Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

(PROTOZOA)

OLEH :

NAMA : Nabilatul FN
NIM : 1903155544
KELAS : Biologi A
KELOMPOK :4
ASISTEN : Hartina Putri

LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
GAMBAR SPESIMEN 1 ( Paramecium sp ) KETERANGAN: 1. Cilia
1. Cilium
2. Pelicle
2. Vakuola kontraktil komplek
3. Makronukleus 3. Oral grove (vestibulum)
4. Mikronukeus
5. Digestive vakuola
6. Nassent digestive vacuole
7. Cytopharyngeal microtubulles
8. Autophagic vacuole
9. Cytroct
10. Postoralviber
11. Cytpharinx
12. Cytostome
13. Bucel cavity
14. Oral grave
15. Discoldal veside
16. Lysosome
17. Acidosome
18. Mitokondria
19. Trichocyst
KLASIFIKASI:
Kerajaan : Chromalveolata
Superfilum : Alveolata
Filum : Ciliophora
Kelas : Oligohymenophorea
Ordo : Peniculida
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium sp
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350 ɰm.yang telah
memiliki selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti
dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi
untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar
(Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi
pada protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara
transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium
bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak
melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya
adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka
terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah
bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi
untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola
berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan
(Sugiri, N.,2017 ).
Gambar 1. Paramecium sp
Paramecium
(Sumber gambar:memiliki bentuk oval, sandal, bulat di bagian depan / atas dan menunjuk di belakang / bawah.  Kulitnya tipis dan elastis.Adapun yang menutupi
Sugiri, N.,2017
kulit tipis adalah Barnes, R.D., 2016
rambut-rambut kecil banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola
kontraktil dan kanal.Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu
sendiri. Paramecium sering disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti sepatu.Reproduksi aseksual biasanya oleh pembelahan biner melintang, kadang-
kadang seksual dengan konjugasi, dan jarang oleh endomixis, proses nuklir yang melibatkan reorganisasi total DNA organisme individu. Macronuclear di
Paramecium memiliki gen kepadatan tinggi sangat. macronucleus dapat berisi sampai 800 eksemplar dari setiap gen. Paramecia berlimpah-limpah di kolam air
tawar di seluruh dunia; satu spesies hidup di perairan laut (Sugiri,N.,2017 ).

Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi.paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam
mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga
telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan.  Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari
sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya.Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola
mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan dihapus (Barnes, R.D., 2016 )
Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya.Trichocyts ini diisi dengan
protiens.Trichocysts juga dapat digunakan sebagai metode pertahanan diri.Paramecium adalah heterotrophs.bentuk umum mereka dari mangsanya adalah bakteri.
Organisme tunggal memiliki kemampuan untuk makan sehari 5.000 bakteri.Mereka juga dikenal untuk makan ragi, alga, dan protozoa kecil ambil.Paramecium
mangsanya melalui fagositosis (Barnes, R.D., 2016)
Habitat dari Paramecium sp yaitu hidup di perairan, biasanya stagnan, air hangat.Spesies Paramecium bursaria bentuk hubungan simbiotik dengan ganggang
hijau.Ganggang ini hidup di sitoplasma nya.fotosintesis ganggang menyediakan sumber makanan untuk Paramecium. Beberapa spesies membentuk hubungan
dengan bakteri.Mereka tidak bisa tumbuh di luar organisme ini.Spesies ini mengakuisisi-shock perlawanan panas ketika terinfeksi obtusa Holospora, yang
berkontribusi terhadap gerakan silia. Paramecium juga dikenal sebagai mangsa untuk Didinium sp (Barnes, R.D., 2016)
GAMBAR SPESIMEN 2 (Balantidium sp ) KETERANGAN:
1. Micronucleus
2. Cilia
3. Vestibule
4. Cytosome
5. Contractile Vacuola
6. Cytoplasma
7. Macronucleus
8. Vakuola makanan
9. Pelicle
10. Cytopyge

1. Vakuola kontraktil
2. Dinding sel
3. Makronukleus
4. Cytosome
5. Mikronukleus
6. Cilia

KLASIFIKASI:
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Filum : Ciliophora
Kelas :Heterotrichea
Ordo : Heterotrichida
Famili : Balantidiidae
Genus : Balantidium
Spesies : Balantidium sp
Balantidium ini merupakan protozoa usus manusia yang
paling besar. Memiliki dua bentuk tubuh yaitu, trofozoit dan
kista. a. Bentuk trofozoit seperti kantung, panjangnya 50-200
mμ, lebarnya 40-70 mμ dan berwarna abu-abu tipis. Silianya
tersusun secara longitudinal dan spiral sehingga geraknya
melingkar, sitostoma yang bertindak sebagai mulut pada
Balantyidium sp terletak di daerah peristoma yang memiliki silia
panjang dan berakhir pada sitopige yang berfungsi sebagai anus
sederhana. Ada 2 vakuola kontraktil dan 2 bentuk nukleus.
Bentuk nukleus ini terdiri dari makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus berbentuk seperti ginjal, berisi kromatin,
bertindak sebagai kromatin somatis/vegetatif. Mikronukleus
banyak mengandung DNA, bertindak sebagai nukleus
generatif/seksual dan terletak pada bagian konkaf dari
makronukleus. b. Bentuk kistanya lonjong atau seperti bola,
ukurannya 45-75 mμ, warnanya hijau bening, memiliki
makronukleus, memiliki vakuola kontraktil dan silia. Kista tidak
tahan kering, sedangkan dalam tinja yang basah kista dapat
tahan berminggu-minggu (Kabata, 2017 ).
Siklus hidup Balantidium coli sebenarnya hampir sama
dengan E. Histolytica, tetapi pada Balantidium sp kista tidak
dapat membelah diri. Kista akan termakan bersama dengan
Gambar 2. Balantidium sp Trypanosoma sp ) makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh kita, lalu akan terjadi ekskistasi di dalam usus halus
(Sumber gambar: Anshary,2015 dan Kabata, 2017) dan menjadi bentuk trofozoit, lalu menuju ke caecum. Setelah berada di caecum trofozoit akan berbiak dan
membelah diri secara belah pasang tranversal. Selain itu bentuk trofozoit ini akan terbawa oleh aliran isi
usus. Di daerah colon tranversum keadaan kurang menguntungkan bagi trofozoit sehingga akan terjadi enkistasi. Trofozoit akan berubah menjadi kista lalu kista
tersebut akan keluar bersama dengan tinja (Kabata, 2017).
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekwensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut
Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak
dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang sering
berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki sanitasi
yang buruk, dan tempattempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll. Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan
perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa
di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat yang memelihara babi ( Anshary,2015 ).
GAMBAR SPESIMEN 2 (Trypanosoma sp ) KETERANGAN:
1. Sac of seretion
2. Subtending granular
3. Nukleus
4. Flagellum
5. Flagellum associated granular reticulum
6. Pelliular microtubules
7. Anterior granular reticulum
8. Golgi body
9. Second (barren basal body)
10. Kinetoplast
11. First basal body
12. Flagellar pocket

1. Flagella thread
2. Sitoplasma
3. Pellicle
4. Nukleus
5. Flagellum bebas
6. Undulating membran
7. Volutin granules 8. Kinetoplast 9. Para basal
body
KLASIFIKASI:
Phylum :Sarcomastigophora
Sub Phylum :Mastigophora
Class :Zoomastigophora
Ordo :Kinetoplastida
Sub Ordo :Trypanosomatorina
Family :Trypanosomatidae
Genus :Trypanosoma
Spesies : Trypanosoma sp
Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-
rata 15-20 µm) Membran bergelombang terdapat pada seluruh
tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung anterior, kinetoplas
letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di
tengah-tengah atau sentral Karateristoik Mikroskopik •
Bergerak dengan flagel • Nukleus berada di tengah (
R adiopoetro,2018 )
Merupakan parasit didalam sistem sirkulasi dan jaringan
Terdapat pada semua vertebrata Parasit pada ternak dan
Manusia Hidupnya didaerah tropis Dapat menyebabkan
penyakit tidur Menyebabkan penyakit sura pada ternak
Menyebabkan penyakit Chagas pada manusia Tidak pathogen
pada burung, reptilia, amphibian ataupun pisces Ditularkan
melalui tinja maupun vektor Memiliki bentuk seperti daun
atau kadangkadang berbentuk bulat berisi satu inti
(Rohmimohtarto,2016 )
Genus Trypanosoma terdapat didaerah tropis, menyebabkan

Gambar 2. Trypanosoma sp ) penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana pada ternak di
(SumberAfrika,
gambar:Radiopoetro,2018
Surra pada ternak di )Asia dan Afrika dan sejumlah penyakit lainnya pada ternak. Trypanosoma telah menghambat peningkatan ternak pada daratan seluas
Rohmimohtarto,2016
kurang lebih )
4,5 juta acre di Afrika tengah dan merupakan penyebab utama dari Kwashiorkor yang disebabkan tidak cukupnya protein dalam makanan dari
berjuta-juta anak di Afrika. (Rohmimohtarto,2016 )
GAMBAR SPESIMEN 2 (Vorticella sp ) KETERANGAN:
1. Arah arus
2. Oral cilia
3. peristome
4. vakuola kontraktil
5. macronucleus
6. vakuola makanan
7. myoneme
8. contractil vacuole
9. macronucleus
10. myneme

1. inner circlet of cilia


2. outer circlet of cilia
3. peristome
4. cuticle
5. vacuola makanan
6. undulatinmg membran
7. micronukleus
8. macrogenete
9. microgenete
KLASIFIKASI:
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Oligohymenophorea
Ordo : Sessilida
Famili : Vorticellidae
Genus : Vorticella
Spesies : Vorticella sp
Vorticella sp. memiliki ukuran tubuh 80-90 μm dengan

morfologi berkoloni, sel berwarna kekuningan atau

kehijauan, tangkai pipih dan silindris. Zooid berbentuk

seperti lonceng terbalik yang terdiri dari tangkai

peristomial

berbentuk seperti bunga yang bersilia, vakuola kontraktil

dan vakuola makanan (Irvansyah, 2018).

Vorticella merupakan organisme individu, tetapi sering

dapat ditemukan berkoloni Perkembangbiakan Vorticella

dengan cara pembelahan, seperti halnya yang dilakukan

oleh Zoothamnium yaitu pembelahan berperan dalam

memperluas koloni (Damajanti, 2016).

Gambar 3. Trypanosoma sp )
(Sumber gambar: (Damajanti, 2016).
(Irvansyah, 2018).
GAMBAR SPESIMEN 2 (Coccidia sp ) KETERANGAN:
1. badab stidia
2. badan substidia
3. residium sporokista
4. badan parastidia
5. filamen dari badan stidia
6. masa sporofit
7. sporodia pada dinding sporokista luar
8. badan reflaktil anterior
9. membran penutup
10. badan reflaktil
11. intui sporozoit
12. dinding orkista luar
13. kutub granul
14. residium ookista
15. dinding lapisan dalam tudung mikropil

KLASIFIKASI:
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Apicomplexa
Ordo : Conoidasida
Famili : Coccidiae
Genus : Coccidia
Spesies : Coccidia sp
Coccidia sp adalah parasit bersel satu, pembentuk spora dan

mikroskopik yang masuk kedalam filum apicomplexa dan

kelas Conoidasida Parasit Coccidia sp menginfeksi usus

hewan dan merupakan grup protoza apicomplexa

terbesar.Coccidia sp adalah parasit intraselular obligat, yang

berarti mereka harus tinggal dan bereproduksi pada sel

hewan(Damajanti, 2016).

Coccidia sp adalah organisme bersel tunggal kecil yang

hidup di lingkungan lembab, seperti kolam, rawa, dan tanah.

Coccidia sp dapat bertahan hidup atau terkadang hidup

sebagai parasit di dalam tumbuhan atau hewan ( Irvansyah,

2018).

Gambar 4. Coccidia sp
(Sumber gambar: (Damajanti, 2016).
(Irvansyah, 2018).
GAMBAR SPESIMEN 2 (Amopeba ) KETERANGAN:
1. plasmalema
2. vakuola kontraktil
3. nudeus
4. vakuola makanan
5. psedopodia
6. hyaline layer
7. plasmagel
8. hyaline cap
9. biurets dan triurets
10. endoplasma
11. mitokondria
12. uroid

KLASIFIKASI:
Kerajaan : Amoebazoa
Filum : Tubulinea
Ordo : Tubulinida
Famili : Amoebidae
Genus : Amoeba
Sepecies : Proteus,Dubai, Animalcule,
Carolinese, Hystolitica

Bentuk Amoeba tidak tetap, tidak beraturan.. Protoplasma dibagi menjadi 2 bagian yaitu
a.ektoplasma di lapisan luar yang tak berwarna dan endoplasma di bagian tengah yang terdiri dari sitoplasma bergranula.
b.Di dalam endoplasma terdapat vacuola kontraktil, inti dan satu atau lebih vacuola makanan.
c.Inti pada Amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop, sedangkan pada preparat awetan mudah terlihat. Pada Amoeba muda, inti berbentuk bikonkaf,
inti pada dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah karena pergerakannya.
d. Reproduksi aseksual Amoeba dengan cara pembelahan biner.
e. Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter tubuh 0,25 mm (Kabata, 2017)
Teori yang berkembang mengenai pergerakan Amoeba adalah Teori Viskositas. Tubuh Amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan struktur kekentalan dan
lapisannya yaitu: a. Bagian tengah yang disebut plasmasol. b. Bagian di luar bagian tengah, mengelilingi plasmasol yang disebut plasmagel, bersifat padat dan
elastis. c. Bagian tipis di luar plasmagel yang disebut Plasmalemma. d. Bagian lapisan diantara plasmagel dan Plasmalemma yaitu lapisan Hyalin. Lapisan
Plasmalemma dan lapisan Hyalin adalah sebagai ektoplasma, sedangkan plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma. Teori viskositas menjelaskan bahwa
Gambarmekanisme
5. Amoeba pergerakan dimulai dari proses gelasi (pengentalan dan pemadatan cairan) dari plasmasol.. Selanjutnya terjadi proses solasi (pengenceran) dari
(Sumberplasmagel di bagian posterior
gambar: Anshary,2015 yang diikuti
dan Kabata, 2017)kontraksi plasmagelnya di ujung posterior. Dengan demikian plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan
bergerak akan menyentuh plasmalemma. Tetapi karena ada lapisan hyalin (yang bersifat gel) maka plasmasol mencapai ujung depan, hanya mendorong yang
menyebabkan plasmalemma terdorong ke depan dan bergerak (Anshary,2015 )
Amoeba hidup bebas di perairan air tawar, di kolam dan aliran air. Bahan Amoeba yang dikultura di laboratorium dapat diperolah dari berbagai tempat dalam
kolam, lumpur rawa, sawah, di tumbuhan yang membusuk atau permukaan dasar bunga teratai. Makanan Amoeba adalah diatom dan protozoa lainnya
(Anshary,2015).
GAMBAR SPESIMEN 2 (Euglena) KETERANGAN:
1. nucleuolus
2. nucleus
3. stored carbohydrate
4. reticulum endoplasma
5. mitokondria
6. kloroplas
7. flagellum
8. stigmaetoeyepost
9. photoreceptor
10. vacuola contraktil

KLASIFIKASI:
Kingdom : Protozoa
Phylum : Euglenozoa
Subphylum : Euglenoida
Class : Euglenophyceae
Subclass : Euglenophycidae
Order : Euglenales
Family : Euglenaceae
Subfamily : Euglenoideae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena sp
Genus ini memiliki sel berbentuk oval memanjang, salah
satu ujungnya terdapat mulut sel, ujung belakang selnya
muncul flagella yang digunakan untuk bergerak di air,
mempunyai bintik mata diatas mulutnya, tubuhnya dapat
berubah menjadi bundar, dan memiliki warna hijau terang
yang berasal dari koroplasnya.
Berdasarkan ciri-ciri yang tampak melalui lensa mikroskop
digital mikroalga ini masuk ke dalam gennus Euglena., Goul
gopal satpati dan Ruma Pal, serta literatur khusus mikroalga
yaitu Algabase mikroalga tersebut masuk ke dalam genus
Euglena.
Hal ini sesuai dengan karakteristik Euglena diantaranya:
a) Euglena merupakan organisme uniseluler berbentuk
spinder, silinder,
b) Sel-sel euglena memiliki warna hijau terang karena terdapat
kloroplas yang mencolok
c) Dapat melakukan fotosintesi, sel-sel euglena memiliki alat
menelan fagotropik
d) Terbagi menjadi zona diskoid sentral dan dua zona kerucut,
satu anterior dan posterior (Anshary,2015 ).
Gambar 6. Euglena e) Sel bagian ujung anterior biasanya nampak adanya eyepot yang menonjol yang berfungsi
(Sumber gambar: Anshary,2015 dan Kabata, 2017) untuk merasakan cahaya.
f) Euglena bergerak menggunakan flagel tunggal yang tertanam di bagian dalam
kerongkongan apikal.
g) beberapa spesies dapat mengubah bentuknya
h) berubah bentuk saat bergerak.
i) reproduksi euglena terjadi secara aseksual dengan memisahkan secara longitudinal dari ujung anterior
j) Sel ini memiliki panjang 20-540 μm dan lebar 5-50 μm.
k) Habitat euglena dapat ditemukan berenang bebas hampir di semua lokasi perairan air segar atau payau (Kabata, 2017)
GAMBAR SPESIMEN 2 (Hydra ) KETERANGAN:
1. mulut
2. polyp
3. tentacle
4. body stalk
5. epidermis
6. gastrodermis
7. mesodycea
8. testis
9. epidermis kaki
10. nucleus
11. mesoglea
12. interetrial makan
13. nematosit
14. contractile fibers

KLASIFIKASI:
Kingdom :Animalia
Phylum :Cnidaria
Kelas :Hydrozoa
Ordo:Anthomedusae
Famili :Hydridae
Genus :Hydra
Spesies :Hydra fusca
Hydra fusca memiliki tubuh tubular hingga 10 mm (0,39 di)
panjang ketika diperpanjang,dijamin dengan kaki perekat
sederhana yang disebut disk basal. Sel-sel kelenjar dalamdisk
basal mengeluarkan cairan lengket yang menentukan sifat
perekat.Pada akhir bebas dari tubuh adalah membuka mulut
dikelilingi oleh 11:59 tipis,ponsel tentakel. Setiap tentakel,
atau cnida (jamak: cnidae), berpakaian dengan selpenyengat
yang sangat khusus yang disebut cnidocytes. Cnidocytes
mengandungstruktur khusus yang disebut nematocysts, yang
terlihat seperti bola lampu miniaturdengan benang melingkar
di dalam. Di tepi luar sempit Knidosit adalah pemicu
rambutpendek disebut cnidocil a. Setelah kontak dengan
mangsanya, isi nematocyst tersebuteksplosif habis,
menembakkan benang panah seperti yangmengandung
neurotoksinmenjadi apa pun memicu pelepasan yang dapat
melumpuhkanmangsa, terutama jika ratusan nematocysts
dipecat ( Kabata, 2017)
Hydra fusca memiliki dua lapisan tubuh utama, yang
membuatnya" diploblastic". Lapisan dipisahkan oleh mesoglea,
zat seperti gel. Lapisan luaradalah epidermis, dan lapisan
dalam disebut gastrodermis, karena garis perut. Sel-selyang
membentuk dua lapisan tubuh ini relatif sederhana.
Hydramacin adalahbakterisida baru ditemukan di Hydra fusca;
melindungi lapisan luar terhadap infeksi.Sistem saraf dari
Gambar 7. Hydra Hydra fusca adalah jaring saraf, yang secara struktural sederhanadibandingkan dengan
(Sumber gambar: Anshary,2015 dan Kabata, 2017) mamaliasistem saraf. Hydra fusca tidak memiliki dikenali otakataubenar otot. Jaring saraf
sensorik menghubungkan fotoreseptordan sel-sel saraf sentuhyang sensitif terletak di dinding
tubuh dan tentakel.Respirasi dan ekskresi terjadi secara difusidi mana-mana melalui epidermis(Anshary,2015 ).
Habitat Hidup di air tawar. Ekologi Hydra yang umum di kolam air tawar, sungai gunung dan danau kecil. Mereka ditemukanmelekat pada batu, ranting dan
detritus tanaman terendam lainnya, sering kali dalamagregasi besar.Feeding ekologi: Semua cnidaria adalah predator makan pada menit hewan seperticladocerans
dan copepoda. Mereka menangkap mangsanya dengan tentakel bersenjatadengan nematocysts menyengat (Anshary,2015 ).
DAFTAR PUSTAKA

Radiopoetro. 2019. Zoology. Penerbit Airlangga. Jakarta. hal. 171 – 175. Rakhmadevi, C.C. 2004. Waktu Perendaman dan Periode Bulan :

Pengaruhnya
Terhadap Kepiting Bakau Hasil Tangkapan Bubu Di Muara Sungai Radak,
Pontianak. Skripsi. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor

Ramelan H.S. 2015. Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla serrata). Direktorat Bina Perbenihan.Direktorat jenderal Perikanan. Jakarta

Ravi, K and F. Bruce. 2017. Recent Advances and New Spesies in Aquaculture.
Blackwell Publishing. UK.

Rogers, W.A. and J.L. Gaines. 2016. Lesions of Protozoan diseases in fish. The pathology of Fishes. Ed. by W.E. Ribelia and G. Migaki. The
University Wisconsin Press, Madison. pp: 117 – 141.

Rusdi, I. dan M. Y. Karim. 2017. Salinitas Optimum bagi Sintasan dan Pertumbuhan Crablet Kepiting Bakau (Scylla paramamosain). Sains
Teknologi, 6 : 149 – 157.

Saldyansyah, E., S. Sudirman dan Bahri. 2018. Petunjuk Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla olivacea). Balai Budidaya Air Payau. Takalar.

Siahaienia, L. 2019. Distribusi Kelimpahan Kepiting Bakau (S.serrata, S.oceanica dan S.tranquberica) dan Hubungannya dengan
Karakteristik Habitat pada Kawasan Hutan Mangrove Teluk Pelita Jaya, Seram Barat-Maluku. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor.
95p.

Soim, A. 2016. Pembesaran Kepiting. Penebar Swadaya. Jakarta. hal 5 – 45.

Steel, R. G. D and J. H. Torrie. 2020. Prinsip Prosedur Statistika. Terjemahan oleh Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai