Disusun Oleh:
Kelompok 6
- Farida Mufidah Noor Azis 17308144025
- Yusi Novita Sari 17308141044
- Hana Maulana 17308141047
- Amay Istikomah 17308141036
A. TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi macam pigmen daun pada bagian-bagian daun yang berbeda
warna
2. Untuk mengetahui kandungan klorofil pada bagian-bagian daun yang berbeda warna
3. Untuk mendeteksi bagian daun manakah yang aktif berfotosintesis
B. DASAR TEORI
A. Klorofil
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan
Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros = green
(hijau), and phyllon = leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap
energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses
biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas
karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari (Subandi,2008 : 75).
Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik
pada spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum
kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak
di serap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a
dan klorofil b yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim
sitokrom ( Kimbal,1990 : 34 ).
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan
gelombang yang berlainan (berpendar = berfluoresensi). Klorofil banyak menyerap
sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru.
Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam
pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser
oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan
yang disebut feofitin yang berwarna coklat(Dwidjoseputro,1981: 51).
Klorofil a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang
mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu gugus
fungsional yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000 : 56). Struktur klorofil a dan
klorofil b adalah sebagai berikut :
1. Faktor pembawaan
Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-pigmen
lain seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu gen tertentu di
dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih
belaka (albino), seperti tanaman jagung yang albino tidak dapat hidup lama.
2. Cahaya ( Salisbury, 2000 )
Pada beberapa kecambah tanaman Angiosperma, klorofil dapat terbentuk
tanpa memerlukan cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan di dalam gelap
tidak berhasil membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-
kuningan, disebabkan karena adanya protoklorofil yang mirip dengan klorofil-
a, yang mengandung kurang 2 atom H. terlalu banyak sinar berpengaruh
buruk kepada kepada klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan kepada sinar
kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun
yang terus-menerus kena sinar langsung, warna mereka menjadi hijau
kekuning-kuningan.
3. Oksigen
Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan di
cahaya tak mampu membentuk klorofil, jika tidak diberi oksigen.
4. Karbohidrat
Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil
dalam daun-daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa pemberian
gula, daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil.
5. Nitrogen, Magnesium
Besi yang menjadi pembentuk bahan klorofil sudah tentu merupakan suatu
condition sine qua non (keharusan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat
tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
6. Unsur Mn, Cu, Zn.
Meskipun jumlahnya hanya sedikit dalam pembentukan klorofil, jika tiada
unsur-unsur tersebut maka tanaman mengalami klorosis juga.
7. Air
Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi
pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
8. Temperatur
Temperature 30 – 480 C merupakan suatu kondisi yang baik untuk
pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik
ialah antara 260 – 300 C. Kecuali klorofil-a dan klorofil-b, kita kenal juga
klorofil-c yang terdapat pada diatom dan ganggang-pirang. Klorofil-d terdapat
pada ganggang-merah. Sedang bakteri-ungu mempunyai bakterioklorofil dan
bakteri-hijau mempunyai bakterioviridin. Jenis-jenis klorofil yang tersebut di
atas itu hampir serupa susunan kimianya, semuanya mengandung Magnesium
( Sasmitamihardja, 1996)
Faktor-faktor yang mempengaruhisintesis klorofil meliputi: cahaya, gula
atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik danunsur-unsur nitrogen,
magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen. Faktor utama
pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur
haramakro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N
diperlukan olehtanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman
yang kekurangan unsur N akanmenunjukkan gejala antara lain klorosis pada
daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2 secara langsung. Gas N2
tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3)(Hendriyani dan
Setiari, 2009).
D. Fungsi Klorofil
1. Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi
terang menjadi oksigen dan hidrogen
2. Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada
reaksi kimia di daun.
3. Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.
4. Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi (Andreparera, 2011)
5. Tempat terjadinya fotosintesis , pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis
di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil,
fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
6. Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai
organ respirasi
7. Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi
8. Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman cocor bebek
(tunas daun).
(Campbell, 2000 : 45).
Kegiatan 2
Alat & Bahan :
1 Gunting (cawan porselin) 7 2 buah gelas beker 100 ml
2 Tabung reaksi + rak tabung 8 Cuvet spectrometer
3 Water bath 9 Nampan plastic kecil
4 Pemusing / Centrifuge 10 Ethanol 96% atau Aceton 80%
5 3 labu takar, 50 ml 11 Kertas tissue
6 Timbangan
Kegiatan 3
Alat & Bahan :
1. Tanaman sehat
2. Kertas grenjeng / aluminium foil dan klip
3. Kompor / pemanas air
4. Ethanol 96% dan air
5. Gelas beker besar (1000 ml) besar dan kecil (500 ml)
6. Valet dan pipet tetes
7. Larutan lugol / iodine / obat merah
8. Larutan amilum 1%
D. CARA KERJA
Cara Kerja
Daun Anggrek tanah tua ditimbang 1 gram, lalu digerus dengan cawan
porselin dengan ditambahkan sedikit demi sedikit ethanol 96% sebanyak 10
ml
Filtrat hasil centrifuge dimasukkan ke labu takar 100 ml, lalu ditambahkan
ethanol 96% hingga mencapai garis batas dan dihomogenkan
Setelah itu, filtrat pada labu takar tadi dimasukkan ke 2 tabung reaksi
sebanyak 10 ml
2. Kalibrasi transmittansi
Pelarut ethanol dituang ke dalam cuvet sampai garis batas, lalu permukaan
tabung cuvet dikeringkan atau dibersihkan dengan tisu
4. Pengukuran klorofil
Ekstrak daun ditotolkan dengan tusuk gigi pada kertas kromatografi, lk 1.5
cm dari dasar kertas. Jarak antar titik totolan ekstrak minimal cm. pada
bagian ujung kertas pada jarak lk 2 cm dari ujung, tetapkan garis batas
Kelomp Jum’at, 30 Nov 2018 Senin, 2 Des 2018 Kamis, 6 Des 2018
Aspek
ok 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Panjan 0,8 0,7 1 cm 1,5 1,6 1,7
Variabe g cm cm cm cm cm
- - -
l polong
kontrol
Panjan 2 cm 1,7 2,4 18,3 16 cm 19 cm 25,5 26,6 26,4
g cm cm cm cm cm cm
batang
Diamet 0,2 0,3 0,2 0,3 0,2 0,3 0,3 0,2
0,2
er cm cm cm cm cm cm cm cm
cm
batang
Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2
daun
Panjan 0,9 0,7 0,6 2,7 2,9 2,2 3 cm 3 cm 3 cm
g daun cm cm cm cm cm cm
Lebar 0,4 0,3 0,2 1 cm 1 cm 0,9 1 cm 1,1 1,1
daun cm cm cm cm cm cm
Warna kunin kunin Kunin hijau hijau hijau hijau hijau hijau
daun g g g
Panjan 3,5 3 cm 0,5 1,7 1,7 1 cm 3,4 3,4 2,5
g akar cm cm cm cm cm cm cm
2 Variabel kontrol (tidak ditudungi)
Panjan 0,8 0,8 0,9
g cm cm cm - - - - - -
polong
Panjan 2,2 1,5 2,8 19 cm 19 cm 16 cm 27,5 25 vm 27,8
g cm cm cm cm cm
batang
Diamet 0,4 0,4 0,3 0,4 0,4 0,35 0,4 0,3 0,4
er cm cm cm cm cm cm cm cm cm
batang
Jumlah
2 2 2 2 2 2 2 2 2
daun
Panjan 1,4 1,2 1,3 2,5 2,5 2,5 2 cm 2,5 2,6
g daun cm cm cm cm cm cm cm cm
Lebar 0,2 0,3 0,2 0,8 1,1 1,1 0,9 0,9
1 cm
daun cm cm cm cm cm cm cm cm
Warna Hijau hijau hijau
hijau hijau hijau hijau hijau hijau
daun muda muda muda
Panjan 1,6 2,2 3,5 3 cm 3 cm 1,5 2,5 5,7 4 cm
g akar cm cm cm cm cm cm
F. PEMBAHASAN
PENGARUH SPEKTRUM CAHAYA PADA PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KACANG HIJAU
Pada praktikum kali ini, yaitu pengaruh spektrum cahaya pada pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis
tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Faktor lingkungan (cahaya) sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah/kacang hijau ini. Cahaya yang selain berpengaruh
terhadap proses fotosintesis juga berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan
keseluruhan tumbuhan.
