum dapat digunakan untuk proses berikutnya. Proses kedua
adalah proses yang tidak membutuhkan cahaya (reaksi gelap) yang terjadi ketika
produk dari reaksi terang digunakan untuk membentuk ikatan kovalen C-C dari
karbohidrat. Pada proses ini, CO2 atmosfer atau CO2 dari air (untuk organisme
akuatik) ditangkap dan dimodifikasi oleh penambahan hidrogen menjadi benttuk
karbohidrat (Utomo 2007). Hydrilla sp. adalah tumbuhan air yang merupakan
bagian ekosistem danau dan berperan sebagai sumber daya baik langsung maupun
tidak langsung (Tanor 2004). Fotosintesis adalah proses yang tergantung cahaya
sehingga kecepatan dalam menambat CO2 dan energi matahari sangat tergantung
pada intensitas cahaya matahari. Kecepatan fotosintesis akan meningkat dengan
adanya peningkatan intensitas cahaya. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak
cahaya. Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan
yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Enzim-enzim
yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga
batas toleransi enzim. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata
menutup, menghambat penyerapan karbondioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis. Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis
akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang. Menurut literatur, laju fotosintesis jauh lebih tinggi
pada tumbuhan yang sedang berkecambah daripada tumbuhan dewasa. Hal ini
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh (Rizky 2010).

IV. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia 1000 ml
2. Gelas ukur 100 ml
3. Termometer
4. Batang kaca
5. Meteran
6. Tally Counter

7. Lampu 100 Watt


8. Benang
9. Lux meter
10. NaCHO3 0,25%
11. Hydrilla verticillata

V. Langkah Kerja
1. Isilah gelas ukur dengan larutan NaHCO3 0,25% sebanyak 90 ml.
2. Ikatlah sebatang Hydrilla verticillata (panjang 10 cm) pada batang gelas
dengan benang, masukkan kedalam gelas ukur. Seluruh Hydrilla verticillata
harus terendam dalam air.
3. Masukkan gelas ukur yang telah berisi Hydrilla verticillata ke dalam gelas
kimia yang berisi air keran. Usahakan air keran tetap mengalir.
4. Pasang lamu 100 watt dengan jarak 10cm dari gelas ukur.
5. Nyalakan lampu dan diamkan beberapa menit hingga keluar gelembung-
gelembung gas dari pangkal Hydrilla verticillata. Bila belum keluar
gelembung, potonglah pangkalnya dengan silet. Jika terjadi gelumbung yang
besar-besar dalam jarak waktu yang lama, pijatlah hati-hati pangkal Hydrilla
verticillata dengan pinset.
6. Bila telah berjalan dengan baik, berikanlah 5 menit. Kemudian hitunglah
jumlah gelembung yang keluar tiap menit. Penghitungan dilakukan sebanyak 5
kali.
7. Lakukanlah penghitungan seperti petunjuk nomer 6 pada jarak 20cm, 30cm,
40cm, dan 50cm.
8. Ukur intensitas cahaya pada setiap jarak dengan lux meter. Dari data dan
penghitungan yang telah diperoleh, buatlah suatu gerafik dengan intensitas
cahaya sebagi absis dan laju fotosintesis sebagai orbinat.

VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Definisi Fotosintesis yang dikemukakan oleh Delvin (1975) adalah suatu
proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri
fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan
diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan
digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi,
seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan
karbohidrat dari karbondioksida dan air dalam tubuh tumbuhan berklorofil
yang diberi cahaya, dengan oksigen sebagai hasil samping. Seperti halnya
dengan proses-proses metabolik yang lain, fotosintesis tediri dari rangkaian
reaksi yang panjang. Karena proses ini membutuhkan cahaya, pada keadaan
yang demikian intensitas dan kualitas cahaya menjadi faktor pembatas.
Percobaan pada fotosintesis setiap tanaman menghasilkan oksigen yang
berbeda-beda. Praktikum ini menggunakan tanaman hydrilla sp sebagai bahan
pengamatan karena tanaman hydrilla ini merupakan tanaman yang hidup di
air, sehingga memudahkan untuk mengetahui berapa banyak gelembung udara
(oksigen) yang dihasilkan dari suatu proses fotosintesis pada saat cahaya
lampu terang dan ketika cahaya lampu diredupkan (ditutupi kain).
Percobaan ini tentang proses fotosintesis pengaruh intensitas cahaya
dengan mengamati tumbuhan air Hydrilla sp , yaitu apabila dilakukan
percobaan terang dengan memberikan sumber cahaya lampu dapat dilihat dari
hasil dimana, gelembung yang dihasilkan pada 30 menit pertama adalah 1
gelembung tetapi bentuknya besar dan volume airnya tetap 700 ml, namun
ketika waktu yang digunakan 60 menit diperoleh gelembung-gelembung udara
yaitu 2 gelembung yang besar dan volume airnya juga tetap. Percobaan
selanjutanya dengan menutupi sumber cahaya lampu dengan kain sehingga
cahayanya menjadi redup dan intensitasnya semakin rendah. Pada pengamatan
30 menit pertama ada perubahan dengan adanya gelembung yang dihasilkan
yaitu 9 gelembung yang kecil disekitar tabung reaksi dengan volume yang
terjadi ada pengurangan 0,18 ml. sedangkan untuk 30 menit kedua gelembung
yang dihasilkan bertambah menjadi 11 gelembung yang kecil juga terdapat
disekitar tabung reaksi dengan volume sama. Berdasarkan kedua perlakuan
yang berbeda dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi
fotosintesis semakin besar intensitas cahayanya maka gelembung-gelembung
yang dihasilkan semakin sedikit sedangkan semakin rendah intensitas cahaya
maka gelembung yang dihasilkan semakin banyak. Semakin lama waktu pada
lampu terang ataupun redup semakin rendah intensitas cahaya yang dihasilkan
pada eksperimen.
Seharusnya hasil percobaan dapat dilihat bahwa kecepatan fotosintesa
antara Tanaman yang berada di tempat terang lebih cepat berfotosintesa
daripada di tempat yang kekurangan cahaya. Hal ini terjadi karena proses
fotosintesis dibantu dengan adanya cahaya. Sehingga tinggi intensitas cahaya
semakin banyak energi yang terbentuk sehingga akan mempercepat proses
fotosintesis, tetapi hasil percobaan menghasilkan kecepatan fotosentesa berada
ditempat yang kekurangan cahaya lebih cepat berfotensintesa daripada
ditempat terang/cahaya. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan dan telah diakui. Hasil percobaan dapat diketahui bahwa
kecepatan fotosintesa yang paling cepat adalah pada menit ke 30-60 ditempat
yang kurang mendapatkan cahaya/ redup dan kecepatan fotosintesa yang
paling lambat adalah pada menit ke 0-30 ditempat mendapatkan cahaya.
Sehingga pada percobaan tinggi intensitas cahaya semakin sedikit energy yang
terbentuk sehingga akan mempercepat proses fotosintesis.
Berdasarkan hasil percobaan pengaruh intensitas cahaya terhadap laju
fotosintesis mempegaruhi tempat yang terkena sinar matahari langsung
sehingga memilki laju fotosintesis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
yang diletakkan pada tempat yang teduh. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah
gelembung O2 yang dihasilkan pada proses fototsintesis tersebut. Gas oksigen
ini terbentuk karena proses fotolisis. fotolisis adalah berubahnya air menjadi
oksigen yang menunjukkan meningkatnya intensitas cahaya akan
mempengaruhi laju fotosintesis dimana meningkatnya intensitas cahaya ini
juga akan meningkatkan laju fotosintesis.

b. Hasil Berdasarkan Praktikum

Jarak Lampu Jumlah gelembung pada tiap menit Rata-


(Intensitas Cahaya) 1 2 3 4 5 Jumlah rata
10 cm ( lux)
20 cm ( lux)
30 cm ( lux)
40 cm ( lux)
50 cm ( lux)

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Ismail. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball. 1983. Biologi Universitas. Jakarta : Erlangga.
Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Biologi Umum. Banjarbaru: Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
I. Judul
Mengukur Kadar Cepat Fotosintesis dengan Mikroburet Audus

II. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui laju fotosintesis suatu tanaman
2. Dapat menghitung molekul glukosa yang dihasilkan selama fotosintesis

III. Landasan Teori


Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton)
ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia
tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat, yang
disusun melalui fiksasi karbondioksida dan air (Devlin, 1975). Fotosintesis dapat
diartikan juga sebagai suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga dan beberapa
jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis
menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat diatmosfer bumi. Organisme
yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut
sebagai fototrof.
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: faktor yang dapat
mempengaruhi secara langsung maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara
langsung. Faktor yang memengaruhi langsung adalah kondisi lingkungan, seperti:
intensitas cahaya, suhu, konsentrasi karbon dioksida, kadar air, dan kadar
fotosintat. Faktor yang memengaruhi secara tidak langsung, yakni: terganggunya
beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis dan tahap
pertumbuhan tanaman. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa
kondisi lingkungan yang memengaruhi secara langsung (direct), sehingga factor-
faktor itu dikenal juga sebagai faktor pembatas dalam laju fotosintesis.

