Anda di halaman 1dari 10

DISTRIBUSI STOMATA

A. RUMUSAN MASALAH
1. Berapa jumlah stomata pada daun terhadap satuan luas tertentu?
2. Bagaimanakah perbandingan jumlah stomata pada tumbuhan sesuai dengan
adaptasi hidup tumbuhan tersebut?

B. TUJUAN
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengukur kecepatan transpirasi dengan metode penimbangan langsung tiap luas
daun.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transpirasi.
3. Menghitung jumlah stomata pada satuan luas tertentu.
4. Membandingkan jumlah stomata pada tumbuhan sesuai dengan adaptasi hidup
tumbuhan tersebut

C. DASAR TEORI

Stomata adalah celah di antara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup sesuai
dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga turut serta
dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel –sel penutup.
Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi lebih
banyak terdapat pada daun (Haryanti, 2010). Sel-sel penutup tanaman dikotil umumnya
berbentuk ginjal, sedangkan monokotil mempunyai bentuk seragam dan strukturnya
spesifik yang jika dilihat dari permukaan sel terlihat sempit di bagian tengah dan
membesar pada ujungnya. Dilihat dengan mikroskop elektron, protoplas dari kedua sel
penutup saling berhubungan melalui pori dinding yang membesar tersebut. Karena
adanya kesinambungan ini, sel-sel penutup dianggap sebagai satu unit secara fisiologi
dimana terjadi keseimbangan perubahan turgor. Orientasi radial dari mikrofibril
selulosa pada dinding sel penutup dapat dilihat juga dengan mikroskop polarisasi
(Haryanti, 2010). Pada daun, stomata terdapat pada permukaan atas (adaksial) maupun
permukaan bawah (abaksial) , atau biasanya pada permukaan bawah saja. Di bawah
pori stomata terdapat ruang antar sel yang luas, disebut rongga substomata. Celah pada
pori dapat dibuka atau ditutup dengan jalan mengubah bentuk sel penutup. Dengan
adanya stomata maka dimungkinkan ada hubungan antara bagian dalam tubuh
tumbuhan dengan dunia luar. Hal ini sangat berguna bagi berlangsungnya proses
fotosintesis, pernafasan, dan penguapan.
Menurut Howard dalam Salisbury dan Ross (1995) bahwa “ setiap milimeter
persegi permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat
mencapai 10 kali lipat dan maksimum berjumlah 2230” . Jumlah stomata dapat
diklasifikasikan menjadi: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200),
sangat banyak 6 (201- > 300) dan tak terhingga ( 301 - > 700), (Haryati, 2010). Jumlah
stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga
mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan
dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan
kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung.
Pada tumbuhan air yang daunya terapung dipermukaan air hanya mempunyai stomata
di bagian atas, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali.
Pada dikotil berdaun lebar stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil
berdaun sempit memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan
panjang daun.
Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu,
intensitas cahaya, dan kelembaban (Kimball :1983). Semakin tinggi intensitas cahaya,
kerapatan stomata di kedua permukaan daun juga semakin meningkat. Kerapatan dan
jumlah stomata yang banyak merupakan proses adaptasi dari tanaman terhadap kondisi
lingkungannya. Intensitas cahaya yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa jumlah
stomata dapat berkurang seiring dengan menurunnya intensitas cahaya . Kerapatan
stomata diklasifikasikan menjadi kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang
(300-500/mm2) dan kerapatan yang tinggi (>500/mm2).
Tipe stomata pada daun sangat bervariasi. Berdasarkan hubungan stomata
dengan sel epidermis sel tetangga ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari
klasifikasi berdasarkan perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada
satu familia yang sama ataudapat juga pada daun darispesies yang sama. Struktur
aparatus stomata dapat digunakan dalam studi taksonomi (Haryanti, 2010). Tipe
stomata pada dikotil berdasarkan susunan sel epidermis yang berdekatan dengan sel
tetangga ada 5 yaitu sbb:
1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh
sejumlah sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam
bentuk maupun ukurannya. Terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae,
Cucurbitaceae dll.
2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel
tetangga yang ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae, Solanaceae.
3. Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu
atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel tetangga
dan apertur, terdapat pada Rubiaceae dan Magnoliaceae.
4. Diasitik/Cariophyllaceus yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh dua
sel tetangga dengan dinding sel yang membentuk sudut siku-siku terhadap
sumbu membujur stoma, terdapat pada Cariophyllaceae dan Acanthaceae.
5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga yang
menyebar dalam radius.
Modifikasi tipe-tipe tersebut dan tipe tambahan dapat terjadi pada spesies dari
berbagai familia. Lebih dari satu tipe stomata terkadang terjadi bersama-sama pada
organ yang sama.
Distribusi stomata tanaman darat umumnya terdapat pada permukaan daun
bagian bawah rata-rata berbentuk oval diameter 6-18 mikron dan luas 90 mikron
persegi (Dwijoseputro, 1978).
D. HIPOTESIS
Pada tumbuhan, lebar dan luas daun tidak berpengaruh pada distribusi stomata.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet Tetes
5. Silet Tajam
6. Hand counter
7. Kutek
8. Isolasi
9. Tanaman Teratai
10. Tanaman Jambu air
11. Tanaman Paku sejati
12. Tanaman Buah naga
F. PROSEDUR

