Anda di halaman 1dari 60

Pewarisan Mendel

GENETIKA TANAMAN
AGROTEKNOLOGI –UNIV. GUNADARMA
2

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti kuliah ini
peserta akan dapat
menjelaskan dasar pewarisan
Mendel
3

Sub Pokok Bahasan :


1. Pewarisan Mendel
2. Pengujian dalam pewarisan
Mendel (uji khi kuadrat)
4
Relevansi Pokok Bahasan :
Pewarisan Mendel merupakan
dasar Ilmu Genetika. Sebelum
mempelajari genetika populasi
dan kualitatif terlebih dahulu
harus mengerti genetika
kualitatif (Mendel).
Pewarisan Mendel bermanfaat
dalam penelitian-penelitian
genetika.
5
1. Pewarisan Mendel
Mendel adalah orang pertama yang
meletakkan dasar pewarisan sifat kualitatif.

Dikenal sebagai Bapak Genetika.


Pada abad 19, teori pewarisan sifat
mengikuti teori pewarisan pencampuran
(blending inheritance) yaitu sifat turunan
merupakan campuran dari sifat kedua
tetuanya.
6
Gregor Mendel
(1822-1884)

Menemukan hukum
pewarisan suatu sifat
7

Mendel mengemukakan teori


pewarisan terpisah (particulate
inheritance) yaitu bahan genetik
penentu sifat diwariskan dari
kedua tetua ke zuriatnya berupa
unit-unit yang utuh, yang tetap
terpisah, tidak bercampur atau
melebur seperti pencampuran.
8
Percobaan Mendel (1865) pada
kacang kapri (Pisum sativum)

Laporan “Expriment in Plant


Hybridization”, dipublikasikan dalam
“Proceding of Brunn Society for Natural
History” (1866)
Gregor Johann Mendel

 Seorang pendeta
bangsa Austria
 Meneliti pewarisan sifat
pada tanaman kapri.
 Menghasilkan Hukum
Sistem pewarisan
 Temuan Mendel tak
diterima sampai
menjelang abad ke 20
9

9
Gregor Johann Mendel
Antara 1856 and 1863,
Mendel menanam dan
menguji 28,000
tanaman arcis
Dia mencatat bahwa
selama penelitian sifat
induk tetap muncul
pada anak

10

10
 Mendel melakukan perkawinan silang tanaman
kacang polong dengan sifat yang berbeda 
hibridisasi
 Hasil hibridisasi ini adalah hibrida
 Dari perkawinan silang didapatkan sifat
keturunan yang dapat diamati (mis.warna,
bentuk, ukuran) fenotip
 Juga sifat dasar yang tidak nampak dan tidak
dipengaruhi lingkungan (mis. TT, tt)  genotip
 Alel  variasi gen yang mengkode sifat yang
sama
 Misal : gen T untuk bentuk tubuh tinggi dan
gen t untuk bentuk tubuh pendek, maka T dan
t adalah alel
 Misal : gen R untuk warna bunga dan gen T
untuk tubuh tinggi, maka R dan T bukan alel
 Homozigot  individu dengan genotipe dari alel
yang sama (mis. TT, tt)

 Heterozigot  individu dengan genotipe dari alel


yang berbeda (mis. Tt)
14

“Penemuan kembali teori Mendel”

Tiga ahli botani (Hugo de Vries (Holland),


Carl Correns (Germany) dan Eric von
Tschermak-Seyseneg (Austria) (1900)
mendapatkan laporan Mendel sebagai
rujukan dari penelitian mereka secara
terpisah.
15

Para ahli merumuskan kembali


Hipotesis Mendel atau
Hukum Segregasi dan
Perpaduan Bebas.
16
Sukses Mendel karena :
1. Persiapan bahan untuk
percobaan, dilakukan dengan
seksama.
2. Percobaannya dilakukan secara
sistematis.
3. Hasil persilangannya dicatat
secara detail dalam angka.
17

4. Kacang kapri mudah diamati sifat-


sifat pentingnya.
5. Tanamannya berupa galur murni
yaitu tanaman yang telah diserbuki
sendiri (selfing) selama 7 - 9
generasi, sehingga tidak terjadi
segregasi.
18

Tahapan percobaan Mendel


dibuat secara sistematis.
Percobaan Mendel digunakan
sebagai rujukan dalam
pemuliaan tanaman.
19
Tahapan percobaan Mendel:
1. Persiapan bahan (1857)
Mendel menanam tanaman
kacang-kacangan :
Pisum sativum,
Pisum quadratum,
Pisum saccaharatum.
Site of Gregor
Mendel’s 20
experimental garden
in the Czech
Republic

20
Sifat P. sativum antara lain:
21
 Benih mudah didapat, mudah ditanam di tempat sempit.
 Tanaman semusim dan menghasilkan banyak biji.
 Bunga sempurna (organ seksual dlm 1 bunga), ukuran
besar.
 Bersifat menyerbuk sendiri.
 Mudah diamati dan dibedakan.
Tujuh sifat yang diamati Mendel
23
Sifat Dominan Resesif Sifat Dominan Resesif