IV. Alat dan Bahan


2. Klem dan Statif
3. Mikrouret Audus

4. Vaselin
5. Hydrilla verticillata
6. NaCHO3 0,5%

V. Langkah Kerja
1. Potonglah sebatang tanaman Hydrilla verticillata sebanyak 1 gram dan
masukkan kedalam tabung pengumpul gas dengan bagian potongan tanaman
diletakkan dibagian atas.
2. Masukkan tabung pengumpul gas tersebut kedalam tabung reaksi besar dan
kemudian diisi dengan larutan NaHCO3 0,5% sehingga seluruh mikroburet
terisi penuh dengan larutan tersebut.
3. Tutup keran dan pipa karet dijepit dengan klem.
4. Biarkan percobaan selama beberapa menit sampai gas oksigen terkumpul
dibagian atas tabung pengumpul gas.
5. Buka klem penjepit perlahan-lahan sehingga oksigen dari tabung pengumpul
gas akan masuk ke mikroburet yang berskala 0,01 ml.
6. Ukur berapa banyak oksigen (ml) yang dihasilkan dalam waktu 15 menit.
7. Setelah diukur dengan cara membuka klem, maka oksigen dapat ditampung
dalam bola gelas.
8. Ulangi percobaan sampai 4 kali pengukuran dan hitung reratanya.
9. Berdasarkan data yang diperoleh hitunglah berapa mol glukosa dihasilkan
selama proses fotosintesis tersebut per gram berat bahan per jam.
10. Buktikan bahwa gelembung-gelembung yang keluar itu adalah gas oksigen
VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Terjadi perbedaan volume oksigen yang dihasilkan oleh Hydrilla sp. pada
jarak sumber cahaya yang berbeda. Semakin dekat dengan sumber cahaya,
akan semakin banyak jumlah oksigen yang dihasilkan. Hal tersebut dapat
diamati dari semakin banyaknya gelembung-gelembung udara yang terbentuk
pada pipa kapiler mikroburet audus. Gelembung-gelembung ini awalnya
berukuran kecil, kemudian membesar ketika bergabung dengan gelembung
lainnya. Jarak sumber cahaya yang lebih dekat dengan tanaman,
mengindikasikan jumlah cahaya/intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman
akan semakin besar. Diasumsikan pada jarak sebesar 15 cm, intensitas
cahayanya adalah 100. Nilai ini akan semakin menurun seiring dengan jarak
sumber cahaya yang menjauh.
Tak hanya pengaruh intensitas cahaya, namun suhu air sebagai habitat
Hydrilla sp. Juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Terlihat
perbedaan yang cukup besar antara perlakuan 20°C dan 30°C, yakni pada suhu
yang lebih tinggi laju fotosintesis menjadi meningkat dengan volume
gelembung udara (O2) yang semakin membesar. Hasil demikian diperoleh
karena enzim yang mengatur proses fotosintesis pada tumbuhan bekerja
optimum pada suhu 30°C. Enzim-enzim ini mengkatalis reaksi fotosintesis
agar berlangsung secara efisien dan efektif.
Selain faktor intensitas cahaya dan suhu, terdapat beberapa factor lain
yang mendorong laju fotosintesis, yaitu : konsentrasi CO2, konsentrasi
klorofil, air, aplikasi, dan titik kompensasi. Kenaikan konsentrasi CO2 sebesar
0,1% dan konsentrasi klorofil akan berpengaruh secara signifikan hingga
mencapai 2 kali lipat laju fotosintesis semula. Air merupakan salah satu factor
pembatas dalam laju fotosintesis, karena membukanya stomata daun untuk
memperoleh CO2 akan berdampak bagi transpirasi air oleh tumbuhan. Apabila
kondisi transpirasi ini berlebihan, maka akan sangat merugikan tumbuhan.
Titik kompensasi yang terlalu kecil juga dapat menghambat fotosintesis untuk
mencapai kondisi optimum. Jumlah CO2 yang dilepaskan selama proses
respirasi terlalu besar, dan tidak seimbang denagn jumlah CO2 yang diserap
untuk fotosintesis. Hal tersebut akan merugikan tumbuhan, karena cadangan
makanan terbatas, namun respirasi dalam jumlah besar terus berlangsung.
Laju fotosintesis yang telah mencapai kapasitas maksimum, akan dibatasai
oleh faktor pembatas. Faktor ini akan mencegah laju fotosintesis dari naik di
atas tingkat tertentu, bahkan jika kondisi lainnya yang diperlukan untuk
fotosintesis ditingkatkan. Setelah kondisi maksimum ini tercapai, laju
fotosintesis akan kembali menurun akibat dari factor pembatas ini. Penurunan
ini dapat terlihat dari belokan maupun patahan pada grafik. Terlihat dari grafik
bahwa factor pembatas pada suhu 20°C ketika intensitas cahaya bernilai 36,
dan menurun pada intensitas cahaya 100. Namun demikian, hasil percobaan
ini dapat saja terpapar beberapa kesalahan sehingga hasil yang diperoleh
kurang tepat. Seperti kesalahan praktikan ketika mengukur panjang
gelembung, maupun ketidaktepatan sewaktu memasang alat yang
memungkinkan O2 yang dihasilkan tidak seluruhnya masuk ke dalam
mikroburet audus.

b. Hasil Berdasarkan Praktikum


VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anonim. 2010. “Photosyntesis”. Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Photosynthesis.html.


Diakses pada 10 Februari 2019.

Anonim. 2010. “Effect of Temperature on The Rate of Photosynthesis of Elodea”. Dalam


www.123helpme.com/view.asp?id=121718. Diakses pada 10 Februari
2019.

Anonim. 2010. “Factors Affecting Photosyntesis”. Dalam


www.tutorvista.com/content/biology/…/factors-affecting-
photosynthesis.php. Diakses pada 10 Februari 2019.

Anonim. 2010. “Rate of Photosyntesis”. Dalam


www.neiljohan.com/projects/biology/rate-of-photosynthesis.htm. Diakses
pada 10 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai