Kajian Pustaka
Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan
dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam
setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar
Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
B. Standar Isi
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia, telah
ditetapkan standar kompetensi lulusan yang merupakan kriteria kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar isi berfungsi untuk memenuhi kriteria dari standar kompetensi
lulusan. Standar isi berisi ruang lingkup materi yang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan, dan tingkat kompetensi yang harus dicapai peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Pemerintah Indonesia menyusun standar isi untuk memenuhi tuntutan
masa depan dan menyingsong Generasi Emas Indonesia 2045 yang berbasis
abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi
keompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia.
Standar isi dikembangkan untuk menentukan kriteria dari ruang lingkup
dan tingkat kompetensi materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
telah dirumuskan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik,
kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai
dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi
tersebut. Sikap dibentuk melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai, toleransi, menghayati
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
msyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu
(Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, pasal 1). Tingkat kompetensi
menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan
yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi lulusan. Tingkat kompetensi
merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat generik yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka
pencapaian Standar Komepetnsi Lulusan, untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi
Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan
Menengah. Tingkat kompetensi dikembangkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan
penguasaan kompetensi yang berjenjang.
1. Tingkat perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
penmapilan dan perilkau individu, nilai-nilai budaya, perubahan-perubahan
peran, dan engalaman pribadi. Adapun perubahan-perubahan dalam
perkembangan individu merupakan hasil dari prose sbiologis, kognitif, dan
sosio-emosional yang saling berkaitan (Izzaty, dkk, 2007).
2. Kualifikasi kompetensi Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 pada pasal 1 kualifikasi
merupakan penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan
kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), pada
pasal 2 disebutkan bahwa KKNI terdiri dari Sembilan jenjang kualifikasi
yaitu jenjang 1 sampai jenjang 3 dikelompokkan dalam jabata operator,
jenjang 4 sampai jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan tejnisi atau analisis,
dan jenjang 7 sampai jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli. Pada pasal
5 disebutkan bahwa penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan
melalui pendidikan dengna jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas
a. Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1
b. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2
c. Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3
d. Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4
e. Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5
f. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara
dengan jenjang 6
g. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setaradengan
jenjang 8
h. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9
i. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8
j. Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9
3. Penguasaan kompetensi yang berjenjang
Standar Kompetensi Lulusan dapat dicapai melalui penguasaan
kompetensi lulusan yang dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi
Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Kometensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup siap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sesuia dengan standar nasonal yang
telah disepakati. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi pada pasal 2 menjelaskan bahwa kompetensi hasil didik suatu program
studi terdiri atas kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi
lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompeteni utama.
Bloom Taxonomy yang pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti
yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih
lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai rujukan
pada Standar Kompetensi Lulusan. Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian
pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait
dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan
sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan
ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual,
prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak Tingkat
Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah. Structure of Observed
Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama kali dikembangkan oleh
Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003 digunakan sebagai dasar
untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk aspek pengetahuan.
Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang harus dilakukan oleh
peserta didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahap pre-struktural, uni-
struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas. Kelima tahap
ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge, deep
knowledge dan conceptual atau constructed knowledge. Tahap surface knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar, tahap deep
knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah
Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada tingkat
Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah Atas. Walaupun demikian,
untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini dapat dicapai dalam satu jenjang
pendidikan atau dalam satu tingkat kelas.
Perencanaan Pembelajaran
A. Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran
A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a. SMA/MA : 45 menit
b. SMK/MAK : 45 menit
2. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum
peserta didik dalam setiap rombongan belajar pada tabel di bawah ini :
Satuan Pendidikan Jumlah Rombongan Belajar Jumlah Maksimum
Peserta Didik Per
Rombongan Belajar
SMA/MA 3-36 36
SMK 3-72 36
SMALB 3 8
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik
terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan
untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
D. Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Peraturan ini merupakan pengganti dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Adapun ruang lingkup penilaian yang diatur dalam Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik, Satuan
Pendidikan, dan oleh Pemerintah.
1. Pendidik, yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan;
2. Satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan;
3. Pemerintah, yaitu Pemerintah Pusat, dalam hal ini adalah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Telah disebutkan dalam Permendikbud 23 Tahun 2016, bahwa aspek yang dinilai
oleh Pendidik meliputi Aspek Sikap, Aspek Pengetahuan, dan Aspek
Keterampilan.
2) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Adapun bentuk penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan berupa Ujian Sekolah (US) (Alimudin, 2013).
Sedangkan Penilaian Akhir Semester (PAT), dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)
dilakukan oleh pendidik yang kemudian diakomodir oleh satuan pendidik.
Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal. Cakupan
penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik pada akhir semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan KD pada semester genap saja, atau dapat
merepresentasikan KD dalam kurun waktu satu tahun pelajaran (mencakup KD
pada semester 1 dan semester 2).
Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar
dan penyelesaian dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah
semua mata pelajaran yang diajarkan pada satuan pendidikan tersebut. Untuk
beberapa mata pelajaran, ujian sekolah diselenggarakan dalam bentuk ujian tulis
dan ujian praktik, namun beberapa mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian
tulis atau ujian praktik saja. Pengaturan tentang hal ini dan pelaksanaan secara
keseluruhan diatur dalam POS Ujian Sekolah yang disusun oleh satuan
pendidikan.