Bentuk Posisi
biji bunga
bundar keriput
Warna
albumin aksial terminal
kuning hijau
Warna Tinggi
bunga tanaman
ungu putih
Bentuk
polong
gembun berkerut
Warna g
polong
tinggi rendah
hijau kuning
24
25

Masing-masing varietas ditanam


terpisah, sehingga tidak terjadi
persilangan.
Mendel melakukan penyerbukan
sendiri sampai diperoleh galur murni
(7 – 9 generasi)
26

2. Dilakukan persilangan antar


varietas kacang kapri, secara
manual. Dilakukan persilangan
resiprokal (F1R)

Benih hasil persilangan disimpan


dan dicatat secara detail.
27
3. Benih F1 hasil persilangan
ditanam.
Tanaman F1 diselfing, hasilnya
benih F2.
Seterusnya hingga generasi F7.
Persilangan juga dilakukan antara
F1 dengan tetua resesif, untuk
test cross.
28

4. Merumuskan hipotesis dengan


pendekatan matematis :
- Tajam dalam menghitung
perbandingan sifat yang muncul.
- Menyusun suatu hubungan
matematik, yang dapat berlaku
umum.
- Jumlah pengamatan banyak.
29
Pengamatan berdasarkan:
1. satu sifat yang berbeda disebut
monohibrid,
2. dua sifat berbeda disebut
dihibrid,
3. tiga sifat berbeda disebut
trihibrid dan
4. banyak sifat berbeda disebut
polihibrid.
Percobaan monohibrid (7 sifat) yang diamati 30
pada generasi F1 dan F2, hasilnya pada Tabel 1
dan Tabel 2. Sifat yang muncul pada tanaman
F1 dari salah satu tetuanya.
Tabel 1. 31
Sifat Tanaman, Persilangan dan Hasil F1

Sifat Persilangan Tanaman F1


Bentuk biji Bundar x Keriput 100% Bundar
Warna albumen Kuning x Hijau 100% Kuning
Warna bunga Merah x Putih 100% Merah
Bentuk polong Gembung x Berkerut 100% Gembung
Warna polong Hijau x Kuning 100% Hijau
Posisi bunga Aksial x Terminal 100% Aksial
Tinggi tanaman Tinggi x Pendek 100% Tinggi
Persilangan
Monohibrid
Perkawinan Monohibrid
34

Pada tanaman F2 semua ciri-ciri


yang dipunyai oleh kedua tetua
(P1 dan P2) muncul kembali.
Sifat yang tidak muncul (tertutupi)
pada generasi F1 muncul
kembali pada F2.
35

Ciri yang tertutupi disebut ciri


resesif dan yang menutupi disebut
ciri dominan.

Rasio individu yang mempunyai ciri


dominan : resesif pada F2 adalah
3 :1
Tabel 2.
Ratio F2 Percobaan Monohibrid 37
Sifat Penyebaran Sifat Perbandingan
(1) (2)
Bentuk biji 5474 1850 2.99 : 1
Bundar Keriput
Warna albumen 6022 2001 3.01 : 1
Kuning Hijau
Warna bunga 705 224 3.15 : 1
Merah ungu Putih
Bentuk polong 882 299 2.95 : 1
Gembung Berkerut
Warna polong 428 152 2.85 : 1
Hijau Kuning
Posisi bunga 451 207 3.14 : 1
Aksial Terminal
Tinggi tanaman 787 277 2.84 : 1
Tinggi Pendek
Ilustrasi Percobaan Monohibrid Mendel 38
Tetua 1 Tetua 2
P:
AA aa

F1 : A a
Aa

A a
F2 : ½ ½
A
½
AA Aa
a
½
Aa aa
Perbandingan = 3 :1
Ilustrasi Percobaan Dihibrid Mendel
Tetua 1 Tetua 2
P :
AABB aabb

F1 : AB ab
AaBb

F2 : A-B- :9

A-bb : 3

aaB- :3

aabb : 1
Bujur Sangkar Punnet Untuk Menghitung F2 40
♀ ♂ AB Ab aB ab

AB
AABB AABb AaBB AaBb

Ab
AAbB AAbb AabB Aabb

aB
aABB aABb aaBB aaBb

ab
aAbB aAbb aabB aabb
41
Mendel menjelaskan :
1. Penentu pewarisan sifat, yang
dikenal sebagai gen (kemudian)
2. Setiap tanaman (kacang kapri)
mempunyai sepasang gen dalam
setiap sel, untuk setiap sifat yang
diamati.
42
3. Dalam pembentukan gamet,
setiap gen dari pasangan gen-gen
tersebut bersegregasi (berpisah)
sama rata ke dalam sel-sel gamet.
4. Setiap gamet membawa hanya
satu gen dari setiap pasang gen.
5. Pengabungan gamet-gamet dari
tiap tetua untuk membentuk zigot
terjadi secara acak.
43

Hukum Mendel I :
Alel-alel dari pasangan gen
bersegregasi (berpisah) satu
dengan lainnya ke dalam gamet.
Setiap gamet membawa salah satu
alel.
44
Ilustrasi Hukum Mendel I
Pasangan
gen
A a

A a

Gamet Gamet
45

Hukum Mendel II :
Pada waktu pembentukan gamet,
salah satu pasangan gen
berpadu secara bebas dengan
pasangan gen lainnya.
46
Ilustrasi Hukum Mendel II

Pasangan gen Pasangan gen


bebas bebas

A a A a

A a atau A a
b B B b

b B B b

Gamet Gamet Gamet Gamet


Peluang Genetik Mendel
47
Memahami nisbah genetik (fenotipe, genotipe)
generasi F2 menggunakan kaidah peluang.

Frekuensi munculnya kejadian μ


Peluang (μ) =
Frekuensi total kejadian

a. Peluang gamet A pada individu Heterozigot Aa


1
Peluang (A) =
2

b. Peluang turunan dengan Genotipe aabb pada persilangan


tetua aaBb  AaBb
1 1 1
Peluang (aabb) = × =
2 4 8
Peluang Genetik Mendel
48
Contoh soal:
Jika dilakukan persilangan AABBCCDD x aabbccdd. Berapa kemungkinan:
a. jumlah gamet F1
b. macam genotipe F2
c. jumlah individu lengkap pada F2
d. macam fenotipe F2 jika terjadi dominan penuh
e. macam fenotipe F2 jika terjadi kodominan dan tanpa epistasis

Penyelesaian :
a. Jumlah gamet F1: 2n = 24 = 16
b. Macam genotipe F2: 3n = 34 = 81
c. Jumlah individu lengkap pada F2: 4n = 44 = 256
d. Macam fenotipe F2 jika terjadi dominan penuh: 2n = 24 = 16
e. Macam fenotipe F2 jika terjadi kodominan dan tanpa epistasis: 3n = 34 = 81
49
2. Pengujian pewarisan Mendel
Percobaan monohibrid Mendel

Persilangan tanaman berbunga


ungu (P1) dengan berbunga putih
(P2); hasil F2: 705 berbunga ungu
dan 224 berbunga putih.
Uji data F2, apakah sesuai
dengan perbandingan 3:1?
50

Penyelesaian:
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : data sesuai dengan nisbah
3:1
H1 : data tidak sesuai dengan
nisbah 3:1
Tes X2 (Chi-square test) 51

Rumus yang digunakan adalah :


k

2 = Σ ( Oi – Ei)
2

i=1 Ei

Keterangan :
O = hasil pengamatan (observed)
E = harapan (expected)
Kesimpulan diambil berdasarkan 52
kriteria sebagai berikut :
- Bila 2-hitung < 2-tabel db α,
maka diterima bahwa sebaran
pengamatan tidak berbeda nyata
dengan sebaran harapan.
- Bila 2-hitung > 2-tabel db α,
maka sebaran pengamatan
berbeda nyata dengan sebaran
harapan.
53
Gunakan Tabel 2 berikut :

db Peluang
0.05 0.01
1 3.84 6.64
2 5.99 9.21
3 7.82 11.35
4 9.49 13.28
5 11.07 15.09
Berdasarkan nisbah 54
harapan 3:1 maka disusun
tabel sebagai berikut :

Kelas Diamati Diharapkan (O-E) (O-E)2/E


(O) (E)
Ungu 705 697 64 0.09
Putih 224 232 - 64 0.28
Total 929 929 X2 = 0.37
Derajat bebas (db) 55
db = banyaknya kelas – 1
= 2-1
=1
Pada  = 0.05; db = 1
maka 2-tabel = 3.84

Karena 2-hitung < 2-tabel,


maka terima H0. Jadi data F2
tersebut sesuai dengan
perbandingan 3:1
56

Percobaan dihibrid Mendel

Persilangan (dihibrid) tanaman kapri


berbiji kuning licin dengan tanaman
kapri berbiji hijau keriput
menghasilkan data F2 sebagai
berikut:
57
Data tanaman F2 mempunyai
sifat :
315 kuning licin
101 kuning keriput
108 hijau licin
32 hijau keriput
Uji data F2 tersebut, apakah
sesuai dengan perbandingan
9:3:3:1?
Berdasarkan nisbah (9:3:3:1), 58
disusun tabel sebagai berikut :

Kelas O E (O-E)2/E
Kuning licin 315 313 0.01
Kuning keriput 101 104 0.09
Hijau licin 108 104 0.15
Hijau keriput 32 35 0.26
Total 556 556 2 = 0.51
Derajat bebas (db) 59
db = banyaknya kelas – 1
= 4-1
= 3
Pada  = 0.05; db = 3
maka 2-tabel = 7.82

Karena 2-hitung < 2-tabel


maka terima H0. Jadi data F2
tersebut sesuai dengan
perbandingan 9:3:3:1

Anda mungkin juga menyukai