PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan
ukuran dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan proses
menuju kedewasaan yang dimana bertambahnya fungsi alat tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling
berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor dari dalam tubuh yang meliputi faktor genetis dan factor
fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar tubuh yaitu
faktor yang berasal dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor
internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
adalah hormon.
Hormon tumbuh dapat berupa hormon tumbuh alami, maupun
hormon tumbuh sintetis. Hormon tumbuh alami dapat diperoleh dari organ
tumbuh tanaman yang masih muda, misalnya ujung tanaman dan ujung
akar. Tetapi sumber keduanya sulit dicari. Sedangkan hormon tumbuh
sintetis adalah hormon tumbuh yang dibuat oleh pabrik, misalnya IAA
(Indoleacetic acid) atau dipasaran disebut Rootone F. Rootone F selain
sulit tersedia di tempat yang mudah dijangkau oleh para petani di
pedesaan, harganya juga relatif sangat tinggi.
dalam tanaman jumlahnya hanya sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya
penambahan zat ataupun hormon yang mendukung pertumbuhan akar
Rumusan Masalah
Apa pengaruh pemberian ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)?
1.3.
Hipotesa
Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) yang diberi ekstrak bawang
merah
lebih
cepat
pertumbuhannya
dibanding
tanaman
Bayam
1.4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dibuatnya
karya tulis ilmiah Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah Terhadap
Pertumbuhan Bayam (Amaranthus tricolor L.) Ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengaruh pemberian ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan Bayam (Amaranthus tricolor L.).
2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan Bayam (Amaranthus
tricolor L.) dengan pemberian ekstrak bawang merah dan pertumbuhan
Bayam (Amaranthus tricolor L.) tanpa pemberian ekstrak bawang
merah.
1.5.
Manfaat Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan Bayam (Amaranthus tricolor L.).
2. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya
volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat
diukur)
menggunakan
auksanometer.
Pertumbuhan
terjadi
karena
pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat
pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
1.2.
Tahapan Pertumbuhan
a) Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas
kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun)
merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan
tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah
kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio
yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai
alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan
koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga
terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula. Pada biji dikotil
yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan
makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
b) Proses Perkecambahan
Proses Fisika:
1. Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air
rendah pada biji yang kering.
Proses Kimia:
2. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA).
3. Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma)
untuk sintesis dan mengeluarkan enzim.
4. Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut
dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma
menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma
oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
c) Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
1. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini ialah terangkatnya kotiledon dan plamula
ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas
batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji
tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau,
kacang kedelai, kapas.
2. Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah,
sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil
(ruas
batang
diatas
kotiledon).
Umumnya
terjadi
pada
biji
Auksin :
1. Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
2. Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
3. Merangsang pembentukan buah dan bunga
4. Memacu pembentangan dan pembelahan sel
5. Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
6. Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
7. Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
8. Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh
adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka
tunas-tunas lateral akan tumbuh.
9. Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan
terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan
atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok
keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena
pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata
sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh
lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih
rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya.
Giberelin
Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Etilen
Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
Sitokinin
Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
Asam absisat
Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun
Kalin
Berperan dalam proses organogenesis
Asam traumalin
Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan.
2. Faktor Ekternal (Luar/Lingkungan)
a) Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.
Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis,mengaktifkan enzimatik,
menjaga kelembaban, dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air, reaksi
kimia dalam sel tidak dapat berlansung sehingga mengakibatkan tumbuhan
mati.
b) Cahaya
8
10
auksin
mempengaruhi
dengan
intensitas
pertumbuhan
dan
cahaya
matahari
perkembangan
yang
tanaman
akan
Bayam
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus tricolor L.
tricolor
L.)
(Amaranthus
tricolor)
ditentukan
oleh
Bawang Merah
Bawang merah adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu
berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya
sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi,
meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai
bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini berasal dari
daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara. Dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi) bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut :
12
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Famili
Genus
: Allium
Spesies
: Allium Cepa L.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Objek
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji Bayam
(Amaranthus tricolor L.)
3.2.
Waktu
3.3.
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
3. Variabel kontrol
3.4.
Unit Perlakuan
Tanaman A
Tanah bakar Bayam (Amaranthus tricolor L.) ekstrak bawang merah
air
Tanaman B
Tanah bakar Bayam (Amaranthus tricolor L.) - air
14
3.5.
Alat
1)
2)
3)
4)
5)
3.6.
Bahan
1) Biji Bayam (Amaranthus tricolor L.)
2) Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)
3) Tanah bakar
4) Ekstrak bawang merah
5) Air
3.7.
Cara Kerja
1. Tahap Penyemaian
a) Siapkan wadah besar yang berisi tanah bakar sebagai tempat untuk
melakukan pembibitan.
b) Buat lubang kecil sebanyak 20 buah didalam wadah besar yang berisi
tanah bakar tersebut.
c) Masukkan biji Bayam (Amaranthus tricolor L.) kedalam lubang yang
telah disediakan satu persatu.
d) Tutup lubang tersebut menggunakan tanah bakar.
e) Siram dengan sedikit air secara merata.
f) Lakukan penyiraman setiap hari, setelah hari ke 4/5 setelah
penyemaian. Ukur tinggi batang Bayam (Amaranthus tricolor L.). Jika
telah mencapai 7-8 cm, ambil 2 batang Bayam (Amaranthus tricolor L.)
tingginya sama.
15
2. Tahap Pemindahan
a) Masukkan tanah bakar kedalam polybag, dengan berat yang sama kirakira 3 kg.
b) Pindahkan 2 batang Bayam (Amaranthus tricolor L.) kedalam polybag
dengan label yang berbeda, label A untuk non perlakuan dan label B
untuk perlakuan.
c) Siram dengan air secara merata.
d) Tunggu 1-2 hari.
3. Tahap Perlakuan
a) Setelah tumbuhan tersebut menyesuaikan diri. Lakukan perlakuan pada
polybag B (beri ekstrak bawang merah), sedangkan polybag A tidak
diberi perlakuan. Siram keduanya dengan air
b) Jika perlakuan dilakukan pada pukul 17.00 WIB, lakukan setiap hari
dengan waktu yang sama. Disini peneliti memberi perlakuan setiap
pukul 17.00 5 hari sekali
c) Sehari setelah perlakuan, ukur tinggi batang Bayam (Amaranthus
tricolor L.) tersebut, dan catat hasilnya dalam bentuk tabel.
d) Jika pengukuran dilakukan pada pukul 17.00 WIB. Seterusnya lakukan
dengan waktu yang sama.
e) Lakukan perlakuan dan pengukuran setiap hari hingga diperoleh 8 data.
Pembuatan Ekstrak Bawang Merah
1. Ambillah 6 siung bawang merah, kupas kulitnya lalu haluskan
menggunakan blender
2. Ambil esktrak atau air bawang tersebut
3. Masukkan 100 ml air ke dalam ekstrak bawang lalu aduk merata
4. Simpan selama 1 hari
5. Beri ekstrak bawang merah pada tanaman
16
3.8.
3.9.
Hari
Ke
Tgl/Bln/Hari
Tanaman Bayam A
(Non Perlakuan)
Tanaman Bayam B
(Perlakuan)
06/11/2014
7,3
09/11/2014
8,7
9,2
12/11/2014
9,4
11
15/11/2014
10
13,3
12
18/11/2014
11,7
14,8
15
21/11/2014
13
16
18
24/11/2014
14,8
16,8
21
27/11/2014
15,6
18,5
17
3.10. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian ini dapat diketahui bahwa ekstrak
bawang
merah
memberikan
pengaruh
terhadap
tanaman
Bayam
18
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak bawang merah
terhadap
pertumbuhan
Bayam
(Amaranthus
tricolor
L.),
dapat
Saran
Melalui penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh hasil yang representatif, hendaknya dilakukan
penelitian lanjutan.
2. Untuk mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai pengaruh
pemberian eksFrak bawang merah terhadap pertumbuhan Bayam
(Amaranthus tricolor L.) , dapat digunakan penelitian dengan tanaman
yang berbeda.
19