1. Mengambil daun lalu


permukaan atas dan bawahnya
dibersihkan dengan kapas
untuk menghilangkan
debu/kotoran 2. Mengolesi daun
2. menggunakan kutek bening,
dibuarkan 10 menit supaya
kering
3. Olesan yang sudah kering
ditempeli isolasi dan
meratakan

4. Mengelupas isolasi /mengambil


pelan-pelan, lalu menempelkan
pada kaca benda

5. Meratakan dan diberi label pada


sebelah kiri dengan keterangan
jenis tanamannya

6. Mengamati jumlah stomata


per bidang pandang
menggunakan mikroskop
dengan perbesaran yang sama.
G. DATA PENGAMATAN

Nama Pandang 1 Pandang 2


Tumbuhan
Atas Bawah Atas Bawah
Teratai (Hidrofit) 186 204 235 275
Jambu (Mesofit) 0 265 0 346
Buah Naga 26 0 20 0
(Xerofit)
Paku Sejati 0 165 0 228
(Higrofit)

H. ANALISIS DATA
Tumbuhan pertama dalam percobaan distribusi stomata adalah teratai. Dalam
percobaan ini menggunakan sehelai daun teratai. Daun tersebut dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran dan debu menggunakan kapas bersih. Setelah daun teratai bersih,
daun dilapisi kuteks bening dan ditunggu hingga kering. Setelah kering, permukaan
daun yang dilapisi oleh kuteks bening diatasnya dilapisi isolasi bening (ditempatkan di
tempat yang sama dengan yang dilapisi kuteks bening). Lapisan isolasi bening
diangkat secara hati hati dan mengamati jumlah stomata dipermukaan atas dan bawah
dari daun teratai dengan dua sudut pandang yang berbeda. Pada daun teratai, jumlah
stomata dalam pandang 1 pada permukaan atas sebanyak 186 dan permukaan bawah
sebanyak 204, sedangkan dalam pandang 2 pada permukaan bawah sebanyak 235 dan
permukaan bawah sebanyak 275.
Tumbuhan kedua dalam percobaan distribusi stomata adalah jambu. Dalam
percobaan ini menggunakan sehelai daun jambu. Daun tersebut dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran dan debu menggunakan kapas bersih. Setelah daun jambu bersih,
daun dilapisi kuteks bening dan ditunggu hingga kering. Setelah kering, permukaan
daun yang dilapisi oleh kuteks bening diatasnya dilapisi isolasi bening (ditempatkan di
tempat yang sama dengan yang dilapisi kuteks bening). Lapisan isolasi bening
diangkat secara hati hati dan mengamati jumlah stomata dipermukaan atas dan bawah
dari daun jambu dengan dua sudut pandang yang berbeda. Pada daun jambu, jumlah
stomata dalam pandang 1 pada permukaan atas adalah 0 dan pada permukaan bawah
sebanyak 265, sedangkan dalam pandang 2 pada permukaan atas adalah 0 dan pada
permukaan bawah sebanyak 346.
Tumbuhan ketiga dalam percobaan distribusi stomata adalah buah naga. Dalam
percobaan ini menggunakan daun buah naga. Daun tersebut dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran dan debu menggunakan kapas bersih. Setelah daun buah naga
bersih, daun dilapisi kuteks bening dan ditunggu hingga kering. Setelah kering,
permukaan daun yang dilapisi oleh kuteks bening diatasnya dilapisi isolasi bening
(ditempatkan di tempat yang sama dengan yang dilapisi kuteks bening). Lapisan isolasi
bening diangkat secara hati hati dan mengamati jumlah stomata dipermukaan atas dan
bawah dari daun buah naga dengan dua sudut pandang yang berbeda. Pada daun buah
naga, jumlah stomata dalam pandang 1 pada permukaan atas sebanyak 26 dan pada
permukaan bawah adalah 0, sedangkan dalam pandang 2 pada permukaan atas adalah
20 dan pada permukaan bawah adalah 0.
Tumbuhan ketiga dalam percobaan distribusi stomata adalah paku sejati. Dalam
percobaan ini menggunakan sehelai daun paku sejati. Daun tersebut dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran dan debu menggunakan kapas bersih. Setelah daun paku
sejati bersih, daun dilapisi kuteks bening dan ditunggu hingga kering. Setelah kering,
permukaan daun yang dilapisi oleh kuteks bening diatasnya dilapisi isolasi bening
(ditempatkan di tempat yang sama dengan yang dilapisi kuteks bening). Lapisan isolasi
bening diangkat secara hati hati dan mengamati jumlah stomata dipermukaan atas dan
bawah dari daun pakis sejati dengan dua sudut pandang yang berbeda. Pada daun pakis
sejati, jumlah stomata dalam pandang 1 pada permukaan atas adalah 0 dan pada
permukaan bawah sebanyak 165, sedangkan dalam pandang 2 pada permukaan atas
adalah 0 dan pada permukaan bawah sebanyak 228.
Distribusi Stomata
400

350

300

250
teratai
Axis Title

200 jambu
buah naga
150
paku sejati
100

50

0
pandang 1 atas pandang 1 bawah pandang 2 atas pandang 2 bawah

Grafik Distribusi Stomata


I. PEMBAHASAN

J. KESIMPULAN
 Jumlah stomata pada tumbuhan sesuai dengan adaptasi hidup tumbuhan

a) Tumbuhan Hidrofit yang mampu hidup di air beradapatasi dengan daun yang
lebar dan tipis, memiliki stomata yang banyak, yaitu di bagian permukaan
atas lebih banyak dibandingkan dengan bagian permukaan bawah daun,
terdapat jaringan aerenkim yang besar dan lebar.

b) Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang mampu hidup di tanah yang kering
(kekurangan air) beradaptasi dengan cara daun bermodifikasi menjadi duri,
memiliki akar yang lebih panjang daripada tinggi tumbuhan, terdapat stomtata
yang sangat sedikit pada bagian bawah epidermis batang, terdapat lapisan
kutikula yang sangat tebal untuk mengurangi penguapan.

c) Tumbuhan Mesofit yaitu tumbuhan yang mampu hidup dengan kondisi air
yang cukup memiliki adaptasi kutikula yang tidak tebal, stomata tipe
phaneropor. Mampu hidup di daerah yang tidak terlalu kering dan tidak
terlalu basah tetapi di tempat lembab. Akar umumnya tidak melebihi panjang
tumbuhan.
d) Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada kondisi kadar garam
yang tinggi (salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk kelenjar garam
yang terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel
yang besar dan jaringan pembuluh tersebar.
DAFTAR RUJUKAN
Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia.
Haryanti, Sri. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil(Vol. XVIII).Semarang: Laboratorium Biologi F. MIPA
UNDIP.
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Salisbury, Frank B dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai