Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sesuai dengan namanya, karbon memiliki peran penting di dalam siklus ini.
Selain itu, karbon juga merupakan salah satu unsur kimia terpenting bagi
keseluruhan kegiatan makhluk hidup yang tinggal di Planet Bumi. Tidak
hanya kegiatan yang dilakukan setiap makhluk hidup saja yang menghasilkan
karbon, makhluk hidup sendiri termasuk manusia memiliki unsur karbon di
dalamnya. Lalu apa itu siklus karbon?
Siklus karbon merupakan suatu aliran karbon yang melewati semua bagian di
dalam sistem Planet Bumi baik berupa tumbuhan, hewan, hingga manusia
dan prosesnya terjadi secara alami. Siklus karbon juga dapat dikatakan
sebagai siklus biogeokimia dan terjadi pertukaran karbon pada biosfer,
hidrosfer, geosfer, hingga atmosfer bumi. Selain itu, siklus karbon merupakan
suatu siklus penyimpanan dan juga perpindahan unsur karbon yang terjadi
antara atmosfer (udara), makhluk hidup (biosfer), geosfer (tanah) serta
hidrosfer (air).
Ada berbagai macam proses dari siklus karbon. Namun secara umum siklus
karbon dapat terjadi pada proses fotosistesis. Seperti yang kita ketahui jika
fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan
bantuan sinar matahari. Proses fotosintesis termasuk ke dalam siklus karbon
pendek. Tidak hanya tumbuhan saja yang melakukan siklus karbon pendek,
tetapi juga fitoplankton.
Senyawa karbon adalah senyawa yang sering kita temui setiap hari dalam
kehidupan sehari – hari. Meskipun dalam prosesnya, siklus karbon akan terus
berputar untuk kembali lagi melewati proses yang sama. Namun, siklus
karbon tidak hanya memberikan manfaat namun juga memberikan dampak
negatif atau permasalahan lainnya, salah satunya tingkat kandungan
karbondioksida yang terdapat di atmosfer terlalu banyak. Tumbuhan yang
berguna untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen setiap harinya
mengalami pengurangan, hal ini terbukti dari banyak hutan yang hilang setiap
tahun. Tidak heran jika kandungan karbondioksida yang terdapat di atmosfer
memberikan efek rumah kaca atau global warming, yaitu sinar UV tidak dapat
dipantulkan kembali keluar atmosfer, justru terpantul ke dalam bumi kembali
dan mengakibatkan peningkatan suhu bumi (Baca: Penyebab Bumi Semakin
Panas).
Global Warming atau pemanasan global terjadi akibat adanya efek rumah kaca
atau biasa dikenal dengan sebutan Green House Effect. Lalu apa itu efek
rumah kaca? Efek rumah kaca merupakan kondisi dimana panas yang berasal
dari matahari masuk ke dalam atmosfer bumi, tetapi tidak dapat keluar
kembali keluar angkasa. Mengapa bisa begitu?
Sebenarnya, ini merupakan fenomena alam yang normal. Sinar matahari yang
masuk ke dalam bumi berwujud gelombang elektromagnetik yang memiliki
panjang gelombang yang pendek. Hal itulah yang menyebabkan bumi menjadi
hangat. Sedangkan bumi sendiri akan memantulkan kembali gelombang
radiasi tersebut dalam bentuk gelombang infrared dan sinar ulta violet. Sinar-
sinar tersebut akan menembus atmosfer dan sebagian lagi akan kembali lagi
ke arah bumi. Kejadian tersebut akan berlangsung jika kandungan gas-gas
yang ada di dalam atmosfer bumi seperti H2O, CO2, CH4, dan gas – gas lain
berada dalam kondisi yang cukup ideal.
Jika jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer bumi semakin banyak,
gelombang infra red dan sinar ultra violet yang dipancarkan oleh bumi akan
kembali lagi ke bumi. Sebab gas rumah kaca menghalangi sinar – sinar
tersebut untuk keluar dari atmosfer. Akibatnya suhu bumi menjadi lebih
hangat. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global
atau global warming yang membuat suhu di bumi menjadi meningkat dan
semakin panas.
Ada banyak faktor yang menyebabkan bumi menjadi semakin panas. Berikut
ini adalah beberapa faktor penyebab Bumi semakin panas:
Planet bumi berotasi pada sumbunya. Namun sumbu bumi tidaklah tegak
lurus, melainkan membentuk sudut. Seiring berjalannya waktu, sudut
tersebut telah berubah sekitar 41.000 tahun. Pada awalnya sudut tersebut
sebesar 22,1 derajat menjadi 24,5 derajat dan kembali lagi. Saat sudut
menjadi 24,5 derajat, musim panas menjadi lebih hangat dan musim dingin
menjadi lebih dingin.
4. Arus laut
Arus laut ternyata juga berpengaruh meningkatkan suhu bumi. Arus laut
membawa hawa panas keseluruh bagian bumi. Arah dari arus laut ini dapat
berubah – ubah sehingga beberapa tempat bisa lebih hangat dan tempat lain
bisa lebih dingin. Lautan dapat menyimpan panas dalam jumlah yang besar.
Sehingga perubahan kecil di arus laut dapat memberikan efek terhadap iklim
global.
Dalam skala global, pola dari vegetasi dan iklim memiliki hubungan yang
cukup erat. Vegetasi – vegetasi akan menyerap karbondioksida dan juga bisa
sebagai penyangga dari efek yang diberikan oleh pemanasan global.
6. Dampak meteorid
Sebagai contoh, kita tahu jika lautan bisa menyerap karbondioksida dari
atmosfer. Jika jumlah karbondioksida di atmosfer meningkat, suhu di bumi
juga akan naik. Hal ini juga berdampak pada lautan. Lautan yang hangat akan
kurang dapat menyerap CO2 daripada lautan yang dingin. Saat suhu lautan
meningkat, lautan akan melepas CO2 ke atmosfer. Hal ini bisa menyebabkan
suku meningkat kembali. Proses ini dinamakan umpan balik.