Dalam keadaan terang, batang memiliki auksin yang sedikit, karena auksin mengalami
kerusakan jika terkena cahaya sehingga pertumbuhan tumbuhan pun terhambat. Tetapi walaupun
begitu, tumbuhan dalam keadaan terang memiliki banyak klorofil dan tumbuh berkembang.
Sedangkan dalam keadaan gelap, batang memiliki banyak auksin sehingga tumbuh lebih
panjang. Tetapi dalam keadaan gelap ini walaupun tumbuh dengan lebih cepat daripada yang
terkena cahaya, tumbuhan menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, tidak berkembang
(mengalami etiolasi) Secara umum tumbuhan yang hidup di tempat gelap lebih tinggi
dibandingkan tumbuhan yang hidup di tempat terang. Istilah yang berkaitan dengan hal tersebut
adalah ETIOLASI. Etiolasi adalah istilah bagi pertumbuhan tanaman yang tidak normal yang
ditandai dengan tanaman yang tumbuh sangat cepat, batang tinggi, kurus, dan lemah, serta
warna daun yang pucat (tidak berwarna hijau) dan tidak berkembang dengan baik, batang
membengkok ke arah cahaya dan berumur pendek.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversiabel (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Salah satu indikator dari pertumbuhan adalah terjadinya pertambahan tinggi tanaman. Secara
sederhana pertambahan tinggi tanaman dapat diamati dari proses perkecambahan, dalam hal ini
telah dilakukan pengamatan tinggi tanaman pada perkecambahan tanaman kacang hijau dengan
variasi spektrum warna untuk mempengaruhi proses fotosintesis menggunakan mika plastic
dengan warna biru, merah, hijau, dan tanpa warna. Tanaman kacang hijau digunakan sebagai
objek penelitian karena kacang hijau cenderung mudah ditemukan dan memiliki pertumbuhan
yang cepat.
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Cahaya
merupakan energi elektromagnetik, yang bagi tumbuhan berklorofil berfungsi untuk membantu
proses pengolahan makanan yang disebut fotosintesis. Efek spektrum warna terhadap proses
petumbuhan tanaman berbeda-beda tergantung pigment yang dimiliki tumbuhan tersebut.
Cahaya spektrum warna yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah cahaya
tampak yang memiliki gelombang terpanjang dan terpendek
Perlakuan tanaman dilakukan selama 9 hari dengan masa pengambilan data setiap tiga hari
sekali.
Kemampuan setiap objek untuk melakukan pertumbuhan berbeda, hal ini terlihat dari
adanya tanaman yang duluan tumbuh dari tanaman yang lain dalam satu jenis. Pada objek yang
ditutup dengan spektrum yang berwarna biru lebih cepat berkecambah atau tumbuh, kemudian
diiukti oleh yang berwarna merah, berwarna bening, dan berwarna hijau.
Kelompok 9 menggunakan mika biru untuk menyungkup tanaman kacang hijau. Hasil
yang diperoleh yaitu hasil pengamatan, tanaman kacang hijau yang dibiarkan terbuka dan berada
di tempat teduh, pertumbuhannya lebih subur dan baik karena dapat menyerap cahaya lebih
mudah. Hasil dari praktikum ini adalah tanaman kacang hijau yang tumbuh dengan baik adalah
tanaman yang dibiarkan terbuka, lalu selanjutnya yang ditutup dengan mika biru, lalu merah, dan
yang paling buruk yang ditutup dengan karton hitam.
Pada tanaman yang dibiarkan terbuka dan di tempat teduh, laju pertumbuhan sedikit lebih
cepat dibandingkan di tempat bercahaya karena hormon Auksin lebih banyak dimiliki oleh
tanaman di tempat ini dibandingkan ditempat terang, sebab tanaman ditempat ini hanya sedikit
menerima cahaya matahari dan batangnya kurus. Pada tanaman yang disungkup dengan mika
biru, sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa spektrum warna cahaya yang baik untuk
proses fotosintesis yang berhubungan dengan pertumbuhan ternyata spektrum warna biru.
Karena cahaya berwarna biru yang tidak segera diserapakan dipantulkan berulang-ulang di
dalam sel fotosintesis sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan energi untuk
fotosintesis sehingga lebih cepat melakukan pertumbuhan, mulai dari pertambahan tinggi. Pada
tanaman yang disungkup dengan karton hitam, maka batang tanaman akan terlihat kurus,
daunnya berwarna kuning, dan tanaman tumbuh dengan cepat (tinggi), dikarenakan pada tempat
yang gelap, hormon auksin sebagai hormon pertumbuhan akan bekerja secara optimal sehingga
akan terus melakukan pertumbuhan.
Efek spektrum warna terhadap proses petumbuhan tanaman berbeda-beda tergantung
pigment yang dimiliki tumbuhan tersebut. Pada tumbuhan yang memiliki klorofil (pigmen warna
hijau pada tumbuhan) misalnya lebih menyukai warna merah atau biru. Tumbuhan yang bewarna
hijau tidak bisa menyerap warna hijau begitu pula tumbuhan bewarna kuning tidak bisa
menyerap warna kuning. Cahaya spektrum warna yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman adalah cahaya tampak yang memiliki gelombang terpanjang dan
terpendek. Cahaya tampak dengan gelombang terpendek memberi warna ungu dan gelombang
terpanjang warna merah. Hal ini karena fotosintesis akan berjalan lebih efektif pada spektrum
warna ungu dan merah. Gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi
dibandingkan dengan jingga dan merah. Berikut kualitas cahaya dibedakan berdasarkan panjang
gelombang :
Ø Merah, panjang gelombang 750-626
Ø Orange, panjang gelombang 626-595
Ø Kuning, panjang gelombang 595-574
Ø Hijau, panjang gelombang 574-490
Ø Biru, panjang gelombang 490-435
Ø Ungu, panjang gelombang 435-400
Dengan begitu, hipotesis kami terbukti bahwa setiap tanaman tersebut memiliki
pertumbuhan yang berbeda. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan, dari
perlakuan pada setiap kelompok yang berbeda, yaitu disungkup atau ditudungi dengan karton
hitam, plastic merah dan plastic biru serta yang tidak disungkup atau ditudungi sama sekali,
dapat dibuktikan bahwa tanaman yang tidak disungkup memiliki batang yang lebih kuat dan
daun yang lebih hijau, walaupun tinggi tanaman tidak terlalu panjang dikarenakan cahaya
matahari memperlambat laju hormon auksin, setelah itu tanaman yang disungkup biru, merah
dan yang terakhir dengan karton hitam. Pada kelompok 1 yang diberi perlakuan dengan tidak
ditudungi sama sekali memiliki panjang batang seperti dibawah ini :
2 cm 1,7 2,4 18,3 16 19 25,5 26,6 26,4
cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 2 yang diberi perlakuan sama dengan kelompok 1 memiliki panjang batang
seperti dibawah ini :
2,2 1,5 2,8 19 19 16 27,5 25 27,8
cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 9 yang diberi perlakuan sama seperti kelompok 1 dan 2 memiliki panjang batang
seperti dibawah ini :
2 cm 2 cm 1 cm 18 20 21,5 26 27 28
cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 5 yang disungkup dengan plastic biru memiliki panjang batang :
0.5 0,2 0,2 21 16,5 10 22 16 21
cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 6 yang disungkup dengan plastic biru memiliki panjang batang :
1.8 2.2 1.65 12 18.3 18.8 23.5 22.3 23
cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 7 yang disungkup dengan plastic merah memiliki panjang batang :
6.0 5.6 5.0 17.3 18.3 15.5 27.3 25.4 18
cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 8 yang disungkup dengan plastic merah memiliki panjang batang :
2 cm 2 cm 3 cm 21 18 18 25 24,5 29
cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 3 yang disungkup dengan karton hitam memiliki panjang batang :
3,5 4,2 24,7 27,5 24,7 45 39 39
4 cm
cm cm cm cm cm cm cm cm
Pada kelompok 4 yang disungkup dengan karton hitam memiliki panjang batang :
- - - 30 29 16 22 33,6 43
cm cm cm cm cm cm
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa dari panjang batang tanaman yang disungkup karton
hitam memiliki panjang lebih besar daripada yang lain, dikarenakan berfungsinya hormon
auksin. Dan yang paling sedikit adalah tanaman yang tidak diberi perlakuan atau tidak
disungkup, dikarenakan hormon auksin terhambat karena sinar matahari.
Data warna kelompok 1 (tidak disungkup)
Kunin kuning Kunin hijau hijau hijau hijau hijau hijau
g g
Data warna kelompok 2 (tidak disungkup)
Hijau hijau hijau
hijau hijau hijau hijau hijau hijau
muda muda muda
Data warna kelompok 3 (disungkup karton hitam)
Kunini Kunini
Kuninig Kuninig Kuninig Kuninig Kuninig Kuninig Kuninig
g g
Data warna kelompok 4 (disungkup karton hitam)
kunin kuning kunin kuning kuning kuning
- - -
g g
Data warna kelompok 5 (disungkup biru)
Kunin Kunin Kuning Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
g g tua tua muda muda muda muda
Data warna kelompok 6 (disungkup biru)
Hijau Hijau Hijau
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau hijau
muda muda muda
Data warna kelompok 7 (disungkup merah)
Kunin Kunin
Kuning Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
g g
Data warna kelompok 8 (disungkup merah)
Hijau hijau hijau hijau hijau hijau hijau hijau hijau
Data warna kelompok 9 (tidak disungkup)
- - - Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Dari data warna daun diatas, tanaman yang tidak disungkup memiliki warna hijau yang
segar dibandingkan dengan yang lain. Sedangkan yang disungkup dengan karton hitam memiliki
warna kuning yang menandakan bahwa tanaman tersebut kekurangan cahaya sehingga
menyebabkan tanaman yang rapuh.
Diameter tanaman yang tidak disungkup (kelompok 1,2,dan 9) memiliki rata-rata
diameternya besar dibandingkan yang lain. Diameter tanaman yang disungkup biru (kelompok 5
dan 6) memiliki rata-rata lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang disungkup merah. Dan
tanaman yang disungkup merah (kelompok 7 dan 8) memiliki rata-rata diameter yang lebih besar
daripada tanaman yang disungkup kertas karton. Hal ini menandakan bahwa spektrum cahaya
memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada setiap tanaman kacang hijau.
PERHITUNGAN KADAR KLOROFIL PADA DAUN YANG BERBEDA USIA
Pada praktikum kali ini, untuk menentukan kadar klorofil pada daun anggrek tanah tua.
Daun tersebut di ekstrak menggunakan etanol. Selanjutnya dilakukan penentuan kadar klorofil
dengan menggunakan alat yaitu spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang memiliki
banyak fungsi. Salah satu kegunaannya adalah penentuan kadar klorofil daun kemudian hasil
ekstraksi diamati absorbansi pada λ 649 dan λ 655. Praktikan membuat 2 pengulangan. Setelah
di absorbansi lalu dihitung klorofil nya menggunakan rumus pelarut ethanol 96 % (Wintermans
& de Mots : 1965). Sebelumnya, setiap pengulangan di rata-rata. Mendapatkan hasil λ 649 =
0,13 untuk mengisi D-649 dan λ 655 = 0,145 untuk mengisi D-665
Klo a. = 13,7 D-665 – 5,76 D-649 (mg/l)
Klo b. = 25,8 D-649 – 7,60 D-665 (mg/l)
Total Klorofil = 20,0 D-649 + 6,10 D-665 (mg/l)
Setelah dihitung, hasil yang didapatkan yaitu Klorofil a. = 1,2377 mg/l , Klorofil b. =
2,252 mg/l , dan total klorofil = 3,4845 mg/l.
Dari hasil percobaan dan perhitungan data kelas yang diperoleh, kadar klorofil pada daun
murbei muda klorofil a -1,308 dan klorofil b 13,384 dengan total 12,054. Pada daun murbei tua
klorofil a dan klorofil b dengan total . pada daun jambu air muda klorofil a -0,133 dan klorofil b
10,811 dengan total klorofil 10,659. Pada daun jambu air tua klorofil a 0,537 dan klorofil b 9,33
dengan total klorofil 9,915. Pada daun anggrek tanah muda klorofil a -0,625 dan klorofil b 6,563
dengan total klorofil 5,927. Pada daun anggrek tanah tua klorofil a 1,2377 dan klorofil b 2,252
dengan total klorofil 3,4845. Pada daun jambu mete muda klorofil a -0,9441 klorofil b 11,487
dengan total 10,5234. Pada daun jambu mete tua klorofil a 12,307 dan klorofil b 28,21 dengan
total klorofil 40,455 mg/l. dan pada daun mangga muda klorofil a -0,2584 dan klorofil b 3,308
dengan total klorofil 3,044 mg/l.
Berdasarkan data menunjukkan kadar klorofil a paling tinggi pada daun tua. Sedangkan
kadar klorofil a paling rendah ada pada daun muda. Untuk kadar klorofil b pada daun muda lebih
banyak dari pada daun tua. Perbedaan antara kadar klorofil a dan b adalah rata-rata tiap tanaman
kandungan klorofil b lebih banyak dibanding klorofil a. sedangkan untuk total klorofil paling
tinggi adalah pada daun tua dan paling rendah paling muda. Kadar klorofil akan semakin tinggi
seiring dengan pertambahan umur daun. Warna hijau daun sangat berkaitan dengan kandungan
klorofil. Pada umumnya semakin tua warna hijau pada daun berarti semakin tinggi kandungan
klorofilnya. Selain itu struktur dan metabolisme daun tua telah lebih sempurna bila dibandingkan
dengan daun muda dalam fotosintesis yang tinggi serta berpengaruh pada sintesis protein. Pada
daun tua, lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber energi
untuk biosintesis klorofil, sedangkan pada daun masih muda, kandungan klorofil masih sedikit
karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis klorofil.
DETERMINASI PIGMEN DAUN
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat
proses arbsorpsi selektif terhadap panjang gelombang dari kisaran tertentu. Dari data yang
diperoleh, hasil dari semua daun yang digunakan mengandung pigmen klorofil. Selain klorofil,
di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid. β-Karoten adalah
pigmen berwarna dominan merah-jingga yang ditemukan secara alami pada tumbuhan dan buah-
buahan. Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56) berwarna jingga dan kuning. Pigmen
karotenoid adalah salah satu pigmen yang terdapat di dalam kloroplast, karotenoid terdiri atas
dua golongan yaitu golongan karotin dan karotinol. Karotinol atau xantofil inilah yang
memberikan warna kuning pada tanaman.
Untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan.
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kromatografi kertas merupakan bentuk
kromatografi yang paling sederhana, mudah dan murah. Jenis kromatografi ini banyak di
gunakan untuk identifikasi kualitatif maupun analisa kuantitatif Kromatografi merupakan metode
pemisahan yang sederhana.
Klorofil merupakan salah satu pigmen yang memiliki peran penting dalam proses
fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi pada klorofil yang disebut juga sebagai zat hijau pada
daun. Hal ini dikerenakan klorofil memiliki fungsi utama pada tanaman yaitu untuk menyerap
energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis yaitu proses biokimia
dimana tanaman mensistensi karbohidrat dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan cahaya
matahari. Oleh karena itu klorofil dapat ditemukan pada setiap daun, walaupun daun tersebut
tidak berwarna hijau.
Berdasarkan data praktikum, karoten dapat ditemukan pada daun kelompok 2, 3, dan 7
yaitu pada daun Dieffenbachia, dan Codiaeum variegatum. Sedangkan antosianin dapat
ditemukan pada daun 1, 4, 5, 6, 8, dan 9 yaitu pada daun Euphorbia pulcherrima, Ardisia
primulifolia, Cordyline fruticosa, Dieffenbachia, dan Excoecaria cochinchinensis. Praktikum
kelompok 9 menggunakan daun Cordyline Fruticosa. Totolan daun Cordyline Fruticosa
(Andong) pada kertas kromatografi menunjukkan adanya klorofil yang ditandai dengan warna
hijau muda dan adanya antosianin yang ditandai warna ungu setelah dibiarkan selama beberapa
menit. Berwarna ungu karena daun tersebut mengandung antosianin. Pigmen antosianin
merupakan pigmen yang memiliki sifat mudah terlarut dalam pelarut polar. Pigmen ini yang
dapat menampakkan warna pada suatu bunga maupun daun, terdapat beberapa warna yang dapat
ditampakkan oleh pigmen antosianin diantaranya adalah warna merah muda, merah, dan ungu.
Cara melakukannya, campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah
yang diberi tanda (1,5 cm) di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk
noda. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa
bergerak, pelarut yang digunakan adalah aseton (jangan sampai noda tercelup karena berarti
senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas). Pelarut bergerak melalui serat dari
kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan
jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut (aseton) telah bergerak sampai jarak
yang cukup jauhnya (2 cm) dan atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil
dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan
kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang
terpisah. Metoda identifikasi yang adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap
permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Keterangan
Rf = a a = Panjang pigmen A = Daun yang ditutup
b
b = Total Pigmen B = Daun terbuka
G. DISKUSI/PERTANYAAN
Diskusi
H. KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa panjang batang tanaman yang tidak
disungkup < tanaman yang disungkup biru < tanaman yang disungkup merah < tanaman
yang disungkup karton hitam. Dan warna daun pada tanaman yang tidak disungkup >
tanaman yang disungkup biru > tanaman yang disungkup merah > tanaman yang
disungkup karton hitam. Karena pada tanaman yang tidak disungkup memiliki warna
hijau yang lebih segar, dan pada tanaman yang disungkup biru warna hijaunya tidak
sesegar pada tanaman yang tidak disungkup, pada tanaman yang disungkup merah warna
hijaunya masih tergolong hijau muda, dan pada tanaman yang disungkup karton hitam
memiliki warna daun yang kuning. Diameter batang pada tanaman yang tidak disungkup
> tanaman yang disungkup biru > tanaman yang disungkup merah > tanaman yang
disungkup karton hitam. Jadi, kesimpulan dari hasil pengamatan diatas bahwa spektrum
cahaya yang berbeda-beda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang hijau.
Berdasarkan data menunjukkan kadar klorofil a paling tinggi pada daun tua.
Sedangkan kadar klorofil a paling rendah ada pada daun muda. Untuk kadar klorofil b
pada daun muda lebih banyak dari pada daun tua. Perbedaan antara kadar klorofil a dan b
adalah rata-rata tiap tanaman kandungan klorofil b lebih banyak dibanding klorofil a.
sedangkan untuk total klorofil paling tinggi adalah pada daun tua dan paling rendah
paling muda. Kadar klorofil akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan umur daun.
Warna hijau daun sangat berkaitan dengan kandungan klorofil. Pada umumnya semakin
tua warna hijau pada daun berarti semakin tinggi kandungan klorofilnya. Selain itu
struktur dan metabolisme daun tua telah lebih sempurna bila dibandingkan dengan daun
muda dalam fotosintesis yang tinggi serta berpengaruh pada sintesis protein. Pada daun
tua, lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber
energi untuk biosintesis klorofil, sedangkan pada daun masih muda, kandungan klorofil
masih sedikit karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis klorofil.
β-Karoten adalah pigmen berwarna dominan merah-jingga yang ditemukan secara
alami pada tumbuhan dan buah-buahan. Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56)
berwarna jingga dan kuning. Pigmen karotenoid adalah salah satu pigmen yang terdapat
di dalam kloroplast, karotenoid terdiri atas dua golongan yaitu golongan karotin dan
karotinol. Karotinol atau xantofil inilah yang memberikan warna kuning pada tanaman.
Selanjutnya adalah pigmen antosianin. Antosianin merupakan pigmen yang memiliki
sifat mudah terlarut dalam pelarut polar. Pigmen ini yang dapat menampakkan warna
pada suatu bunga maupun daun, terdapat beberapa warna yang dapat ditampakkan oleh
pigmen antosianin diantaranya adalah warna merah muda, merah, dan ungu.
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, M. 2002. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Pelagis. Bogor : IPB.
Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains &
Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009: 145-150. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:mfANPEqVi0kJ:eprints.undip.ac.id/2335/1/artikel_jsm_nintya.pdf+Klorofil+pdf&h.
(Diakses pada 9 Desember 2018)
Lakitan, Benyamin., 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada: Jakarta.
Salisbury, Frank B, dkk. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan
Biologi FMIPA ITB.
Gandjar, Gholib Dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Elisa. Kromatografi Kertas. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. (diakses dari http
://Elisa.Ugm.Ac.Id/User/Archive/Download/129822/77b1d22cff8949d97e50f62d477e823e
pada 10 Desember 2018 Pukul 18.45 WIB. )
Ati Herlina, dkk.2006. The Composition And Content Of Pigments Ftom Some Dyeing Plant For
Ikat Weaving In Timoresse Regency, East Nusa Tenggara. Indo J.Chem. Vol 6 (3) Halaman
325-331. (Diakses pada 10 Desember 2018 Pukul 18.45 WIB.)