Anda di halaman 1dari 9

I.

KESANGGUPAN/DAYA TAHAN/ENDURANCE TUBUH (PHYSYCAL FITNES)


II. TUJUAN LATIHAN
Untuk menetapkan indeks kesanggupan tubu, baik respirasi,
kardiovaskular, maupun otot, dengan berbagai cara, dan menggolongkan
orang percobaan kedalam golongan hiperreaktor atau hipporeaktor.
III. DASAR TEORI
A. Definisi
Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan

dan

mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ


tubuh

yang

diperlukan

dalam

proses metabolisme. Secara normal

setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam
jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima
nutrisi yang adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai
sistem

melakukan

seluruh

aktivitas

mekanisme yang
tubuh.

Salah

bervariasi

satu

contoh

dalam

merespon

adalah mekanisme

meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.


Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada
organ-organ

vital

seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem

sirkulasi organ tersebut (Muttaqin, 2009).


Komponen kardiovaskular terdiri atas jantung, komponen darah,
dan pembuluh darah yang merupakan suatu sistem transport tertutup.
Ketiga komponen tersebut berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan
dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot
jantung,

pembuluh

darah,

sistem

konduksi,

suplai

darah,

dan

mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem


kardiovaskular dapat berfungsi

dengan

baik.

Semua

komponen

tersebut bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan, tekanan,


dan volume pompa darah untuk

menyuplai alirah darah ke seluruh

jantung sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh (Muttaqin, 2009).


jantung tersebut biasanya dijadikan sebagai tolak ukur akan keadaan
kondisi fisik seseorang. Oleh karena itu organ jantung, fungsi dan halhal yang dapat mempengaruhinya akan selalu dijadikan sebagai bahan
pertimbangan. Begitu juga halnya dengan kegiatan aktivitas olah raga,
akan banyak mempengaruhi terhadap struktur jantung dan fungsi jantung
itu sendiri (Muttaqin, 2009).

Jantung pada dasarnya berfungsi sebagai pompa, curah jantung


(Cardiacout put), redistri busi darah.

Jantung sebagai pompa adalah

memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan sel dan jaringan dalam


rangka mempertahankan kelangsungan hidup sel (homeostatis). Juga
dikenal adanya hukum straling (hukum renggangan) isi vertikelnya,
yaitu jumlah dara yang masuk dengan yang dipompa keluar adalah
sama. Makin besar kontraksinya, makin besar jumlah darah yang
masuk. Hal ini bisa juga disebut sebagai hukum pre load Daya tahan
umum dikembangkan dengan latihan intensitas tinggi dan waktu latihan
lama yang

melibatkan

jantung,

pembuluh

darah,

dan

paru-paru.

Dalam hal ini latihan memberi tekanan pada jantung, peredaran darah,
dan

pernafasan.

ketahanan

Cardisvaskeler

mengacu

kepada

kemampuan melakukan kegiatan berintensitas sedang keseluruh tubuh


dan sebagian besar otot untuk periode waktu yang paling panjang
(Indrayana, 2012:4).
Daya Tahan Merupakan suatu kapasitas untuk melakukan
aktivitas fisik secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam
suasana aerobik. Seseorang yang mempunyai daya tahan yang baik,
tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan latihan
dan kondisinya pun cepat pulih kembali seperti keadaan sebelum
melakukan latihan (Depkes,1994).
Daya tahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. daya tahan umum (General Endurance), dikenal sebagai daya
jantung dan paru atau daya tahan aerobic, yang melibatkan
aktifitas otot-otot yang luas, serta diarahkan daya tahan jantung
dan pernafasan. Daya tahan kardiovaskular adalah kesanggupan
sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara
optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen
dan mengeluarkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat
digunakan pada proses metabolisme tubuh (Nala, 2001).
2. daya tahan khusus (Specifik Endurance) dikenal sebagai daya tahan
otot atau daya tahan anaerobik. Daya tahan anaerobik sebagai
kemampuan

untuk

mempertahankan

kontraksi

otot

dengan

pemberian energi melalui mekanisme anaerobic (Fox, 1998). Daya


tahan otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan

ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang


relatif lama dengan beban tertentu (Nala, 2001).
Untuk mengukur kemampuan curah jantung dapat dilakukan
beberapa tes, Tes-tes ini haruslah dapat diukur dan mudah dilaksanakan,
serta membutuhkan keterampilan khusus untuk melakukannya. Beberapa
variasi dari tes ini adalah:
1. Tes laboratorium: Tes ini dengan menggunakan alat seperti Ergocycle
and treadmill.
2. Tes Lapangan atau performance test;
a. tes naik turun bangku (Hardvard Step Test)
b. 12 minutes run
c. 1,5 mile run
d. 2,4 km run test. (Julin, 1996).
IV. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA.
A. Alat dan Bahan
1. Spigmomanometer dan stetoskop
2. Ember kecil berisi air es dan termometer
3. Pengukur waktu (arloji/stopwatch)
4. Bangku Harvard
5. Metronom dengan frekuensi 120x/menit
B. Cara Kerja
Harvard Step test
1. Orang percobaan (OP) berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci
sambil

mendengarkan

detakan

metronom

dengan

frekuensi

120x/menit.
2. OP menempatkan salah satu kakinya di bangku tepat pada suatu
detakan metronom
3. Pada detakan berikutnya kaki lainnya dinaikan ke bangku sehingga
orang percobaan berdiri tegak diatas bangku
4. Pada detakan ketiga ketiga kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat kaki yang masih di atas bangku diturunkan
pula sehingga OP berdiri tegak lagi didepan bangku
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi,
tetapi tidak lebih dari lima menit. Catatlah beberapa lama percobaan
tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah OP disurh duduk. Hitung dan catatlah frekuensi
denyut nadinya selam 30 detik sebanyak 3 kali masing masnig dari
1`30, 2`30,dan 330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan OP serta berikan penilainnya menurut
cara
a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan=
Lama naik turun bagku dalam detik x 100

2 x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30 detik


Penilaian :
< 55

: kurang

55-64

: cukup

65-79

: baik

80-89

: sangat baik

b. Cara Cepat
Indeks kesanggupan badan =
Lama naik turun bagku dalam detik x 100
5,5 x harga denyut nadi selama 30 detik pertama
Dengan daftar:
Lamanya

Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1,5 menit


40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 9

11, 129,130

44
30

49
30

54
25

59
25

64
20

69
20

74
20

79
20

85
15

89
15

45

40

40

35

30

30

25

25

25

20

2
2
0

Penilaian:
< 50 : kurang
50-80 : sedang
>80 : baik

Percobaan Menahan Nafas


1. OP inspirasi dan ekspirasi sedalam-dalamnya sebanyak dua kali
2. Kemudian OP melakukan inspirasi biasa dan dilanjutkan dengan menahan
nafas selama mungkin
3. Tentukan lamanya OP menahan nafas
4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya
Penilaian :
< 50 :kurang
>50
: baik
Percobaan Lorenz
1. Tentukan denyut nadi setelah duduk selama lima menit ( keadaan basal)
2. OP melakukan kegiiatan jongkok berdiri 20 kali dengan lutut membuka
keluar selama 20 detik

3. Setelah duduk kembali tentukan frekuensi nadi setelah menit pertama,


kedua dan ketiga dst (cukup dihitung tiap 30) sampai kembali pada
frekuensi denyut nadi semula.
Penilaian :
Pemulihan setelah 2 menit : baik
2 3 menit
: sedang
Leih dari 3 menit
: kurang
Tes lari 1.5 Mile Cooper
1. OP lari secepat-cepatnya dalam jarak 1,5 mile
2. Catat waktu yang ditempuh dalam menit
3. Penilaian kesanggupan badan dilakukan dengan menggunakan daftar
Tes Peninggian Tekanan Darah Dengan Pendinginan (Cold Pressor Test)
1. OP berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit untuk
mendapatkan keadaan basal
2. Selama menunggu pasanglah manset spygmomanometer pada lengan
atas OP
3. Setelah OP berbaring selam 20 menit tetapkanlah tekanan darahnya
setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (=
tekanan basal).
4. Tanpa membuka manset OP memasukan tangannya kedalam air es
(kurang lebih 40C) sampai pergelangan tangan
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistol
dan diastoliknya.
6. Catat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendingunan. Bila
pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP
temsuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP,masih
dibawah angka-angka tersebut diatas, maka OP termasuk golongan
hiporeaktor.
Hitung Luas Permukaan Tubuh Untuk Mengetahui Indeks Jantung
1. Ukur tinggi dan berat badan OP
2. Tentukan luas permukaan tubuhnya dengan nomogram arau dengan
rumus
3. Hitung indeks Jantung, bila diketahui rata-rata curah jantung orang
dewasa 4,5 liter.
Rumus = BB0,425 X TB 0,725 X 71,84 cm2
BB dalam Kg
TB dalam cm

V. HASIL PERCOBAAN

VI. PEMBAHASAN
Dari hasil di atas untuk semua metode menunjukkan bahwa indeks
ketahanan tubuh yang
Kardiovaskular endurance

dimiliki oleh asing-masing OP relatif

baik,

atau daya tahan jantung paru merupakan

ketahanan sistem kardiopulmonal dan pembuluh darah dalam mengambil


oksigen dan menyalurkannya ke seluruh tubuh terutama jaringan yang
aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Aktivitas
fisik dan kardiovaskular endurance saling mempengaruhi satu sama lain.
Daya tahan kardiovaskular, disebut juga kapasitas aerobic maksimum,
digunakan sebagai tolak ukur kardiovaskular endurance. Kardiovaskular
endurance merujuk kepada banyaknya jumlah oksigen selama aksersi
(aktivitas fisik) maksimum. Semakin tinggi daya tahan kardiovaskular
seseorang, semakin lama seseorang itu merasakan kelelahan ketika
bekerja atau beraktivitas, sehingga dapat meningkatkan kemampuanya
melakukan aktivitas fisik
Di lain pihak,

dengan

melakukan

aktivitas

fisik

seperti

berolahraga secara teratur, nilai daya tahan kardiovaskular seseorang

juga dapat dinaikan. Aktivitas fisik yang teratur, dalam hal ini berolahraga,
akan membuat penurunan terhadap resting heart ratedan meningkatkan
ukuran jantung dan ketebalan dinding ventrikel, di mana denyut jantung
relatif lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak teratur
(malas) berolahraga.

Sehingga

diastolik

dan

stroke

volumenya

dipertahankan tetap meskipun denyut jantungnya menurun. Oleh karena


itu, pada orang yang rajin melakukan aktivitas fisik, lama kelamaan terjadi
adaptasi fisiologi berupa perubahan pada sistem kardiovaskular dalam
hal ini penyerapan oksigen dan kemampuan untuk pekerjaan fisik yang
meningkatkan

dengan

denyut

jantung

yang

relatif

lebih

rendah

dibanding dengan orang yang tidak berolahraga.


Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara
lain status gizi dan status kesehatan. Status gizi ditujukan dengan
penampilan secara fisik maupun berdasarkan pemeriksaan beberapa
parameter

biokimia

darah

seseorang.

Daya

tahan kardiovaskular

merupakan komponen penting dalam kesegaran jasmani dengan sistem


jantung jantung, pembuluh darah dan paru berfungsi secara optimal
pada

keadaan istirahat

dan

kerja

dalam

mengambil

oksigen

dan

menyalurkan ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada


proses metabolisme tubuh.

Status gizi yang baik serta kesegaran

jasmani yang baik diharapkan dapat menghasilkan produktivitas kerja


yang optimal. (Permaesih, dkk, 1994-1996). Daya

tahan

kardiorespirasi

atau kardiovaskular dipengaruhi beberapa faktor yakni genetic, umur


dan jenis kelamin, aktivitas fisik, komposisi lemak tubuh dan kebiasaan
VII.

merokok. (Ananda, 2007).


KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dan di simpulkan bahwa
indeks ketahanan tubuh yang dimiliki orang percobaan (OP) tergolong ratarata baik untuk setiap percobaannya, hal ini menunjukkan kemampuan curah
jantung yang baik, aktivitas yang sedang dan seimbang dengan konsumsi
makanan yang masuk kedalam tubuh, sehingga tidak terjadi penumpukan
zat zat kimia di dalam tubuh yang dapat mempengaruhi kerja sistem
cardiovaskular, pembuluh darah, otot, maupun respirasi.
B. Saran

Untuk tetap menjaga ketahan tubuh baik cardiovaskular, respirasi,


maupun otot, disarankan agar tetap melakukan olah raga secara rutin
VIII.

dengan asupan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Ananda, N.C. 2007. Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-Siswi Sma 2 Payakumbuh.
Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah.
Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia

Direktorat

Jenderal

Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan


Puskesmas. 1994. Dalam

dalam Ananda, N.C.

2007.

Hubungan

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi


Siswa-Siswi

Sma

Payakumbuh.

Skripsi

tidak

diterbitkan.

Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.


Fox. 1988. dalam Widiyanto. 2008. Respon Kardiovaskular Akibat Latihan.
Medikora. 4(1):24-26.
Indrayana. 2007. Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Training Dan Fartlek
Terhadap Daya Tahan Kardiovaskular Pada Atlet Junior Putra
Taekwondo Wild Club Medan 2006/2007. Cerdas sifa. 3(1):4.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Permaesih, dkk. 1996.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan

kardiovaskular pada pria dewasa. Buletin Penelitia Kesehatan.


27(2):231.

Anda mungkin juga menyukai